Anda di halaman 1dari 30

TRIGGER FINGER DIGITI III MANUS

DEXTRA
SUPRASPINATUS TENDINITIS

OLEH : RAYMOND FERDINAND NOELNONI /11.2017.022


PEMBIMBING : DR. DHEVARIZA PRA DHANI, SP.OT
ANAMNESIS

Identitas Pasien
• Nama : Ny. KBS
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 53 tahun
• Alamat : Kp. Gembrong
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Keluhan Utama : kaku pada jari tengah tangan kanan

• Riwayat penyakit sekarang :


• OS mengeluhkan kaku pada jari tengah tangan kanan nya, sejak 2 bulan SMRS. Kaku jari tengah yang
dimaksud adalah jari tengah ter tekuk dan tidak bisa dikembalikan ke posisi semula dengan sendirinya dan
harus dipaksakan ke posisi awal dan terasa nyeri saat di posisikan kembali. Rasa tersetrum ataupun baal
pada tangan disangkal
• OS juga mengeluhkan rasa lemah dan rasa nyeri/pegal pada kedua bahu sejak 2 bulan SMRS. Keluhan
timbul terutama saat mengangkat tangan di atas kepala, ataupun saat mengangkat tangan ke samping.
• Riwayat trauma pada tangan ataupun bahu disangkal
• Riwayat adanya keluhan yang serupa sebelumnya disangkal
• Riwayat Penyakit Dahulu : -
• Riwayat penyakit keluarga : -
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : Compos mentis
• TD : 120/80
• Hr : 78
• RR : 20
• Suhu : 36.5
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Lokalis : a/r manus dekstra Digiti III
Tampak hiperemis • Status Lokalis a/r
pada area MCP Deltoid dextra dan
Nyeri tekan (+) Sinistra
Krepitasi (+) saat
• Hiperemis (-)
reposisi jari tengah
yang kaku • Nyeri tekan (-)
ROM tidak terbatasi, • Krepitasi (-)
namun jari menjadi
kaku saat fleksi • Nyeri timbul pada
gerakan abduksi
Tinel test (-)
RESUME

• OS mengeluhkan kaku pada jari tengah tangan kanan nya, sejak 2 bulan SMRS.
Rasa tersetrum ataupun baal pada tangan disangkal, rasa lemah dan rasa
nyeri/pegal pada kedua bahu sejak 2 bulan SMRS, saat mengangkat tangan di atas
kepala, ataupun saat mengangkat tangan ke samping. Riwayat trauma pada jari
jari tangan ataupun bahu disangkal.
• Status Lokalis a/r manus dekstra digiti III : hiperemis (+) pada MCP, nyeri tekan (+),
krepitasi (+) saat reposisi jari, kaku/terkunci saat fleksi, tinel test (-)
• Status Lokalis a/r Deltoid dextra dan Sinistra Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), Krepitasi
(-), Nyeri timbul pada gerakan abduksi
DIAGNOSIS
• Trigger Finger digiti III manus dextra
• Supraspinatus Tendinitis
TATALAKSANA
• Triamcinolone acetonide inj 10 mg/ml IA
• Rujuk ke bagian Fisioterapi
PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
TRIGGER FINGER

• Definisi
• Trigger finger adalah penyakit yang terjadi pada jari penguncian dari tendon fleksor
jari yang terlibat, berhubungan dengan disfungsi dan nyeri. Terjadi karena
penggunaan berlebihan dan cedera langsung, penyakit ini merupakam bentuk lain
dari begitu banyak cedera regangan berulang seperti carpal tunnel syndrome
ETIOLOGI

• Penyebab potensial trigger finger / thumbtelah dapat dijelaskan, tetapi


etiologi tetap idiopatik, artinya penyebabnya tidak diketahui. Kemungkinan
disebabkan oleh trauma lokal dengan stres dan gaya degeneratif. Ada yang
menghubungkan penyebab trigger fingerkarena penggunaan fleksi tangan
yang terus-menerus dan pada tiap individu sering dengan penyebab
multifaktor. Oleh karena itu sering disebut dengan tenosinovitis stenosing
(stenosans tenovaginitis khusus pada jari)
EPIDEMIOLOGI

