Anda di halaman 1dari 7

Cerebral Palsy Apakah yang disebut Cerebral Palsy?

Cerebral palsy atau disingkat dengan CP adalah sekelompok gangguan gerak atau postur yang disebabkan oleh lesi yang tidak progresif yang menyerang otak yang sedang berkembang (immatur). Lesi yang terjadi sifatnya menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat proses pertumbuhan dan maturasi otak. Kerusakan jaringan saraf yang tidak progresif pada saat prenatal dan sampai 2 tahun post natal termasuk dalam kelompok CP. Insidensi CP menurut Western Societies sekitar 2-2,5/1000 kelahiran di dunia. Bagaimana lesi otak penyebab CP dapat terjadi? Lesi otak dapat terjadi selama masa prenatal (kehamilan), perinatal (persalinan), dan postnatal (setelah persalinan) dimana faktor resikonya adalah sebagai berikut : Prenatal Malformasi Conginetal Infeksi dalam kandungan :TORCH,sifilis Asfiksia intrauterin Keracunan kehamilan, kontaminasi air raksa pada makanan,rokok,alkohol Abdominal trauma. Toksemia Gravidarum/kumpulan gejala saat kehamilan (HPE,Hipertensi Proteinuria dan edema) Proses persalinan lama Kelahiran sungsang Perinatal Anoksia/hipoksia Perdarahan otak akibat trauma lahir Prematuritas Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Hiperbilirubin Bayi kembar Perdarahan pada saat kehamilan Proses persalinan lama Kelahiran sungsang Post Natal Anoksia otak: tercekik,tenggelam Trauma Kapitis : hematoma subdural Infeksi :meningitis, abses serebri, dll Keracunan logam berat,CO Malnutrisi

Klasifikasi Cerebral Palsy Tipe Spastic Tipe spastik merupakan bentuk CP yang paling sering ditemukan, sekitar 70-80% anak dengan CP adalah tipe spastik. Tipe spastik disebabkan oleh lesi otak pada korteks cerebri dan traktus pyramidalis. Oleh karena lesi terdapat pada Upper Motor Neuron (UMN), anak dengan tipe spastik dikarakteristikkan dengan hipertonus, hiperrefleks, klonus, respon extensoran plantar, dan refleks primitif menetap. Pada pemberian gerakan pasif, anak dengan CP spastik akan memberikan tahanan fisiologikal terhadap pemeriksa. CP tipe spastik secara anatomis terbagi menjadi beberapa tipe sebagai berikut : Klasifikasi Anatomi Lokasi Deskripsi Hemiplegia Kelumpuhan pada ekstremitas atas dan bawah pada salah satu sisi tubuh Diplesia Kelumpuhan pada keempat extremitas, tungkai lebih terpengaruh daripada lengan Quadriplegia Kelumpuhan pada keempat extremitas, trunk, leher, dan wajah Triplegia Kelumpuhan pada kedua ekstremitas bawah dan satu ekstremitas atas Monoplegia Kelumpuhan pada satu ekstremitas (jarang) Double Kelumpuhan pada keempat extremitas, lengan lebih terpengaruh daripada hemiplegia tungkai

Tipe Diskinesia Tipe diskinesia disebabkan oleh adanya lesi pada basal ganglia dan trakstus extrapyramidalis. Tipe ini ditandai dengan adanya gerak abnormal yang muncul ketika anak memulai suatu pergerakan. Anak juga mengalami disartria (gangguan berbicara), disfagia (gangguan menelan), gangguan pendengaran dan pengeluaran air liur berlebih. Status mental anak secara umum normal, namun disartria yang parah membuat komunikasi sulit yang membuat orang berpikir bahwa anak memiliki gangguan intelektual. Tipe diskinesia terhitung sekitar 10%-15% dari kasus CP.

