Anda di halaman 1dari 73

MODALITAS STIMULASI

ELEKTRIS
(ELEKTROTERAPI MUSKULOSKELETAL
2)

oleh :
Heru Purbo Kuntono

SEMINAR DAN PELATIHAN NASIONAL


NYERI MUSKULOSKELETAL
ALUMNUS DIV FISIOTERAPI UMS, 28 – 29 MARET 2008
MODALITAS ELEKTROTERAPI YANG DIGUNAKAN PADA
PROBLEM NYERI MUSKULOSKELETAL ADALAH :

1. TENS

2. Arus TABART (2-5)

3. Arus Dyadinamis

4. Arus Interferensi
1. TENS

Merupakan suatu modifikasi arus yang digunakan sebagai stimulasi


elektris terutama yang ditujukan untuk mempengaruhi kualitas
sensibilitas pada kondisi nyeri.
TENS dapat diartikan sebagai semua jenis stimulasi elektris yang
digunakan untuk merangsang serabut saraf atau ada suatu modalitas
yang telah dimodifikasi sedemikian rupa merupakan alat khusus yang
digunakan untuk kontrol nyeri
2. ARUS TABART
Arus TABART
Merupakan Modifikasi bentuk gelombang IDC dengan
pulsa rectangular, 2 ms amplitudo arus 5 ms interval
pulsa

2 ms

5 ms

Bentuk gelombang Monophasic Rectangular (Jenis arus


progresif untuk stimulasi modulasi nyeri tingkat Supraspinal)
Catatan :
Stimulasi modulasi tingkat supraspinal untuk mempengaruhi respon simpatic
perifer dengan syarat : Arus progresif, Intensitas fortis (kuat), Aplikasi
segmental simpatis atau trigger point
3. ARUS DYADINAMIS
Merupakan arus listrik bolak
balik, Frekwensi rendah yang
dirubah menjadi arus listrik
searah.

Tujuan untuk :
1. Modifikasi durasi pulsa
2. Modifikasi frekwensi
pulsa dan
3. Modifikasi Amplitudo
(intensitas)

Catatan :
Jenis gelombang MF, DF, LP,
CP, CPid
4. ARUS INTERFERENSI
Misal frekwensi arus I = 4000Hz Frekwensi arus II = 4150Hz, maka
akan menghasilakan frekwensi amplitudo modulasi = Delta F = 150Hz

Frekwensi F Baru
F1 + F2
=
2

4000Hz + 4150Hz
=
2

= 4075Hz

Arus interferensi merupakan penggabungan dua arus frekwensi


menengah yang dengan sumber arus yang berbeda frekwensinya
sehingga didapat titik titik superposisi yang akan membentuk frekwensi
amplitudo modulasi.
STIMULASI ELEKTRIS PADA SISTEM SENSORIC
(AFFERENSI)

Dapat diberikan dengan arus frekwensi rendah :


a. Modifikasi arus searah  menimbulkan reaksi
elektrokimiawi dan membebani tahanan kulit
b. Modifikasi arus bolak balik  tidak menimbulkan reaksi
elektrokimiawi

Dapat diberikan dengan arus frekwensi menengah (interferensi)


1. Tidak membebani tahanan kulit
2. Tidak menimbulkan reaksi kimiawi
3. Penetrasi lebih dalam tetapi untuk kondisi yang sudah
kronis dengan gangguan simpatetic kurang efektif
digunakan
TRANSCUTANIUS

Semua stimulasi elektris dihantarkan melalui mukusa kulit untuk


mempengaruhi reseptor somatis maupun simpatis.
Input Reseptor Sistem Afferensi Dengan Berbagai
Reseptor
DISTRIBUSI SENSORIK BERDASARKAN TOPOGRAFI
1. DERMATOM 2. SCLEROTOM 3. ANGIOTOM
Contoh distribusi Sensorik yang menuju segmen Lumbal 4
PERJALANAN (INPUT) AFFERENT RESEPTOR NYERI
JENIS RESEPTOR NYERI (NOCISEPTOR)
Serabut Saraf A-delta
• Merupakan serabut bermyelin
• Mengirimkan pesan secara cepat
• Menghantarkan sensasi yang tajam, jelas sumber dan
lokasi nyerinya
• Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan
struktur dalam seperti , otot tendon dll
• Biasanya sering ada pada injury akut
• Diameternya besar
Serabut Saraf C
• Tidak bermyelin
• Diameternya sangat kecil
• Lambat dalam menghantarkan impuls
• Lokasinya jarang, biasanya dipermukaan dan
impulsnya bersifat persisten
• Menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran,
suhu hangat, dan tekanan halus
• Reseptor terletak distruktur permukaan.
RESPON NOCISEPTOR TERHADAP MODULASI NYERI

