Anda di halaman 1dari 17

HUKUM PERBANKAN DAN JAMINAN

PENDIRIAN BANK ASING DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, S.H.,M.Hum.,LLM.

OLEH :

Nama : L.N. Ria Pramelia

NIM : 2382411043

Kelas :B

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2024
1
A. Facts
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
(selanjutnya disebut UU Perbankan) mendefinisikan bahwa “Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sedangkan menurut para ahli yaitu Ismail
“Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat, menyalurkan dana ke masyarakat, dan juga memberikan pelayanan
dalam bentuk jasa perbankan”. Lembaga perbankan berfungsi sebagai salah satu lembaga
keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian negara.
Lembaga perbankan dimaksudkan untuk menjadi perantara antara pihak yang
mempunyai surplus dan pihak yang membutuhkan atau kekurangan uang. Ruang lingkup
kegiatan bank adalah kegiatan perkreditan dan berbagai pelayanan. Bank juga melayani
kebutuhan keuangan dan memulai sistem pembayaran di semua sektor ekonomi1.
Jenis bank yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023
tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan dalam Pasal 1 angka 3
menetapkan bahwa “Bank asing merupakan cabang dari bank umum swasta yang ada di
luar negeri yang memiliki fungsi sama dengan bank umum swasta nasional”. Selanjutnya
dijabarkan pula pada Pasal 1 angka 4 bahwa “Bank Perekonomian Rakyat yang
selanjutnya disingkat BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas giral secara langsung.” Apabila hingga saat ini masih
terdapat bank dengan nama bank pembangunan atau bank tabungan dan lain-lain, maka
istilah tersebut hanyalah sekedar nama dan bukan menunjukkan kelompok bank tertentu 3.
Dimana dari contoh bank umum adalah Bank asing.

1
Hariyanti, D., Soeharjoto, S., Tribudhi, D. A., Adriana, M., Octaviani, D., & Rustam, R. (2022).
DETERMINASI RETURN ON ASSETS PADA BANK UMUM DI INDONESIA. Media Bina Ilmiah, 17(4), 787-
794.
2
Ibid.
3
Ibid. (791)

2
Bank asing merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah asing maupun oleh
swasta asing. Bank asing berkantor pusat di luar wilayah Indonesia. Bank asing yang ada
di Indonesia, merupakan cabang atau perwakilan dari bank asing yang berkantor pusat di
negara masing-masing4. Seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah asing atau swasta
asing, sehingga keuntungan, maupun kerugiannya akan menjadi milik negara asing orang
asing5. Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 memberikan izin kepada bank
asing untuk mendirikan dan memiliki saham bank nasional dengan maksimal 90% saham.
Keran liberalisasi perbankan Nasional tersebut menyebabkan beberapa bank nasional
Indonesia diakuisisi oleh bank-bank asing, yang menyebabkan beralihnya kepemilikan
bank nasional menjadi bank asing, seperti Bank Niaga, Bank NISP, Bank Buana dan
lainnya6. Perbankan perlu didorong untuk memperkuat permodalan dengan
mengupayakan sumber dana dari dalam dan luar negeri.
Dengan perkembangan perekonomian, keberadaan Notaris sebagai lembaga yang
melaksanakan sebagian fungsi negara di bidang hukum perdata dilengkapi dengan
kewenangan untuk melayani masyarakat atas kebutuhan alat bukti tertulis berupa akta.
Pengaturan mengenai jabatan Notaris diatur dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris (selanjutnya disebut UUJN). Pengertian Notaris diatur dalam ketentuan Pasal 1
angka (1) UUJN yang merumuskan:
“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik,
mengenai segala tugas dan wewenang notaris yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan, dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta otentik.”

Kewenangan Notaris membuat akta autentik di atas dipertegas dalam ketentuan mengenai
bentuk-bentuk kewenangan umum Notaris khususnya dalam ketentuan Pasal 15 ayat (1)
UUJN, yang selengkapnya merumuskan:

4
Umam, K., & Antoni, V. (2018). Corporate Action Pembentukan Bank Syariah: Akuisisi, Konversi, dan Spin-
Off. UGM PRESS.
5
Rizkytia, A. (2021). KAJIAN TEORI HUKUM MENGENAI LIBERALISASI PERBANKAN DI
INDONESIA (Analisa: Teori Hukum Pancasila dalam Bidang Ekonomi terhadap Regulasi mengenai Keberadaan
Modal Asing dalam Perbankan di Indonesia). " Dharmasisya” Jurnal Program Magister Hukum FHUI, 1(2), 1.
6
Majampoh, D. (2016). Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Di Bank Asing Di Indonesia. Lex
Privatum, 4(1).

