Anda di halaman 1dari 26

Nitaya Putri Nur Hidayati P27226020283

Oktavi Christiyaniningsih P27226020285

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA PASIEN POST CEDERA
MENISCUS

PRODI FISIOTERAPI PROGRAM PROFESI


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2020/2021
Meniscus dan Cedera Meniscus
Meniscus berfungsi untuk memperlebar dan juga memperdalam
permukaan kontak antara femur dan tibia, hal ini menyebabkan
berkurangnya stess atau tekanan pada kartilago artikuler.

Cedera meniscus adalah cedera lutut umum pada orang dewasa yang
berusia 40 tahun atau lebih muda dengan insidens tahunan cedera
meniscus setidaknya 112-172 cedera per 100.000 orang dengan usia
antara 15 dan 40 tahun (Gambut et al., 2014).
Anatomi Fisiologi Meniscus
Cedera Meniscus
Cedera meniscus terjadi karena trauma dan non trauma. Cedera yang
disebabkan karena trauma umumnya terjadi pada orang orang muda
yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Cedera yang disebabkan non
trauma terjadi pada orang usia dewasa pertengahan dan usia tua. Hal
ini disebabkan oleh suatu proses degeneratif seperti osteoarthritis.

Mekanisme injuri dari cedera meniskus karena trauma ini biasanya


berhubungan dengan gerakan lutut yang melakukan gaya twisting,
cutting, hiperekstensi, atau akibat adanya kekuatan yang begitu
besar. Cedera meniskus biasanya berhubungan dengan cedera anterior
cruciate ligament (sekitar >80% kasus) (Makris et al., 2011).
Klasifikasi Cedera Meniscus

Berdasarkan lokasinya, robekan


meniskus dapat terjadi pada
bagian perifer, bagian transisi

Cedera meniskus berdasarkan


lokasinya, dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu (Makris et al., 2011):
1. Cedera meniskus bagian perifer
(daerah vaskular)
2. Cedera meniskus bagian dalam
(daerah avaskular)
Klasifikasi Cedera Meniscus

Sedangkan berdasarkan bentuk


robekannya, dapat dibedakan
menjadi beberapa tipe, yaitu :
Vertikal-longitudinal (bucket handle),
flat/oblique,
vertikal radial/transverse,
dan horisontal/kompleks
(degeneratif).
Pemeriksaan Cedera Meniscus

Tes Meniscal McMurray Tes Kompresi Apley Tes Distraksi Apley


Tinjauan Kasus
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Muhammad Rizal
No. RM :-
Tanggal lahir : 3 Desember 1995
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Teloyo Kulon Rt 03/ Rw 01 Teloyo,
Wonosari, Klaten
Pekerjaan : Guru
Tinjauan Kasus
Deskripsi pasien dan keluhan umum :
Pasien bernama Sdr. Muhammad Rizal berusia 25 tahun,
beragama Islam, status sebagai guru SD, dengan diagnosa knee
joint instability post cedera meniscus. Pasien mengeluhkan nyeri
pada lutut kanan, terasa pegel dan linu, tidak kuat berjalan lama
atau jauh lebih dari 100m, terasa semakin sakit jika ditekuk
terlalu lama. Riwayat jatuh saat bermain sepak bola karena
terbentur dengan lawan main pada bulan februari 2020. Pasien
pernah melakukan fisioterapi di beberapa tempat tapi masih
nyeri, kemudian pasien konsul ke dokter orthopedic kemudian
diberikan rujukan untuk MRI dengan hasil rupture meniscus
lateralis kanan pada bulan april 2020, kemudian dilakukan
arthoroskopi pada bulan September 2020.
Tinjauan Kasus

1. Pemeriksaan tanda Vital 2. Inspeksi 3. Palpasi


Inspeksi statis : a. Spasme M. hamstring, M.
HR : 78x/ menit
a. Paha kanan tampak sedikit gastrocnemius dekstra
BP : 120/70 mmHg lebih kecil dari paha kiri b. Nyeri tekan pada bagian
b. Kedua lutut tampak sama medial knee dekstra
BB : 60 kg
besar
TB : 168cm c. Lutut kanan tampak
hiperekstensi ssat berdiri
Suhu: 36,20C
tegak
RR : 20x/ menit Inspeksi dinamis :
a. Analgic posture (pasien
cenderung membebankan
berat tubuh ke sisi kiri)
b. Pasien berjalan tanpa alat
bantu.
Tinjauan Kasus

4. Joint Test
1) Pemeriksaan gerak dasar
a) Gerak Aktif
Knee dextra : Dapat menggerakan fleksi-exstensi tetapi tidak full ROM dengan nyeri
Knee sinistra : Dapat menggerakan fleksi-exstensi full ROM
a) Gerak Pasif
Knee dextra : Dapat digerakan fleksi-exstensi, tidak full ROM dengan nyeri, firm end feel
Knee sinistra : Dapat digerakan fleksi-exstensi full ROM
a) Melawan Tahanan
Knee dextra : Pasien mampu melawan tahanan minimal dengan rasa nyeri
Knee sinistra : pasien mampu melawan tahanan maksimal tanpa nyeri
1) Pemeriksaan khusus
a. Tes meniscal Mc Murray : +/-
b. Tes kompresi Apley : +/-
c. Tes distraksi Apley : +/-
Tinjauan Kasus
Muscle test dan Antropometri

