PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank Sentral atau Bank Pusat di suatu negara, pada umumnya adalah
sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara
tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang,
stabilitas sektor perbankan serta sistem finansial secara keseluruhan. Tujuan
uatama dari Bank Sentral adalah untuk menciptakan tingkat kegiatan ekonomi
yang tinggi dan stabil. Di Indonesia Bank Sentral yang mengatur sekuruh sistem
moneter tersebut bernama Bank Indonesia.
Bank Negara Indonesia atau BNI merupakan sebuah institusi bank milik
pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN, di Indonesia. Dalam struktur
1
manajemen organisasinya, Bank Negara Indonesia, dipimpin oleh seorang
Direktur Utama yang saat ini dijabat oleh Royke Tumilaar.
BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang
menjadi perusahaan publik setelah mecatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya
pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di
tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi
antara lain adalah proses rekapitalisasi oleh Pemerintah pada tahun 1999, divestasi
saham Pemerintah pada tahun 2007 dan serta penawaran umums aham terbatas
pada tahun 2010.
2
AH.01.01-50609 tanggal 12 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23 Desember 2008 Tambahan No.
29015.
Visi dari Bank BNI adalah menjadi Lembaga Keuangan yang terunggul
dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan. Sedangkan misi dari Bank BNI
antara lain :
3
5. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan
masyarakat.
6. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang
baik bagi industri.
4
BAB II
Informasi daftar kinerja dari produk Reksadana pada Bank BNI yang saya
dapatkan adalah :
Ini adalah tabel kinerja dari produk reksadana pada Bank BNI
5
6
2. Kelompok Reksadana Umum Bank BNI
7
Ini adalah tabel kinerja Reksadana Umum Bank BNI
8
9
10
B. Jenis Pendapatan Tetap
11
12
13
14
C. Jenis Campuran
15
16
D. Jenis Saham
17
2.1.2 Informasi Lainnya Pada Reksadana Bank BNI
1. Caustiously Optimistic
18
Sentimen global memang masih menjadi ancaman bagi pasar keuangan di
banyak negara saat ini. Bermula saat penanganan pandemi Covid-19 di mana
pemerintah dunia menggelontorkan dana yang begitu besar untuk menanggulangi
dampak pandemi, ditambah dengan adanya isu geopolitical antara Rusia dan
Ukraina yang menghambat distribusi komoditas energi dan pangan, mendorong
peningkatan harga atau inflasi yang terjadi di dunia. Menanggulangi hal tersebut,
Bank Sentral di banyak negara saat ini berupaya meredam inflasi dengan
meningkatkan suku bunga, salah satunya Bank sentral Amerika Serikat The
Federal Reserve (The FED) yang sudah menaikan suku bunga hingga level 3,25%
dan diprediksi bisa mencapai 4,5% di tahun ini. Hal ini diprediksi akan memicu
potensi terjadinya resesi di negara tersebut dan menjadikan isu ini menjadi
sentimen negatif bagi pasar keuangan dunia, khususnya pasar saham.
19
bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,
serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Selain catatan ekonomi terkini yang dinilai baik, proyeksi pertumbuhan
ekonomi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga diproyeksikan
meningkat cukup baik. Menteri keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan
PDB Indonesia di kuartal III meningkat 5.5%. Selain itu, Dana Moneter
International (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada
pada level 5,2% di tahun 2022 dan 5% pada tahun 2023. Badan Pusat Statistik
(BPS) sendiri merilis data PDB Indonesia Kuartal III 2022 sebesar 5,72% yoy
yang lebih tinggi dari prediksi pasar. Kondisi ini jelas memberikan angin segar
bagi pasar keuangan dalam negeri. Tak heran jika sejak awal tahun Investor Asing
telah masuk ke pasar saham Indonesia sebanyak Rp 74.73 triliun menurut laporan
Bank Indonsia dan dapat mendorong apresiasi IHSG sebesar 7,13% secara year to
date tersebut.