1. Perifer
(Nosiseptor)
2. Spinal
3. Supraspinal
dan Sentral
MODULASI TINGKAT SPINAL DAN SUPRASPINAL

CATATAN :
Penatalaksanaan stimulasi elektris pada nyeri muskuloskeletal harus
mempertimbangkan :
1. Fisika Dasar alat yang digunakan
2. Spesifikasi jaringan yang dituju
3. Respon yang diharapkan
ELEKTROTERAPI PADA NYERI
MUSKULOSKELETAL

(SHOULDER HAND SYNDROME


&
LOW BACK PAIN)

woko_yoe
KONDISI KLINIS NECK, SHOULDER, ARM SYNDROME

CEDERA LEHER DAN BAHU


a. Degenerasi Servikal
Keluhan subyektif nyeri leher, penyebab tidak
diketahui pasti. Topis lesi servikal (C5-6)
KONDISI KLINIS NECK, SHOULDER, ARM SYNDROME

b. Keluhan Leher
Penyebab : syndrome servikal lokal, torikolis
akut, hipertoni m. sternocleido mastoideus
dan TOC

Scaleni Anticus

Costoclavikular

Pektoralis Minor
KONDISI KLINIS NECK, SHOULDER, ARM SYNDROME
TES SPESIFIK TOC
1. Tes Adson
2. Tes Eden dan Roos
3. Tes Wright
KONDISI KLINIS NECK, SHOULDER, ARM SYNDROME

c. Keluhan Pada Bahu


1. Tendinitis Rotator Cuff
Muscles
Tanda spesifik : adanya
“Painfull
Arc”
2. Frozen Shoulder
Tanda : Keterbatasan gerak,
Nyeri pada sendi
glenohumeral
KONDISI KLINIS NECK, SHOULDER, ARM SYNDROME

d. Keluhan Pada Siku


Akibat peradangan otot tendon dan bursa
Topis Lesi :
1. Tennis Elbow
2. Golfers Elbow
3. Bursitis Olecranon
KONDISI KLINIS NECK, SHOULDER, ARM SYNDROME

e. Keluhan Pada Pergelangan Tangan dan


Tangan
1. De quarvain’s Tenosynovitis
2. Carpal Tunnel Syndroma (CTS)
a. Tes Palen
b. Tes Tunnel
KONDISI KLINIS NECK, SHOULDER, ARM SYNDROME

f. Keluhan Yang Mungkin Terjadi Pada Jari


1. Trigger Finger
Tenovaginitis pada tendon flexor jari
tangan
Cedera pada mm. Interosei
2. Dupuytren
Keluhan pada fascia palmaris
Tanda klinis : kontraktur otot jari-jari
tangan akibat fibrosis
SYNDROMA NYERI LEHER, BAHU & LENGAN
Nyeri

Neuropatik Somatik Viseral

(saraf, Akar saraf, Lesi Jar. Lunak


Flexus) Patologi Nyeri
Viseral
Lokal Intrapment
Akibat : Tumor
Penekanan/penarikan Radikuler & Reffered Sensasi
Pseudoradikuler
Reffered Sensasi
Radikuler Saraf Simpatis Perifer

Aktivasi Sympatetis

Nyeri Kronis

Modulasi Nyeri
KONSEP TEMPAT “PAIN DAMPING”
DENGAN MODALITAS ELEKTROTERAPI

DASAR
1. PATOGENESIS (JARINGAN YANG
DITUJU)
2. KAJIAN PROBLEMATIK
3. FISIKA DASAR ALAT YANG
DIGUNAKAN
MODULASI NYERI MUSCULOSKELETAL PADA NECK,

SHOULDER , ARM SYNDROME

a. Tingkat Receptor
b. Tingkat Spinal
c. Tingkat Supraspinal
d. Tingkat Central
MODULASI NYERI TINGKAT RESEPTOR

1. Menaikkan ambang
rangsang
2. Menurunkan
konduktivitas
penghantar nyeri
(serabut aff.
Nociseptif)
3. Memperbaiki
metabolisme lokal
4. Menghambat aktivasi
Noxius
Intervensi :
Terapi termal,
Topical treatment
(iontoporosis flexasur).
Aplikasi modulasi reseptor dapat dikombinasi dengan topical treatment
Misalkan : iontoporisis (flexasur dan obat/gel NSAID)
MODULASI NYERI TINGKAT SPINAL

Intervensi : untuk menghambat aktivasi nociceptor pada tingkat spinal.


