Anda di halaman 1dari 24

Penatalaksanaan

fisioterapi pada
kasus tennis
elbow tipe II

Neng Tia Rosmawati (20210607026)


Definisi
Kode ICD : M77.11
Kode ICF : d210, d170, d4751, d6400, d6200, d9201, d9204

Tennis Elbow adalah pembentukan jaringan


abnormal pada otot-otot ekstensor pergelangan
tangan yang terjadi akibat adanya kontraksi yang
berlebihan. Keadaan ini akan menimbulkan rasa
nyeri, adanya keterbatasan gerak, dan adanya
gangguan fungsional.
Epidemiologi
Insidensi tennis elbow bervariasi mulai dari 1%–3% populasi
umum, 6-15% pada pekerja industri, 35-42% pada pemain tennis,
2-23% pada pekerja umum seperti ibu rumah tangga, aktifitas
dengan komputer, pemahat dan mengangkat beban berat.
Penderita tennis elbow sering terjadi pada usia diatas 24 tahun
dan umumnya 40-60 tahun
Etiologi
 Overuse disebabkan adanya kontraksi yang berulang dan dengan beban
yang berat pada otot-oto ekstensor carpi radialis.
 Repetitive injury, adanya pengulangan cidera sebelumnya akibat adanya
aktifitas berlebihan
 Trauma seperti saat bermain tennis atau bulu tangkis, menjinjing dengan
beban berat
 Usia, adanya proses degenerasi menyebabkan jumlah elastis menurun
sehingga kelenturanpun menurun, jumlah matriks jaringan ikat menurun
sehingga mudah microtears selain itu jumlah kapiler juga menurun pada
usia lanjut, hal ini menyebabkan proses penyembuhan akan memakan
waktu lama
Tanda dan gejala
Adanya nyeri kira-kira 1-2 cm di daerah
lateral dari sendi siku tepatnya di area
epicondylus lateralis humeri yang
menjalar hingga lengan atas dan bawah,
nyeri terjadi ketika diregang terutama saat
gerakan eksentrik, nyeri siku bertambah
bila menggenggam dan memutar
dilakukan bersamaan.
Patogenesis
Tennis elbow banyak terjadi paada tipe 2 lokasinya merupakan daerah kritis
(clinical zone) yang sangat miskin pembuluh darah kapiler, yang mengalami
trauma sehingga menyebabkan inflamasi dari callus maka nyeri tak kunjung
hilang sehingga dapat terjadi abnormal cross link yang menyebabkan
menurunnya kelenturan jaringan dan membuat nyeri regang
patofisiologi
Epikondilus lateral terjadi karena kontraksi repetitive pada otot
ekstensor lengan bawah terutama pada origo epikondilus carpi
radialis brevis yang mengakibatkan robekan tendon hingga
menimbulkan tendinosis. Cidera yang terjadi pada tennis elbow
tipe II berupa microruptur pada otot ekstensor carpi radialis yang
menyebabkan timbulnya inflamasi
Laporan
kasus
Identitas pasien
Nama : Ny. L
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jakarta
Pekerjaan : Karyawan swasta
Diagnosa medis : -
Riwayat penyakit sekarang
Anamnesis berdasarkan HOAC:
 Apakah nyeri siku di sisi lateral?
Nyeri pada daerah siku lateral Ya
dextra, nyeri berkurang saat  Apakah nyeri saat menjinjing
beristirahat dan nyeri meningkat
beban dan menggengam? Ya
saat mengepalkan tangan dan
membawa beban berat  Apakah nyeri dan kaku sendi siku
kadang menyebar ke lengan
bawah? Ya
Inspeksi
Posisi elbow valgus, adanya nyeri pada saat digerakan dorsal fleksi

Regional screening and quick test


A. Regional screening B. Quick test
• Cervical: Fleksi-ekstensi(-) dan 3D • Mill’s test (+)
ekstensi (-) • cozen’s test (+)
• Shoulder: abduksi-elevasi bahu (-)
• Elbow: fleksi – ekstensi dan pronasi -
supinasi elbow dextra (+)
Review of system
 Kardiovaskular (-)
 Muskuloskeletal (-)

Red flag
 Pancoast (-)
 Fraktur (-)
Pemeriksaan fisik
 Anatomic impairment test
• Tendomuscular (Extensor carpiradialis brevis tendoperiosteal): muscle
palpasi, pain free grip strength test
• Capsular contracted lateral collateral ligament:
passive flexion (ROM 115⁰ soft end feel), passive extension- hyper
extension (ROM 5⁰ hard end feel), passive pronasi (ROM 75⁰ hard end feel),
passive supinasi (80⁰ elastic end feel) dan valgus stress test

 Kinetic impairment test


• Nyeri (passive test dan isometric dorsal fleksi)
• Hypomobility pada gerakan dorsal fleksi
 Disability test
membuka atau menutup, mengangkat tangan atau pada saat
membawa barang dan pada saat melakukan pekerjaan rumah

 Prognostic factor dan pemeriksaan penunjang


• Faktor yang menghambat
Internal faktor :usia, tennis elbow tipe II
eksternal faktor :pola hidup, olahraga muay thai
• Faktor yang memperingan
internal faktor: motivasi pasien
eksternal factor: dukungan dari keluarga
• Pemeriksaan penunjang: (-)
Pengukuran fisioterapi
ROM elbow NRS
• Nyeri diam: 4/10
• S: 5⁰ -0-115⁰ (hard dan soft end
• Nyeri gerak : 8/10 (sagital)
feel) • Nyeri tekan : 7/10
• T: 75⁰– 0 – 80⁰ (hard dan elastis
end feel) Dash ( disabilities of the arm,
shoulder and hand)
ROM wrist Score: = 70,8-100 (moderate degree of
• S: 50⁰ -0 -65⁰ (elastis dan hard disability)
end feel)
Diagnosa fisioterapi
• ICD-ICF
Nyeri lateral epicondylus elbow dextra secondary to tennis elbow tipe II ( m.
Extensor carpiradialis brevis tendoperiosteal)

• PROGNOSIS FUNGSIONAL
3 bulan normal fungsional berdasarkan jurnal:
Aycan Cakmak Reyhan, et al. 2019
 tipe latihan: Mulligan’s mobilization technique, elbow exercise, cold
therapy
 Frequensi latihan: 3 kali perminggu selama 3 bulan
 intensitas latihan: dilakukan dalam setiap sesinya 35-45 menit
Tujuan

fisioterapi
jangka panjang
Normal movement dan fungsional aktifitas elbow dextra

• jangka pendek
Meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS) dan kekuatan otot pada
elbow dextra
Rencana fisioterapi
• Body structure impairment target:
transverse friction, mobilisasi with movement, joint mobilization

• Body function impairment target:


strengthening otot extensor carpiradialis brevis tendoperiosteal dengan pain
free grip strength dan latihan fungsional

• Disability target:
dapat melakukan pekerjaan rumah seperti gerakan mengangkat tangan pada
elbow dextra
Intervensi pertemuan pertama
 MWD (times 15 menit, intensitas 35 watt tipe continous)
 ESWT (intensitas 1,5 bar 2000 shock)
 Transverse friction dengan gerakannya soft
 Mobilization movement dan pain free grip strength
 Eccentric wrist extention (10 set 3 repetisi)
 Kinesio taping
Intervensi pertemuan kedua
 MWD (times 15 menit, intensitas 40 watt tipe continous)
 ESWT (intensitas 1,7 bar 2000 shock)
 Transverse friction
 Proximal radioulnar joint mobiization
 Mill’s manipulation
 Eccentric wrist extention dengan beban 1 kg(3 set 10 repetisi)
 Resisted forearm supinasi dan pronasi (3 set 10 repetisi)
Intervensi pertemuan ketiga
 MWD (times 15 menit, intensitas 40watt tipe continous)
 ESWT (intensitas 2 bar 2000 shock)
 Transverse friction
 Inderect Myofascial release
 Eccentric wrist extention dengan beban 2 kg(3 set 10 repetisi)
 Resisted forearm supinasi dan pronasi (3 set 10 repetisi)
 Kinesio taping
Home program
• Eccentric wrist extention with weight, 3 set 10 repetisi
• Forearm supinasi dan pronasi
• Wrist ball squeeze 3 set 10 repetisi
Evaluasi
ROM T1 T2 T3

Sagital 5⁰ -0-115⁰ 5⁰ -0-125⁰ 5⁰ -0-125⁰

Transversal 75⁰– 0 – 80⁰ 75⁰– 0 – 80⁰ 75⁰– 0 – 80⁰

Wirst sagittal 60⁰ -0 -70⁰ 60⁰ -0 -75⁰ 60⁰ -0 -75⁰

NRS Nyeri diam Nyeri gerak Nyeri diam

T1 4/10 7/10 (sagital) 7/10

T2 0/10 7/10 (sagital) 7/10

T3 0/10 5/10 (sagital) 7/10


Handheld T1 T2 T3
dynamometer
Pre- intervention Tidak dilakukan 3,6 kg 5,2 kg

Post- intervention Tidak dilakukan 6,4 kg 7,7 kg

Dash ( disabilities T1 T2 T3
of the arm,
shoulder and hand)
Score 70,8-100 60-100 (moderate 49,2-100 (mid
(moderate degree degree of disability) degree of disability)
of disability)

Anda mungkin juga menyukai