Kekuatan Otot Antropometri

Grup otot D S D S

Fleksor knee 4 5
10 cm Distal Sias 66 cm 66,5 cm
Ekstensor knee 4 5

Fleksor hip 4 5 20 cm Distal Sias 55 cm 55,5 cm

Ekstensor hip 4 5
30 cm Distal Sias 43 cm 45 cm
Abductor hip 4+ 5

Adduktor hip 4+ 5
Tinjauan Kasus

Pemeriksaan nyeri dengan VAS Pemeriksaan luas gerak sendi (LGS) knee bilateral

D LGS knee D

Nyeri diam 10
Aktif S: 5-0-120
Nyeri tekan 20

Nyeri gerak 20
Pasif S: 5-0-140
Kemampuan Fungsional diukur dengan Jette scale
Tinjauan Kasus
Jongkok ke berdiri Skor Keterangan
1. Nyeri 3 Nyeri:
2. Kesulitan 3 1. Tidak nyeri
3. Ketergantungan 2 2. Nyeri
Jalan 15 meter Skor 3. Nyeri sedang
1. Nyeri 3 4. Nyeri sangat
2. Kesulitan 3 Kesulitan:
3. Ketergantungan 1 1. Sangat mudah
Naik tangga 3 step Skor
2. Agak mudah
1. Nyeri 3
3. Agak mudah juga tidak sulit
2. Kesulitan 3
4. Agak sulit
3. Ketergantungan 2
5. Sangat sulit
Ketergantungan:
1. Tanpa bantuan
2. Butuh bantuan alat
3. Butuh bantuan orang lain
4. Butuh bantuan alat dan orang lain
trauma
(twisting, cutting,
hiperekstensi)
Tinjauan Kasus
iritasi mekanik

cedera meniscus

pemeriksaan fisioterapi

penurunan kekuatan
nyeri spasme otot penurunan LGS
otot

vasodilatasi
peningkatan LGS
peningkatan ambang nyeri

nyeri berkurang
spasme otot berkurang
KODE DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN ICF
1. Body structures :
Tinjauan Kasus
s75001 knee joint
s75002 muscle of thigh
1. Body functions :
b715 Stability of joint functions
b7300 Power of isolated muscles and muscle groups
1. Activities and participation
d450 walking
d9301 spirituality
1. Environmental factors
e325 acquaintances, peers, colleagues, neighbours and
community members
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Tinjauan Kasus
Impairment
a. Nyeri tekan dan nyeri gerak pada medial knee dextra
b. Spasme M. gastrocnemius, M. hamstring dekstra
c. Atrofi M. quadriceps dekstra
d. Keterbatasan LGS knee dekstra
e. Penurunan kekuatan otot penggerak knee dan hip dekstra

Functional Limitation
Hambatan dalam aktivitas sholat, bepergian (berjalan jauh), naik turun
tangga
Participation Restriction
Hambatan dalam melakukan hobby yaitu sepak bola
PROGRAM FISIOTERAPI
Tinjauan Kasus
Tujuan jangka pendek
1) Mengurangi nyeri
2) Mengurangi spasme otot gastroc dan hamstring
3) Meningkatkan LGS knee dekstra

Tujuan jangka panjang


1) Meningkatkan kekuatan otot penggerak knee dan hip dekstra
2) Meningkatkan massa otot Quadriceps
Mengembalikan kemampuan aktivitas fungsional
Penatalaksanaan FISIOTERAPI

Short Wave Diathermy (SWD)


Penatalaksanaan FISIOTERAPI
Neuromuscular and Strengthening exercises

knee bends pelvic lift slide-exercise sideways sideway lunge


Penatalaksanaan FISIOTERAPI
Neuromuscular and Strengthening exercises

one legged knee extension, one-legged knee flexion


Evaluasi
Evaluasi nyeri dengan VAS

T0 T1 T2 T3
nyeri diam 10 10 0 0
nyeri tekan 20 20 10 0
nyeri gerak 30 20 10 10

Evaluasi LGS knee dekstra

LGS knee D T0 T1 T2 T3

Aktif S: 5-0-120 S: 5-0-120 S: 5-0-125 S: 5-0-130

Pasif S: 5-0-140 S: 5-0-140 S: 5-0-140 S: 5-0-145


Evaluasi
Evaluasi kekuatan otot

Grup otot T0 T1 T2 T3

Fleksor knee 4 4 4 4+

Ekstensor knee 4 4 4 4+

Fleksor hip 4 4 4+ 4+

Ekstensor hip 4 4 4+ 4+

Abductor hip 4+ 4+ 4+ 5

Adduktor hip 4+ 4+ 4+ 4+
Evaluasi
Evaluasi massa otot

Antropometri knee D T0 T1 T2 T3

10 cm Distal Sias 66 cm 66 cm 66 cm 66 cm

20cm Distal Sias 55 cm 55 cm 55 cm 55 cm

30 cm Distal Sias 43 cm 43 cm 43 cm 43 cm
Evaluasi kemampuan aktivitas fungsional Evaluasi
Aktivitas yang dinilai T0 T1 T2 T3

Jongkok ke berdiri Skor


1. Nyeri 3 3 3 2
2. Kesulitan 3 4 3 3
3. Ketergantungan 2 2 1 1

Jalan 15 meter Skor


1. Nyeri 3 2 2 2
2. Kesulitan 3 3 2 2
3. Ketergantungan 1 1 0 0

Naik tangga 3 step Skor


1. Nyeri 3 2 2 2
2. Kesulitan 3 3 2 2
3. Ketergantungan 2 2 1 1
Evaluasi
HASIL AKHIR
Setelah dilakukan intervensi fisioterapi pada pasien Sdr.

MR sebanyak 3 kali, dengan modalitas Short Wave Diathermy

(SWD), stretching dan Neuromuscular and Strengthening

exercises, diperoleh hasil akhir berupa berkurangnya nyeri,

meningkatnya luas gerak sendi knee, meningkatnya kekuatan

otot – otot penggerak knee dekstra dan disertai peningkatan

kemampuan aktivitas fungsional.

Anda mungkin juga menyukai