Anda di halaman 1dari 19

Short Wave Diathermy (SWD) &

Microwave Diathermy (MwD)


Hight Frecuency Current
Short Wave Diathermy (SWD)
Energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi tinggi.
Frekuensi yang dihasilkan pada pemakaian SWD adalah 13,66 MHz, 27,33 MHz dan
40,98 MHz. Dengan panjang gelombang yang sesuai adalah 22 meter, 11 meter,
dan 7,5 meter. Secara umum untuk maksud pengobatan frekuensi SWD yang
sering digunakan adalah 27,33 MHz dengan panjang gelombang 11 meter.

Frekuensi oscilasi 500.000 cycle/dtk


Short Wave
Diathermy (SWD)
Kontruksi Mesin SWD
1. Coil primer yang dihubungkan dengan sumber rumah
2. Step down trasformator berupa coil sekunder yang dihubungkan dgn filament
3. Step up berupa coil sekunder yg dihubungkan dgn anode dari plat anode.
4. Arus bolak balik dgn tegangan 300 V diinduksikan ke sirkuit pasien dgn
tegangan 60 V. Sirkuit pasien mempunyai tahanan (resistance) yg bervariasi,
maka digunakan variabel kondensator.
5. Fungsi kondensator untuk mempertahankan kestabilan arus induksi yang
melalu sirkuit pasien.
6. Arus induksi pada sirkuit pasien sifatnya harus konstan dan melewati tahanan
yang selalu berubah-ubah, tahanan kondensator sifatnya harus konstan dan
dapat berubah sesuai kebutuhan
Microwave Diathermy (MwD)
Adalah arus frekuensi tinggi bolak-balik 2450 MHz dengan panjang
gelombang 12,25 cm dan 69 cm.
Prinsip produksi gelombang mikro pada dasarnya sama dgn arus listrik
bolak-balik frekuensi tinggi lainnya. Hanya, untuk memperoleh
frekuensi yang lebih tinggi diperlukan sebuah tabung khusus / valve
yang disebut MAGNETRON.
Prinsip Kerja Mesin MwD
1. Dari sumber arus listrik akan diinduksi oleh coil sekunder I, II, III dan IV
2. Arus dari S1 memasuki rectifying sirkuit yang akan menghidupkan
thermal delay switch
3. Hidupnya Thermal delay switch maka relay switch bekerja yang akan
ditandai dgn nyalanya lampu indikator
4. Relay switch kerja maka magnetron bekerja menerima arus listrik.
5. Induksi pd S IV akan memanaskan filament dan terjadi termionic
emission yaitu peristiwa elektron akan melintas dari tabung ke anode.
6. Elektron akan ditangkap Coaxial Cable dan timbullah oscilasi pada coaxial
cable.
7. Fungsi fan adalah mendinginkan magnetron
Microwave
Diathermy (MwD)
Penerapan Pada Jaringan
Tergantung dari emiter / elektroda / magnetode yang digunakan. Emiter
bermacam-macam bentuk, ukuran serta sifat elektromagnetik yang
dipancarkan.
1. Emiter bentuk bulat, medan elektromagnetik yang dipancarkan berbentk
sirkuler dan paling padat di daerah tepi.
2. Emiter bentuk segiempat, medan elektromagnetik yang dipancarkan
berbentuk oval dan paling padat di daerah tengah.
3. Energi elektromagnetik yang dipancarkan bersifat menyebar, maka kepadatan
akan semakin berkurang jika jarak semakin jauh dari daerah yang di terapi.
4. Berkurangnya intensitas energi elektromagnetik disebabkan pula oleh
penyerapan jaringan.
Efek Fisiologis SWD dan MwD
A. Terhadap Perubahan Panas
Reaksi lokal jaringan
PADA SWD dan MWD :
 Meningkatkan metabolisme sel-sel lokal ± 13 % tiap kenaikan temperatur 1°C.
 Meningkatkan vasomotion spihincter sehingga timbul homeostatic lokal dan akhirnya
terjadi vasodilatasi lokal.
Reaksi General
 PADA SWD : Aktifnya sistem thermoreguler di hipotalamus yang mengakibatkan
kenaikan temperatur darah untuk mempertahankan temperatur tubuh secara general
 PADA MWD :Mungkin dapat terjadi kenaikan temperatur, tetapiperlu diingat EEM
2450 MHz penetrasinya lebih dangkal dibanding SWD dan diterapkan hanya untuk
daerah lokal
Efek Fisiologis SWD dan MwD
Consensual efek
Pada SWD dan MWD : Timbulnya respon panas pada sisi kontralateral dari
segment yang sama
Penetrasi
Penetrasi dan perubahan temperatur lebih dalam dan lebih luas pada SWD.
B. Terhadap jaringan ikat
Pada SWD : Meningkatkan elastisitas jaringan ikat 5-10 kali lebih baik seprti
collagen kulit, otot, tendon, ligament dan capsul sendi akibat menurunnya
vbiscositas matrik jaringan.
Pada MWD : Sama seperti SWD, tapi terbatas pada jaringan ikat yang
kedalamannya ± 3 cm
Efek Fisiologis SWD dan MwD
C. Terhadap Jaringan Otot
Pada SWD dan MWD : Meningkatkan elastisitas otot, juga menurunkan tonus
otot lewat normalisasi nosisensorik.
D. Terhadap Jaringan Saraf
Pada SWD dan MWD
Meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan saraf
Meningkatkan nerve conduction ( konduktivitas saraf ) dan meningkatkan
ambang rangsang / treshold
Efek Terapeutik SWD dan MwD
A. Penyembuhan Luka/Trauma pada jaringan lunak
Pada SWD dan MWD : Meningkatan proses reparasi jaringan secara fisiologis.
B. Terhadap Nyeri, Hipertoni, Gangguan Vascularisasi
Pada SWD dan MWD : Menurunkan nyeri, normalisasi tonus otot lewat efek sedatif,
perbaikan metabolisme
C. Terhadap Kontraktur Jaringan Lemak
Pada SWD dan MWD : Meningkatkan elastisitas jaringan lemak, maka dapat mengurangi
proses kontraktur jaringan. Hal ini dimaksudkan sebagai persiapan terapi latihan
D. Terhadap Gangguan Konduktivitas dan Treshold Jaringan Saraf
Pada SWD dan MWD : Apabila elastisitas dan treshold jaringan saraf semakin membaik
maka konduktivitas jaringan saraf juga semakin membaik. Proses dengan fisiologis
Efek SWD dalam penyembuhan Injury
a. Fase Pendarahan ( 2- 30 menit sth trauma)
merupakan kontra indikasi diberikan SWD
b. Fase peradangan ( 24 – 36 jam sth trauma)
diberikan dengan intermitten arus rendah dan intensitas mitis, fungsi
sebagai pain dumping / mengurangi nyeri memperbaiki metabolisme
lokal yaitu dengan memacu homeostatik lokal yakni aktifnya
normalnya beda tekanan hidrostatik dan osmotik secara seimbang.
Efek SWD dalam penyembuhan Injury
c. Fase regenerasi, dibagi menjadi beberapa fase :
1. Fase prolifersi (2- 4hari sth trauma) Dosis :sub mitis - mitis Tujuan :
pembentukan capiler, produksi fibroblast (collagen muda) sbg bahan baku
utamapenyembuhan luka
2.Fase produksi ( 4 hari – 3 minggu ) Dosis : submitis – fortis Tujuan : 1. memacu
sirkulasi darah dalam rangka mengoptimalkan metabolik lokal, agar stock
material / bahan-bahan baku untuk regenarasi post injury lbh optimal, 2.pain
dumping
3.Fase remodelling (finishing) , 3 minggu – 3 bulan Dosis : fortis Tujuan : 1.
peningkatkan temperatur lokal untuk mengoptimalkan sirkulasi darah, 2.
memfasilitasi fasilitas mengatasi cross link dri matrix jaringan collagen, 3.pain
dumping saat melakukan exercise
Short Wave Diathermy (SWD) dan
Microwave Diathermy (MwD)
METODE
Kondensor
Kumparan
Posisi elektroda (koplanar / seri / sejajar, kontraplanar/ parallel)
Teknik lain (lokal, regional dan segmental)

