Anda di halaman 1dari 32

LO.

1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN SENDI


1.1 DEFENISI
Sendiri atau articulation adalah hubungan satu tulang dengan satu atau lebih tulang lainnya.
1.2 JENIS
● Berdasarkan luas geraknya :
1. Synarthrosis : sendi yang tidak bergerak sama sekali.
Berdasarkan komposisi dari bahan yang mengisi pertemuan kedua sendi dibagi
menjadi :
a. Sutura, diantara tulang terdapat jaringan fibrosa yang tipis sekali, contoh: sutura
sagitalis, sutura lambdoidea, sutura coronoidea
b. Syndesmosis, diantara tulang terdapat jaringan fibrosa (ligamentum/membrana),
contoh: syndesmosis radio-ulnaris. Ossa tibiafibula, ossa metacharpalis.
c. Syncrondrosis ( articulation cartilagohyalin ), diantara tulang terdapat
persambungan tulang rawan, contoh: symphisis pubis, symphisis manubriumsterni
d. Scindenlysis, satu tulang yang masuk ke dalam celah tulang
e. Gamphosis, tulang yang berbentuk seperti tanduk dan masuk ke dalam lubang
tulang, contoh: gigi dan geraham
2. Ampiarthrosis : sendi yang bergeraknya sedikit.
3. Diarthrosis ( synovial ) : sendi yang dapat bergerak bebas.
Berdasarkan jumlah tulang yang bersendi:
a. Art. Simplex : terdiri dari satu sendi
b. Art. Composita : terdiri lebih dari satu sendi

Berdasarkan bentuk permukaan sendi dan tipe pergerakan :


a. Arthroidea (gliding) disebut juga sendi luncur (sendi plana), merupakan
persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Kepala
sendi dan lekuk sendi rata. Bisa karena ampiathrosis Contoh: art. Intercapales,
art. Intertarsales, art. Sternoclavicularis, hubungan tulang pergerlangan kaki.

Gambar 1. Sendi Luncur (Arthroidea)


b. Ginglymus (hing) disebut juga sendi engsel, merupakan persendian yang
memungkinkan gerakan satu arah. Antara permukaan konveks dan konkaf.
Contoh: art. Cubiti, art. Talocrurales, art. Interphalanges, sendi siku antara tulang
lengan atas dan tulang hasta.
Gambar 2. Sendi Engsel (Ginglymus)
c. Pivot (trochoidea) merupakan permukaan sendi vertical. Contoh: art. Atlanto
axialis, art. Trochoidea (radioulnaris proksimalis)

Gambar 3. Sendi vertical (Pivot)


d. Ellipsoidea (condyloidea) disebut juga sendi putar, merupakan persendian yang
memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Permukaan sendi berbentuk elip.
Contoh: art. Radiocarpal, hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I
(atlas).

Gambar 4. Sendi putar (ellipsoidea)


e. Spheroidea (a ball and socket) disebut juga sendi peluru, merupakan persendian
yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Kepala sendi seperti bentuk
bola masuk kedalam lekuk sendi yang dalam. Contoh: art. Coxae, hubungan
tulang lengan atas dengan tulang belikat.

Gambar 5. Sendi peluru (Spheroidea)


f. Sellaris (saddle) disebut juga sendi pelana, merupakan persendian yang
memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah. Kepala
sendi dan lekuk sendi seperti orang duduk diatas plana kuda. Contoh: antara
trapezium dan metacarpal, hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.

Gambar 6. Sendi pelana (Sellaris)


Berdasarkan jumlah sumbu gerak
a. Bersumbu satu (monoaxial) : art.interphalanx, art.talocuralis
b. Bersumbu dua (biaxial) : art.radiocarpalis
c. Bersumbu tiga (triaxial) : art.glenohumerale, art.coxae

Berdasarkan jumlah tulang yang bersendi:


a. art. Simplex: terdiri dari satu sendi
b. art. Composita: terdiri lebih dari satu sendi

Macam-macam Gerak Sendi


1. Ekstensi : gerak meluruskan
2. Fleksi : gerak menekuk, membengkok
3. Abduksi : gerak menjauhi badan
4. Adduksi : gerak mendekati badan
5. Depresi : gerak menurunkan
6. Elevasi : gerak mengangkat
7. Supinasi : gerak menengadahkan tangan
8. Pronasi: menelungkupkan tangan
9. Inversi : gerak memiringkan telapak kaki ke arah dalam tubuh
10. Eversi : gerak memiringkan telapak kaki ke arah luar

Gerak berputar dibidang transversal, dapat berupa:


1. Endorotasi : gerak berputar dari lateral ke medial
2. Eksorotasi : gerak berputar medial ke lateral.
3. Laterofleksi : gerak flexi ke arah samping
4. Sirkumdiksi : gabungan dari gerakan rotasi fleksi, laterofleksi, dan ekstensi

Dasar-dasar gerak sendi


a. Sistem pengungkit (lever system)  semakin pendek lengan bawah semakin
kuat untuk mendorong, berarti lengan bawah yang pendek baik untuk mendorong.
b. Sistem pengungkit II  kaki yang pendek akan lebih menguntungkan terutama
tuber calcanei yang panjang.
c. Sistem pengungkit III  ukuran lengan gaya tidak dapat dirubah, sebaliknya
lengan beban dapat dirubah.

