Anda di halaman 1dari 17

Judul Blok : Biomedik 1 (5 SKS)

Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran


Kompetensi Dasar : Menerapkan Ilmu Biomedik pada Sistem Muskuloskeletal
Indikator : Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik Sistem Muskuloskeletal
untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif
Level Kompetensi :4A

ARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS


dr. Faqi Nurdiansyah Hendra

Alokasi Waktu : 2 x 50 menit

Tujuan Instruksional Umum :


Mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai anatomi persendian secara umum dan
secara khusus.

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah selesai mempelajari bahan ajar ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menyebutkan dan menjelaskan pengertian dari persendian
2. Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi dari persendian
3. Menyebutkan dan menjelaskan struktur anatomi dari persendian
4. Menyebutkan dan menjelaskan terminologi pergerakan
5. Menjelaskan prinsip pergerakan dari persendian
ARTHROLOGI

Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah), yang saling berhubungan membentuk
articulus, memungkinkan manusia dapat berdiri dan duduk dengan stabil, dan bergerak dengan
leluasa sesuai keinginannya. Manusia adalah makhluk bipedal yang berdiri dan berjalan dengan
menggunakan extremitas inferior, dan extremitas superior dipakai untuk memasukkan makanan
ke dalam cavus oris.

ARTHROLOGI UMUM

Atas dasar struktur dan fungsi articulus dibagi menjadi: SYNARTHOSIS dan DIARTHOSIS.

I. SYNARTHOSIS
Diantara kedua ujung tulang yang membentuk articulus terdapat suatu jaringan. Terdiri
dari :
1. SYNDESMOSIS, jaringan penghubung adalah jaringan ikat.
a. SUTURA, tepi-tepi tulang yang bertemu diperhubungkan oleh suatu jaringan ikat
yang tipis, misalnya sutura pada calvaria cranii.
b. SCHINDYLISIS, suatu tulang yang terjepit di dalam celah pada tulang lainnya,
misalnya antara rostrum sphenoidale dan vomer.
c. GOMPHOSIS, suatu tulang yang berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk, alveolus,
yang sesuai pada tulang yang lain, misalnya dentes pada maxilla dan mandibula.
d. SYNDESMOSIS ELASTICA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut
elastis, misalnya ligamentum flavum di antara arcus vertebrae.
e. SYNDESMOSIS FIBROSA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut
kolagen, misalnya membrana interossea antebrachii, di antara radius dan ulna.
2. SYNCHONDROSIS, jaringan penghubung dan diaphyse sebelum penulangan selesai
atau symphysis osseum pubis pada usia dewasa.
3. SYNOSTOSIS, jaringan penghubung ialah tulang, misalnya di antara epiphyse dan
diaphise sesudah penulangan atau di antara os ilium, os pubis dan os ischium pada usia
dewasa.
II. DIARTOSIS
Ujung-ujung tulang yang membentuk articulus bebas, tidak ada jaringan di antaranya.
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Salah satu ujung tulang membentuk caput articulare dan ujung tulang yang lain
membentuk cavitas glenoidas.
2. Kedua ujung tulang dibungkus oleh capsula articularis, yang terdiri dari stratum fibrosum
di sebelah superficialis dan statum synoviale di sebelah profunda; stratum synoviale
menghasilkan synovia (filtrasi plasma darah) yang membuat licin permukaan kedua
ujung tulang.
3. Cavum articulare ialah rongga potensil yang terdapat di antara ujung-ujung tulang, dan
berisi synovia.
4. Alat-alat khusus yang meliputi :
a. labium articulare ;
b. discus dan menicus articularis sebagai alat untuk menahan tumbukan, penyangga dan
mengurangi discongruentio di antara ujung-ujung tulang yang bersendi ;
c. bursa mucosa di sekitar sendi atau kadang-kadang berhubungan dengan cavum
articulare untuk memudahkan gerakan ;
d. ligamentum, yang sebenarnya adalah bagian dari capsula articularis dan selanjutnya
terpisah dari capsula itu.

Berdasarkan kemungkinan gerak Diartrosis dibagi menjadi: AMPHIARTHROSIS,


kemungkianan gerak sedikit sekali. ARTICULATIONES, kemungkinan gerak yang luas.

