DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
1. M. Iqbal 2110102012
2. Ryo dwi kusuma 2110102015
3. Faqih muzaki 2110102017
4. M. Rofiq Fauzan 2110102032
5. M. Dastin Adriansyah 2110102033
Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala nikmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Nilai dan Budaya Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan
maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas yang diampu oleh bapak Dr. Faisal Marzuki M. Pd, CHCP
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Permasalahan 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Tentang Bela Negara 4
2.2 Pengertian dari masing masing bidang 5
2.3 Wujud Bela Negara dari Masing Masing Bidang 7
BAB III 9
KESIMPULAN 10
3.1 Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi pada saat ini menyebabkan arus informasi dan mobilitas
manusia dari satu daerah ke daerah lain bergerak dengan cepat. Hal ini
memungkinkan interaksi manusia antara satu bangsa dengan bangsa lainnya
menjadi semakin intens. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari adanya
globalisasi ini adalah adanya pengaruh yang sangat kuat dari nilai-nilai dan
budaya luar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama kaum muda.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang. Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya
itu terbentuk dari beberapa unsur yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat,
bahasa, karya seni, sistem agama dan politik. Bahasa sama halnya dengan
budaya, yakni suatu bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Kebudayaan
adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekumpulan
anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup semuanya yang di dapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya,
mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.
ii
meresap di Indonesia, kita sebagai generasi muda haruslah membatasi lingkup
globalisasi yang masuk. Kita harus dapat menyaring pengaruh-pengaruh yang
masuk dengan mengambil dampak positifnya dan menolak dampak negatif
yang ditimbulkan.
1. Apa saja konsep tentang budaya yang hidup dan tumbuh di dalam nilai
masyarakat ?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia di bidang
budaya dalam menghadapi arus globalisasi?
3. Apa saja sikap bela negara yang dapat ditunjukan oleh Generasi Z dalam
upaya melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia?
ii
BAB II
PEMBAHASAN
ii
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
B. Unsur-Unsur Budaya
1) Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan
sesama manusia. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam
membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan
mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada
bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting
dalam analisa kebudayaan manusia.
2) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan
sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan
bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem
pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
3) Sistem Teknologi dan Peralatan
ii
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya
sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda
tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan
manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat
berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan
bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian,
bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan
hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
4) Sistem Kesenian
Kesenian berkaitan erat dengan rasa keindahan (estetika) yang
dimiliki oleh setiap manusia dan masyarakat. Rasa keindahan inilah
yang melahirkan berbagai bentuk seni yang berbeda-beda antara
kebudayaan yang satu dan kebudayaan yang lain.
5) Sistem Pencaharian
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi
fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem
mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu
kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat
tradisional, antara lain :
a) berburu dan meramu
b) beternak
c) bercocok tanam di ladang
d) menangkap ikan
e) bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
6) Sistem Religi
Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai
kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari religious emotion
atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri
manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang
ii
bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan
konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan profan dalam
kehidupan manusia.
7) Sistem Kekerabatan dan Organisasi Kemasyarakatan
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial
merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia
membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Kesatuan
sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga
inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk
membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.
ii
Dalam media massa misalnya, ironis pemandangan paradoks antara nilai
dan fakta serta dalam konteks kehidupan masyarakat, kita melihat masih besarnya
kesenjangan antara konsep dan muatan nilai yang tercermin dalam aturan normatif
konstitusional maupun adat istiadat yang mengikat. Orientasi kehidupan global
yang individualis, hedonis, dan materialistik mampu menggeser berbagai sistem
nilai sosial, moral, dan sebagainya. Tentu kita tidak boleh membiarkan hal
tersebut terus terjadi. Dalam menghadapi kondisi tersebut perlu upaya revitalisasi
nilai-nilai luhur budaya lokal, dan hal ini sangat mendesak dilakukan. Bahwa
untuk unggul membangun sebuah peradaban, kita ibaratkan melakukan lompat
jauh, “agar lompatan menjadi jauh, tentunya kita harus mundur ke belakang
terlebih dahulu untuk melakukan ancang-ancang yang sempurna sehingga
lompatan memiliki nilai, dan sebaliknya jika tidak didahului ancang-ancang yang
baik maka lompatan pun lemah”. Artinya tidak lain adalah hendaknya kita
menoleh ke belakang mengintropeksi diri, harus diakui bahwa tidak semua hal
dimasa lalu merupakan hal buruk yang harus ditinggalkan, dalam hal ini tentunya
adalah kearifan lokal.
ii
berbeda dalam menggali dan mengoptimalkan potensi budayanya. Hal yang dapat
dilakukan adalah dengan terus menggali potensi peningkatan kualitas SDM, bijak
memanfaatkan alam, dan membangun rasa solidaritas bangsa secara keseluruhan.
Nilai-nilai budaya yang dimaksud bukan hanya berupa prinsip-prinsip hidup yang
bermanfaat mengasah akal budi, tetapi juga berupa nilai-nilai kehidupan yang
dibutuhkan guna menghadapi tantangan peradaban masa depan. Dengan kata lain
nilai-nilai tersebut merupakan prinsip hidup yang mengandung orientasi budaya
positif. Orientasi budaya positif tersebut berupa prinsip disiplin, kerja keras,
kejujuran, ketangguhan, meningkatkan kompetensi diri, serta mampu beradaptasi
dengan tuntutan zaman yang kompetitif. Intinya bahwa globalisasi merupakan
kenyataan sejarah yang tidak terbantahkan oleh siapapun. Globalisasi menerpa
setiap bangsa bahkan manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh global. Penguatan akar kebangsaan
kita akan membentengi bangsa Indonesia dari pengaruh negatif yang berasal dari
luar. Dengan demikian bangsa Indonesia mampu mengarungi globalisasi tanpa
kehilangan jati diri bangsa.
2.3 Sikap Bela Negara yang dapat ditunjukan oleh Generasi Z dalam upaya
melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia
ii
hal Pendidikan menjadikan factor utama dalam memberikan kesadaran individu
dalam mengembangkan dan melestarikan budaya indonesia hingga ke negara
asing agar budaya indonesia diakui oleh negara asing. Secara umum, seseorang
yang memiliki pengetahuan tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan
luas dibandingkan dengan pendidikan lebih rendah. Oleh karena itu pentingnya
generasi untuk memiliki ilmu pengetahuan terkait bidang budaya agar dapat
tetap melestarikan budaya dari leluhur bangsa indonesia. Dalam pembelajaran
budaya memiliki pengaruh terhadap penguatan bela negara. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang dimuat oleh Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPM),
Vol. 2. No. 1 Tahun 2022: 26-31 ISSN Online No. 2776-376 30 Saifuddin
(2016: 32) yaitu untuk mempertahankan kebudayaan bangsa dapat dilakukan
dengan menanamkan serta mewujudkan bela negara masa kini berupa proses
belajar kebudayaan hingga pendidikan di sekolah. Sekolah memiliki peranan
dalam mengetahui kebudayaan bangsa dan kesadaran bela negara bagi siswa/i
demi memajukan generasi muda yang cinta akan budaya bangsanya sendiri.
ii
memberikan ilmu pengetahuan budaya kepada generasi Z. Oleh karena itu,
perlu diadakannya suatu kegiatan atau program dari pemerintah untuk
menumbuhkan kembali rasa cinta tanah air kepada generasi Z melalu bidang
budaya yang dapat dilakukan dengan mewajibkan pendidikan tentang budaya
daerah di setiap instansi pendidikan, mendukung upaya pengembangan budaya
daerah, mengadakan pentas seni sebagai upaya untuk mengenalkan budaya-
budaya daerah yang di miliki Indonesia, dan sebagainya.
Adapun sikap Bela Negara yang dapat ditunjukan oleh Generasi Z dalam
upaya melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia yaitu:
ii
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Era globalisasi pada saat ini menyebabkan arus informasi dan mobilitas
manusia dari satu daerah ke daerah lain bergerak dengan cepat. Hal ini
memungkinkan interaksi manusia antara satu bangsa dengan bangsa lainnya
menjadi semakin intens. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari adanya
globalisasi ini adalah adanya pengaruh yang sangat kuat dari nilai-nilai dan
budaya luar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama kaum muda.
Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam era arus globalisasi ini.
Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan berdampak sangat luas pada sistem
budaya masyarakat. Oleh karena semakin mudah dan cepatnya budaya luar
masuk dan meresap di Indonesia, kita sebagai generasi muda haruslah
membatasi lingkup globalisasi yang masuk. Kita harus dapat menyaring
pengaruh-pengaruh yang masuk dengan mengambil dampak positifnya dan
menolak dampak negatif yang ditimbulkan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.pskp.or.id/index.php/jpm/article/download/27/25
ii