Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSCUTANEUS ELECTRICAL

NERVE STIMULATION (TENS)

A. Patologi Kasus Kronik Cervical Syndrome


1. Definisi
Cervical syndrome adalah sindrom atau keadaan yang ditimbulkan oleh adanya iritasi atau
kompresi pada radikssyaraf cervical yang yang ditandai dengan adanya rasa nyeri pada leher
(tengkuk) yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai dengan radiks yang terkena. Rasa nyeri yang
dijalarkan ini disebut nyeri radikuler, artinya bahwa rasa nyeri tersebut berpangkal pada tempat
perangsangan dan menjalar ke daerah persyarafan radiks yang terkena, dimana daerah ini sesuai
dengan kawasan dermatom. Manifestasi nyeri tengkuk dapat berlokasi di daerah tengkuk sendiri atau
menyebar ke tempat lain, daerah sebaran yang terbanyak adalah anggota gerak atas dan kepala.

2. Etiologi 
Terdapat dua penyebab timbulnya cervical syndrome yaitu:
a. Foramen intervertebralis menyempit
 Terbentuknya osteofit atau eksostosis yang masuk ke dalam
forameninterveterbralis sehingga dapat menekan radiks.
 Adanya penipisan dari diskus intervertebralis sehingga keadaan ini
akanmendekatkan jarak kedua pedikel yang membentuk foramen intervertebralis.
Namun demikian adanya penyempitan foramen intervertebralis harus
disesuaikandengan gejala dan tanda yang dikeluhkan penderita dan ditemukan
dalam pemeriksaan.
b. Foramen intervetrebalis tetap utuh
 Peradangan dari syarafnya sendiri misal radikulitis
 Dorongan dari tumor, abses atau pendarahan oleh karena trauma tumor
 Radiks mengalami tarikan, misalnya pada trauma whiplast (pecut) yaitu
traumaoleh karena anggukan kepala yang intensif yang didahului oleh
tengadahan kepala,dimana radiks dorsalis C5, C6, dan C7 teregangdan
mengalami reksis.
 HNP cervikalis yang paling sering terdapat diantara C5 dan C6 serta antara C6
dan C7 sehingga menekan radiks C6 dan radiks C7.
3. Patogenesis
Apabila terjadi iritasi atau kompresi pada salah satu radix saraf, maka akan timbulrasa nyeri
yang berasal dari tempat perangsangan itu sendiri dan menjalar sepanjang jalur perjalanan saraf
itu hingga ke tepi. Nyeri ini dikenal dengan istilah nyeri radikuler.Penekanan pada daerah
cervical dalam jangka waktu yang lama pasti akanmengakibatkan nyeri dan parestesia yang
menjalar dari daerah leher turun di sisi bahu,kelengan dan kadang-kadang sampai ke jari-jari.
Nyeri yang tiba-tiba dan terusmenerusdapat menyebabkan bentuk leher yang abnormal, kepala
menghadap ke sisi yangsebaliknya,yang di kenal dengan istilah torticollis 

4. Tanda dan Gejala 


– Nyeri leher akan cenderung merasa seperti terbakar
– Nyeri bisa menjalar ke bahu, lengan, dan tangan keluhan tersa tebal atau seprtitertusuk jarum
– Sakit kepala dan migraine
– Terjadi spasme otot
– Gangguan sensibilitas pada segmen dermatom
– Gangguan postural yang terjadi akibat menghindari posisi nyeri
– Pada kondisi kronis timbul kontraktur otot dan klemahan otot pada regio cervikal.
B. Prosedur Pelaksanaan 
1. Persiapan Alat : L
 Hubungkan kabel unit dengan listrik
 Tekan tombol ON yang ada di belakang unit
 Tekan tombol ON yang ada di panel depan unit
 Tekan tombol manual yang ada di panel depan unit
 Basahi pad terlebih dahulu dan letakkan pada permukaan pad yang akan di kontakkan dengan
kulit pasien
2. Persiapan Pasien :
 Posisikan pasien dengan posisi prone lying dan usahakan senyaman dan serileks mungkin.
 Periksa area kulit yang akan diterapi. Kulit harus bersih.
 Lepaskan semua metal di area terapi jika ada
 Letakkan pad pada area sekitar upper trapezius
 Sebelum memulai intervensi, terapist memberi penjelasan mengenai cara kerja dan efek yang
ditimbulkan dari TENS.

