5 Diagnosis Diferensial
Trigger finger primer biasanya idiopatik dan lebih sering didapat pada
wanita usia 50 sampai 60 tahun serta pada anak-anak. Sedangkan pada trigger
finger sekunder terjadi akibat trauma lokal (stress) dan proses degeneratif.
Pergerakan jari terus menerus dan adanya trauma lokal pada jari diduga menjadi
penyebab utama trigger finger. Aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci
dan menggunting rumput sering disebut sebagai pemicu. Para pemain music,
terutama pemain piano, trompet dan gitar lebih potensial mengalaminya. Bahkan,
pengguna mouse computer yang berlebihan juga dapat menjadi pemicu.1,2
Gejala klasik trigger finger berupa jari tidak bisa diluruskan setelah
menggenggam dan diiringi rasa nyeri pada pangkal jari. Kondisi ini biasanya
terjadi pada jari tengah, jari manis, dan kelingking.1
Keluhan biasanya terjadi karena gerakan berlebihan dan berulang-ulang
pada jari tangan. Gerakan tangan berulang-ulang menimbulkan gesekan antar
otot-otot jari tangan (tendon fleksor jari) dan first annular pulley (sendi antara jari
dan telapak tangan. Gesekan tersebut mengakibatkan radang dan bengkak pada
tendon-tendon jari tangan.1
Keluhan pertama yang biasanya dirasakan adalah nyeri pada first annular
pulley saat meluruskan jari. Bahkan jika sudah parah, jari sudah nyeri walau
sekedar manggenggam. Pada pemeriksaan fisik sering terdengar bunyi klik saat
pasien meluruskan jari setelah menggenggam serta ada benjolan di daerah tangan.
Untuk membedakannya dengan panyakit lain, diperlukan pemeriksaan rontgen.1
Referensi:
1. Noor Z. Buku ajar: Gangguan musculoskeletal. Edisi ke 2. Jakarta: Salemba
Medika; 2016.
2. Santoso A, Prasetyo EB. Penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Trigger
finger dengan intervensi ultrasound (US), infrared (IR) dan transverse
friction di RSUD Bendan Pekalongan. Pekalongan: Jurnal Fisioterapi dan
Rehabilitasi; 2018: 2(2);44-52p.
3. Suryani A. Sindrom De Quervain: Diagnosis dan Tatalaksana. Denpasar;
2018: 45(8); 592-5p.