Tipe Ataksia Tipe ataksia disebabkan oleh adanya gangguan pada cerebellum sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi tubuh sehingga anak tipe CP ataksia kehilangan keseimbangan, koordinasi, dan kontrol motorik halus. Anak ataksia tidak dapat mengkoordinasikan gerakan mereka. Mereka cenderung hipotonik selama dua tahun hidupnya. Tonus ototnya menjadi normal dan ataksia semakin terlihat pada usia 2 sampai 3 tahun. Anak ataksia berjalan dengan basis yang lebar dan tremor ringan. Ketepatan dan kontrok motorik halus sangat buruk. Tipe Campuran (Mixed) Anak dengan tipe CP campuran umumnya memiliki spastisitas sedang, distonia (kontraksi otot involunter) dan/atau gerakan athetoid. Tipe ataksia dan spastik sering muncul bersama. Spastik ataksik diplegia adalam tipe campuran yang paling sering ditemukan yang berkaitan dengan hidrosefalus. Lesi pada CP tipe campuran tidak pada satu area namun menyebar. Masalah terkait CP Jumlah problem terkait CP meningkat seiring bertambahnya tingkat keparahan penyakit. Kebutaan, gangguan sensorik, tuli, retardasi mental dan epilepsi meripakan gangguan primer akibat lesi. Defisit motorik seperti kelemahan otot ekternal mata menyebabkan strabismus atau kesulitan menelan makanan menyebabkan malnutrisi pada anak. Malnutrisi ini akan menyebabkan retardasi pertumbuhan otak dan mielinasi saraf. Yang tak kalah penting adalah problem psikososial akibat kurangnya interaksi dan stimulasi saat bermain pada anak dengan CP. Bagaimana peran Fisioterapi pada anak dengan Cerebral Palsy? Peran Fisioterapi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup anak dengan CP. Tujuan utamanya untuk memfasilitasi neuromotor development normal. Dengan positioning, stimulasi yang tepat dan latihan yang intensif, fisioterapis mencoba untuk menstimulasi kontrol kepala, stabilitas postur, dan mobilitas pada anak. Dengan intervensi tersebut sedapat mungkin memperluas kapasitas neurologikal anak. Akan tetapi, perlu diingat bahwa bahkan dengan fisioterapi yang kuat banyak anak dengan CP masih terganggu secara fungsional dengan derajat yang bervariasi. Bagaimana intervensi Fisioterapi pada anak dengan Cerebral Palsy? Prinsip terapi pada anak dengan CP adalah mendukung perkembang sistem tubuh seperti kognitif, visual, sensorik dan muskuloskeletal, melibatkan aktivitas bermain untuk memastikan terjadinya adaptasi, mamperbanyak integrasi sosial anak, melibatkan keluarga, dan ciptakan suasana yang gembira. Stretching, ROM exercise, dan strenghtening sangat penting dalam mendukung keberhasilan terapi.

G. Bayi diletakkan dalam posisi telungkup untuk menstimulasi orientasi visual, kontrol kepala, mengembangkan ekstensi postural, dan kontrol tubuh secara aktif

E F. Fleksi melawan gravitasi untuk menstimulasi orientasi visual, kesadaran anak akan tubuhnya sendiri dan mobilisasi hip aktif.

B. Strenghening untuk mengatasi kelemahan otot C. Stretching untuk mengatasi kontraktur

D. Reaksi keseimbangan memerlukan waktu yang sangat lama untuk berkembang. Kadang tidak berkembang sama sekali

G. W sitting dimana meningkatkan anteversi femoral mencegah subluksasi hip

Metode Vojta

Metode Vojta menggunakan 18 titik tubuh untuk menstimulasi dan menggunakan posisi refleks crawling dan rolling. Anak diposisikan (crawling/rolling) untuk menstimulasi titik kunci tubuh yang mengstimulasi perkembangan sistem saraf pusat. Dengan metode ini, anak diharapkan mempelajari pola gerak normal daripada pola gerak abnormal.

Metode Bobath

Neurodevelopmental Techiques (NDT) yang dikembangkan oleh B. Bobath sangat penting


untuk menstimulasi sistem saraf pusat sehingga pola gerak yang normal dapat terbentuk. Tujuan NDT adalah menormalkan tonus otot, menginhibisi refleks primitif, dan menstimulasi gerakan normal. NDT menggunakan refleks inhibitor untuk menurunkan spastisitas dan menstimulasi reaksi postural.

H. Latihan berjalan di parralel bar I. Latihan berjalan dengan menggunakan crutch

A. Anak mengembangkan koordinasi tangan-mata dengan memainkan mainan sederhana

B. Anak dengan CP dapat mempelajari aktivitas sederhana di rumah. Mereka dapat belajar
untuk mengurus diri mereka sendiri. Mereka membutuhkan guru (Orangtua atau terapis) untuk mengajari mereka mandi, berpakaian, dan aktivitas toilet secara mandiri.

Sumber:

BERKER, Nadine. The Help Guide to Cerebral Palsy Second Edition. 2010. Washington : Rotamat PressCo.Ltd.
Second Edition

Anda mungkin juga menyukai