20
2. Simple and Smart Investing With BNIAM IDX30
Bursa Efek Indonesia memiliki Indeks Harga Saham Gabungan atau yang
biasa kita kenal dengan singkatan IHSG untuk mengukur kinerja harga semua
saham yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek
Indonesia. IHSG diperkenalkan kepada publik dan diluncurkan pada 4 April 1983.
Seiring dengan semakin berkembangnya pasar modal Indonesia, pada 1 Febuari
1997 Bursa Efek Indonesia meluncurkan Indeks LQ45 yang mengukur kinerja
harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar
serta didukung oleh fundamental Perusahaan yang baik.
21
didukung oleh fundamental Perusahaan yang baik, atau dalam bahasa
sederhananya 30 saham terbaik dari anggota Indeks LQ45.
Sejak 2020 investor pasar modal tumbuh sangat pesat di Indonesia. Hal ini
disebabkan informasi mengenai investasi di pasar modal seperti saham, obligasi
dan reksa dana sangat mudah diakses dan tersedia dalam jumlah yang banyak
sejak mulai pandemic Covid-19. Awalnya investasi yang tumbuh pesat adalah
saham, namun seiring berjalannya waktu beberapa investor mulai menyesuaikan
profil risiko mereka dan beralih ke investasi pendapatan tetap seperti obligasi
pemerintah, obligasi ritel, obligasi korporasi dan lain-lain. Naiknya minat investor
terhadap asset pendapatan tetap terjadi seiring penurunan rate deposito yang
menjadi instrument investasi kebanyakan masyarakat Indonesia, investor mulai
mencari alternative produk investasi yang memberikan pendapatan tetap dan tidak
menggerus nilai pokok investasi. Obligasi ritel menjadi salah satu pilihan investor,
dimana instrument ini diterbitkan oleh negara, menawarkan imbal hasil yang
menarik di atas deposito dan nilai pokok investasi terjaga apabila disimpan sampai
jatuh tempo. Namun obligasi ritel memiliki keterbatasan, seperti kuota terbatas,
tanggal penawaran terbatas, dan kemungkinan adanya kerugian apabila dijual
sebelum jatuh tempo.
22
juga tidak seperti reksa dana saham karena isi dari produk ini memiliki kriteria
pergerakan harga yang cenderung stabil.
Dengan adanya fleksibiltas ini, reksa dana Trim Dana Tetap 2 dapat
beradaptasi terhadap kondisi pasar dimana saat obligasi pemerintah sedang
berkinerja baik – Trim Dana Tetap 2 dapat meningkatkan proporsi obligasi
pemerintah. Saat obligasi pemerintah sedang berkinerja kurang baik, reksa dana
ini mengurangi proporsi obligasi pemerintah dan meningkatkan proporsi obligasi
korporasi.
Dengan strategi tersebut reksa dana ini terbukti memberikan kinerja yang
baik di atas benchmark dan competitor. Reksa Dana ini sangat cocok untuk tipe
investor yang memiliki profil risiko moderat yang ingin peningkatan nilai asset
dalam jangka menengah tanpa terekspose volatilitas market yang cukup besar.
Reksa dana ini dapat dibeli kapan saja dan dengan jumlah nominal mulai dari IDR
100,000.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari laporan observasi ini saya dapat sampaikan bahwa Bank BNI Bank
Negara Indonesia atau BNI merupakan sebuah institusi bank milik pemerintah,
dalam hal ini adalah perusahaan BUMN, di Indonesia. Dalam struktur manajemen
organisasinya, Bank Negara Indonesia, dipimpin oleh seorang Direktur Utama
yang saat ini dijabat oleh Royke Tumilaar.
Dan juga dari adanya pembuatan laporan observasi ini saya sebagai
mahasiswa menjadi tahu bahwa informasi produk reksadana apa saja yang dijual
pada Bank BNI, baik itu dari segi kinerja dari produk reksadana Bank BNI
maupun pada Informasi lainnya.
24
LAMPIRAN
4.1 Dokumentasi
25
4.1.2 Dokumentasi Surat Izin Kunjungan Dari Kampus
26