Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan Istilah yang diberikan oleh masyarakat untuk menamai
realitas yang mereka ciptakan. Karena itu antara satu masyarakat dengan
masyarakat lain menyebut realitas tersebut dengan nama yang berbeda
meskipun substansinya sama. Masyarakat Eropa menyebut bank dengan “bank”
yang berarti meja atau konter (Kupper, A dan Kupper, J. 2000, 45).
Bagi masyarakat Itali, bank disebut dengan “banco” yang dapat berarti
peti atau lemari atau bangku. Arti dasar ini menjelaskan fungsi peti atau lemari
sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga seperti emas, uang dan lain
sebagainya agar aman (safety box). Berbeda dari kedua nama yang diberikan
oleh dua kelompok masyarakat di atas, bank dalam masyarakat Prancis disebut
“banque”, yang juga berarti peri atau lemari yang berfungsi untuk menyimpan
uang sebagaimana terlihat dalam praktek-praktek bank modern.
Dalam The American Haritage Dictionary (1982:156) kata ‘bank’
diartikan dengan ‘a business estabilishment in which money is kept for saving
or commercial purpose or is invested, supplied for loans, or exchanged’
(Kupper, A dan Kupper, J.2000,45)
Dalam sejarah perkembangannya, lembaga keuangan yang bernama
bank ini berkembang di Florence, Vannice dan kota-kota besar lainnya di Italia
bagian utara sepanjang Abad Pertengahan dengan kegiatan utamanya
meminjamkan uang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan bank islam ?
2. Bagaimana fungsi bank islam ?
3. Bagaimana kegiatan bank islam dan prinsip-prinsip bank islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan bank islam.
2. Untuk mengetahui fungsi bank islam.
3. Untuk mengetahui kegiatan bank islam dan prinsip-prinsip bank islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Bank Islam


Perkebangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan perbankan di negara yang bersangkutan. Sebab
industry perbankan yang maju merupakan sumber perdana pembangunan
jangka panjang yang stabil. Perbankan mendukung kegitan perekonomian
melalui pembiayaan kegiatan usaha yang dilakukan melalui pemberian
kesempatan kepada masyarakat guna memperoleh modal untuk berpartisipasi
dalam pembangunan ekonomi nasional. Karena itu, perbankan merupakan
unsur yang memegang perang sangat penting dalam sistem keuangan dan
perekonomian suatu negara.
Bank sebagai lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai beberapa
tujuan. Metwally (1995) mengemukakan bahwa tujuan bank Islam ialah
mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan
melaksanakan semua kegiatan perbankan, finansial, komersial dan investasi
dengan prinsip-prinsip Islam (Metwally. 1995, 141)
Bank Islam bertujan: Pertama, untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sosial ekonomi masyarakat miskin, meminimalisisr kesenjangan
sosial ekonomi, meningkatkan kualitas dan kegiatan usaha, peningkatan
kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kedua,
meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan
terutama dalam bidang ekonomi keuangan. Tujuan ini dimaksudkan untuk
mengatasi permasalahan ekonomi umat yang sebagian besar enggan
berhubungan dengan bank konvensional karena adanya anggapan bahwa bunga
bank adalah riba.
Abdurrahman dikutip mengemukakan tujuan-tujuan dari perbankan
Islam :
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara
Islami, khususnya muamalah yang berhubungan dengan bank agar
terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis perdagangan lain
yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha
tersebut selain dilarang dalam Islam juga data menimbulkan dampak
negative terhadap pertumbuhan ekonomi umat,
2. Meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang
berusaha yang lebih besar terutama terhadap kelompok-kelompok
miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha produktif, menuju
tercipanya kemandirian berusha (berwirausaha),
3. Menciptkan keadilan di bidang ekonomi, dan dengan jalan meretakkan
pendapat melalui kegiatan investasi, agar tidak kesenjangan yang amat
besar antara pemilik modal (orang kaya) dengan pihak yang
membutuhkan dana (orang miskin),
4. Menanggulangi atau mengatasi kemiskinan yang pada umumnya
merupakan program utama dari negara-negara berkembang. Upaya bank
Islam dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah
yang lebih menonjol bersifat kebersamaan dari siklus usaha yang
lengkap seperti program pembinaan konsumen, program pembinaan
modal kerja dan program pengembangan usaha bersama,
5. Menjaga stabilitas ekonomi moneter pemerintah,
6. Menyelamatkan ketergantungan umat Islam berada di bawah kekuasaan
bank, sehingga umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran agamanya
secara penuh, terutama di bidang kegiatan bisnis dan perekonoian
(Sumitro, W.1997,18)
B. Fungsi Bank Islam
Sebagai lembaga komersial, bank Islam berfungsi untuk melayani
berbagai keperluan komersial, investasi dan memberikan pelayanan yang luas
kepada nasabah, sebagaimana halnya fungsi yang dilakukan oleh bank
komersial konvensional lainnya. Mahmud Abu Saud (1984:64) mengemukakan
bahwa fungsi rutin bank yang amat penting adalah untuk : Pertama,
memudahkan usaha-usaha ekspor dan impor. Kedua, memudahkan dana-dana
investasi berdasarkan usaha patungan karena pemilik uang ingin
menginvestasikan kelebihan uangnya di bank (Saud, Mahmud Abu, 1984:64)
M. A Mannan menegemukakan secara sistematis beberapa fungsi
perbankan Islam. Fungsi-fungsi yang dimaksud sebagai berikut :
1. membantu pembangunan negara-negara Islam dengan memudahkan
investasi modal untuk tujuan produksi.
2. Meningkatkan investasi swasta asing dengan memakai jaminan peran
serta dalam pinjaman investasi lain yang dilakukan oleh investor suasta.
3. Meningkatkan pertumbuhan perdagangan internasional jangka panjang
yang berimabng, dan mempertahankan keseimbangan neraca
pembayaran dengan mendorong investasi internasional untuk
pembangunan sumber daya produksi para anggota.
4. Mengatur pinjaman yang dijamin, dalam hubungnnya dengan pinjaman
internasiona, atau melalui saluran lain melalui proyek lebih berguna dan
mendesak dapat dipahami terlebih dahulu.
5. Memberi saran teknik tentang hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pinjaman kepada para ahli setempat yang memenuhi syarat
dalam menghadapi teknik khusus.
6. Memberikan jasa baik dalam menyelesaikan persengketaan ekonomi di
kalangan negara-negara Islam, seperti yang kita dapati dalam kasus
persengketaan air antara India dan Pakistan yang diselesaikan oleh bank
dunia pada tahun 1960 (Mannan, 1992:187)
C. Kegiatan Bank Islam dan Prinsip-prinsip Bank Islam
 Kegiatan bank Islam
Dalam Ensiklopedi Islam hal. 231 dikemukakan bahwa secara umum
kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait dengan komoditi, antara lain:
(1)Memindahkan uang, (2)Menerima dan membayar kembali uang dalam
rekening Koran, (3)Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat
berharga lainnya, (4)Membeli dan menjual surat-surat berharga, (5)Membeli
dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang, (6)Membeli kredit, (7)Memberi
jaminan bank. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan rumusan yang menjadi
bagian yang dijalankan bank Islam dengan tetap berpijak pada prinsip syari’at
dan aturan muamalah dalam Islam.
Sekalipun terdapat sisi persamaan anatar kedua jenis lembaga
keuangan tersebut, namun pada sisi tertentu terdapat perbedaan mncolok.
Perbedaan yang dimaksud sekaligus menjadi ciri tersendiri bagi bank Islam.
Ciri-ciri yang dimaksud di antarannya:
 Beban biaya yang disepakati bersama ada waktu akad perjanjian
diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kau
(rigid) dan dapat dilakukan dengan kebebasan tawar menawar dalam
batas yang wajar.
 Menghindari penggunaan presentase dalam hal melakukan kewajiban
pembayaran karena bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas
perjanjian sudah berakhir.

Anda mungkin juga menyukai