3. Teknik Pelaksanaan :

Kasus Kronik Cervical Syndrome 1. Posisi pad


Nilai VAS : 6,7 elektrode : bipolar
series
2. Metode
pemasangan pad
elektrode : pad
diletakkan dalam
Link video posisi bipolar
series di mana
https://drive.google.com/file/d/16xA6_N4jJmzj_oezRQ51RzelzJEjBq salah satu pad
Na/view diletakkan pada
serikal dan pad
yang diletkkan
pada upper
trapezius
3. Pemilihan dosis :
a. Bentuk arus TENS
:Low frequency
TENS
b. Bentuk gelombang
: asimetric
c. Frekuensi : 10
MHz
d. Pulse Width :
300µs
e. Frekuensi Burst : 3
bps
f. Intensitas arus :
32,0 mA
g. Waktu : 30 menit
C. Evaluasi 

Alat Ukur Evaluasi

Sebelum Terapi Sesudah Terapi

TENS Pasien mengalami sedikit Setelah diberi terapi TENS


nyeri pada bagian cervical, nilai VAS pada pasien
tapi tidak dalam jangka waktu mengalami penurunan
yang lama. Pasien bisa
diberikan terapi sekita 2-3 kali
sehari

KASUS-KASUS FISIOTERAPI :

1. Akut Sprain Ankle (VAS 8,6)


2. Kronik Sprain Ankle (VAS 5,2)
3. Akut Sprain Ligamen Collateral Medial Knee (VAS 9,3)
4. Akut Strain Tendon Achilles (VAS 7,6)
5. Akut Strain Gastrocnemius (VAS 7,2)
6. Akut Strain Hamstring (VAS 7,4)
7. Akut Contusio Quadriceps Femoris (VAS 7,8)
8. Akut Sprain Ligamen Cruciatum Knee (VAS 8,6)
9. Kronik Osteoarthritis Knee Joint (VAS 6,7)
10. Kronik Piriformis Syndrome (VAS 6,3)
11. Kronik Muscle soreness gastrocnemius (VAS 5,6)
12. Kronik Syndrome Tractus Iliotibial band (VAS 5,4)
13. Kronik Syndrome Pes Anserine Knee (VAS 6,2)
14. Kronik Tennis Elbow (VAS 6,3)
15. Kronik Shoulder Pain (VAS 6,4)
16. Kronik Tendinitis Bicipitalis (VAS 5,7)
17. Kronik Cervical Syndrome (VAS 6,7)
18. Kronik Spondylosis Lumbal (VAS 6,4)
19. Kronik Spondylosis Cervical (VAS 6,2)
20. Akut Non-spesific Low Back Pain (VAS 8,2)
21. Akut sprain wrist (VAS 8,5)
22. Kronik lesi meniskus knee (VAS 5,4)
23. Kronik Frozen Shoulder (VAS 5,8)
24. Kronik Ischialgia akibat HNP L4-L5 (VAS 7,8)
25. Kronik Brachialgia akibat Spondylosis/HNP C5-C6 (VAS 6,6)
26. Kronik myofascial pain upper trapezius (VAS 5,8)
27. Kronik myofascial pain rhomboid major et minor (VAS 5,4)
28. Akut tendinitis rotator cuff (VAS 7,2)
29. Kronik tendinitis rotator cuff (VAS 6,4)
30. Kronik myofascial pain gluteus medius et minimus (VAS 6,2)

Anda mungkin juga menyukai