Mengaktivasi kontrol gerbang (Gate Control)
Aplikasi : TENS, Interverensi, Diadynamis, Metode segmental somatis dan
Aplikasi Diadynamis Tingkat Segmental Somatis Pada Kondisi
Nyeri Rhomboidius
Segmentasi persarafan rhomboideus
MODULASI NYERI TINGKAT SUPRASPINAL DAN SENTRAL

Interfensi : Aktivasi untuk memacu nociceptor sehingga terjadi efek prodromik


dan antidromik (serabut aff. Adelta dan aff. Tipe C)
Prodromik akan memacu endorphin, seretonin, dan engkepalin
Antidromik akan memacu algogenic, pain substance (histamin,bradykinine,
prostaglandin
Aplikasi : TENS, arus progresif, dengan metode segmental simpatis
Aplikasi TENS pada segmental somatis atau lokal otot rhomboideus
MODULASI BERDASAR DISTRIBUSI SYMPATIC
PERIFER (Th 1 - 12)

Ektremitas Atas ( C8 –
Th 9)
Ektremitas Bawah (Th
8 – 12)

Aplikasi Modulasi Nyeri


Pada Ektremitas Atas dan
Bawah serta trunkus :
Rami Cutanius Dorsalis
Segment Th 1 - 12
CONTOH INTERPRETASI GANGGUAN NEUROVEGETATIF
@ EPYCONDYLUS LATERALIS (Local Causa)
- Animal Segment : C5-6 (rami dorsalis, n. radialis)
- Vegetatif segmen : Th2-9 (lengan)
@ CABANG ANIMAL C5-6 (Somatis)
- Extensor lengan bawah
- Sendi lengan bawah
- VC
- Seluruh shoulder girdle (musculakrirur, kapsul, dsb)
@ CABANG VEGETATIF Th2 – 9 (Sympatis Perifer)
- Organ dalam (heart, Lung, Gaster)
- Fascet joint pada VTh 2 – 9
- Corpus vertebrae
- Segmen cabang (somatis) dari level Th2 – 9
Aplikasi TENS segmental sympatis otot anterior dan ekstensor lengan
ELEKTROTERAPI
PADA

NYERI MUSKULOSKELETAL
(LOW BACK PAIN)
KELUHAN LBP BERDASAR TOPIS LESI

1. Myofasial Nyeri Punggung Bawah

2. Fibrous Myalgia

3. Gangguan pada lumbo sacral

4. Facet joint syndrome

5. Herniation of the Nucleus Pulposus

6. Pseudoradikuler syndrome
1. MYOFASIAL LBP

• Onset bertahap, nyeri difus


sepanjang punggung
• Tendernes pada jaringan
lunak yang lesi / teriritasi
• ROM terbatas
• Tanda2 gangguan
neurologis tak ada
2. FIBROMYALGIA

• Lokasi nyeri pada buttock


• Nyeri tajam , ada tender point
• Pasien sering kelelahan, multiple
tendernes
• Kerap mengalami depresi & sulit
tidur
3. GANGGUAN PADA LUMBO SACRAL

• Osteomyelitis vertebrae

• Lokasi nyeri di sacrum

• Kualitas nyeri ‘tajam & kuat’

• Tanda demam
4. FACET JOINT SYNDROME

Sebab:

1. OA facet joint

2. Hyperlordosis lumbosacral

3. Beban yang berlebihan  cedera sendi


GAMBARAN KHUSUS FACET JOINT SYNDROME

• LBP akut , sering diikuti nyeri


radikuler akibat kompresi oleh
inflamasi.
• Nyeri terprofokasi
hiperaktivitas dan gerak
ekstensi trunkus
• Tendernes daerah persendian
 spasme otot lumbal
• Pada usia muda  hipermobil /
joint laxity
5. HERNIATION OF THE NUCLEUS PULPOSUS

