Anda di halaman 1dari 12

Ayunin Novania

1102016038
SASARAN BELAJAR
LO.1.Mampu memahami dan menjelaskan tentang anatomi persendian
1.1.Mampu memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu
oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan untuk duduk, berdiri,
berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai
penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam.
Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan
kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, Anda tidak mungkin bisa melakukan berbagai
gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat Anda bergerak adalah otot, yang
merupakan jaringan elastik yang kuat.

Ada 3 jenis persendian yang dibedakan berdasarkan jangkauan gerakan yang dimiliki:
1. Synarthrosis (Persendian Fibrosa)
Persendian yang tidak dapat digerakkan, dimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan
dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa, dibedakan menjadi:
a. Sutura: terdapat jaringan fibrosa yang tipis sekali seperti sutura sagitalis diantara tulang
b. Syndesmosis: diantara tulang terdapat jaringan gibrosa seperti syndesmosis radio-
ulnaris
c. Synchondrosis: diantara tulang terdapat tulang rawan seperti symphisis pubis
d. Schindelysis: satu tulang yang masuk kedalam celah tulang seperti pada reostrum
sphenoidale
e. Gamphosis: tulang seperti tanduk masuk ke dalam lubang tulang seperti gigi dalam
graham

2. Diartrosis (Persendian Sinovial)


Persendian yang gerakannya bebas, merupakan bagian terbesar dari persendian pada tubuh
orang dewasa yang memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial dan dilapisi kartilago
articular contohnya sendi bahu dan panggul, sikut dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari
tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki. Dapat dikelempokkan menjadi:

1
a. Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah.
Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
b. Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak
ke segala arah.
Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.
c. Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi).
Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas)
d. Sendi luncur/geser: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang
datar.
Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.
e. Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah.
Contoh: sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.

3. Amfiartosis (Persendian Kartilagenosa)


Persendian yang gerakannya terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang
rawan hialin, yaitu:
a. Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contoh: persendian antara fibula dan tibia.
b. Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi
cakram.
Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

Persendian berdasarkan bentuk permukaan sendi:


a. Arthroidea (gliding) disebut juga sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi
pada satu bidang datar. Kepala sendi dan lekuk sendi rata. Contoh: art. Intercapales, art.
Intertarsales, art. Sternoclavicularis, hubungan tulang pergerlangan kaki.

b. Ginglymus (hing) disebut juga sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu
arah. Antara permukaan konveks dan konkaf. Contoh: art. Cubiti, art. Talocrurales, art.
Interphalanges, sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta .

2
c. Pivot (trochoidea) permukaan sendi vertical. Contoh: art. Atlanto axialis, art. Trochoidea
(radioulnaris proksimalis)

d. Ellipsoidea (condyloidea) disebut juga sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan
berputar (rotasi). Permukaan sendi berbentuk elip. Contoh: art. Radiocarpal, hubungan tulang
tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).

e. pheroidea (a ball and socket) Disebut juga sendi peluru: persendian yang memungkinkan
pergerakan ke segala arah. Kepala sendi seperti bentuk bola masuk kedalam lekuk sendi yang
dalam. Contoh: art. Coxae, hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.

f. Sellaris (saddle) disebut juga sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa
gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah. Kepala sendi dan lekuk sendi seperti orang
duduk diatas plana kuda. Contoh: antara trapezium dan metacarpal, hubungan tulang
telapak tangan dan jari tangan.

Berdasarkan jumlah sumbu gerak:


a. Bersumbu satu: art. Interphalanx, art. Talocruralis.
b. Bersumbu dua: art. Radiocarpalis
c. Bersumbu tiga: art. Glenohumerale, art. Coxae.