3
“Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam
akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan
akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau
orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang”.

Berdasarkan ketentuan yang sudah dijabarkan diatas, Notaris berwenang pula dalam
membuat akta otentik berbentuk akta pendirian korporasi (perusahaan) berbadan hukum.
Salah satunya, adalah membuat akta pendirian Perseroan Terbatas, sebagaimana didapati
dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang merumuskan bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau
lebih dengan akta Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

B. Legal Issue
Dari penjabaran diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah bank asing dapat berdiri dan beroperasi di Indonesia?
2. Bagaimana peran notaris dalam pendirian bank asing yang berada di
Indonesia?
3. Bagaimana peran notaris dalam penerapan Good Corporate Governance
pada bank asing di Indonesia?
C. Rule
1) Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.”

4
2) Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
“Bank asing merupakan cabang dari bank umum swasta yang ada di luar
negeri yang memiliki fungsi sama dengan bank umum swasta nasional “Bank
Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran”
3) Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
“Bank Perekonomian Rakyat yang selanjutnya disingkat BPR adalah Bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas giral secara langsung”.
4) Pasal 22 Ayat (1) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.
7 Tahun 1992 tentang Perbankan:
“a. Warga negara indonesia dan/atau badan hukum Indonesia
b. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga
negara asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan.”
5) Pasal 6 Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor:11/1/PBI/2009 tentang
Bank Umum
“bank hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh :
a.Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum indonesia, atau
b. warga negara indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga
negara asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan”.
6) Pasal 13 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor
12 /Pojk.03/2021 Tentang Bank Umum
“(1) Bank BHI didirikan dan/atau dimiliki oleh: a. warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia; atau b. warga negara Indonesia dan/atau
badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan/atau badan hukum
asing secara kemitraan.

5
(2) Kepemilikan oleh warga negara asing dan/atau badan hukum asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling banyak 99% (sembilan
puluh sembilan persen) dari modal disetor Bank BHI.”
7) Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris
“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik,
mengenai segala tugas dan wewenang notaris yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan, dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan
untuk dinyatakan dalam akta otentik.”
8) Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris
“Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan
kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang”.
9) Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang
Bank umum dapat didirikan oleh:
a. warga negara indonesia;
b. badan hukum indonesia; atau
c. warga negara indonesia dan/atau badan hukum indonesia dengan warga
negara asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan
10) Pasal 5 Permenkumham Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Syarat Dan Tata
Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, Dan Pembubaran Badan
Hukum Perseroan Terbatas

6
“Pendirian Perseroan persekutuan modal dilakukan oleh pemohon melalui
notaris dengan mengisi format isian pendirian secara elektronik melalui
SABH.”
11) Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas
“RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya.”
12) Pasal 78 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas
“RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)
bulan setelah tahun buku berakhir.”

D. Analysis
1. Pendirian Bank Asing Di Indonesia
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan
Sektor Keuangan. Bank asing merupakan cabang dari bank umum swasta yang ada di
luar negeri yang memiliki fungsi sama dengan bank umum swasta nasional. Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan tidak memberikan banyak pilihan
mengenai bentuk hukum keberadaan bank asing. Pihak asing yang ingin melakukan
kegiatan usaha di sektor perbankan hanya dapat melakukannya melalui tiga cara yaitu
pembukaan kantor cabang, pendirian bank baru dan membeli saham bank yang telah
berdiri, langsung atau melalui bursa efek. Dalam penjelasan Pasal 16 Ayat (2) Undang-
Undang Perbankan huruf a “pada bank umum dimungkinkan kepengurusan pihak asing
sepanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Huruf
c persyaratan kepemilikan dimaksud termasuk jumlah serta komposisi kepemilikan pihak
asing yang diizinkan pada bank umum. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Untuk kepemilikannya
sebagaimana telah diatur dalam Pasal 22 Ayat (1) UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu: Bank umum hanya dapat
didirikan oleh7 :
7
Yanuarsi, S. (2020). Akuisisi Bank Asing Terhadap Perbankan Nasional Ditinjau dari Aspek Hukum Persaingan
Usaha. Solusi, 18(3), 419-432.