Biasa terjadi pada usia 55-60 tahun


Lebih sering terjadi pada perempuan disbanding laki-laki
PATOFISIOLOGI
• Pada trigger finger / thumb terjadi peradangan dan hipertrofi dari selubung tendon
yang semakin membatasi gerak fleksi dari tendon. Selubung ini biasanya membentuk
sistem katrol yang terdiri dari serangkaian sistem yang berfungsi untuk
memaksimalkan kekuatan fleksi dari tendon dan efisiensi gerak di metakarpal.
• Nodul mungkin saja dapat membesar pada tendon, yang menyebabkan
tendon terjebak di tepi proksimal katrol ketika pasien mencoba untuk meluruskan
jari, sehingga menyebabkan kesulitan untuk bergerak. Ketika upaya lebih kuat
dibuat untuk meluruskan jari, dengan menggunakan kekuatan lebih dari ekstensor
jari atau dengan menggunakan kekuatan eksternal (dengan mengerahkan kekuatan
pada jari dengan tangan lain), jari macet yang terkunci tadi terbuka dengan menimbulkan
rasa sakit yang signifikan pada telapak distal hingga ke dalam aspek proksimal digit.
Hal yang kurang umum terjadi antara lain nodul tadi bergerak pada distal katrol,
mengakibatkan kesulitan pasien meregangkan jari
MANIFESTASI KLINIS

• Jari “terkunci” saat gerakan fleksi – ekstensi


• Jari yang kaku
• Nyeri disekitar jari
• Nyeri timbul saat jari yang “terkunci” dicoba digerakkan
STAGING

• Grade 1(pretrigerring) : nyeri


• Grade II (active) : jari “terkunci”, namun dapad di posisikan kembali oleh
pasien secara aktif
• Grade III : Jari “terkunci”, perlu dilakukan ekstensi secara pasif
• Grade IV : jari “terkunci”, tidak dapat di reposisi secara pasif
DIAGNOSA BANDING

• Carpal tunnel syndrome


• Rheumatoid arthritis
TATALAKSANA

• Dapat digunakan NSAID atau kortikostetroid untuk mengurangi nyeri maupun


inflamasi nya
• Misalkan ibuprofen (NSAID), triamcinolone (kortikosteroid)
SUPRASPINATUS TENDINITIS

• Merupakan peradangan pada tendon otor supraspinatus


ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

• Tendinitis supraspinatus disebabkan oleh kerusakan akibat gesekan atau penekanan yang
berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama antara tendon supraspinatus dengan tendon dari
caput longus biseps. Hal ini terjadi karena tendon kedua otot tersebut saling bertumpang tindih
dalam melewati trowongan yang dibentuk oleh caput humeri yang dibungkus oleh kapsul sendi
glenohumeral sebagai dasarnya dan ligament coracoacromial serta acromion sebagai penutup
atasnya. Terkadang neurovascular yang mendampingi tendon otot supraspinatus ikut terjebak
sehingga terjadi ischemia otot supraspinatus yang di ikuti atrofi dan parese.
• Contoh : Nyeri bahu pada pekerja yang dalam aktifitasnya harus mengangkat beban berat,
bukan disebabkan oleh proses degenerasi, melainkan terjadi bila lengan harus diangkat sebatas
atau melebihi tinggi akromion. Posisi yang sedemikian ini bila berlangsung terus-menerus juga
akan menyebabkan terjadinya ischemia yang di ikuti atrofi dan parese.
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri
• lengan digerakan, nyeri yang paling dirasakan adalah saat lengan melakukan abduksi
60̊ - 70̊ secara aktif. Rasa nyeri ini hilang timbul, yang timbul sewaktu mengangkat bahu.