Luas gerakan pada articulationes ditentukan oleh jumlah axis, sebagai berikut:
1. Mono axial
a. GINGLYMUS, sumbu gerak terak lurus pada arah panjang tulang, misalnya
artic.interphalangealis, artic.humero-ulnaris, artic.talocruralis.
b. ARTULATIO TROCHOIDEA, sumbu gerak kira-kira sesuai dengan arah panjang
tulang, misalnya art.radio-ulnaris, art.atlanto-dentalis.
2. Biaxial, kedua garis berpotongan tegak lurus.
a. ARTICULATIO ELLIPSOIDEA, caput articulare berbentuk ellipsoid dalam arah sumbu
panjang dan sumbu pendek, mis.art.radiocarpea.
b. ARTULATIO SELLARIS, permukaan sendi berbentuk pelana artinya dalam arah sumbu
yang satu permukaan itu cembung, dalam arah sumbu yang lain cekung (concave-
convex), mis. Art.carvo-metacarpea.
3. Multi axial (tri axial), kemungkinan gerak sangat luas. Caput articularea berbentuk bola.
a. ARTICULATIO GLOBOIDEA, cavitas glenoidalis mencakup kurang dari setengah
caput articulare, mis. Art.humeri ;
b. ENARTHROSIS, cavitas glenoidalis mencakup lebih dari setengah caput articulare,
kemungkinan gerak lebih daripada art.globoidea, mis. Art.coxae.

NOMENCLATUR GERAKAN
Arah dan luas gerakan ditentukan oleh permukaan dari kedua ujung tulang yang
membentuk articulus dan kedudukan dari capsula articularis serta ligamentum articulare. Luas
gerakan berbeda secara individual. Nomenclatur gerakan didasarkan pada Posisi Anatomi (awal
atau akhir dari suatu gerakan), dan gerakan-gerakan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :
FLEXION (flexi) adalah gerakan yang terjadi terhadap axis transversal dan membentuk
sudut yang lebih kecil antara kedua tulang bersangkutan.
EXTENSION (Extensi) adalah gerakan yang berlawanan dengan gerakan Flexi, yaitu
membentuk sudut yang lebih besar (tulang saling menjauhi satu sama lain).

Terminologi khusus digunakan pada gerakan badan (= truncus), articulatio humeri, ankle joint
dan gerakan ibu jari (articulatio metacarpo-phalangea I). Badan yang digerakkan ke arah tungkai
dinamakan Flexi badan terhadap tungkai dan gerakan tungkai ke ventral mendekati badan
disebut Flexi tungkai terhadap badan. Gerakan sebaliknya ke arah dorsal disebut Extensi.
Gerakan truncus ke lateral disebut Latero-fleksi.
Flexi pada ankle joint adalah gerakan dorsum pedis ke arah permukaan ventralis cruris (disebut
juga Dorso-flexion atau Dorso-flexi; gerakan yang berlawanaan disebut Extension (= Plantar-
Flexion).
Pada articulatio humeri gerakan fleksi disebut Anteflexi, yaitu gerakan lengan ke arah ventral;
gerakan sebaliknya disebut Retroflexi (= Extensi).
ABDUKSI adalah gerakan yang menjauhi sumbu badan; gerakan yang mendekati sumbu
badan disebut ADDUKSI.
ROTASI merupakan gerakan yang terjadi terhadap sumbu longitudinal; ada Rotasi Medial
dan Rotasi Lateral. Rotasi ke kanan atau ke kiri terdapat pada columna vertabralis.
CIRCUMDUCTION merupakan kombinasi dari gerakan flexi, abduksi, extensi, adduksi dan
rotasi, yang menghasilkan suatu bentuk kerucut dengan puncaknya berada pada pusat sendi
berangkutan.
PRONASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah medial.
SUPINASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah lateral.
Kedua gerakan terakhir ini gerakan yang terjadi pada articulatio radio-ulnaris proximalis
(radius berputar terhadap ulna).

EVERSION adalah gerakan pronasi pada pedis yang dikombinasi dengan gerakan abduksi.
INVERSION adalah kombinasi gerakan adduksi dengan supinasi pada pedis.
DOWNWARD ROTATION adalah gerakan rotasi ke caudal dari scapula terhadap axis
tegak lurus pada permukaan scapula, dalam hal ini acromion berpindah ke caudal dan
medial, angulus inferior bergerak ke medial dan lateral.
UPWARD ROTATION adalah rotasi ke cranial dari scapula.
Gerakan Flexi dan Extensi ibu jari terjadi pada articulatio carpo-metacarpalis pollicis, yaitu
pada bidang yang sama dengan gerakan abduksi-adduksi jari-jari lainnya; jadi gerakan
Extensi pollicis adalah gerakan ke arah lateral yang sesuai dengan gerakan abduksi jari-jari
lainnya, dan gerakan sebaliknya adalah Flexi.
Gerakan Abduksi dan Adduksi pollicis terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan Flexi
dan Extensi jari-jari lainnya.
Abduksi pollicis adalah gerakan yang menjauhi sisi manus, berlangsung pada bidang yang
tegak lurus pada vola manus (sama dengan flexi jari-jari lainnya) dan sebaliknya adalah
Adduksi (sama dengan extensi jari-jari lainnya).

OPPOSISI adalah gerakan ibu jari yang mencapai ujung jari-jari lainnya, yaitu kombinasi
gerakan Abduksi pollicis dan Hyperflexi pollicis.
ARTHROLOGI KHUSUS

ARTICULUC CINGULU MEMBRI SUPERIORIS

1. ARTICULATIO STERNOCLAVICULARIS
Dibentuk oleh ujung pars sternalis calviculare, manubrium sterni dan ujung pars
cartilaginis costa I. Cavum articulare dibagi menjadi dua bagian oleh suatu discus articularis,
yang di satu pihak melekat pada ujung clavicula di bagian cranialis dan di pihak lain melekat
pada ujung costa I. Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum sternoclavicularis anterius dan
ligamentum sternoclavicularis posterius. Ligamentum lainnya yang juga memperkuat capsula
articularis adalah ligamentum interclaviculare, yang melekat pada kedua ujung clavicula, dan
ligamentum costoclaviculare (=rhomboid ligament) yang mengikat osta I pada clavicula, dan
berada di sebelah lateral capsula articularis. Ligamentum costoclavicularis sangat kuat,
merupakan faktor stabilisasi yang kuat bagi articulus bersangkutan. Pada posisi protraksi dan
hyperabduksi ligamentum ini menjadi tegang.
Di bagian ventral dari articulatio ini terdapat tendo caput sternalis
m.sternocleidomastoideus; di bagian dorsal terdapat tendo m.sternohyoideus dan
m.sternothyreoideus.

PERGERAKAN
Titik tumpu dari gerakan pada articulus ini berada pada ligamentum costoclaviculare,
yang menyebabkan gerakan dari kedua ujung clavicula saling berlawanan. Apabila pars
acromialis claviculae diangkat ke atas maka pars sternalis claviculare akan bergerak turun,
demikian sebaliknya pula.
a. ROTASI dari clavicula adalah gerakan yang pasif
b. ELEVASI dan DEPRESI pars acromialis claviculae
c. Gerakan ke ventral dan dorsal terjadi pada bidang horizontalis terhadap sumbu vertikal,
dan dilakukan oleh ujung clavicula bersama dengan discus articularis terhadap
manubrium sterni.
2. ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULARIS
Dibentuk oleh facies articularis acromialis claviculae dengan vacies articularis acromii.
Capsula articularis tipis dan kurang berperan dalam memfiksasi clavicula pada scapula. Pada
articulus ini terdapat discus articularis. Yang berperan dalam stabilisasi articulus ini adalah
ligamentum coracoclaviculare, yang memfiksir clavidula pada prosessus coracoideus, jadi
merupakan suatu syndesmosis. Ligamentum ini terdiri atas dua bagian, yaitu (1) ligamentum
trapexoideum dan (2) ligamentum conoideum. Ligamentum conoideum berbentuk konus terbalik
dengan apexnya melekat pada processus coracoideus dan basisnya melekat pada tuberculum
conoideum claviculae. Ligamentum trapezoideum berada di sebelah antero-lateral ligamentum
conoideum, dan letaknya hampir horizontal.

PERGERAKAN
Gerakan pada articulus ini adalah pasif, oleh karena tidak ada otot yang melekat pada
kedua ujung tulang bersangkutan yang bekerja langsung pada persendian ini.
Gerakan pada clavicula merupakan akibat daripada gerakan scapula. Gerakan scapula terhadap
dinding thorax dapat dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a. PROTRAKSI dan RETRAKSI
b. ROTASI
c. ELEVASI dan DEPRESI
Dapat juga terjadi gerakan kombinasi. Dan semua gerakan-gerakan tersebut diteruskan
melalui/oleh ligamentum kepada clavicula.

