Anda di halaman 1dari 3

A.

Faktor-faktor penyebab kemunduran Berahirnya kekuasaan


Dinasti Abbasiyah
Factor internal
1. Kemewahan hidup di kalangan penguasa Perkembangan peradaban dan
kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai Dinasti Abbasiyah pada periode
pertama telah mendorng para penguasa untuk hidup mewah dari pada
pendahulunya.

2. Perebutan kekuasaan antara keluarga Bani Abbasiyah Perbutan kekuasaan dimulai


sejak masa Al-Mamun dengan Al-Amin. Ditambah dengan masuknya unsur Turki
dan Parsi.

3. Konflik Keagamaan Sejak terjadinya konflik antara Muawiyahdan Khalifah Ali


yang berakhir dengan lahirnya tiga kelompok umat: pengikut Muawiyah, Syiah,
dan Khawarij

Factor ekstrn
1. Banyakanya pemberontakan Banyaknya daerah yang tidak dikuasai oleh Khalifah,
akibat kebijakan yang lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan
kebudayan Islam, secara real, daerah-daerah itu berada dibawah kekuasaan
gubernur-gubernur yang bersangkutan.
2. Ancaman dari luar Apa yang disebutkan di atas adalah faktor-faktor internal.
Disamping itu, ada pula faktor-faktor eksternal yang menyebabkan Khalifah
Abbasiyah lebah dan akhirnya hancur.

B. Sebab-sebab kehancuran Dinasti Abbasiyah


Faktor Intern
1. Lemahnya semangat petriotisme Negara, menyebabkan jiwa jihad yang
diajarkan Islam tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang datang, baik
dari dalam maupun dari luar.
2. Hilangnya sifat dalam segala perjanjian yang dibuat, sehingga kerusakan
moral dan kerendahan budi menghancurkan sifat-sifat baik yang mendukung
Negara selama ini.

3. Tidak percaya terhadap kekuatan sendiri. Dalam mengatasi berbagai


pemberontakan, Khalifah mengundang kekuatan asing. Akibatnya, kekuatan
asing tersebut memanfaatkan kelemahan Khalifah.

4. Fanatik madzhab persaingan dan perebutan yang tiada henti antara Abbasiyah
dan Alawiyah menyebanbkan kekuatan umat Islam menjadi lemah, bahkan
hancur berkeping-keping.
5. Kemerosotan ekonomi terjadi karena banyaknya aggaran yang digunakan
untuk tentara, benyaknya pemberontakan dan kebiasaan penguasa utuk
berfoya-foya, kehidupan para Khalifah dan keluarga serta pejabat-pejabat
Negara yang hidup mewah, jenis pengeluaran yang makin beragam, serta
pejabat korupsi, dan semakin sempitnya wilayah kekuasaan Khalifah karena
banyak Provinsi yang telah memisahkan diri.
Faktor Ekstern Disentegrasi,
akibat kebijakan untuk lebih mengutamakan pembinaan dan kebudayaan Islam dari
pada politik, provinsi-provinsi tertentu di pinggiran mulai melepaskan [diri] dari
genggaman penguasa Dinasti Abbasiyah. Mereka bukan sekedar melepaskan diri dari
kekuasaan Khalifah, tetapi memberontak dan berusaha merebut pusat kekuasaan di
Baqdad. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak luar dan banyak mengorbangkan umat
Sumber Daya Manusia (SDM).

C. Latar Belakang Perang Salib


Perang salib (1096-1291) terjadi sebagai reaksi dunia Kristen di Erofa terhadap dunia
Islam di Asia, yang sejak 632 M., dianggap sebagai pihak penyerang, bukan saja di
Siria,dan Asia Kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Disebut perang salib, karena
ekspedisi militer Kristen mempergunakan salib sebagai simbol pemersatu untuk
menunjukan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci dan
bertujuan untuk membebaskan kota suci Baitulmakdis (Yerusalem) dari tangan orang-
orang Islam.
Penyebab langsung terjadinya perang salib adalah permintaan Kaisar Alexius
Connenus pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari Bizantium meminta
bantuan dari Romawi karena daerah-daerah yang tersebar sampai ke pesisir Laut
Marmora dibinasakan oleh Bani saljuk. Bahkan, kota Konstatinopel diancamnya pula.
Adanya permintaan ini, Paus melihat kemungkinan untuk mempersatukan kembali
(gereja Yunani dengan Romawi yang telah terpecah tahun 1009-1054 M).
Penyebab lainnya Perang Salib adalah faktor sosial ekonomi. Para pedagang besar
yang berada di pantai timur Laut Tengah, terutama yang berada di kota Venezia,
Ganoa, dan Pisa, berambisi untuk menguasai sejumlah kota dagang disepanjang
pantai timur dan selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan perdagangan
mereka. Untuk itu, mereka rela menanggung sebagian dana Perang Salib dengan
maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka bila Kristen
Erofa memperoleh kemenangan.
Perang Salib bagi orang-orang kristen juga merupakan jaminan untuk masuk surga
sebab mati dalam perang salib menurut mereka, adalah mati sebagai pahlawan agama
dan langsung masuk surga walaupun mempunyai dosa-dosa pada masa lalunya.
Tugas Sejarah Kebudayaan
Indonesia (Ski)
Tentang Faktor Mundur Dinasti
Abbasiyah, Runtuhnya Dinasti
Abbasiyah, Dan Latar Belakang Perang
Salib

Disusun Oleh :
Rusdi Saputra
XI IPA 2
MAN 1 KENDARI
2016 - 2017

Anda mungkin juga menyukai