• Keterbatasan Gerak
• Keterbatasan gerak pada sendi bahu terutama untuk gerakan abduksi dan eksorotasi.
Keluhan nyeri timbul bila lengan diabduksikan aktif dari 60̊ - 70̊. Keterbatasan ini
disebabkan oleh karena adanya rasa nyeri yang dirasakan di seluruh daerah bahu dan
dapat mengganggu tidur.
PEMERIKSAAN KHUSUS

• Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS)


• menggunakan goniometer, dilakukan untuk mengetahui adanya keterbatasan
gerak pada sendi bahu, dengan arah gerakan abduksi baik aktif maupun
pasif
• LGS normal pada sendi bahu untuk gerakan abduksi-adduksi adalah F 180º
– 0º – 45º
• Tes Supraspinatus (Supraspinatus Challenge Test)
• Lengan penderita diposisikan abduksi 90° dengan rotasi
netral dan terapis memberikan tahanan untuk gerakan
abduksi kemudian lengan diposisikan medial rotasi dan
menyudut ke depan 30° sehingga ibu jari menghadap
ke lantai. Pemeriksa memberi tahanan lagi sambil
mencari gambaran yang muncul, bila gambaran yang
muncul adalah rasa nyeri atau kelemahan kontraksi
menunjukkan adanya kelainan pada otot supraspinatus.
• Tes Lengan Jatuh (mosley) • Tes Appley
• Penderita mengabduksikan secara penuh • Penderita disuruh menggaruk-garuk di
lengannya dalam posisi lurus kemudian daerah sekitar angulus medialis scapula
penderita disuruh untuk menurunkan dengan tangan sisi contralateral melewati
lengannya secara perlahan-lahan. Bila pada belakang kepala. Dalam pola gerakan itu
posisi abduksi 90° penderita tiba-tiba otot-otot abductor, rotator external dari bahu
menjatuhkan lengannya, berarti penderita bekerja. Pada tendinitis supraspinatus tes
tidak dapat mempertahankan penurunan appley tidak dapat dilaksanakan oleh
lengan secara bertahap karena merasakan penderita karena adanya nyeri di sekitar
nyeri di persendian bahu bagian atas akibat persendian bahu.
gangguan pada musculus supraspinatus.
TATALAKSANA

• Kompres Hangat
• Kompres hangat untuk mengurangi spasme pada otot supraspinatus. Alat yang
diperlukan adalah handuk yang direndam air panas dengan suhu ± 55° C. Bila handuk
tidak terasa hangat perlu direndam lagi agar handuk tetap hangat. Lamanya terapi ini
20-30 menit. Bagian yang di terapi harus bebas dari pakaian.

• Massage pada Tendon Supraspinatus


• Bertujuan untuk mengurangi nyeri, relaksasi otot dan peningkatan vaskularisasi.
• Latihan Pasif
• Luas gerak sendi pada latihan pasif ini disesuaikan dengan toleransi penderita
sampai batas nyeri yang tertahan oleh penderita. Arah gerakan kesemua arah
gerak sendi bahu dan terutama pada arah gerak yang terhambat, dan rasa nyeri
yang timbul perlu diperhatikan terutama untuk gerakan abduksi dan internal rotasi.
Karena pada arah tersebut kemungkinan terjadi penekanan pada bursa tendon
diantara caput humeri dan ligament coracoacromialis. Gerakan kuat, kejut dan cepat
merupakan kontra indikasi, karena dapat merusak kapsul.
• Latihan Aktif Assisted
• Latihan aktif merupakan gerakan yang dilakukan secara sadar dan terjadi kontraksi
otot dari dalam tanpa melawan tenaga dari luar (gaya gravitasi). Latihan ini
biasanya lebih mengungtungkan karena adanya kontraksi secara sadar yang berarti
penderita dapat ikut mengontrol gerakan yang terjadi sampai batas toleransinya
sehingga penderita merasa lebih aman dan kemungkinan timbulnya ketegangan
otot karena takut dapat dieliminir dan gerakan lebih mudah dilakukan. Arah
gerakan dan luas jarak sendi sama dengan pada saat latihan pasif.
• Latihan Isometrik
• Merupakan latihan dimana penderita melakukan suatu gerakan, terapis
memberikan tahanan yang berlawan arah dan gerakan yang dilakukan
penderita tanpa adanya pergerakan pada sendi. Diberikan pada otot
sekitar sendi bahu yang terkena terutama otot-otot yang bila dikontraksikan
tidak menimbulkan nyeri. Intensitas kontraksi disesuaikan dengan toleransi
penderita. Latihan dapat dikerjakan kira-kira 3 – 5 menit tiap jam
disesuaikan keadaan penderita.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai