Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN BELA NEGARA

“NILAI DAN BUDAYA INDONESIA’’

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

1. M. Iqbal 2110102012
2. Ryo dwi kusuma 2110102015
3. Faqih muzaki 2110102017
4. M. Rofiq Fauzan 2110102032
5. M. Dastin Adriansyah 2110102033

Dosen : Dr. Faisal Marzuki M. Pd, CHCP


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala nikmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Nilai dan Budaya Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan
maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas yang diampu oleh bapak Dr. Faisal Marzuki M. Pd, CHCP

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan Makalah


ini, baik dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang
kemudian akan penulis jadikan sebagai evaluasi. Demikian, semoga makalah ini
dapat diterima sebagai ide/gagasan yang menambah kekayaan intelektual bangsa.

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Permasalahan 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Tentang Bela Negara 4
2.2 Pengertian dari masing masing bidang 5
2.3 Wujud Bela Negara dari Masing Masing Bidang 7
BAB III 9
KESIMPULAN 10
3.1 Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi pada saat ini menyebabkan arus informasi dan mobilitas
manusia dari satu daerah ke daerah lain bergerak dengan cepat. Hal ini
memungkinkan interaksi manusia antara satu bangsa dengan bangsa lainnya
menjadi semakin intens. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari adanya
globalisasi ini adalah adanya pengaruh yang sangat kuat dari nilai-nilai dan
budaya luar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama kaum muda.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang. Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya
itu terbentuk dari beberapa unsur yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat,
bahasa, karya seni, sistem agama dan politik. Bahasa sama halnya dengan
budaya, yakni suatu bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Kebudayaan
adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekumpulan
anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup semuanya yang di dapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya,
mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai


Merauke memiliki keberagaman suku dan budaya tradisi sebagai ciri khas
daerah masing-masing. Tidak hanya itu, Indonesia juga mempunyai keragaman
bahasa daerah, adat istiadat, serta agama. Namun, saat ini dengan masuknya
budaya asing ke Indonesia sebagai akibat derasnya arus globalisasi sedikit
banyak mengancam eksistensi kebudayaan daerah di Indonesia. Pengaruh
tersebut berjalan sangat cepat dan berdampak sangat luas pada sistem budaya
masyarakat. Oleh karena semakin mudah dan cepatnya budaya luar masuk dan

ii
meresap di Indonesia, kita sebagai generasi muda haruslah membatasi lingkup
globalisasi yang masuk. Kita harus dapat menyaring pengaruh-pengaruh yang
masuk dengan mengambil dampak positifnya dan menolak dampak negatif
yang ditimbulkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja konsep tentang budaya yang hidup dan tumbuh di dalam nilai
masyarakat ?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia di bidang
budaya dalam menghadapi arus globalisasi?
3. Apa saja sikap bela negara yang dapat ditunjukan oleh Generasi Z dalam
upaya melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia?

1.3 Tujuan Permasalahan

1. Dapat mengetahui Konsep budaya?


2. Dapat mengetahui apa saja yang dihadapi masyarakat Indonesia di
bidang budaya dalam menghadapi arus globalisasi?
3. Dapat mengetahui Apa saja sikap bela negara yang dapat ditunjukan oleh
Generasi Z dalam upaya melestarikan bilai-nilai budata Indonesia?

ii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tentang Budaya dan Nilai Masyarakat

A. Pengertian Budaya atau Kebudayaan


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa
Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.


Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai,
norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang


kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan

ii
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan


yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

B. Unsur-Unsur Budaya
1) Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan
sesama manusia. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam
membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan
mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada
bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting
dalam analisa kebudayaan manusia.
2) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan
sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan
bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem
pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
3) Sistem Teknologi dan Peralatan

ii
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya
sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda
tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan
manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat
berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan
bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian,
bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan
hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
4) Sistem Kesenian
Kesenian berkaitan erat dengan rasa keindahan (estetika) yang
dimiliki oleh setiap manusia dan masyarakat. Rasa keindahan inilah
yang melahirkan berbagai bentuk seni yang berbeda-beda antara
kebudayaan yang satu dan kebudayaan yang lain.
5) Sistem Pencaharian
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi
fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem
mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu
kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat
tradisional, antara lain :
a) berburu dan meramu
b) beternak
c) bercocok tanam di ladang
d) menangkap ikan
e) bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
6) Sistem Religi
Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai
kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari religious emotion
atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri
manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang

ii
bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan
konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan profan dalam
kehidupan manusia.
7) Sistem Kekerabatan dan Organisasi Kemasyarakatan
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial
merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia
membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Kesatuan
sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga
inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk
membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.

2.2 Tantangan Budaya Dalam Menghadapi Arus Globalisasi

Globalisasi adalah proses tatanan yang mendunia yang tidak mengenal


batas wilayah. Ini disebabkan oleh saat ini tidak ada lagi suatu bangsa yang
homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa
lainnya. Kita harus terbuka dengan dunia luar, tetapi kita harus kokoh dengan akar
budaya bangsa kita. Harus diakui globalisasi telah menempatkan kita dalam satu
gerbong dunia yang terus mengalami perubahan-perubahan secara cepat di segala
aspek kehidupan. Globalisasi mempunyai dampak positif dan dampak negatif.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tilaar (1998) bahwa dampak positifnya
akan menyebabkan munculnya masyarakat megakompetisi, dimana setiap orang
berlomba untuk berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula. Untuk
berkompetisi ini diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi adalah era
mengejar keunggulan dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif,
dan kreatif. Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman bagi budaya
bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan dan sikap anomie akan menjadi salah satu
penyebab masyarakat terseret dalam arus globalisasi.

ii
Dalam media massa misalnya, ironis pemandangan paradoks antara nilai
dan fakta serta dalam konteks kehidupan masyarakat, kita melihat masih besarnya
kesenjangan antara konsep dan muatan nilai yang tercermin dalam aturan normatif
konstitusional maupun adat istiadat yang mengikat. Orientasi kehidupan global
yang individualis, hedonis, dan materialistik mampu menggeser berbagai sistem
nilai sosial, moral, dan sebagainya. Tentu kita tidak boleh membiarkan hal
tersebut terus terjadi. Dalam menghadapi kondisi tersebut perlu upaya revitalisasi
nilai-nilai luhur budaya lokal, dan hal ini sangat mendesak dilakukan. Bahwa
untuk unggul membangun sebuah peradaban, kita ibaratkan melakukan lompat
jauh, “agar lompatan menjadi jauh, tentunya kita harus mundur ke belakang
terlebih dahulu untuk melakukan ancang-ancang yang sempurna sehingga
lompatan memiliki nilai, dan sebaliknya jika tidak didahului ancang-ancang yang
baik maka lompatan pun lemah”. Artinya tidak lain adalah hendaknya kita
menoleh ke belakang mengintropeksi diri, harus diakui bahwa tidak semua hal
dimasa lalu merupakan hal buruk yang harus ditinggalkan, dalam hal ini tentunya
adalah kearifan lokal.

Pengibaratan diatas mengisyaratkan bahwa nilai-nilai luhur budaya lokal


merupakan akar kebangsaan kita yang berfungsi sebagai tempat berpijak bagi
peradaban kita dalam mengarungi era globalisasi. Salah satu strategi menghadapi
globalisasi adalah dengan cara memperkuat akar kebangsaan. Secara sederhana,
kearifan lokal dapat kita katakan sebagai sekumpulan tata nilai yang dipegang dan
dijalankan oleh masyarakat dengan mengacu pada nilai-nilai hubungan antara
manusia dengan lingkungan, budaya setempat, dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Kearifan lokal itu mencakup segala komponen yang membentuk
struktur keberadaan suatu bangsa. Hal itu meliputi sumber daya alam, posisi
demografis negara, keberagaman, warisan luhur bangsa, serta nilai-nilai bangsa
dan manusia sebagai warga negara yang mengelola sumber daya bangsanya.
Upaya menggali kearifan lokal bukan berarti penyeragaman budaya namun
sebagai hasil kreatifitas setiap warga yang terdiri atas suku dan budaya yang