3. ARTICULATIO HUMERI
Tipe articulus ini adalah Ball and Socket, mempunyai gerakan yang sangat luas. Dibentuk
oleh caput humeri dengan cavitas glenoidalis, dilengkapi dengan labrum glenoidale (suatu
fibrocartilago yang berbentuk cincin). Capsula articularis melekat pada tepi labrum glenoidale,
dan di pihak humerus pada tepi caput humeri, kecuali di bagian inferior perlekatannya berada 2
3 cm di caudalis dari tepi permukaan persendian. Capsula articularis ini longgar sehingga
memungkinkan gerakan menjadi luas (tampak jelas pada posisi adduksi humerus). Bagian
anterior dari capsula articularis menebal dan membentuk Ligamentum glenohumeral.
Caput longum m.biceps brachii berjalan di dalam sulcus intertubercularis, dan menembusi
capsula articularis.
Ligamentum corachohumerale, suatu ligamentum extra capsularis, berjalan ke arah
lateral dari processus coracoideus dan bercampur dengan bagian cranialis capsula articularis
beserta dengan tendo m.suprapinatus, mengadakan perlekatan pada tuberculum majus et minus.
Ligamentum ini menghalangi gerakan rotasi lateral dan adduksi.
Otot-otot yang berada di sekitar articulatio humeri terdiri dari otot-otot yang bertendo
panjang, berperan untuk gerakan, dan yang bertendo pendek dengan fungsi utamanya
mempertahankan caput articulare agar tetap berada di dalam cavitas articularisnya. Keadaan ini
dibantu oleh arcus coraco-acromialis yang menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis.
Arcus coraco-acromialis dibentuk oleh prosessus coracoideus, ligamentum coraco-acromiale
dan acromion. Ligamentum coraco-acromiale berbentuk segitiga dengan apexnya melekat pada
ujung acromion di sebelah anterior articulatio acromioclavicularis dan basisnya melekat pada
tepi lateral processus coracoideus.
Di antara acromion dan tendo m.supraspinatus terdapat bursa subacromialis, yang meluas
ke caudal dan berada di antara m.deltoideus dan tuberculum majus humeri. Bursa ini bersama-
sama dengan arcus coraco-acromialis menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis.
Ada empat buah otot yang tendo-tendonya memperkuat capsula articularis, membentuk
Rotator Cuff, terdiri dari (1) m.supraspinatus di sebelah cranial, (2) m.infraspinatus, (3) m.teres
minor, kedua otot terakhir ini berada di bagian dorsal, dan (4) m.subscapularis berada di sebelah
ventral.
Di bagian caudal capsula articularis tidak diperkuat sama sekali.
Pada posisi abduksi humerus maka tendo-tendo dari m.triceps brachii caput longum dan
m.teres major menempel pada capsula articularis di bagian caudal, sehingga memberi stabilitas
pada posisi ini.

PERGERAKAN
Banyak kali gerakan pada articulus ini diikuti oleh gerakan scapula pada dinding thorax
serta gerakan clavicula. Ada tiga gerakan dasar, yaitu: (1) Flexi dan Extensi, (2) Abduksi dan
Adduksi dan (3) Rotasi. Gerakan circumductio adalah kombinasi dari gerakan-gerakan tersebut
tadi.
4. ARTICULATIO CUBITI
Articulus ini termasuk tipe Ginglymus, yang hanya memberi kemungkinan gerakan Flexi
dan Extensi. Articulus ini dibentuk oleh tiga buah tulang, yaitu (a) ujung distal humerus, (b)
ujung proximal radius dan (c) ujung proximal ulna.
Secara structural terbentuk tiga buah articulus, masing-masing (1) articulatio
humeroradialis, (2) articulatio humeroulnaris dan (3) articulatio radioulnaris proximalis. Ketiga-
tiganya berada dalam satu capsula articularis.
Articulatio humeroradialis dibentuk oleh capitulum humeri dengan fovea capituli radii.
Articulatio humeroulnaris dibentuk oleh trochlea humeri dengan incisura semilunaris ulnea.
Articulatio radioulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii (circumferentia articularis)
dengan incisura radialis ulnea.

Capsula articularis dari persendian ini bentuknya tipis di bagian anterior dan di bagian posterior,
ditutupi oleh m.brachialis dan m.triceps brachii, mengadakan perlekatan di bagian anterior pada
humerus di sebelah cranialis dai fossa radialis dan fossa coronoidea, dan di bagian caudal
melekat pada ligamentum anulare radii dan pada processus coronoideus. Di bagian dorsal
capsula articuralis melekat pada tepi cranialis olecranon. Di bagian medial dan lateral capsula
articularis diperkuat oleh ligamentum collateral ulnare (mediale) dan ligamentum collaterale
radiale (laterale).

PERGERAKAN
Gerakan yang mungkin hanyalah Flexi dan Extensi.

5. ARTICULATIO RADIO-ULNARIS
Antara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu (a) articulatio radio-ulnaris
proximalis, (b) articulatio radio-ulnaris distalis dan (c) syndesmosis, di bagian tengah (membrana
interossea antebrachii).
Articulatio radio-ulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii dengan incisura
radialis ulnae. Capitulum radii berada di dalam ligamentum anularea radii (dilingkari) sehingga
capitulum radii dapat berputar dengan bebas. Incisura radialis ulnae merupakan bagian dari
sebuah lingkaran dan ligamentum tersebut membentuk bagian selanjutnya.
Ligamentum ulnarea radii berbentuk corong yang membesar di bagian proximal dan mengecil di
bagian distal, sehingga dengan demikian capitulum radii tidak dapat terlepas daripadanya.
Articulatio radio-ulnaris distalis (inferior) dibentuk oleh capitulum ulnea dengan
circumferentia articularisnya di satu pihak dengan incisura ulnaris radii di pihak lain.
Mempunyai capsula articularis yang tipis. Pada articulus ini terdapat sebuah discus articularis
yang berbentuk segitiga, memisahkan ujung ulna daripada ossa carpalia. Apex dari discus
articularis melekat pada sisi lateral processus styloideus ulnae, dan basisnya melekat pada margo
distalis incisura ulnaris radii. Fungsi discus articularis adalah menghindari pemisahan ujung
radius daripada ujung ulna. Dibagian ventral dan dorsal discus articularis mengadakan perlekatan
pada capsula articularis dari Wrist Joint.

PERGERAKAN
Pronasi dan Supinasi

6. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT)


Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare manus, os lunatum dan os
triquetrum yang membentuk permukaan konveks dan di pihak lain adalah ujung distal radius
bersama-sama dengan discus articularis yang membentuk permukaan konkaf. Capsula articularis
melekat pada ujung distal radius dan ulna, dan di pihak lain melekat pada permukaan anterior
dan posterior ossa carpalia deretan proximal. Ligamentum collaterale carpi ulnare meluas dari
ujung processus styloideus ulnae sampai pada os pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum
collaterale carpi radiale melekat pada processus styloideus radii dan pada os naviculare manus.

PERGERAKAN
Gerakan Flexi dan Extensi terjadi pada transversalis. Gerakan Abduksi (=deviasi radialis)
dan Adduksi (=deviasi ulnaris) terjadi terhadap axis antero-posterior.

7. ARTICULATIO INTERCARPALIS
Ossa carpalia deretan proximalis membentuk articulus dengan ossa carpalia deretan
distalis membentuk ARTICULATIO MEDIOCARPALIS. Pada articulus ini permukaan
persendian yang konveks dibentuk oleh os hamatum dan os capitatum, permukaan yang cekung
dibentuk oleh os scaphoideum, os lunatum dan os triquetrum, sementara itu permukaan yang
konveks dari bagian distal os scaphoideum membentuk persendian dengan permukaan yang
konkaf yang dibentuk oleh os trapexium dan os trapezoideum.

PERGERAKAN
Gerakan pada articulatio intercarpalis selalu dikombinasikan dengan gerakan pada Wrist
Joint. Gerakan yng dimaksud terjadi antara ossa carpalia deretan distalis dengan ossa carpalia
deretan proximalis, yang terjadi pada articulatio mediocarpalis.

8. ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS
Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh basis ossis
metacarpalis dengan os multangulum majus. Basis metacarpalis II membentuk persendian
dengan os multangulum majus, os multangulum minus dan os capitatum. Basis metacarpalis III
membentuk articulus dengan os capitatum. Basis metacarpalis IV membentuk articulus dengan
os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya terbentuk persendian antara basis metacarpalis II,III
dan IV satu sama lainnya.
Articulatio carpometacarpalis I mempunyai bentuk (tipe) Saddle (=pelana), yang dapat
melakukan gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi dan gerakan opposisi-reposisi. Capsula
articularis dari articulus ini terpisah daripada articulatio carpometacarplis lainnya. Yang
dimaksud dengan gerakan Opposisi adalah gabungan gerakan flexi, rotasi medial dan adduksi
sehingga ujung jari I dapat berpindah-pindah (bertemu) dengan ujung-ujung jari lainnya.
Articulatio carpometacarpalis II dan III pada dasarnya kurang bergerak, sedangkan articulatio
carpometacarpalis V mempunyai kemampuan gerakan flexi yang lebih baik sehingga dapat
mempertahankan benda-benda dalam genggaman dengan sempurna.

9. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALIS
Dibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai permukaan konkaf dengan
capitulum metacarpalis yang berbentuk bola.
10. ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS
Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis) dengan basis phalangis
dari phalanx berikutnya (distalis). Pergerakan pada articulatio metacarpophalangealis dan
articulatio interphalangealis pada keempat jari yang mesial adalah gerakan flexi dan extensi.

ARTICULATIO MEMBRI INFERIORIS


1. ARTICULATIO COXAE
Dibentuk oleh caput femoris dengan acetabulum. Articulus ini termasuk tipe Ball and
Socket. Facies articularis caput femoris berbentuk 2/3 bagian dari suatu bulatan, dan facies
articularis dari acetabulum berbentuk tapak kuda (horseshoeshaped). Capsula articularisnya kuat
sekali, mengadakan perlekatan pada tepi acetabulum di bagian proximal dan di bagian distal
melekat pada linea intertrochanterica dan sepanjang collum femoris, di sebelah proximal dari
crista intertrochanterica.
Pada fovea capitis femoris terdapat Ligamentum teres femoris, yang ke arah distal
melekat pada ligamentum acetabuli dan di dalamnya berjalan serabut saraf dan pembuluh darah
yang menuju ke caput femoris.

PERGERAKAN
Anteflexi dan Retroflexi, Abduksi dan Adduksi, Rotasi, dan Circumdiktio. Articulatio
coxae sangat stabil, yang disebabkan oleh karena fossa acetabuli membentuk lekukan yang
dalam dan membungkus caput femoris dengan baik; selain itu stabilitas diberikan juga oleh
ligamentum yang kuat, yang berada di bagian anterior coxae.

2. ARTICULATIO GENUS
Dibentuk oleh ujung distal condylus femoris dengan ujung proximal condylus tibiae dan
dengan facies dorsalis patella. Tipe : Condiloidea.
Permukaan persendian dari condylus femoris yang berhadapan dengan tibia berbentuk konveks;
bentuk facies articulus pada ujung condylus tibiae datar dan dilengkapi dengan suatu
fibrocartilago, yang dinamakan meniscus, yaitu meniscus lateralis dan meniscus medialis.
Stabilitas articulus ini tergantung pada ligamentum yang terdapat di situ.
Ligamentum :
- Lig. Collaterale laterale/fibulae - Lig. Popliteum Arcuatum
- Lig. Collaterale mediale/tibiae - Lig. Popliteum Obliquum
- Lig. Patella - Lig. Cruciatum anterior + posterior

Meniscus medialis dan meniscus lateralis adalah dua buah fibrocartilago yang berbentuk
cresentic (sebagian dari lingkaran), mengadakan perlekatan pada fecies cranialis ujung proximal
tibia. Pada penampang melintang meniscus berbentuk segitiga. Meniscus medialis bentuknya
lebih besar daripada meniscus lateralis, dengan bagian yang terbuka meliputi (kaki huruf C)
meniscus lateralis.

PERGERAKAN
Gerakan utama adalah Flexi dan Extensi, yang terjadi terhadap axis trasversal.

3. ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS
Antara tibia dan fibula terbetuk articulus pada ujung proximal, ujung distal dan di
sepanjang corpus kedua tulang tersebut. Persendian pada ujung proximal berupa suatu articulatio
(diarthrosis) yang memberi kemungkinan gerakan menggelincir. Capsula articularisnya kuat di
bagain ventral, melebihi yang di bagain dorsal. Di antara tendo m.popliteus dan capsula
articularis terdapat bursa m.popliteus. Persendian ini disebut ARTICULATIO
TIBIOFIBULARIS.
Antara corpus tibiae dan corpus fibulae terdapat membran interossea, yang melekat pada
crista interossea tibiae dan crista interossea fibulae dengan arahnya ke caudal-lateral, membentuk
suatu Syndesmosis. Fungsi membrana interossea selain memfiksir tibia pada fibula juga tempat
melekat beberapa otot cruris.
Ujung distal tibia dan fibula membentuk suatu Syndesmosis, dan dihubungi satu sama
lain oleh ligamentum interosseum, yang membentuk membrana interossea. Hubungan ini
diperkuat di bagian anterior oleh ligamentum malleoli lateralis anterius, dan di bagian posterior
terdapat ligamentum malleoli lateralis posterius yang lebih kuat. Nama lain dari kedua ligamenta
tersebut adalah ligamentum tibiofibulare anterius dan ligamentum tibiofibularis posterius. Fungsi
ligamenta tersebut tadi adalah menghalangi tertariknya fibula ke arah caudal.
4. ARTICULATIO TALOCRURALIS (= ANKLE JOINT)
Persendian ini adalah suatu Hinge Joit yang terbentuk oleh os talus di satu pihak dan
facies distalis tibia, facies articularis malleoli lateralis et medialis serta ligamentum tibiofibularis
transversus di pihak lain, yang membentuk cavitas articularis. Ligamentum tibiofibularis
transversus adalah bagian dari ligamentum malleoli lateralis posterius (= ligamentum
tibiofibularis posterior inferior) yang berada di bagian caudal dan profunda.
Capsula articularis melekat pada tepi facies articularis dari ketiga buah tulang tadi kecuali
di bagian anterior dari os talus, yang melekat agak jauh ke anterior pada collum tali. Di bagian
dorsal capsula articularis melekat juga pada ligamentum tibiofibularis posterior. Capsula ini tipis
di bagian anterior dan posterios, menebal di bagian medial dan lateral membentuk ligamentum
mediale (= ligamentum deltoideum) dan ligamentum laterale.
Ligamentum deltoideum berbentum segitiga dan tebal, melekat pada ujung malleolus
medidalis, terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan superficialis dan lapisan profundus. Lapisan
superficialis disebut pars tibiocalcaneus (=ligamentum calcaneotiboale), berjalan ke caudo-dorsal
dan melekat pada bagian cranialis dari sisi sustenta culum tali. Lapisan profundus atau pars
deltoidea mengadakan perlekatan pada facies medialis talus (di luar facies articularis), ada
serabut-serabut di bagian anterior yang mencapai (melekat) os nviculare.
Ligamentum laterale terdiri atas tiga bagian, sebagai berikut:
1) Ligamentum calcaneofibulare yang berjalan ke arah caudo-dorsal, mulai dari ujung
malleolus lateralis sampai pada sisi calcaneus;
2) Ligamentum talofibulare posterius yang melekat pada sisi medial malleolus lateralis,
berjalan ke arah medio-dorsal, dan di pihak lain melekat pada processus lateralis tali;
3) Ligamentum talofibulare anterius yang melekat pada tepi anterior malleolus lateralis dan
di lain lihak melekat pada collum tali.

PERGERAKAN
Pada persendian ini terdapat axis transversalis yang melewati corpus tali, tetapi arahnya
miring (oblique), yaitu arah caudo-lateral. Mengangkat dorsum pedis disebut Dorsiflexion
(=Extension), menurunkan planta pedis disebut Plantar flexion (=Flexi).
5. ARTICULATIO TALOCALCANEA
Persendian ini terdiri atas : (a) ARTICULATIO TALONAVICULARIS, yang dibentuk
oleh facis articularis navicularis tali dengan facies proximalis ossis navicularis dan (b)
ARTICULATIO TALOCALCANEA ANTERIOR ET MEDIA ET POSTERIOR, yang dibentuk
oleh facies articularis calcanea anterior et media et posterior dengan facies articularis anterior et
media et posterior calcanei.
Articulatio TALANAVICULARIS bersama dengan articulatio TALOCALCANEA
ANTERIOR ET MEDIA berada dalam satu cavum articulare, dan membentuk Articulatio
TALOCALCANEONAVICULARE.

6. MIDTARSAL JOINT
Articulus ini terdiri dari dua bagian, yang pertama dibentuk oleh os cubeideum dengan os
calcaneus, yang kedua dibentuk oleh os talus dengan os naviculare.
Articulatio CALCANEOCUBOIDEA terletak transversal menyilang pedis dan berada
pada satu garis dengan Articulatio TALONAVICULARIS. Kedua articulus ini membantu
gerakan inversi, eversi, plantar flexi dan dorsoflexi. Pada persendian ini terdapat 4 buah
ligamenta, yaitu (a) ligamentum calcaneo naviculare plantare, (b) ligamentum bifurcatum, (c)
ligamentum plantare longum dan (d) ligamentum calcaneocuboideum plantare.