1.3 MAKROSKOPIS & MIKROSKOPIS ANATOMI PERSENDIAN


1. Anatomi makro ekstremitas superior

1. Articulatio acromioclavicularis
Tulang : Merupakan suatu sendi antara pars acromialis scapula dengan clavicula.
Jenis sendi : Articulatio plana, karna kedua permukaan sendi rata.
Penguat Sendi : Ligamentum acromioclaviculare, ligamentum coracoclaviculare yang terdiri dari
: ligamentum trapezoideum dan ligamentum conoideum
Ciri khusus : Discus kecil tidak lengkap fibrokartilago biasanya terdapat diantara
tulang,ligamentum coracoclavicularis memperkuat sendi dengan menyatukan clavicula pada
processus coracoideus scapula tepat di bawahnya
Gerakan : gerak meluncur pendek.
2. Articulatio sternoclavicularis
Tulang : incisura claviculosterni dan facies articularis sterni
Jenis sendi : plana synovial
Penguat sendi : Ligamentum sternoclaviculare anterius, Ligamentum sternoclaviculare posterius,
Ligamentum costoclaviculare, Ligamentum interclaviculare.
Ciri khusus : Discus fibrokartilago terdapat diantara tulang.
(Sumber: Atlas of Anatomy Latin Nomenclature)
3. Articulatio Humeri
Tulang : Caput humeri dengan cavitas glenoidalis.
Jenis sendi : Articulatio spheroidea (a ball and socket), kepala sendi seperti bentuk bola.
Penguat sendi : Ligamentum glenohumerale superior, Ligamentum glenohumerale medial.
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi.
4. Articulatio cubiti
Merupakan Articulatio composita yang terdiri dari atas 3 sendi, yaitu Articulatiohumero-ulnaris,
Articlatio humero-radialis, dan Articulatio radioulnaris.
a. Articulatio humero-ulnaris dan Articulatio humero-radialis
Tulang : Antara incisura trochlearis ulna dan trochlearishumeri; dan fovea articularis caput radii
dan capitulum humeri.
Jenis sendi : Ginglymus dengan bersumbu satu.
Penguat sendi :Ligamentum colaterale ulnare, Ligamentum colateralle radiale.
Gerak sendi : Fleksi dan ekstensi.
a. Articulatio radio-ulnaris proximalis
Tulang : Incisura radialis ulna dan caput radii
Jenis sendi : Pivot/ trachloidea bersumbu satu, yaitu sumbuvertical yang berjalan dari caput radii
sampai processus styloideus ulnae.
Penguat sendi : Ligamentum anulare radii yang melekat pada ujungincisura radialais dan
ligamentum quadratum diantara collum radii dan incisuraradialais ulna.
Gerak sendi : Supinasi & pronasi.
5. Articulatio radiocarpalis
Tulang : Bagian distal os.radius dan ossa carpales proximalis kecuali os.pisiforme.
Jenis sendi :elipsoidea bersumbu dua
Penguat sendi : Discis articularis,ligamentum collateral carpi ulnare dan ligamentum collateral
carpi laterale.
6. Articulatio carpometacarpales
Tulang :diantara metacarpale I dan trapezium
Jenis sendi : saddle atau sellaris
Penguat sendi : Ligamenta carpometacarpalia dorsalia dan ligament capometacarpalia palmaria.
Gerak sendi : fleksi,ekstensi,abduksi,adduksi,opposisi dan reposisi.
7. Articulatio metacarpophalangeales
a. Articulatio metacarpophalangealis I
Tulang : Antara os metacarpal dan phalanx I
Jenis sendi : ginglimus
Gerak sendi : fleksi, ekstensi, sedikit abduksi dan adduksi.
b. Articuaatio metacarpophalangealis II-V
Tulang : Antara os metacarpal II-V dengan os phalanx II dan V
Jenis sendi : condyloideus
Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan sirkumdiksi.
8. Articulatio interphangealis
Tulang : antar phalanges
Jenis sendi : ginglimus
Penguat sendi : Ligamenta collateralis dan ligament palmaris
Gerak sendi : fleksi dan ekstensi

Extremitas inferior
1. Articulatio Sacro Iliaca
Atau persendian gelang panggul, merupakan persendian antara os sacrum dengan os iliaca. Sendi
ini merupakan sendi amphiartrosis, geraknya sedikit sekali.
2. Articulatio Coxae
Atau sendi paha. Persendian antara acetabulum os coxae dengan caput femoris.
3. Articulatio genu
Jenis sendi : engsel
Tulang : condylus femoris, ujung atas tibia, patella.
a. Articulatio Femore Patellaris
Persendian antara facies articularis os femur dengan facies patellaris femoris os patella.
b. Articulatio Tibio Fibularis
Persendian antara facies articularis fibularis tibiae dengan facies articularis capuli fibulae.
c. Articulatio tibia femoralis
4. Articulatio Talo Cruralis
Persendian antara articulation malleoli lateralis dengan facies melleolaris lateralis tali.
5. Articulatio Talo Calcanea
Pesendian antara os talus dengan os calcaneus.
6. Articulation talocalcaneonavicularis
Tulang : os talus, os calcaneus, dan os cuboideum
Jenis sendi : gliding
Gerak sendi : geser dan rotasi
7. Articulation calcaneo cuboidea
Tulang : os calcaneus, os cuboideum
Jenis sendi : plana
Gerak sendi : geser dan sedikit rotasi
Memperkuat sendi : Ligamentum calcaneocuboideum dorsale et plantare ligamentum plantare
longum dan Articulationes tarso metatarsals.
8. Articulatio tarsometatarsales
Tulang : ossa tarsi dan oss metatarsi
Jenis sendi : plana
Penguat sendi : Ligamentum tarsometatarsaliadorsalia, ligamentum tarsometatarsalis plantaris,
dan ligament cunemetatarsalis interossea
9. Articulationes metatarsophalangeales
Tulang : ossa metatarsi dan ossa phalangeales
Jenis sendi : condyloidea/ellipsoidea
Gerak sendi : fleksi,ekstensi,abduksi,adduksi
Penguat sendi ligament collateralis, ligament plantaria dan lagamentum metatarsale transversum
profundum.
10. Articulationes interphalangeales pedis
Tulang : Antara phalangeales
Jenis sendi : gynglimus
Gerak sendi : fleksi dan ekstensi
Penguat sendi : Ligamenta collaterale dan Ligamenta plantaria.

MIKROKOPIS
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi bersifat permanen, dan dapat
digolongkan berdasarkan ciri susunannya menjadi 3 golongan utama:
 Sendi fibrosa, Sendi ini dipersatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa
 Sutura : hanya terdapat pada tengkorak, dan tidak bersifat permanen, karna jaringan
pengikat fibrosa dapat diganti tulang dikemudian hari, penyatuan tulang dikemudian hari
itu disebut sinostosis
 Sindesmosis : sendi pada tulang yang dipersatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih
banyak dari pada yang terdapat disutura, sendi macam ini seperti sendi radio-ulnaris yang
memungkinkan gerak dalam batas tertentu
 Gomfosis : sendi khusus terbatas pada gigi, maksila dan mandibula

 Sendi tulang rawan (kartilaginosa)


 Sering disebut sebagai sendi kartilaginosa sekunder.
 Untuk membedakan dengan sendi kartilaginosa primer yaitu pada sendidiantara badan-
badan vertebra yang berdektan.
 Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi tulang rawan hialin secaraerat disatukan
lempeng fibrokartilago.contoh sendi kartilago sekunder : simfisis (sendi di pubis)

 Sendi Sinovial
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubingi
oleh tulang rawan yang lunak dan licin
 Pada sendi ini, tulang-tulang ditahan menjadi satu simpai sendi.
 Simpai sendi menyatukan tulang
o lapisan luar simpai, jaringan ikat padat kolagen yang menyatudengan periosteum
o lapisan dalam simpai membran sinovial (membatasi ronggasendi)

 Membran sinovial : membran vaskular tipis mengandung kapiler – kapiler lebar


 Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi tulang rawan, dipisahkanoleh celah
sempit : cairan sinovial (dihasilkan membran sinovial)
 Terbentuk sebagai dialisat plasma darah. Unsur cairan sinovial terdiri dari : asam
hialuronat yang terikat dengan protein
 Berfungsi untuk pelumas dan nutritif sel tulang rawan sendi
 Keseluruhan daerah sendi dikelilingi kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang
disebut kapsul.
 Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovialuntuk
“meminyaki” sendi.
 Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat padatulang,
menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan
 Rawan sendi melapisi ujung-ujung tulang dengan fungsi:
a. Melindungi ujung tulang agar tidak aus.
b. Memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan
beban dan peredam benturan.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu:
 Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung70-80% air, hal
inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
 Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangattahan terhadap
tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal,sehingga rawan sendi yang tebal
kolagennya akan tahan terhadap tarikan.Disamping itu matriks juga mengandung
mineral, air, dan zat organik lain sepertienzim
(Leeson, C. Roland. Anthony A. Paparo. 1996)

Jenis sendi sinovial :


 Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ;
 Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ;
 Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ;
 Trochoid : rotasi, mono aksis ;
 Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang
mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan,
cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price,
2005; Azizi, 2004).
LO.2 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ASAM URAT
2.1 DEFINISI
Asam urat adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme purin baik dari diet
maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat DNA ).
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari
metabolisme/pemecahan purin. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-
rinajulian-6233-2-babii.pdf)
Nilai normal :

Darah
 Dewasa: laki-laki: 4,0 – 8,5 mg/dl atau 0,24 - 0,52 mmol/L
 wanita: 2,7 – 7,3 mg/dl atau 0,16 – 0,43 mmol/L
 Manula: sedikit lebih tinggi
 Anak-anak: 2,5 – 5,5 mg/dl atau 0,12 – 0,32 mmol/L
 Bayi: 2,62 mg/L
Urine
 250–750 mg/24 jam atau 1,48–4,43 mmol/hari (SI units)

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19076/1/mkn-mar2007-40%20(10).pdf)
2.2 METABOLISME & GANGGUAN
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan(salvage pathway).

a. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian
zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat).
Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat
beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)
sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk
mencegah pembentukan yang berlebihan.
Gambar 2.2 Metabolisme (Anabolisme) Asam Urat

b. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-
zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin)
berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam
urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase
(HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Ekskresi Asam Urat

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi
kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin. Ekskresi netto asam urat
total pada manusia normal adalah 400-600 mg/24jam. Ekskresi ginjal asam urat siang hari lebih
besar dibanding malam hari(Rodwell, 1995).

Dua jalur utama sekresi asam urat yaitu melalui urikolisis dan ginjal. Urikolisis terjadi di
dalam usus oleh enzim bakteri dalam intestinal denganmengekspresikan 1/3 jumlah total asam
urat. Ginjal akan mengekskresikansisanya (Wyngaarden, 1982)

Ekskresi asam urat melalui ginjal tergantung pada kandungan purin dalammakanan. Diet
rendah purin dapat menurunkan kadar asam urat hingga 0,8mg/100 ml. Di lain pihak, konsumsi
makanan kaya purin akan mengakibatkanekskresi urin bisa mencapai 1000mg/hr tanpa
mengubah jumlah asam urat, uratyg mengalami urikolisis (Keller and Colombo, 1981).

LO.3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ARTRITIS GOUT


3.1 DEFINISI
Artritis Gout adalah gangguan metabolisme asam urat yang menimbulkan hiperurisemia, yaitu
tingginya asam urat dalam darah. (P Umiyarni, 2011)
Gout adalah gangguan yang disebabkan oleh penimbunan asam urat, suatu produk akhir
metabolisme purin dalam jumlah berlebihan di jaringan. (Robbins, 2007)
3.2 ETIOLOGI
a. Gout primer : akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atauakibat dari
penurunan ekskresi asam urat
b. Gout sekunder : pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat dari penurunan
ekskresi asam urat akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu
Gout berkembang dalam pengaturan produksi asam urat yang berlebihan dalam bentuk urat
monosodium.Asam urat adalah stadium akhir oleh-produk dari metabolisme purin.Manusia
mengeluarkan asam urat terutam ekskresi di ginjal. Ketika ekskresi tidak cukup untuk
mempertahankan kadar asam urat serum di bawah tingkat kejenuhan 6,8 mg / dL, hiperurisemia
dapat mengembangkan, dan urat dapat mengkristal dan disimpan di jaringan lunak. Dalam kasus
yang jarang terjadi, kelebihan asam urat adalah hasil dari kelainan genetik, seperti berikut :

 Kekurangan fosforibosiltransferase hipoksantin-guanin (Lesch-Nyhan


syndrome)
 Defisiensi glukosa-6-fosfatase (von Gierke penyakit)
 Fruktosa 1-fosfat kekurangan aldolase
 Hiperaktivitas phosphoribosyl pirofosfat sintetase (PRPP)

Kelebihan asam urat juga dapat terjadi pada gangguan yang menyebabkan pergantian sel tinggi
dengan pelepasan purin yang hadir dalam konsentrasi tinggi dalam inti sel.Gangguan ini
termasuk gangguan myeloproliferative dan limfoproliferatif, psoriasis, dan anemia hemolitik. Sel
lisis dari kemoterapi untuk keganasan, terutama orang- orang dari hematopoietik atau sistem
limfatik, dapat meningkatkan kadar asam urat, seperti dapat olahraga berlebihan dan obesitas.
Penyebab gout sekunder karena underexcretion asam urat termasuk insufisiensi ginjal, nefropati
timbal (gout muram), kelaparan atau dehidrasi, obat-obatan tertentu, dan penyalahgunaan kronis
etanol (terutama bir dan minuman keras).Gangguan ini harus diidentifikasi dan diperbaiki, jika
memungkinkan. Makanan yang kaya purin termasuk ikan teri, sarden, roti manis, ginjal, hati, dan
ekstrak daging. Konsumsi makanan yang kaya fruktosa dan minuman (misalnya, orang-orang
yang dimaniskan dengan high-fructose corn syrup) berhubungan dengan peningkatan risiko gout
pada pria dan wanita.

3.3 PATOFISIOLOGI

Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:
1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen
ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan
membransinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas
toksik danleukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya
enzimlisosom yang destruktif.
2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan
melakukanaktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi
seperti IL-1,IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons
peradangan, disamping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk
menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.
 
Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan
terbentuknyaendapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan
kapsulsendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa,
yangditandai dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas,
dansel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan
fibrosissinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus
dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak).
3.4 MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada artritis gout dibedakan atas empat stadium,yaitu:
a. stadium artritis gout akut
radang sendiri pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat cepat dan dalam waktu
singkat. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa
hangan, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
 Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut podagral yang dapat
mengenai sendi lain antara lain pergelangan tangan/kaki, siku, jari tangan, lutut, ankle,
substalar dan midfoot.
 Factor pencetus serangan akut : trauma local, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stress,
tindakan operasi, pemakaian diuretic atau penurunan dan peningkatan asam urat.

b. Stadium interkritikal
Merupakan periode asimtomatik, tidak didapatkan tanda tanda radang akut. Namun, pada
aspirasi sendi dapat ditemukan Kristal monosodium urat. Periode ini berlangsung beberapa bulan
sampai beberapa tahun.
c. Stadium artritis gout kronis
Timbul serangan artritis gout akut berulang, tidak ada gejala di antara dua fase serangan akut.
Interval serangan akut makin lama makin memendek, lama serangan makin lama makin
memanjang, serta jumlah sendi yang terserang semakin banyak.
d. Stadium artritis gout kronis bertofus
Serangan poliartikular dam ditemukan tofus ( deposit Kristal natrium urat pada jaringan ),
terutama pada sendi yang sering mengalami serangan. Pada tofus yang pecah dapat timbul
infeksi sekunder. Pada stadium ini sering disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal
menahun.