Gerak sendi tubuh :


a. Fleksi, gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendi
b. Ekstensi, gerak berlawanan dari fleksi
c. Abduksi, gerak arah sisi menjauhi bidang sagital
d. Adduksi, gerak yang berlawanan arah dengan abduksi
e. Endorotasi, gerak berputar lateral-anterior-medial

3
f. Eksorotasi, gerak berputar medial-anterior-lateral
g. Laterofleksi, gerak fleksi ke arah samping
h. Sirkumdiksi, gabungan gerak rotasi (fleksi, laterofleksi, ekstensi)

4
Makroskopik
EKSTREMITAS SUPERIOR

5
A. Articulatio Glenohumeralis
a. Tulang: Caput humeri dengan gleinoidalis serta labrum gleinoidale
b. Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, Rotasi, Medialis, Rotasi Lateralis
B. Articulatio Cubiti (Articulatio humero ulnaris & art. Humeroradialis)
a. Tulang: Incissura throclearis ulna, trochlea humeri dan antara fovea caput articularis radii
dan capitulum humeri
b. Gerak Sendi: Fleksi dan ekstensi
- Otot- otot Shunt: Otot yang mempunyai origo dekat dengan sendi dan insertio jauh dari sendi
(contoh: M. Brachioradialis).
- Otot- otot Spurt: Otot yang mempunyai origo jauh dari sendi dan insertion dekat dengan sendi
(contoh: M. Biceps brachii).
Otot-otot shunt lebih berfungsi sebagai stabilitator daripada rotator, sedangkan otot- otot spurt
lebih berfungsi sebagai rotator dari pada stabilisator.
C. Articulatio Radio ulnaris Proximalis
a. Tulang: Incissura radialis ulna dan caput radii
b. Gerak sendi: throchoidea atau pivot
D. Articulatio Radio Ulnaris distalis
a. Tulang: Incissura ulnaris radii dan capitulum ulnae
b. Jenis sendi: trochoidea
c. Gerak sendi: pronasi dan supinasi
E. Articulatio Radiocarpalis
a. Tulang: Bagian distal Os. Radius dan ossa carpales proximalis kecuali os piriforme
b. Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, Abduksi ulnaris
F. Articulatio carpometacarpales
a. Articulatio carpometacarpales I
a. Tulang: Antara Metacarpales dan trapesium
b. Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, oposisi dan reposisi
b. Articulatio carpometacarpales II
a. Tulang: Antara Metacarpale II–V dengan Os. Carpi deretan distalis
b. Gerak sendi: Geser
G. Articulatio Metacarpophalangealis
a. Art. Metacarpophalangealis I
a. Tulang: Antara Os metacarpal I dan phalanx I
b. Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, sedikit abduksi dan adduksi
b. Art. Metacarpophalangealis II-V
a. Tulang: Antara OS metacarpal II dan V dengan PhalanxII dan V
b. Gerak sendi: Fleksi, ekstesi, abduksi, adduksi dan sirkumdiksi.
H. Articulationes interphalangealis
a. Tulang: Antar phalanges
b. Gerak sendi: Fleksi dan ekstensi

6
EKTREMITAS INFERIOR

7
EKSTREMITAS INFERIOR
A. Articulatio Inferioris liberi ( art coxae)
a. Tulang : Acetabulum dan caput femuris
b. Gerak : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi, eksorotasi
B. Articulatio Genus
a. Tulang : Condylus medialis femoris dan condylus medialis tibiae
b. Gerak : fleksi, ekstensi, rotasi medialis, fleksi lateralis
C. Articulatio Tibio fibularis
a. Tulang : facies articularis fibularis dengan facies articularis capitis fibulae
b. Gerak : gesekan ke atas dan ke bawah
D. Articulatio Talocrulalis
a. Tulang : Antara trochleatali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli ossa
cruris
b. Gerak : Plantar fleksi, Dorso Fleksi, Inversio dan eversio
E. Articulatio Pedis
Articulatio Talocalcanea
a. Tulang : Os talus, Os calcaneus
b. Gerak : Gliding
Articulatio Talocalcaneonavicularis
a. Tulang : Os talus, Os calcaneus, dan os coboideum
b. Gerak : geser dan rotasi
Articulatio Calcaneocuboidea
a. Tulang : Os calcaneus dan Os cuboideum
b. Gerak : geser dan sedikit rotasi
Articulatio Tarsometatarsales
a. Tulang : os Tarsi dan Os metatarsi
b. Gerak : plana
Articulatio Metatarsophalangeales
a. Tulang : Os metatarsi dan Os phalangeales
b. Gerak : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi
Articulationes Interphalangeales Pedis
a. Tulang : Interphalangeales
b. Gerak : fleksi dan ekstensi

1.2.Mampu memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopis


Persendian adalah tempat bertemunya dua atau tiga unsur tulang, baik tulang atau tulang
rawan, dikatakan sebagai sendi atau artikulasi. Sendi temporer terdapat selama masa
penumbuhan: misalnya epifisis tulang panjang menyatu dengan bagian batang tulang melalui
tulang rawan hialin dari diskus epifisis. Sendi demikian menghilang bila penumbuhan berhenti
dan epifisis menyatu dengan bagian batang. Tetapi kebanyakan sendi bersifat permanen, dan
dapat digolongkan berdasarkan ciri susunannya menjadi 3 golongan utama: fibrosa,
kartilaginosa, dan synovial.

8
Klasifikasi Persendian:

a. Sendi Fibrosa
Sendi ini dipersatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa. Bila penyatuan ini sangat kuat
sendi ini disebut sutura. Sutura hanya terdapat pada tengkorak dan tidak bersifat permanen
karena jaringan fibrosa pengikat itu dapat diganti oleh tulang dikemudian hari. Penyatuan
tulang yang dihasilkan itu dikenal sebagai sinostosis. Sendi pada tulang yang dipersatukan
oleh jaringan ikat fibrosa yang jauh lebih banyak daripada yang terdapat pada sutura disebut
sindesmosis.
b. Sendi Tulang Rawan
Sendi ini sering dikatakan sebagai sendi kartilaginosa sekunder untuk membedakannya
dari sendi primer, paling jelas ditunjukan sebagai contoh oleh sendi diantara badan-badan
vertebra yang berdekatan. Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang
rawan hialin, yang secara erat dipersatukan oleh lempeng fibrokartilago. Simfisis, seperti
sendi pubis dan manubriosternal, merupakan contoh sendi kartilaginosa sekunder.
c. Sendi Sinovial
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi
diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Pada sendi ini, tulang-tulang ditahan
menjadi satu simpai sendi. Simpai sendi menyatukan tulang.

 lapisan luar simpai  jaringan ikat padat kolagen yang menyatu dengan periosteum
 lapisan dalam simpai membran sinovial (membatasi rongga sendi)

Membran sinovial: membran vaskular tipis mengandung kapiler-kapiler lebar.

1. Membran sinovial yang menjulur kedalam rongga sendi lipatan kasar (vili sinovial)
2. Menonjol/evaginasi keluar menembus simpai luarbursa

Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi tulang rawan, dipisahkan oleh celah sempit 
cairan sinovial (dihasilkan membran sinovial)

• Terbentuk sebagai dialisat plasma darah dan limf.


Unsur cairan sinovial terdiri dari: asam hialuronat yang terikat dengan protein

• Berfungsi untuk pelumas dan nutritif sel tulang rawan sendi


Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan
matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan
dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu:
1. Tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung
– ujung persendian.
2. Tulang rawan elastic misalnya pada epiglottis, aurikulam dan tuba auditiva.
3. Tulang rawan fibrosa yang terdapat pada annulus fibrosus, diskus invertebralis, simfisis
pubis dan inesersio tendo – tulang.

Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi synovial. Rawan
sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga
memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban

9
yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah
cedera atau penambahan usia.

Tulang terdiri dari sel, serat, dan substansi dasar. Serat dan substansi dasar membentuk matrix.
Fungsi Matrix adalah untuk meningkatkan daya rentang dan elasititas dan menyesuaikan
jaringan terhadap kebutuhan mekanik. Matrix mengandung serat kolagen atau elastis.
Berdasarkan komposisi matrix ada 3 macam tulang rawan yaitu:

1. Tulang rawan hyaline


Ciri-ciri:
a) Terdapat pada: permukaan sendi, ujung sterna iga,
septum nasal, laring, cincin trakea, bronchi
b) Konsistensi lunak, agak elastis
c) Warna kebiru-biruan- Bahan dasar homogeny

2. Tulang rawan elastis:

Ciri-ciri:
a) Terdapat pada: telinga luar, tuba auditiva, epiglotis
b) Warna kekuning-kuningan
c) Lebih fleksibel dan elastis
d) Bahan dasar terdapat anyaman sabut-sabut elastic dalam
berbagai arah terutama di sekitar kondrosit, sabut ini kemudian
melanjutkan diri keperikandrium
e) Kondrosit, tudung sel tulang rawan dan kelompok isogen seperti
pada tulang rawan hyaline

3. Tulang rawan fibrokartilago:

Ciri-ciri:
a) Terdapat pada: discus intervetebralis, simpysis pubis, discus inter-art
b) Kondrosit dan tudung sel tulang rawan seperti pada tulang hyaline
c) Kelompok isogen hanya sedikit, karena bahan antar sel agak padat
d) Kemungkinan sel membelah diri sedikit
e) Terdapat bahan sabut kolagen berbagai arah
f) Merupakan peralihan antara jaringan ikat fibrilair dengan jaringan tulang rawan

10
Komponen komponen tulang rawan:
A. Matriks
Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul yang
membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang tepat
,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan sedikit kolagen.
B. Perikondrium
perikondrium adalah pembungkus tulang sendi. Terdapat pada tulang rawan hialin dan elastis
kecuali pada tulang rawan fibrokartilago. Terdiri dari dua lapisan: lapisan fibrosa dan lapisan
khondrogenik
C. Kondrosit
Pada tepian kartilago hyalin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan sumbu panjang
paralel dengan permukaan. Lebih ke dalam bentuknya bulat, dan dapat berkelompok hingga
8 sel, kesemuanya adalah hasil dari pembelahan mitosis dari kondrosit. Kelompok demikian
disebut dengan kelompok isogen

11
2. MM Strain

2.1. Definisi
Sprain adalah cedera sendi yang menyebabkan robeknya sejumlah serat pada
ligament penyangga otot, tetapi kontinuitas ligament tersebut masih intak (kamus Dorland)

2.2. Etiologi
 Cedera yang sering terjadi pada atlet adalah sprain yaitu cedera pada
sendi yang mengakibatkan robekan pada ligament.
 Sprain terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan dan mendadak
pada sendi, atau karena penggunaan berlebihan yang berulang-ulang.
 Sprain ringan biasanya disertai hematom(Hematoma adalah kumpulan
darah tidak normal di luar pembuluh darah/memar) dengan sebagian
serabut ligament putus, sedangkan pada
 Sprain sedang terjadi efusi cairan yang menyebabkan bengkak. Pada
 Sprain berat, seluruh serabut ligamen putus sehingga tidak dapat
digerakkan seperti biasa dengan rasa nyeri hebat, pembengkakan dan
adanya darah dalam sendi (Petersion, 1986).
 Penyebab terjadinya cedera olahraga dapat berasal dari luar seperti
misalnya kontak keras dengan lawan pada olahraga body contact,
karena benturan dengan alat-alat olahraga seperti misalnya stick
hockey, bola, raket dan lain-lain. Dapat pula disebabkan oleh keadaan
lapangan yang tidak rata yang meningkatkan potensi olahragawan
untuk jatuh, terkilir atau bahkan patah tulang.
 Penyebab dari dalam biasanya terjadi karena koordinasi otot dan sendi
yang kurang neural shock sempurna, ukuran tungkai yang tidak sama
panjang, ketidak seimbangan otot antagonis (Kullun, 1988).
 Penyebab ini dapat dibedakan menjadi: 1) Faktor dari luar, yaitu: (a)
sepakbola, tinju, karate. (b) Alat olahraga: stick hokey, raket, bola. (c)
Kondisi lapangan: licin, tidak rata, becek. 2) Faktor dari dalam, yaitu:
(a) Faktor anatomi. Panjang tungkai yang tidak sama, arcus kaki rata,
kaki cinjit, sehingga pada waktu lari akan mengganggu gerakan. (b)
Latihan gerakan /pukulan yang keliru misalnya: pukulan backhand. (c)
Adanya kelemahan otot. d) Tingkat kebugaran rendah 3) Penggunaan
yang berlebihan/overuse. Gerakan atau latihan yang berlebihan dan
berulang-ulang dalam waktu relative lama/mikro trauma dapat
menyebabkan cedera.

4. Manifestasi Klinis
Setelah cedera, penderita mengeluh sakit tersiksa yang berlebihan pada aspek
anterolateral pada sendi pergelangan kaki. Perabaan di atas sakit tersebut hanya di bawah
malleolus lateral.

1) Pergelangan tangan, Sprain-strain pada pemain tenes balap sepeda, bulutangkis.


2) Pergelangan kaki, Sprain, hamper semua cabang olahraga

12

Anda mungkin juga menyukai