ii
berbeda dalam menggali dan mengoptimalkan potensi budayanya. Hal yang dapat
dilakukan adalah dengan terus menggali potensi peningkatan kualitas SDM, bijak
memanfaatkan alam, dan membangun rasa solidaritas bangsa secara keseluruhan.
Nilai-nilai budaya yang dimaksud bukan hanya berupa prinsip-prinsip hidup yang
bermanfaat mengasah akal budi, tetapi juga berupa nilai-nilai kehidupan yang
dibutuhkan guna menghadapi tantangan peradaban masa depan. Dengan kata lain
nilai-nilai tersebut merupakan prinsip hidup yang mengandung orientasi budaya
positif. Orientasi budaya positif tersebut berupa prinsip disiplin, kerja keras,
kejujuran, ketangguhan, meningkatkan kompetensi diri, serta mampu beradaptasi
dengan tuntutan zaman yang kompetitif. Intinya bahwa globalisasi merupakan
kenyataan sejarah yang tidak terbantahkan oleh siapapun. Globalisasi menerpa
setiap bangsa bahkan manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh global. Penguatan akar kebangsaan
kita akan membentengi bangsa Indonesia dari pengaruh negatif yang berasal dari
luar. Dengan demikian bangsa Indonesia mampu mengarungi globalisasi tanpa
kehilangan jati diri bangsa.

2.3 Sikap Bela Negara yang dapat ditunjukan oleh Generasi Z dalam upaya
melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia

Bahwa budaya merupakan suatu hal indikator kebanggan bangsa indonesia


yang harus dilestarikan agar tidak mengalami suatu kepunahan atau dapat
diakui oleh negara lain dalam hal ini pentingnya suatu kesadaran generasi Z
terkait bela negara di bidang budaya. Bahwa pengetahuan individu sangat
berpengaruh suatu kemajuan budaya indonesia agar anak bangsa indonesia
dapat diakui sebagai generasi yang cerdas, kreatif dan inovatif. Dalam hal ini
disebabkan beberapa faktor, yaitu:

1. Tingkat pendidikan individu sebagai pemahaman dan pengetahuan pada


generasi Z sangat berpengaruh pada bela negara dalam bidang budaya dalam

ii
hal Pendidikan menjadikan factor utama dalam memberikan kesadaran individu
dalam mengembangkan dan melestarikan budaya indonesia hingga ke negara
asing agar budaya indonesia diakui oleh negara asing. Secara umum, seseorang
yang memiliki pengetahuan tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan
luas dibandingkan dengan pendidikan lebih rendah. Oleh karena itu pentingnya
generasi untuk memiliki ilmu pengetahuan terkait bidang budaya agar dapat
tetap melestarikan budaya dari leluhur bangsa indonesia. Dalam pembelajaran
budaya memiliki pengaruh terhadap penguatan bela negara. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang dimuat oleh Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPM),
Vol. 2. No. 1 Tahun 2022: 26-31 ISSN Online No. 2776-376 30 Saifuddin
(2016: 32) yaitu untuk mempertahankan kebudayaan bangsa dapat dilakukan
dengan menanamkan serta mewujudkan bela negara masa kini berupa proses
belajar kebudayaan hingga pendidikan di sekolah. Sekolah memiliki peranan
dalam mengetahui kebudayaan bangsa dan kesadaran bela negara bagi siswa/i
demi memajukan generasi muda yang cinta akan budaya bangsanya sendiri.