3.5 DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING


Penegakan diagnosis didasarkan atas kriteria dibawah ini ( American college of reumayology
1977):
a. Ditemukan Kristal monosodium urat pada cairan sendi, atau
b. Terdapat tofus berisi Kristal monosodium urat yang dibuktikan melalu pemeriksaan
kimiawi atau mikroskop cahaya terpolarisasi, atau
c. Ditemukan 6 dari 12 fenomena klini, laboratorium, maupun radiologi seperti dibawah ini

1. Inflamasi maksimal yang timbul dalam waktu satu hari


2. Ditemukan lebih dari satu serangan artritis akut
3. Serangan Artritis monoartikular (arthritis pada satu persendian)
4. Kemerahan pada sendi
5. Pembengkakan atau nyeri yang timbul pada sendi MTP-1
6. Serangan unilateral yang melibatkan sendi MTP-1
7. Serangan unilateral yang melibatkan sendi tarsal.
8. Massa yang dicurigai tofus
9. Hiperurisemia
10. Pembengkakan asimetris pada sendi yang dibuktikan melalui pemeriksan x-ray 
11. kista subkortikal tanpa erosi yang terlihat pada pemeriksaan x-ray 
12. kultur negative mikroorganisme dari cairan sendi saat terjadi inflamasi sendi.

Diagnosis banding

 Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis (RA) adalah jenis arthritis kronis. Gejala awal RA meliputi
kelelahan, nyeri sendi, dan kekakuan. Gejala lain rheumatoid arthritis mungkin merasa seperti
flu, dengan perasaan sakit, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan. Penyebab rheumatoid
arthritis tidak diketahui, walaupun mungkin ada komponen genetik. Pengobatan awal arthritis,
dapat efektif meningkatkan prognosis dan dapat membantu mencegah kerusakan tulang sendi
yang terkait dengan RA.

Diagnosa rheumatoid arthritis (RA), pada tahap awal, bisa sulit. Tidak ada tes tunggal yang
dapat dengan jelas mengidentifikasi rheumatoid arthritis. Sebaliknya, dokter mendiagnosis
rheumatoid arthritis berdasarkan faktor-faktor yang sangat terkait dengan penyakit ini. American
College of Rheumatology menggunakan daftar kriteria:
 Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam.
 Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan.
 Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi jari.
 Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris).
 Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita rheumatoid arthritis. Nodul ini biasanya
di titik-titik tekanan dari tubuh, paling sering siku.
 Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal.
 X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan khas dari rheumatoid arthritis,
dengan kerusakan tulang di sekitar sendi yang terlibat.

 Pseudogout

Pseudogout adalah suatu bentuk radang sendi yang ditandai dengan pembengkakan mendadak
pada satu atau beberapa sendi yang diakibatkan oleh penggumpalan Kristal calcium
pyrophosphate dehydrogenase crystal (CPPD). Kejadian ini dapat berlangsung selama berhari-
hari atau berminggu-minggu. Pseudogout biasanya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua,
lebih sering mengenai perempuan dan paling sering mempengaruhi lutut.

Gejala-gejalanya mirip dengan gout, penyebab pseudogout tiba-tiba, sakit parah dalam bersama,
dipicu oleh kristal di lapisan sendi. Tapi tidak seperti gout, yang biasanya mempengaruhi sendi
jempol kaki, biasanya pseudogout mempengaruhi sendi besar ekstremitas (lutut, pergelangan
kaki dan tangan, siki dan bahu). Gejala pseudogout juga mirip dengan arthritis rheumatoid
seperti melibatkan beberapa sendi simetris, kekakuan pagi hari, penebalan sinovium dan
peningkatan laju endap darah.

 Septic arthritis

Septic arthritis adalah infeksi yang sangat menyakitkan pada sendi. Bakteri atau jamur dapat
menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi. Kadang-kadang bakteri hanya
menginfeksi sendi saja tanpa mengganggu daerah tubuh lain.

Pada septic arthritis, kuman menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang parah
disertai pembengkakan. Biasanya kuman hanya menyerang satu sendi. Bakteri paling sering
menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat terkena, termasuk pinggul, pergelangan kaki,
siku, pergelangan tangan, dan bahu.

Anak-anak dan orang dewasa paling mungkin terserang septic arthritis. Jika diobati dalam
seminggu setelah gejala pertama muncul, kebanyakan penderitanya dapat benar-benar pulih.

Septic arthritis biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan menggerakkan sendi yang
terkena. Tanda dan gejalanya antara lain:

1. Demam
2. Nyeri parah pada sendi yang terkena, terutama ketika menggerakkan sendi
3. Pembengkakan sendi yang terkena
4. Hangat di daerah sendi yang terkena

Pada anak-anak, gejala tambahannya dapat berupa;

1. Hilang nafsu makan


2. Detak jantung cepat (takikardia)
3. Lekas marah

Pada orang dewasa, septic arthritis paling sering menyerang sendi pada lengan dan kaki,
terutama lutut. Pada anak-anak, pinggul adalah sendi yang paling mungkin terkena. Anak-anak
dengan Septic arthritis pinggul sering memegang pinggulnya dalam posisi yang sama dan
mencoba menghindari perputaran sendi.

Septic arthritis terjadi ketika ada infeksi di tempat lain di tubuh, kemudian menyebar melalui
aliran darah ke sendi. Luka tusuk, suntikan obat atau pembedahan yang dilakukan di dekat sendi
juga memungkinkan bakteri masuk ke dalam ruang sendi.

Lapisan sendi (sinovium) memiliki sedikit perlindungan dari infeksi. Setelah mencapai sinovium,
bakteri masuk dengan mudah dan dapat mulai menghancurkan tulang rawan. Peradangan,
tekanan sendi meningkat, dan berkurangnya aliran darah dalam sendi merupakan reaksi tubuh
terhadap bakteri, dan itu semua berkontribusi pada kerusakan sendi.

 Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago
artikular yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas,
deformitas. Inflamasi dapat terjadi atau tidak pada sendi karena gesekan ujung-ujung tulang
penyusun sendi. beberapa faktor resiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
a. Prevalensi dan beratnya OA semakin meningkat dengan bertambahnya umur
b. Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih sering
terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher
c. Suku bangsa dan genetic
d. Berat badan yang berlebihan juga mempengaruhi resiko timbulnya OA Karena
tulanganya lebih padat dank eras sehingga tak membantu mengurangi benturan beban
yang diterima oleh tulang rawan sendi.