PEMBERIAN DOSIS
 Sub Mitis
 Mitis
 Normalis
 Fortis
Yang terpenting dalam pemberian intensitas harus sesuai dengan dosis yang benar.
1. Lama pulsasi - lama pulsasi setiap alat mempunyai variasi yang brbeda-beda
2. Frekuensi  stiap alat juga mempunyai nilai yang bervarias, tetapi dosis submitis sudah mempu menaikkan temperatur
dan panas
Short Wave Diathermy (SWD) dan
Microwave Diathermy (MwD)
3. Intensitas tergantung dg kondisi pasien. Pada aplikasi intermitten dapat
memberikan pulsasi intensitas yang tinggi
4. Lama pengobatan pada umumnya 10-30 menit. Jika aplikasi dgn kumparan
membutuhkan waktu 10 menit untuk meningkatka sirkulasi darah
5. Frekuensi pengobatan pada dosis yang sangat rendah dapat diberikan stiap
hari,yang penting tidak memberikan beban terhadap sirkulasi darah, terutama
untuk aktualitas tinggi. Pada dosis yang tinggi pengobatan bisa diberikan 2-3 kali
perminggu
Short Wave Diathermy (SWD) dan
Microwave Diathermy (MwD)
INDIKASI
Indikasi dari arus frekuensi tinggi perlu dipertimbangkan 3 hal yaitu :
1. Stadium dari proses penyembuhan luka
2. Sifat dari jarigan atau organ yang mengalami kerusakan seperti otot, ligamen,
tendo,tulang dll.
3. Lokalisasi dari jaringan atau organ yang mengalami kerusakan
Contoh:
4. Kelainan –kelainan pada tulang, sendi, otot misal RA, post traumatik
5. Kelainan-kelainan pada saraf perifer seperti neuropati dan neuralgia
Short Wave Diathermy (SWD) dan
Microwave Diathermy (MwD)
KONTRA INDIKASI
Harus memperhatikan hal-hal sbb :
1. Penggunaannya tdk blh menimbulkan nyeri bahkan tdk blh sampi mnimbulkan panas yang
berlebihan
2. Penggunaannya tdk blh sampai timbul panas terdapat kemungkinan dapat memperberat
peradangan. Atau adanya panas dapat diartikan adanya gangguan sirkulasi darah sehingga tdk
dpt mendistribusikan panas

Contoh :
3. Logam dalam tubuh
4. Alat-alat elktronik
5. Gangguan peredaran darah /pembuluuh drah (tromboplebitis)
Short Wave Diathermy (SWD) dan
Microwave Diathermy (MwD)
4. Nilon dan bahan lain yang tidak menyerap panas
5. Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan
6. Gangguan sensibilitas
7. Neuropati  yang diikuti gangguan tropis pada saraf perifer, akibatnya akan ada gangguan reaksi
sirkulasi darah yang sangt perlu untuk memperbaiki metabolisme
8. Transqualiser  akibatnya pasien akan tdk sadar
9. Infeksi akut dn oedema
10. Setelah terapi rontgent
11. Jaringan yg mitosisnya cepat (Cancer)
12. Menstruasi
13. Kehamilan
14. Faktor kolagenase (Enzim Proteocolagenase & Enzim Proteomielisin)

Anda mungkin juga menyukai