2. Usia seseorang dapat mempengaruhi suatu tingkat pemahaman yang


diperoleh, semakin tinggi pendidikan dan dewasanya seseorang maka akan
dapat mempengaruhi ilmu yang diperoleh serta usia dapat mempengaruhi pada
suatu perilaku. Dalam hal ini usia seseoarng sangat berpengaruh terhadap
aktivitasi generasi Z dalam mengembangkan budaya indonesia, dalam
mengembangkan dan melestarikan budaya indonesia sangat berpengaruh
terhadap usia. Oleh karena itu usia generasi Z dapat membawakan suatu
kemajuan budayadengan ada rasanya cinta terhadap tanah air kemudian adanya
ingin kontribusi bela negara bidang budaya dan memiliki rasa ingin belajar
yang tinggi.

3. Pengalaman dapat diperoleh dari seseorang yang melestarikan budaya


indonesia, atau pengalaman orang lain yang memiliki pemahaman budaya
kemudian dapat saling memberikan informasi bela negara bidang budaya.
Semakin tinggi suatu pengalaman seseorang maka semakin besar untuk

ii
memberikan ilmu pengetahuan budaya kepada generasi Z. Oleh karena itu,
perlu diadakannya suatu kegiatan atau program dari pemerintah untuk
menumbuhkan kembali rasa cinta tanah air kepada generasi Z melalu bidang
budaya yang dapat dilakukan dengan mewajibkan pendidikan tentang budaya
daerah di setiap instansi pendidikan, mendukung upaya pengembangan budaya
daerah, mengadakan pentas seni sebagai upaya untuk mengenalkan budaya-
budaya daerah yang di miliki Indonesia, dan sebagainya.

Adapun sikap Bela Negara yang dapat ditunjukan oleh Generasi Z dalam
upaya melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia yaitu:

1. Memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai dampak negatif dan positif


tentang globalisasi budaya.
2. Mempelajari budaya-budaya yang ada di Indonesia.
3. Tetap bersikap kritis terhadap keteladanan yang ditunjukkan para
pemimpin bangsa dalam pelestarian budaya nasional.
4. Turut serta dalam upaya mengembangkan budaya lokal melalui
pemanfaatan teknologi komunikasi informasi.
5. Mempromosikan budaya asli Indonesia ke kancah internasional untuk
menumbuhkan rasa cinta budaya Indonesia.
6. Berpegang teguh pada nilai religius, spiritual dan memupuk rasa
kebhinekaan agar Indonesia tetap berjaya dengan budayanya.

ii
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Era globalisasi pada saat ini menyebabkan arus informasi dan mobilitas
manusia dari satu daerah ke daerah lain bergerak dengan cepat. Hal ini
memungkinkan interaksi manusia antara satu bangsa dengan bangsa lainnya
menjadi semakin intens. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari adanya
globalisasi ini adalah adanya pengaruh yang sangat kuat dari nilai-nilai dan
budaya luar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama kaum muda.

Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam era arus globalisasi ini.
Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan berdampak sangat luas pada sistem
budaya masyarakat. Oleh karena semakin mudah dan cepatnya budaya luar
masuk dan meresap di Indonesia, kita sebagai generasi muda haruslah
membatasi lingkup globalisasi yang masuk. Kita harus dapat menyaring
pengaruh-pengaruh yang masuk dengan mengambil dampak positifnya dan
menolak dampak negatif yang ditimbulkan.

Budaya merupakan suatu hal indikator kebanggan bangsa indonesia yang


harus dilestarikan agar tidak mengalami suatu kepunahan atau dapat diakui oleh
negara lain dalam hal ini pentingnya suatu kesadaran generasi Z terkait bela
negara di bidang budaya. Oleh karena itu, pengetahuan individu sangat
berpengaruh suatu kemajuan budaya indonesia agar anak bangsa indonesia
dapat diakui sebagai generasi yang cerdas, kreatif dan inovatif

ii
DAFTAR PUSTAKA

KONSEP TENTANG BUDAYA – Maulida's Blog

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)

TANTANGAN GLOBALISASI TERHADAP KEARIFAN LOKAL – Fakultas Ekonomi Dan Bisnis |


Universitas Muhammadiyah Riau

https://ejournal.pskp.or.id/index.php/jpm/article/download/27/25

ii

Anda mungkin juga menyukai