LO 3.6. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Gout Arthritis


Sebab pada gout menahun tanpa adanya pengendalian kadar asam urat maka akan terjadi
komplikasi setelah 10 tahun dan timbul risiko cacat sendi seumur hidup. Sendi akan hancur total
karena pembengkakan parah.
Selain itu risiko kematian dini akan timbul disebabkan oleh keadaan terkait seperti
 tekanan darah tinggi
 pengapuran pembuluh darah (atherosklerosis)
 payah ginjalkencing batu
 gagal ginjal
 kematian dini

Komplikasi lainnya pada gout arthritis dapat berupa:


Artritis tofus kronis terjadi setelah serangan berulang pengendapan urat dan artritis
akut. Endapan besar iregular natrium urat yang seperti kapur putih (tofus) ditemukan dalam
tulang rawan sendi dan kapsul sendi di dekatnya. Di tempat ini, endapan memicu reaksi
peradangan granulomatosa kronis. Oleh karena itu, tofus tampak di jaringan sebagai suatu massa
urat amorf atau kristalina yang dikelilingi oleh makrofag, limfosit, dan fibroblas. Sel raksasa
besar tipe benda asing berkumpul di sekitar kristal urat dan sering sangat menonjol. Peradangan
kronis persisten akhirnya menyebabkan fibrosis sinovium dan erosi tulang rawan sendi. Hal ini
dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus juga dapat terbentuk di tempat lain, misalnya
tendon, bursa, dan jaringan lunak lain serta terkadang di jantung dan organ lain. Tofus subkutis
besar dapat mengalami ulserasi.
Nefropati gout mencakup beberapa lesi berbeda. Pada pasien dengan hiperuresemia
berat dan hyperuricaciduria, dapat terjadi pengendapan kristal asam urat di dalam tubulus ginjal
dan menyebabkan penyumbatan. Ini adalah komplikasi yang sangat penting pada pasien dengan
gangguan mieloproliferatif. Para pasien ini mengekspresikan asam urat dalam jumlah besar pada
awal kemoterapi, saat terjadi lisis sel dan nukleus besar-besaran (“sindrom lisis tumor”). Pada
sedikit kasus, seiring dengan waktu, kristal urat dapat terbentuk di dalam interstisium medula
dan juga dapat memebentuk tofus. Pasien dengan gout juga dapat mengalami mengalami batu
ginjal asam urat yang dapat menimbulkan komplikasi uropati obstruktif dan pielonefritis. Pada
kasus lanjut, ginjal menciut dan mengalami pembentukan jaringan parut akibat kombinasi atrofi
tubulus, uropati obstruktif dan serangan rekuren pielonefritis. (Robbins, 2007)

3.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium


 Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl.Pemeriksaan ini mengindikasikanhiperuricemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.Kadar asam urat
normal pada pria dan perempuan berbeda.Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 ± 7
mg/dl dan pada perempuan 2,6 ± 6 mg/dl.Kadar asam uratdiatas normal disebut hiperurisemia.
 Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 Selama serangan
akut.Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batasnormal yaitu 5000 -
10.000/mm3.
 Eusinofil Sedimen rate (SR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen ratemengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
 Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi danasam
urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam uratdi dalam urin.
Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urinmeningkat. Kadar kurang
dari 800 mg/24 jam mengindikasikan 26 gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat. Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan
peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
 Analisis cairan aspirasi
Dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau materialaspirasi dari sebuah tofi menggunakan
jarum kristal urat yang tajam.
Pemeriksaan radiologi

- Punched-out area pada permukaan sendi


- Erosi tulang
- Destruksi sendi
- Subkutaneus tophi
- Kalsifikasi tophi
- Pembengkakan asimetris periartikular
1. Pemerikasaan X-Ray
Sendi akan mengalami penyempitan dan destruksi pada permukaan sendi.
Tophi akan terlihat seperti pembengakakan jaringan lunak dan terjadi erosi pada
tepi tulang.
2. Pemeriksaan MRI
Tulang mengalami edema dan pembengkakan.
Gold standar untuk pemerikasaan Gout yaitu Aspirasi cairan sendi.

Advanced gout resulting in joint destruction from large erosions in first, fourth and fifth
rays. Notice the large "overhanging" edges.
LO 3.8. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Gout Arthritis
Secara umum penanganan gout adalah dengan memberikan edukasi, pengaturan diet,
istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan
sendi ataupun komplikasi lain, misalnya pada ginjal. Pengobatan bertujuan untuk menghilangkan
keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat, antara lain kolkisin, obat anti inflamasi
non steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti
alopurinal atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut. Namun kepada pasien
yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan.
Kolkisin dosis standar: arthritis gout akut secara oral 3-4 kali, 0,5-0,6 mg perhari max
6mg. OAINS juga bisa, dosis tergantung jenis apa yang diberikan. Disamping obat ini juga
mempunyai efek analgetik. Jenis yang paling sering dipakai indometasin. Dosisnya 1150-200
mg/hari selama 2-3 hari dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai minggu berikutnyaa atau sampai
nyeri atau radang berkurang.
Kortikosterois dan ACTH diberikan apabila kolkisin dan OAINS tidak efektif atau
merupakan kontra indikasi. Pemberian kortikosteroid dapat berupa oral atau parenteral,
indikasinya untuk arthritis gout akut yang mengenai banyak sendi (poliartikular).
Pada stadiuminterkritik dan menahun, tujuan pengobatan untuk menurunkan kadar asam
urat, sampai kadar normal guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan
dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat allopurinol bersama obat urikosurik
yang lain. (Ilmu Penyakit Dalam)

LO 3.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Gout Arthritis


Lebih dari 50% orang-orang yang telah memiliki satu serangan gout arthritis akan
memiliki serangan kedua, biasanya dalam waktu enam bulan sampai dua tahun. Untuk orang
dengan penyakit yang lebih parah, pengobatan pencegahan jangka panjang sangat efektif
menurunkan asam urat, yang dapat mencegah serangan selama bulan ke tahun.

Sendi yang sakit dan dibebani dapat timbul rasa nyeri yang parah, gerakan sendi
berkurang, dan terjadi kekakuan. Berlanjut menjadi Low back pain lebih sering terjadi pada usia
lanjut. Mortalitas meningkat pada obesitas, komplikasi meliputi hipertensi, infark miokard,
diabetes melitus, resiko paska pembedahan, hernia, batu empedu, hernia hiatus, varises vena, dan
osteoarthritis. Pada wanita terjadi peningkatan insidensi hirsutisme dan kanker payudara serta
endometrium.

LO.4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN NSAID & URICOSURIC

NSAID

NSAID COX- NSAID COX-2-


NSAID COX-2-selektif
nonselektif preferential

aspirin generasi 1:
nimesulid
indometasin selekoksib
meloksikam
piroksikam rofekoksib generasi 2:
nabumeton
ibuprofen valdekoksib lumirakoksib
diklofenak
naproksen parekoksib
etodolak
asam mefenamat eterikoksib

Mekanisme Kerja
Mekanisme NSAID berhubungan dengan sistem biosintesis PG yang telah memperlihatkan
secara in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik PG.
Produksi PG akan meningkat bilamana sel mengalami kerusakan. Obat NSAID secara umum
tidak menghambat biosintesis leukotrien. Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase
sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
Enzim siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform disebut COX-1 dan COX-2. COX-1 merupakan
esensial dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan
khususnya ginjal, saluran cerna, dan trombosit. Di mukosa lambung, aktivasi COX-1
menghasilkan prostasiklin yang bersifat sitoprotektif. COX-2 mempunyai fungsi fisiologis yaitu
di ginjal, jarngan vascular dan pada proses perbaikan jaringan. Tromboksan A2, yang di sintesis
trombosit oleh COX-1, menyebabkan agregasi trombosit, vasokonstriksi, dan proliferasi oto
polos. Sebaliknya prostasiklin (PGI2) yang disintesis oleh COX-2 di endotel makrovaskular
melawan efek tersebut dan menyebabkan penghambatan agregasi trombosit, vasodilatasi dan
efek anti-proliferatif.
 NSAID
FARMAKODINAMIK
✓ NSAID (Non Steroidal Anti Inflamasi Drugs)
Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan
NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki
khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang).
Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang
juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.

Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1


(cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam
memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin
merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang).

A. PARA AMINO FENOL


Para amino fenol terdiri dari fenastin dan asetaminofen (parasetamol) Farmakodinamik:
efek analgesic parasetamol menghilangkan/mengurangi nyeri pada kategori ringan-sedang.
Efek anti inflamasi : lemah, parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.
Parasetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. 

 
B. SALISILAT (aspirin)
Salisilat obat untuk analgesik, antipiretik dan anti – inflamasi. Aspirin dosis
terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Pada dosis toksik obat ini justru
memperlihatkan efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis padakeracunan berat.
Untuk memperoleh anti – inflamasi kadar plasma perludipertahankan 250 – 300 mcg/ml. Kadar
ini tercapai dosis aspirin oral 4 gram per hari untuk orang dewasa. Aspirin merupakan obat
standart untuk artritis rematoid.
 

C. SALISILAMID
Efek analgesik antipiretik salisilamid lebih lemah dari salisilat.
 
D. DIFUNISAL
Obat ini merupakan obat derival difluorefenil dari asam salisilat, tetapi in vivo tidak
diubah menjadi asam salisilat. Bersifat analgesik dan anti-inflamasi ttp hampir tidak bersifat
antipiretik.

E. ASAM MEFENAMAT
Asam mefenamat termasuk dalam AINS COX 1 non selektif. Asam mefenamat
digunakan sebagai analgesik; sebagai anti inflamasi, asam mefenamat kurang efektif
dibandingkan aspirin.
 
F. TURUNAN OKSIKAM
Yang termasuk dalam turunan oksikam yaitu piroxikam, meloxicam, dan tenoxicam.
a. PIROXICAM
Piroxicam termasuk dalam AINS COX 1 non selektif
b. MELOXICAM
Meloxicam termasuk dalam AINS COX 2 non selektif . meloxicam mirip piroxicam ,
mempunyai selektivitas COX 2 tidak terlalu tinggi disbanding coxib yang lain.
 

G. TURUNAN PROPIONAT
Yang termasuk dalam turunan propionate antara lain ibuprofen, ketoprofen
a. IBUPROFEN
Ibuprofen termasuk dalam AINS COX 1 non selektif. Efek analgesiknya sama seperti
aspirinEfek anti  –  inflamasinya terlihat dengan penggunaan pada dosis 1200 – 2400mg/hari.
b. KETOPROFEN
Derivat asam propionat ini memiliki efektivitas seperti ibuprofen dengan sifat anti-
inflamasi sedang.
c. NAPROKSEN
Naproksen termasuk dalam AINS COX 1 non selektif . naproksen Merupakan salahsatu
derivat asam propionat yang selektif dan insidan efek samping obat ini lebihrendah dibandingkan
derivat asam propionat lain. Interaksi obat sama sepertiibuprofen. Naproksen bersama ibuprofen
dianggap paling tidak toksik diantara derivatasam propionat.
 

H. TURUNAN FENIL ASETAT


Yang termasuk turunan fenil asetat adalah indometasin.
a. INDOMETASIN
Indometasin termasuk dalam AINS COX 1 non selektif . indometasin merupakanderivat
indol asam asetat. Indometasin memiliki efek antiinflamasi dan analgesik-antipiretik yang kira-
kir asebanding dengan aspirin.
b. DIKLOFENAK 
Dalam klasifikasi slelektivitas penghambatan COX , termasuk kelompok
preferentialCOX-2 inhibitor.
 

I. TURUNAN PIRAZOLON
Yang termasuk dalam turunan pirazolon salah satunya yaitu dipiron.
a. DIPIRON
Dipiron adalah derivate metansulfonat dari aminopirin yang larut dalam air dandiberikan
melalui suntikan : Fenil butazon, Oksifen butazon, Antipirin (fenazon)adalah 5-okso-1-fenil-2,3-
dimetilpirazolidin, Aminopirin (amidopirin) adalah derivate 4-dimetilamino dari antipirin. Obat
ini mempunyai efek analgesic dan antipiretik. Masih digunakan untuk meredakan demam yang
sukar diatasi dengan obat lain. Antipirin dan aminopirintidak digunakan lagi.
 

J. NABUMETON
Nabumeton merupakan pro-drug. Data pada hewan coba menunjukkan bahwanabutemon
memperlihatkan sifat selektif menghambat iso-enzim prostaglandin untuk  peradangan tetapi
kurang menghambat prostasiklin yang besifat sitoprotektif. Dikatakan bahwa efek samping yang
timbul selama pengobatan relatif lebih sedikit,terutama efek samping terhadap saluran cerna.
Penjelasannya ialah karena nabumetonmerupakan pro-drug yang baru aktif setelah absorpsi dan
mengalami konversi , jugakarena nabumeton tidak bersifat asam.

K. KETOLORAC
Ketorolak adalah OAINS yang diperkenalkan untuk menggunakan sistemik,
terutamasebagi analgesik, bukan sebagai obat anti inflamasi (walaupun mempunyai sifat
khasOAINS). Obat ini merupakan analgesik yang efektif dan berhasil digunakan
untuk menggantikan morfin dalam beberapa situasi yang melibatkan nyeri pasca operasiringan
dan sedang. Obat ini paling sering diberikan secara intra musclar atauintravena, tetapi juga
tersedia bentuk dosis oral.

FARMAKOKINETIK
✓ NSAID (Non Steroidal Anti Inflamasi Drugs)

A. PARA AMINO FENOL


Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasitertinggi
dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasmaantara 1-3 jam. Dalam plasma
25% parasetamol terikat protein plasma. Obat inidisekresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai
parasetamol(3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

B. SALISILAT (aspirin)
Pemberian oral salisilat akan larut pada bentuk utuh di lambung, tetapi sebagian besar di
usus halus bagian atas. Kadar puncak 2 jam p.o. setelah diabsorbsisalisilat menyebar ke seluruh
tubuh dan cairan transelular sehingga dalam caira sinovial, cairan spinal, cairan peritoneal, liur
dan air susu. Obat ini mudahmenembus sawar darah otak dan sawar uri.

C. SALISILAMID
Salisilamid jika masuk ke tubuh tidak diubah menjadi salisilat. Obat ini cepatdiserap
tubuh & cepat didistribusikan ke jaringan. Dosis analgesik antipiretik untuk orang dewasa 3  –  4
kali 300 – 600 mg sehari, untuk anak 65 mg/kg BB/ haridiberikan 6 kali/hari. Untuk febris
reumatik diperlukan dosis oral 3 – 6 kali 2 g sehari.
 

D. DIFUNISAL
Obat ini merupakan derivat diflurofenil dari asam salisilat, tetapi in vivo tidak diubah
menjadi asam salisilat. Setelah pemberian oral, keadaan puncak 2 – 3 jam.99% difunisal terikat
albumin plasma dan waktu paruh berkisar 8 – 12 jam.

E. ASAM MEFENAMAT
  Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma. Dengan demikian interaksi
terhadap obat antikoagulan harus diperhatikan. Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500
mg sehari. Karena efek toksiknyamaka di Amerika Serikat obat ini tidak dianjurkan untuk
diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil, dan pemberian tidak melebihi 7
hari.Penelitian klinis menyimpulkan bahwa penggunaan selam haid mengurangikehilangan darah
secara bermakna.
 

F. TURUNAN OKSIKAM
Yang termasuk dalam turunan oksikam yaitu piroxikam, meloxicam, dan tenoxicam.
a. PIROXICAM
Piroxicam termasuk dalam AINS COX 1 non selektif. Waktu paruh dalam plasma lebih
dari 45 jam sehingga dapat diberikan hanyasekali sehari. Absorpsi berlangsung cepat di
lambung; terikat 99% pada protein plasma. Obat ini menjalani siklus enterohepatik. Kadar taraf
mantap dicapaisekitar 7-10 hari dan kadar dalam plasma kira-kira sama dengan kadar di
cairansinovia.Frekuensi kejadan efek samping dengan piroxicam mencapai 11-46%, dan 4-
12%dari jumlah pasien terpaksa menghentikan obat ini. 
b. MELOXICAM
Meloxicam termasuk dalam AINS COX 2 non selektif . meloxicam mirip piroxicam ,
mempunyai selektivitas COX 2 tidak terlalu tinggi disbanding coxib yang lain. Obat ini
tergolong preferential COX 2 inhibitor cenderung menghambat COX 2
 lebih dari COX 1 tetapi penghambatan COX 1 pada dosis terapi tetap nyata.

G. TURUNAN PROPIONAT
Yang termasuk dalam turunan propionate antara lain ibuprofen, ketoprofen
a. IBUPROFEN
Ibuprofen termasuk dalam AINS COX 1 non selektif. Absorbsi ibuprofen cepat melalui
lambung dan keadaan maksimal dalam plasma . Ekskresinya berlangsung caepat danlengkap,
kira-kira 90 persen dari dosis yang diabsorbsi akan diekskresi melaluiurin sebagai metabolic atau
kandidatnya.
b. KETOPROFEN
Derivat asam propionat ini memiliki efektivitas seperti ibuprofen dengan sifat anti-
inflamasi sedang. Absorpsi berlangsung baik dari lambung dan waktu paruh plasma sekkitar 2
jam.
c. NAPROKSEN
Absorpsi obat ini berlangsung baik melalui lambung dan kadar puncak plasmadicapai
dalam 2-4 jam. Bila diberikan dalam bentuk garam natrium naproksen,kadar puncak plasma
dicapai lebih cepat. Waktu paruh obat ini 14 jam, sehinggacukup diberikan 2 kali sehari. Tidak
terdapat kolerasi antara efektivitas dan kadar  plasma. Ikatan obat ini dengan protein plasma
mencapai 98-99%. Ekskresiterutama dalam urin, baik dalam bentuk utuh maupun sebagai
konjugatglukuronida dan demitilat.
 

H. TURUNAN FENIL ASETAT


Yang termasuk turunan fenil asetat adalah indometasin.
a. INDOMETASIN
indometasin merupakanderivat indol asam asetat. Absorbsi indometasin setelah
pemberian oral cukup baik, 92-99 % indometasinterikat pada protein plasma. Metabolismenya
terjadi di hati. Indometasin diekskresi dalam bentuk asal maupun metabolit dalam bentuk urin
dan empedu.waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam.
b. DIKLOFENAK 
Absropsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Obat initerikat
99% oada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama(first-pass) sebesar 40-
50%. Walaupun waktu paruh singkat yakni 1-3 jam,diklofenak diakumulasi di cairan sinovial
yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut. 
 

I. TURUNAN PIRAZOLON
Yang termasuk dalam turunan pirazolon salah satunya yaitu dipiron.
a. DIPIRON
Dipiron adalah derivate metansulfonat dari aminopirin yang larut dalam air dandiberikan
melalui suntikan : Fenil butazon, Oksifen butazon, Antipirin (fenazon)adalah 5-okso-1-fenil-2,3-
dimetilpirazolidin, Aminopirin (amidopirin) adalah derivate 4-dimetilamino dari antipirin.
Dosis : 3 x 0,3-1 gram sehariTersedia tablet 500mg dan larutan obat : suntik 500mg/ml

J. NABUMETON
Dengan dosis 1 gram/hari didapatkan waktu paruh sekitar 24 jam. Pada kelompok usia
lanjut, waktu paruh ini bertambah panjang dengan 3-7 jam.

K. KETOLORAC
Ketika digunakan dengan suatuopioid., ketorolac dapat menurunkan keperluan akan
opioid hingga 25-50 persen.Suatu sediaan ketorolac mata tersedia untuk peradangan pada mata.
Toksisitasnyaserupa dengan OAINS lain, meskipun toksisitas ginjalnya lebih sering terjadi
akibat penggunaan kronik.

INDIKASI & KONTRAINDIKASI


✓ NSAID (Non Steroidal Anti Inflamasi Drugs)

A. PARA AMINO FENOL


Parasetamol digunakan sebagai analgesic dan antipiretik, telah
menggantikan penggunaan salisilat. Parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama
karenakemungkinan dapat menimbulkan nefropati analgesic. Parasetamol seringdikombinasi
dengan AINS untuk efek analgesic.

B. SALISILAT (aspirin)
Indikasi : Salisilat dugunakan untuk nyeri kepala, sakit otot, sakit karena rematik 
Kontra indikasi : Salisilat kurang efektif untuk sakit gigi, dismenorhea, kram, kolik,
migraine).
 
C. SALISILAMID
Indikasi salisilamid : amida asam salisilat yang memperlihatkan efek analgesik & antipiretik
mirip asetosal.
Kontraindikasi : Obat ini menghambat glukorinidasi obat analgesik lain di hatiMis: Na
salisilat & asetaminofen.

D. DIFUNISAL
Obat ini bersifat analgesik & anti- inflamasi tetapi hampir tidak bersifatantipiretik.

E. TURUNAN OKSIKAM
Yang termasuk dalam turunan oksikam yaitu piroxikam, meloxicam, dan tenoxicam.
a. PIROXICAM
Indikasi : Hanya untuk inflamasi sendi misalnya artritis reumatoid, osteoartritis,
spondilitisankilosa.
Kontraindikasi: Piroxikam tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil, pasien tukak
lambungdan pasien yang sedang minum antikoagulan.
b. MELOXICAM
Untuk pengobatan penyakit nyeri sendi seperti arthritis.

F. TURUNAN PROPIONAT
Yang termasuk dalam turunan propionate antara lain ibuprofen, ketoprofen
a. IBUPROFEN
Indikasi : Untuk mengobati duktus arteriosus paten yang sedang menutup pada
bayi-bayi prematur. Pemberian bersama dengan warfarin perlu diwaspadai , karena
dapatmengakibatkan gangguan fungsi trombosit yang memperpanjang masa perdarahan.
Kontraindikasi: Obat ini dikontraindikasikan pada penderita polip hidung, angiodema
danreaktifitas bronkospastik terhadap aspirin. Pemberian ibuprofen
mengantagonisasiinhibisi trombosit irreversible yang dipicu oleh aspirin, oleh karena itu,
terapidengan ibuprofen pada pasien dengan peningkatan kardiovaskuler dan
membatasiefek kardioproktektif milik aspirin.

G. TURUNAN FENIL ASETAT


Yang termasuk turunan fenil asetat adalah indometasin.
a. INDOMETASIN
Indikasi : Indometasinnya diindikasikan untuk keadaan rematik, khususnya untuk
GOUTdan spondiditis arkeulosa.
Kontraindikasi: Karena toksisitasnya, indometisin tidak dianjurkan kepada anak, wanita
hamil,gangguan psikiatri dan pasien dengan penyakit lambung. Penggunaannya
kinidianjurkan hanya bila AINS lain kurang berhasil pada spondilitis ankilosa,
artritis pirai akut dan osteoartritistungkai. Indometasin tidak berguna pada penyakit
piraikronik karena tidak berefek urikosurik.

b. DIKLOFENAK 
Pemakaian obat ini harus berhati-hati pada pasien tungkak lambung. Pemakaian selama
kehamilan tidak dianjurkan.
 
H. KETOLORAC
Ketorolak merupakan penggunaan sistemik, terutama sebagai analgesik, bukan sebagai
obat anti inflamasi (walaupun mempunyai sifat khasOAINS). Obat ini merupakan analgesik yang
efektif dan berhasil digunakan untuk menggantikan morfin dalam beberapa situasi yang
melibatkan nyeri pasca operasiringan dan sedang.
 URICOSURIC
FARMAKODINAMIK
✓ Urikosurik
Ada 2 kelompok obat penyakit pirai, yaitu obat yang menghentikan proses inflamasiakut,
misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenabutazon, dan indometasin, dan obat yang
mempengaruhi kadar asam urat, misalnya probenesid, allopurinol, dan sulfinpirazon.
1. Kolkisin
Adalah suatu anti-inflamasi yang unik yang terutama diindikasikan pada penyakit
pirai. Obat ini merupakan alkaloid Colchicum autumnale, sejenis bunga leli.
Sifat antiradang kolkisin spesifik terhadap penyakit pirai dan beberapa artritis,
untuk radang umum obat ini tidak efektif. Kolkisin tidak memiliki efek analgesic. Pada
penyakit pirai, kolkisin tidak meningkatkan ekskresi, sintesis atau radang asam urat
dalam darah. Obat ini berikatan dengan protein mikrotubular dan menyebabkan
depolimerasi dan menghilangnya mikrotubul fibrilar granulosit dan sel bergerak lainnya.
Hal ini menyebabkan penghambatan migrasi granulosit ke tempat radang sehingga
pelepasan mediator antiinflamasi ditekan. Kolkisin mencegah penglepasan
glikoproteindari leukosit pada pasien gout menyebabkan nyeri dan radang sendi.
2. Alopurinol
Alopurinol berguna untuk mengobati penyakit pirai karena menurunkan kadar
asam urat. Pengobatan jangka panjang mengurangi frekuensi serangan, menghambat
pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi besarnya tofi. Mobilisasi
asam urat dapat ditingkatkan dengan memberikan urikosurik. Kegunaan obat ini terutama
untuk mengobati pirai kronik dengan insufisiensi ginjal dan batu urat dalam ginjal, tetapi
dosis awal harus dikurangi. Obat ini juga berguna untuk pengobatan pirai sekunder akibat
olisitemia vera, metaplasia myeloid, leukemia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia akibat
obat, dan radiasi.
Obat ini bekerja dengan menghambat xantin oksidase, enzim uang mengubah
hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat. Alopurinol menghambat
sintesis purin yang merupakan precursor xantin.

3. Probenesid
Obat ini berefek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan
tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut. Obat ini juga
berguna untuk pengobatan hipeuresemia sekunder.
Probenesid menghambat ekskresi renal dari sulfinpirazon, indometasin, penisilin,
PAS, sulfonamide, dan juga berbagai asam organic, sehingga dosis obat harus
disesuaikan bila diberikan bersamaan.

4. Etodolak
Merupakan NSAID kelompok asam piranokarboksilat dan obat ini merupakan
lebih selektif terhadap COX-2 dibandingkan dengan NSAID umumnya. Etodolak
menghambat bradikin yang diketahui merupakan salah satu mediator perangsang nyeri.

FARMAKOKINETIK
✓ Urikosurik

1. Kolkisin
• Absorpsi melalui saluran cerna baik
• Didistribusikan secara luas dalam jaringan tubuh
• Kadar tinggi pada ginjal, hati, limpa, saluran cerna
• Tidak terdapat pada otot rangka, jantung, dan otak
• Sebagian besar eksresi melalui feses, 10-20% melalui urin, pada pasien
penyakit hati ekskresi melalui urin.
• Dapat ditemukan dalam leukosit dan urin sedikitnya untuk 9 hari setelah suatu
suntikan IV.
2. Probenesid
Probenesid menghambat ekskresi renal dari sulfinpirazon, indometasin, penisilin,
PAS, sulfonamide, dan juga berbagai asam organic, sehingga dosis obat harus
disesuaikan bila diberikan bersamaan. Dosis probenesid 2 kali 250 mg/hari selama
seminggu diikuti dengan 2 kali 500 mg/hari.
3. Etodolak
Masa kerjanya pendek sehingga harus diberikan 3-4 kali sehari. Berguna untuk
analgesic, pascabedah. Dosis 200-400, 3-4 kali sehari.

INDIKASI & KONTRAINDIKASI


✓ Urikosurik
Ada 2 kelompok obat penyakit pirai, yaitu obat yang menghentikan proses inflamasiakut,
misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenabutazon, dan indometasin, dan obat yang
mempengaruhi kadar asam urat, misalnya probenesid, allopurinol, dan sulfinpirazon.
1. Kolkisin
• DRUG OF CHOICE penyakit pirai. Pemberian diberikan secepatnya (bila terlambat,
efektivitas berkurang) pada awal serangan dan diteruskan sampai gejala hilang atau
timbul efek samping yang menganggu, gejala penyakit umum menghilang 24-48 jam
setelah pemberian obat.
• Sebagai profilaksis serangan penyakit pirai atau untuk mengurangi beratnya serangan,
dengan dosis kecil.
• Mencegah serangan yang dicetuskan oleh obat urikosurik (probenesid dan sufinpirazon)
dan alupurinol.
Pemberian bersama-sama dengan alopurinol guna mencegah serangan akut.
2. Alopurinol
Obat ini terutama berguna untuk mengobati penyakit pirai kronik dengan
insufisiensi ginjal dan batu urat dalam ginjal, tetapi dosis awal harus dikurangi. Bekerja
dengan menurunkan kadar asam urat. Pengobatan jangka panjang menurunkan frekuensi
serangan, menghambat pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi
besarnya tofi.
Bila diberikan bersamaan dengan merkaptopurin, dosis merkaptopurin harus
dikurangi sampai 25-35%, karena kerja alopurinol yang mengahambat oksidasi
merkaptopurin.

3. Probenesid
Indikasi : Berefek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan
tofi pada penyakit pirai, tidak efektif pada serangan akut. Berguna untuk pengobatan
hiperuresemia sekunder. Probenesid tidak berguna bila laju GFR kurang dari 30
mL/menit.
Kontraindikasi: Gangguan fungsi ginjal, ulkus peptik,

Anda mungkin juga menyukai