7. PERSENDIAN INTERTARSALIS LAINNYA,


ARTICULATIO TARSOMETATARSALES dan ARTICULATIO INTERTARSALIS
Persendian antara os naviculare dengan ketiga buah os cuneiforme, persendian antara
sesama os cuneiforme, persendian antara os cuniforme intermedia dan os cuneiforme laterate
dengan basis ossis metatarsalis II dan III, persendian antara sesama basis ossis metatarsalis II
IV dan persendian antara os cuneiforme laterate dengan os cuboideum, masing-masing
persendian tersebut mempunyai cavum articulare tersendiri.
Terdapat sebuah cavum articularis bagi persendian antara os cuboideum dengan basis
ossis metatarsalis IV V dan bagi persendian antara basis metatarsalis IV V. Juga terdapat
sebuah cavum articularis lainnya bagi persendian antara os cuneiforme mediale dengan basis
metatarsalis I.
Semua persendian tersebut tadi mempunyai ligamentum plantaris dan ligamentum dorsalis serta
ligamentum interosseus. Gerakan yang ada hanya gerakan menggelincir yang sangat terbatas.

8. ARTICULATIO METATARSOPHALANGEALIS dan ARTICULATIO


INTERPHALANGEALIS
Articulatio METATARSOPHALANGEALIS berbentuk ellipsoidea dan berkaitan dengan
gerakan plantar flexi dan dorsiflexi.
Articulatio INTERPHALANGEALIS mempunyai bentuk condyloidea.
Gerakan dorsiflexi pada Articulatio METATARSOPHALANGEALIS adalah lebih luas daripada
gerakan plantar flexi. Hal yang sebaliknya terjadi pada Articulatio INTERPHALANGEALIS.

PERESENDIAN PADA TRUNCUS


Columna Vertebralis berhubungan bentuk persendian
o Di Cranial : dengan Os Occipitale
o Di Lateral :
V.T.I-XII dgn Costa IXII
Sacrum dgn Os Coxae
o Di antara Vertebra :
Antara Corpus
Antara proc. Articularis
Antara proc. Transversus
Antara proc. Spinosus
Antara Lamina arcus vertebralis
Persendian pada Truncus, terdiri
o Pada Sternum + Ujung Sternal Costa I-X, masing-masing antara :
Manubrium Sterni Corpus Sterni Synchondrosis/Synostosis
Corpus Sterni Proc.Xiphoideus Synchondrosis/Synostosis
Cartilago costalis V X Synchondrosis
Manubrium + Corpus Costa Synchondrosis
o Pada ujung vertebrae+ COSTA I-XII, masing-masing antara :
Costa I-XII corpus V.T.I-XII Diarthrosis (art. plana)
Costa I-XII Proc.Trans.V.T.I-X Diarthrosis (art.plana)
Gerakan pada kedua persendian di atas secara bersama-sama
Gerakan ROTASI CRANIOVENTRAL, shg Costa-Costa bergerak secara bersama
Persendian pada Truncus (lanjutan)
o Antara Os Occipitale V.C.I
- Art. Atlantooccipitalis
- Diarthrosis (art. Condyloidea)
- Gerakan: ante, retro, lateroflexi
o Antara V.C. I II
- Art. Atlantoepistrophica
- Diarthosis (art. Plana)
- Gerakan : Rotasi
o Synchondrosis
- Antara Corpus Vertebra C.II-III s/d L.I-S.I
- Dibentuk discus Intervertebralis (st. fibrocartilago)
- Discus Intervertebralis terbesar L.I S.I = PROMONTORIUM
Persendian pada Truncus (lanjutan)
o Syndesmosis Elastica antara arcus Vertebra (lig flavum)
o Syndesmosis Fibrosa
- Lig. Longitudinale ant + post antara corpus vert.
- Lig. Interspinosum , intertransversarium, supraspinosum
o Diarthrosis zygapophyseal joint antara proc. articularis Vertebrae
Gerakan SUMASI seluruh Columna Vertebralis
o Anteflexi
o Retroflexi
o Lateroflexi
o Rotasi pusat pada Promontorium

Anda mungkin juga menyukai