7
a. Warga negara indonesia dan/atau badan hukum Indonesia
b. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing
dan/atau badan hukum asing secara kemitraan.
Perjanjian yang dibuat tersebut berkaitan dengan asas resiprositas (asas timbal
balik), dimana asas tersebut dilakukan dalam perjanjian internasional yang memiliki arti
suatu tindakan negara terhadap negara lain bisa dibalas setimpal. Selanjutnya dijelaskan
juga pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor:11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum
dalam Pasal 6, menyatakan bank hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh (a) Warga
negara Indonesia dan/atau badan hukum indonesia, atau (b) warga negara indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan/atau badan hukum asing
secara kemitraan. Serta kepemilikan asing di Indonesia dapat dilakukan dengan pendirian
perseroan serta pembelian saham. Dalam ketentuan Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang, Bank
umum dapat didirikan oleh:
a. warga negara indonesia;
b. badan hukum indonesia; atau
c. warga negara indonesia dan/atau badan hukum indonesia dengan warga
negara asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan.
Sedangkan untuk kepemilikan oleh warga negara asing dan/atau badan hukum
asing paling banyak sebesar 99 % dari modal yang disetor oleh bank. Di Indonesia
terdapat berbagai cara kepemilikan asing pada industri perbankan di Indonesia, yaitu 8:
a. Kantor Perwakilan
b. Kantor Cabang Bank Campuran
d. Pemilikan langsung (direct placement) terhadap bank yang berbadan hukum
Indonesia
e. Kepemilikan melalui pasar modal (portfolio invesment) terhadap bank yang
berbadan hukum Indonesia.

2. Peran Notaris Dalam Pendirian Bank Asing Di Indonesia


8
Umardani, M. K. (2016). Kredit sindikasi dalam perspektif hukum dan peraturan perbankan (studi kasus pada
pt bank dki). ADIL: Jurnal Hukum, 7(1), 90-110.

8
Seperti yang telah dijabarkan, pendirian bank asing harus dilaksanakan dengan kemitraan
seperti pembuatan PT Perusahaan. Perusahaan yang berbentuk badan hukum yakni PT
yang mempunyai kelebihan pada status perusahaan yang dipimpin oleh 2 orang atau lebih
dan masing-masing menyetorkan sahamnya ke dalam PT tersebut. Dengan terbentuknya
sebuah Perseroan Terbatas, perusahaan tersebut bisa berkembang lebih luas dengan modal
perusahaan yang tinggi dikarenakan PT mendapatkan status berbadan hukum tersebut
yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia 9. Perusahaan
berbentuk PT dibagi menjadi 2 yakni PT Lokal dan PT dengan penanaman modal asing.
PT lokal sendiri dijalankan dan didirikan oleh WNI tanpa ada campur tangan atau modal
asing yang masuk kedalam perusahaan, sedangkan PT dengan penanaman modal asing
sendiri dijalankan oleh WNA bisa juga WNA dengan WNI atas dasar ada pemasukan
saham asing ke dalam perusahaan10. Dimana dalam pendirian Perseroan Terbatas juga
terdapat peran Notaris, selain itu berjalannya sebuah perseroan terbatas tidak terlepas dari
ijin usaha suatu perusahaan. Pengaturan perusahaan yang berbadan hukum tujuannya
adalah menjaga ketenangan dan kenyaman selama perusahaan menjalankan kegiatan
usahanya, selain itu disi lain dalam universal perekonomian dapat menjaga investasi
ekonomi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan yang memiliki badan hukum
pastilah mempunyai akibat hukum11. Dengan ini PT diatur dalam Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, (selanjutnya disebut UUPT). PT diartikan
sebagai suatu perusahaan yang menyandang status badan hukum dan terdapat modal
perusahaan, berdiri atas perjanjian, menjalankan usaha yang disertai ijin usaha, dan
tunduk terhadap aturan yang berlaku. Pendirian PT hanya bisa dilakukan oleh dan di
hadapan pejabat yang berwenang yakni Notaris. Perjanjian pendirian PT merupakan
sebuah alat bukti tertulis yang bisa menjadi jaminan kepastian hukum di zaman
globalisasi seperti sekarang, yang dimana alat bukti tersebut mempunyai sifat autentik
yang menjelaskan adanya suatu perbuatan, perjanjian, dan adanya suatu penetapan
peristiwa hukum12. Atas perintah UUJN, Notaris berkewajiban memberi layanan jasa
9
Yerniwati, Y., Rahmi, E., & Hartati, H. (2019). Peran Notaris Dalam Pembuatan Kontrak Bisnis, Pengabdian
Masyarakat Pada Fakultas Hukum Universitas Jambi. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 3(2), 176-181.
10
Ibid. (179)
11
Ibid. (177)
12
Danianto, I. (2022). Peran Notaris Dalam Pendirian Dan Pendaftaran Perseroan Terbatas Pasca
Berlakunya Sistem Baru Ahu Online Dan Online Single Submission (Oss) Berbasis Risiko (Master's thesis,
Universitas Islam Sultan Agung (Indonesia)).

9
hukum untuk masyarakat. Pelayanan yang diberikan senantiasa memberikan kepastian
hukum akibat adanya perbuatan hukum antara pihak yang telah dituangkan ke dalam
akta, maka dari itu atas perbuatannya tersebut Notaris haruslah juga mendapatkan
perlindungan berdasarkan UUJN. Peran Notaris sangat bersifat preventif menyimak
masalah hukum yang terjadi di masyarakat, maka dari itu dengan membuat akta otentik
yang di dalamnya memiliki kepastian hukum berharap memberikan pelayanan jasa
hukum yang terbaik buat masyarakat. Dengan ini masyarakat juga akan kembali dengan
kebutuhan kepastian hukum lainnya. Dapat berjalannya suatu PT haruslah menyandang
pengakuan dari Kemenkum Ham RI yang dimana perolehan status badan hukum yang
disahkan oleh Kemenkum Ham RI13. Pada Pasal 5-7 Permenkumham Nomor 21 Tahun
2021 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, Dan Pembubaran
Badan Hukum Perseroan Terbatas, Untuk memperoleh keputusan menteri mengenai
pengesahan Badan Hukum dan Perseroan, dimana pada pasal 5 dijelaskan bahwa
“Pendirian Perseroan persekutuan modal dilakukan oleh pemohon melalui notaris dengan
mengisi format isian pendirian secara elektronik melalui SABH”. Selanjutnya pada pasal
6 dijelaskan sebagai berikut 14:

1. Pengisian format pendirian Perseroan persekutuan modal sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 5 harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
terdiri atas;
a. pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang dokumen
untuk pendirian Perseroan yang telah lengkap;
b. salinan akta pendirian Perseroan yang diunggah ke SABH;
c. minuta akta pendirian Perseroan atau minuta akta perubahan
pendirian Perseroan;
d. minuta akta peleburan dalam hal pendirian Perseroan dilakukan
dalam rangka peleburan;
e. bukti setor modal Perseroan berupa:

13
Dewi, P. I. A., & Purwanto, I. W. N. (2021). Peran Notaris Dalam Pendirian Perseroan Terbatas Pasca
Undang-Undang Cipta Kerja. Acta Comitas: Jurnal Hukum Kenotariatan, 6(03).
14
Nariswari, A. A. I. I. A., Landra, C., & Tuni, P. (2020). Peran Notaris Dalam Hal Perolehan Pengakuan
Badan Hukum Perseroan Terbatas Melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) (Doctoral dissertation,
Udayana University).

10
1. salinan slip setoran atau salinan surat keterangan bank atas
nama Perseroan atau rekening bersama atas nama para
pendiri atau asli surat pernyataan telah menyetor modal
Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota direksi
bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan
komisaris Perseroan, jika setoran modal dalam bentuk
uang;
2. asli surat keterangan penilaian dari ahli yang tidak
terafiliasi atau bukti pembelian barang jika setoran modal
dalam bentuk lain selain uang yang disertai bukti
pengumuman dalam surat kabar, jika setoran dalam bentuk
benda tidak bergerak;
3. fotokopi Peraturan Pemerintah dan/atau Keputusan
Menteri Keuangan bagi Perseroan persero atau Peraturan
Daerah dalam hal pendiri merupakan perusahaan daerah
atau pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota; atau
4. salinan neraca dari Perseroan yang meleburkan diri atau
neraca dari perusahaan bukan badan hukum yang
dimasukkan sebagai setoran modal;
f. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh
keputusan, persetujuan, atau rekomendasi dari instansi teknis
untuk Perseroan bidang usaha tertentu atau fotokopi keputusan,
persetujuan, dan rekomendasi dari instansi teknis terkait untuk
Perseroan bidang usaha tertentu;
g. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh
nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat
pemberitahuan tahunan pajak; dan
h. salinan surat keterangan mengenai alamat lengkap Perseroan
dari pengelola gedung atau instansi yang berwenang atau asli
surat pernyataan mengenai alamat lengkap Perseroan yang

11
ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua
pendiri serta semua anggota dewan komisaris Perseroan.

Dan yang terakhir dijelaskan pula pada pasal 7 yaitu :

“(1) Menteri menerbitkan sertifikat pendaftaran badan hukum


Perseroan secara elektronik.

(2) Pemohon melakukan pencetakan sertifikat pendaftaran badan


hukum Perseroan secara mandiri menggunakan kertas berwarna
putih ukuran F4/folio”.

3. Struktur Bank Asing Di Indonesia


Dunia bisnis di Indonesia dikenal adanya berbagai macam badan usaha
dimana salah satunya adalah Perseroan Terbatas. Pasal 7 UUPT ditentukan bahwa
pendirian Perseroan Terbatas didirikan minimal oleh 2 (dua) orang atau lebih.
Organ dari PT sendiri ada 3 sebagaimana diketahui dalam UU PT yaitu Direksi,
Komisaris dan RUPS15. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan,
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar16. Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada Direksi. Menurut UUPT suatu hasil dari RUPS dapat
dibuat dalam tiap akta autentik atau di bawah tangan. Namun tidak semua hasil
RUPS dibuat dalam akta autentik maka sebuah perseroan terkadang melakukan
RUPS tanpa kehadiran seorang Notaris.
RUPS yang dihadiri dan disaksikan oleh Notaris dituangkan ke dalam
bentuk akta berita acara RUPS yang berisi gambaran tentang kejadian yang
disaksikan langsung oleh Notaris dan dituangkan didalam risalah RUPS yang
dibuat dibawah tangan (Pasal 21 ayat (5) UUPT). Dimana, segala sesuatu yang

15
Fitri, A. I., & Mahmudah, S. (2023). Peran Notaris dalam Pembuatan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan Terbatas di Kota Semarang. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum dan Pranata
Sosial Islam, 5(2), 1399-1410.
16
Ibid.

12
diputuskan dalam RUPS, kemudian Notaris menuangkannya dalam Akta
Perubahan Anggaran Dasar atau Akta Pernyataan Keputusan Rapat yang
merupakan jenis akta yang dibuat dihadapan Notaris atau Partij akta 17. Jika, pihak
Perseroan tidak membuat risalah RUPS dalam bentuk Akta PKR, maka risalah
RUPS tersebut tetap merupakan sebuah arsip dokumen perusahaan dibawah
tangan yang dapat dianggap sebagai alat bukti tentang pelaksanaan rapat dalam
perusahaan yang bersangkutan, namun kekuatan pembuktiannya tidak sekuat Akta
PKR yang merupakan akta otentik. Dibuatnya risalah RUPS berbentuk dalam akta
Notaris sebagai akta otentik dimaksudkan untuk menjadikannya sebagai alat bukti
yang kuat dan sempurna seperti yang tercantum pada Pasal 1870 KUHPerdata
yang memiliki kekuatan pembuktian mutlak dan mengikat serta merupakan
bukti yang sempurna sehingga tidak perlu lagi dibuktikan dengan pembuktian lain
selama ketidakbenarannya tidak dapat dibuktikan.
Akta Notaris merupakan alat bukti tulisan yang utama sehingga menjadi
alat bukti persidangan yang memiliki kedudukan sangat penting. Pada Pasal 78
ayat (1) terdapat 2 jenis Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yaitu RUPS
tahunan dan RUPS lainnya atau biasa disebut dengan RUPS Luar Biasa.
Selanjutnya dijelaskan juga pada Pasal 78 ayat (2) RUPS yang dilangsungkan
setidaknya dalam periode waktu 6 (enam) bulan disebut sebagai RUPS tahunan,
biasanya dilaksanakan setelah tutup tahun buku, atau jika memang kondisi
mengharuskan dilaksanakannya RUPS kapan saja tanpa dijadwalkan sebelumnya.
RUPS yang dilaksanakan oleh PT tersebut untuk membuat berbagai kebijakan
untuk perusahaan tersebut yang merupakan elemen paling penting dalam sebuh
Perseroan Terbatas18. Dalam pengelolaan investasi atau perusahaan yang baik
akan dibutuhkan tata kelola yang baik pula, dalam tata pemerintah biasa dikenal
GCG (Good Corporate Governance) adalah sistem yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan Serta mengatur
pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap
kehidupan perusahaan, termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para
17
Putra, M. A., & Husein, S. H. (2022). Peran Notaris Dan Keabsahan Akta Rups Yang Dilaksanakan Secara
Elektronik. Jurnal Ilmu Hukum The Juris, 6(1), 157-168.
18
Abady, A. R. P., & Rahayu, M. I. F. (2023). Penyuluhan Hukum Pembuatan Akta oleh Notaris Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Journal on Education, 5(2), 4248-4258.

13
manajer dan semua anggota stakeholders non pemegang saham. Di dalam
pelaksanaan RUPS inilah terlihat peran notaris sebagai pembuat berita acara
RUPS yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan anggaran
dasar perseron terbatas secara transparansi. Salah satu pilar dari penerapan
corporate governance yang efektif adalah adanya suatu kejelasan dalam
kontrak19. Akta menjadi suatu hal yang sangat krusial dalam kegiatan
pembiayaaan di bank syariah, karena akta merupakan salah satu penentu
terlaksananya GCG. Notaris adalah filter terakhir sebelum pembiayaaan
direalisasikan/dicairkan, mengingat akad pembiayaan yang dibuat oleh dan di
hadapan notaris menjadi akta otentik yang memiliki kekuatan
pembuktian sempurna, maka dari itu notaris dapat berperaan sebagai pihak yang
mendukung penegakkan GCG pada sebuah perusahaan.20

E. Conclusion
1. Kepemilikan bank asing di Indonesia berlandaskan pada Pasal 22 Ayat (1) UU No. 10
Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa
pendirian bank asing dapat didirikan di Indonesia oleh warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan/atau badan hukum
asing secara kemitraan yang artinya terdapat berbagai cara kepemilikan asing pada
industri perbankan di Indonesia seperti adanya kantor perwakilan, kantor cabang bank
campuran, kepemilikan langsung (direct placement) terhadap bank yang berbadan
hukum di Indonesia serta kepemilikan melalui pasar modal (portfolio investment)
terhadap bank yang berbadan hukum di Indonesia.
2. Peran Notaris pada pendirian bank asing terdapat pada pembuatan Akta pada
Perseroan Terbatas seperti yang tercantum pada Pasal 15 UUJN mengenai kewajiban
Notaris. Notaris berwenang pula dalam membuat akta otentik berbentuk akta
pendirian korporasi (perusahaan) berbadan hukum. Salah satunya, adalah membuat
akta pendirian Perseroan Terbatas, sebagaimana didapati dalam ketentuan Pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
19
Faturahman, I. (2018). Peran Notaris Dalam Menegakkan Good Corporate Governance Pada Perbankan
Syariah Di Kota Yogyakarta (Master's thesis, Universitas Islam Indonesia).
20
Faturohmah, I. (2018). Peran Notaris Dalam Menegakkan Good Corporate Governance pada Perbankan
Syariah. Lex Renaissance, 3(1), 10-10.

14
merumuskan bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta
Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
3. Pada pelaksanaan RUPS inilah terlihat peran notaris sebagai pembuat berita acara
RUPS yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan anggaran
dasar perseron terbatas secara transparansi. Salah satu pilar dari penerapan corporate
governance yang efektif adalah adanya suatu kejelasan dalam kontrak. Akta menjadi
suatu hal yang sangat krusial dalam kegiatan pembiayaaan di bank syariah, karena
akta merupakan salah satu penentu terlaksananya GCG. Notaris adalah filter terakhir
sebelum pembiayaaan direalisasikan/dicairkan, mengingat akad pembiayaan yang
dibuat oleh dan di hadapan notaris menjadi akta otentik yang memiliki
kekuatan pembuktian sempurna, maka dari itu notaris dapat berperaan sebagai pihak
yang mendukung penegakkan GCG pada sebuah perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], Diterjemahkan oleh Subekti dan R.
Tjitrosudibio, Pradnya Paramita, Jakarta, 2008.