Sebab:
• Akumulasi trauma  bulging / fisura sebelumnya

• Degeneratif akibat usia lanjut disertai stenosis


vertebralis
• Pergeseran titik berat tubuh & instabil vertebrae
Gambaran Klinis HNP:
• Symptom of radicular compression
syndrome
• Lesi akar saraf  gangguan
neurologis
• Nyeri sepanjang akar saraf yang
tertekan
• Nyeri bertambah saat batuk / bersin
dan membungkuk serta duduk
• Gangguan sesibilitas  dermatom
• Gangguan motoris  myotom
• Gangguan reflex tendon
• Laseque +
• Instabilitas sendi pacet
6. PSEUDORADIKULER SYNDROME

Nyeri rujukan dari:


• Organ viscera yang mendapat inervasi sesegmen simpatis
asli (colon, gaster, hepar)
• Somatis dan simpatis perifer yang sesegmen (segmen
thorakal 8 – 12).
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

Berdasarkan spesifikasi jaringan pencetus nyeri:

Spinal disease Localization of primary sources of


pain
Degeneratif Vertebral joints, musculature,
ligaments, annulus fibrosus,
duramater, spinal nerves

Inflamatory-rheumatic Vertebral joints, musculature,


ligaments, annulus fibrosus

Inflamatory infectious Bone


POSITIONING

“ memperhatikan kurva vertebra ! “


TERAPI THERMAL PANAS DAN DINGIN

• Thermal panas  kronis, aktualitas rendah (modulasi


tingkat receptor): SWD, MWD, IR, Hot pack & US
disesuaikan dengan spesifikasi jaringan yang dituju.

• Thermal dingin  akut dan kronis, aktualitas tinggi.


(modulasi tingkat receptor): kompres dingin.
TENS

1. TENS sebagai modalitas (dyadinamis, interferensi, dan arus tabart (arus 2-5)

2. Tens sebagai tehnik intervensi

3. Perlu Pemahaman Mekanisme Nyeri Berdasarkan Distribusi Somatis dan

Simpatis, Serta Modulasinya


METODE APLIKASI TENS TERHADAP NYERI PUNGGUNG
BAWAH

1. Regional (Lokal)

2. Segmental (Somatis Dan Simpatis)

3. Trigger Point
APLIKASI LOKAL (REGIONAL)

ELEKTROTERAPI : Diadynamis,
Anode Pada Titik Nyeri
Katode Daerah Sekitar Nyeri
DOSIS : 10 Menit. Jika Lebih Polaritas DIrubah
INTENSITAS : Submitis, Mitis, Normalis (Tergantung Aktualitas)

GELOMBANG : MF, DF, LP, dan Modifikasi


REGIONAL DENGAN ARUS INTERFERENSI

ELEKTROTERAPI : Interferensi Dengan Aplikasi 4 Elektrode


DOSIS : 15 – 30 Menit
INTENSITAS : Subnitis, Mitis, Normalis
AMF : 50 – 100 pps Dengan Frekwensi Dasar 4000 Hz
SPEKTRUM : Membentuk Modulasi Datar (6/6 atau 2/5)
SWEEPING : Antara 100 - 150
DIADYNAMIS APLIKASI SEGMENTAL SIMPATIS

ELEKTROTERAPI : Diadynamis,
Anode Pada Segmen Torakal
Katode Titik Nyeri
DOSIS : 10 Menit. Jika Lebih Polaritas DIrubah
INTENSITAS : Fortis (Kuat)

GELOMBANG : CP, CPId


IONTOFORESIS
IONTOFORESIS DENGAN FLEXASUR

Elektroterapi (Arus Galvanic atau Arus Diadynamis).


Penempatan Elektrode : Katode Pada Titik Nyeri
Anode Pada Daerah Proximal Nyeri
Penggunaan Obat : Cream Plexasur dengan Kandungan Ion Netral
Dipasang/Dioleskan Pada Elektrode dibawah Anode ataupun Katode
Dosis : 10 Menit. Bila Lebih Polaritas Dirubah
Intensitas : Submitis - Mitis
Pembicara :
Heru Purbo Kuntono, Dipl.PT, M.Kes
Dosen Jurusan Fisioterapi, Politeknik Kesehatan
Surakarta

Anda mungkin juga menyukai