Anda di halaman 1dari 5

2.

5 Diagnosis Diferensial

Pada skenario, dikatakan bahwa seorang wanita berusia 60 tahun


mengalami sakit tangan kiri dengan peradangan awal dan nyeri pada ibu jarinya
secara bertahap berkembang menjadi pembengkakan, nyeri tekan, dan kekakuan
di seluruh tangan kiri, pergelangan tangan, dan lengan bawahnya. Tangan kirinya
membengkak, dan jari-jarinya dalam posisi setengah bengkok. Bagian tengah
telapak tangannya hangat dan bengkak, dan lengan bawah volar di bagian
proksimal pergelangan tangan kirinya memiliki area merah meradang yang
berukuran 7 kali 5 cm. Hasil citra resonansi magnetik tertimbang dengan
penekanan lemak, diperoleh setelah pemberian gadolinium, menunjukkan
peningkatan area penebalan jaringan lunak dan pembengkakan di sekitar selubung
tendon sinovial, terutama di terowongan karpal (area putih pusat); koleksi cairan
yang berdekatan (panah panjang); dan penampang tendon fleksor (panah pendek)
dan metacarpal (panah); inset menunjukkan pergelangan tangan normal.
Dari gejala klinis yang terjadi pada pasien dalam scenario, berikut
beberapa penyakit yang bisa menjadi diagnosis bandingnya.

2.5.1 Trigger Finger


Trigger finger atau volar flexor tenosynovitis/tenosynovitis stenosing
merupakan suatu kondisi dimana tendon jari terkunci pada saat digerakkan dari
posisi fleksi menuju posisi ekstensi. Hal ini terjadi karena inflamasi lokal pada
pembungkus tendon fleksor. Inflamasi menyebabkan penebalan selubung tendon
fleksor dan penyempitan pada celah selubung retinakulum. Hal ini menyebabkan
nyeri, bunyi klik (clicking sound) saat jari fleksi dan ekstensi, serta kehilangan
gerak atau terkunci (locking) pada jari yang terkena. Tanda dan gejala yang timbul
adalah adanya nyeri, spasme M. Flexor digitorum, kekuatan M. Flexor digitorum
menurun serta keterbatasan gerak pada jari dan sendi.1,2
Gambar: Pembentukan nodul pada tendon dan penebalan pembungkus tendon.
Sumber:2

Trigger finger primer biasanya idiopatik dan lebih sering didapat pada
wanita usia 50 sampai 60 tahun serta pada anak-anak. Sedangkan pada trigger
finger sekunder terjadi akibat trauma lokal (stress) dan proses degeneratif.
Pergerakan jari terus menerus dan adanya trauma lokal pada jari diduga menjadi
penyebab utama trigger finger. Aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci
dan menggunting rumput sering disebut sebagai pemicu. Para pemain music,
terutama pemain piano, trompet dan gitar lebih potensial mengalaminya. Bahkan,
pengguna mouse computer yang berlebihan juga dapat menjadi pemicu.1,2

Gambar: Aktivitas yang dapat memicu trigger finger.


Sumber:2

Gejala klasik trigger finger berupa jari tidak bisa diluruskan setelah
menggenggam dan diiringi rasa nyeri pada pangkal jari. Kondisi ini biasanya
terjadi pada jari tengah, jari manis, dan kelingking.1
Keluhan biasanya terjadi karena gerakan berlebihan dan berulang-ulang
pada jari tangan. Gerakan tangan berulang-ulang menimbulkan gesekan antar
otot-otot jari tangan (tendon fleksor jari) dan first annular pulley (sendi antara jari
dan telapak tangan. Gesekan tersebut mengakibatkan radang dan bengkak pada
tendon-tendon jari tangan.1
Keluhan pertama yang biasanya dirasakan adalah nyeri pada first annular
pulley saat meluruskan jari. Bahkan jika sudah parah, jari sudah nyeri walau
sekedar manggenggam. Pada pemeriksaan fisik sering terdengar bunyi klik saat
pasien meluruskan jari setelah menggenggam serta ada benjolan di daerah tangan.
Untuk membedakannya dengan panyakit lain, diperlukan pemeriksaan rontgen.1

2.5.2 De Quervain Syndrome

De Quervain Syndrome/De Quervain Tenosynovitis adalah suatu bentuk


peradangan disertai nyeri dari selaput tendon yang berada di sarung sinovial, yang
menyelubungi otot extensor pollicis brevis dan otot abductor pollicis longus.
Tendon dan otot extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus berfungsi
mengontrol posisi, orientasi, pertahanan beban, dan menjaga stabilitas sendi ibu
jari. Pada De Quervain Syndrome terjadi penebalan retinakulum ektensor pada
kompartemen dorsal (ektensor) pertama pergelangan tangan, menjadi tiga hingga
empat kali lebih tebal dibandingkan normal.3

Gambar: Inflamasi pembungkus temdon abductorpollicis longus dan extensor


pollicis brevis pada de quervain syndrome.
Sumber: 3

Penyebab sindrom De Quervain belum diketahui pasti. Beberapa faktor


yang dianggap menjadi penyebab yakni: 3
a. Overuse
Gerakan berlebihan dan terlalu membebani sendi carpometacarpal I dapat
menyebabkan ruptur dan peradangan akibat gesekan, tekanan, dan iskemia
daerah persedian.3
b. Trauma langsung
Trauma langsung yang mengenai tendon otot abductor pollicis longus dan
extensor pollicis brevis dapat merusak jaringan serta menyebabkan
peradangan yang bisa menimbulkan nyeri.3
c. Radang sendi Kerusakan sendi akibat proses radang mengakibatkan erosi
tulang pada bagian tepi sendi akibat invasi jaringan granulasi dan akibat
resorbsi osteoklas. Kemudian pada tendon terjadi tenosinovitis disertai
invasi kolagen yang dapat menyebabkan ruptur tendon.3
Gejala yang biasanya dialami pasien De quervain adalah rasa nyeri sekitar
ibu jari, bengkak pergelangan tangan sisi ibu jari, rasa tebal sekitar ibu jari,
penumpukan cairan pada daerah yang bengkak, krepitasi saat menggerakkan ibu
jari, sendi ibu jari terasa kaku saat bergerak serta penurunan lingkup gerak sendi
carpometacarpal. Keluhan nyeri dan penurunan dari rentang gerak sendi
pergelangan tangan merupakan tanda penting dari penyakit De quervain.1,3
Pada pemeriksaan fisik focus, didapatkan hal-hal berikut.
Look: Kompartemen dorsal pertama mengalami penipisan dengan manifestasi
adanya cekungan pada dorsal pertama dari telapak tangan.
Feel: Nyeri tekan pada dorsal pertama dari pergelangan tangan.
Move: Penurunan ROM pada sendi pergelangan tangan.
Pada pemeriksaan dengan tes Finkelstein didapatkan adanya nyeri lokal
akibat terperangkapnya tendon di dalam kompartemen yang mengalami
inflamasi.1

Referensi:
1. Noor Z. Buku ajar: Gangguan musculoskeletal. Edisi ke 2. Jakarta: Salemba
Medika; 2016.
2. Santoso A, Prasetyo EB. Penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Trigger
finger dengan intervensi ultrasound (US), infrared (IR) dan transverse
friction di RSUD Bendan Pekalongan. Pekalongan: Jurnal Fisioterapi dan
Rehabilitasi; 2018: 2(2);44-52p.
3. Suryani A. Sindrom De Quervain: Diagnosis dan Tatalaksana. Denpasar;
2018: 45(8); 592-5p.

Anda mungkin juga menyukai