15
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790)
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6845)
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 47)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6841)
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4432)
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2021 tentang Syarat dan
Tata Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum Perseroan
Terbatas.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor:11/1/PBI/2009 Tentang Bank Umum
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 12 /Pojk.03/2021 Tentang Bank
Umum
Buku :
Umam, K., & Antoni, V. (2018). Corporate Action Pembentukan Bank Syariah: Akuisisi, Konversi, dan
Spin-Off. UGM PRESS.

Jurnal :

Abady, A. R. P., & Rahayu, M. I. F. (2023). Penyuluhan Hukum Pembuatan Akta oleh Notaris
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Journal on
Education, 5(2), 4248-4258.
Arrizal, N., & Wulandari, S. (2021). Kajian Kritis Terhadap Eksistensi Bank Tanah Dalam
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Keadilan, 18(2), 99-110.
Danianto, I. (2022). Peran Notaris Dalam Pendirian Dan Pendaftaran Perseroan Terbatas
Pasca Berlakunya Sistem Baru Ahu Online Dan Online Single Submission (Oss) Berbasis
Risiko (Master's thesis, Universitas Islam Sultan Agung (Indonesia)).
Dewi, P. I. A., & Purwanto, I. W. N. (2021). Peran Notaris Dalam Pendirian Perseroan Terbatas
Pasca Undang-Undang Cipta Kerja. Acta Comitas: Jurnal Hukum Kenotariatan, 6(03).

16
Dewi, P. I. A., & Purwanto, I. W. N. (2021). Peran Notaris Dalam Pendirian Perseroan Terbatas
Pasca Undang-Undang Cipta Kerja. Acta Comitas: Jurnal Hukum Kenotariatan, 6(03).
Faturohmah, I. (2018). Peran Notaris Dalam Menegakkan Good Corporate Governance pada
Perbankan Syariah. Lex Renaissance, 3(1), 10-10.
Fitri, A. I., & Mahmudah, S. (2023). Peran Notaris dalam Pembuatan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan Terbatas di Kota Semarang. AL-
MANHAJ: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, 5(2), 1399-1410.
Majampoh, D. (2016). Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Di Bank Asing Di
Indonesia. Lex Privatum, 4(1).
Nariswari, A. A. I. I. A., Landra, C., & Tuni, P. (2020). Peran Notaris Dalam Hal Perolehan
Pengakuan Badan Hukum Perseroan Terbatas Melalui Sistem Administrasi Badan
Hukum (SABH) (Doctoral dissertation, Udayana University).
Putra, M. A., & Husein, S. H. (2022). Peran Notaris Dan Keabsahan Akta Rups Yang
Dilaksanakan Secara Elektronik. Jurnal Ilmu Hukum The Juris, 6(1), 157-168.
Rizkytia, A. (2021). KAJIAN TEORI HUKUM MENGENAI LIBERALISASI PERBANKAN
DI INDONESIA (Analisa: Teori Hukum Pancasila dalam Bidang Ekonomi terhadap
Regulasi mengenai Keberadaan Modal Asing dalam Perbankan di Indonesia). "
Dharmasisya” Jurnal Program Magister Hukum FHUI, 1(2), 1.
Sukmana, O. (2016). Konsep dan Desain Negara Kesejahteraan (Welfare State). Sospol: Jurnal
Sosial Politik, 2(1), 103-122.
Umardani, M. K. (2016). Kredit sindikasi dalam perspektif hukum dan peraturan perbankan
(studi kasus pada pt bank dki). ADIL: Jurnal Hukum, 7(1), 90-110.
Yanuarsi, S. (2020). Akuisisi Bank Asing Terhadap Perbankan Nasional Ditinjau dari Aspek
Hukum Persaingan Usaha. Solusi, 18(3), 419-432.
Yerniwati, Y., Rahmi, E., & Hartati, H. (2019). Peran Notaris Dalam Pembuatan Kontrak Bisnis,
Pengabdian Masyarakat Pada Fakultas Hukum Universitas Jambi. Jurnal Karya Abdi
Masyarakat, 3(2), 176-181.

Tesis :
Faturahman, I. (2018). Peran Notaris Dalam Menegakkan Good Corporate Governance Pada
Perbankan Syariah Di Kota Yogyakarta (Master's thesis, Universitas Islam Indonesia).

17

Anda mungkin juga menyukai