Anda di halaman 1dari 20

KEBUDAYAAN MARITIM

DHIYA’ ZHAFIRAH JAMALUDDIN

A011191185

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
KEBUDAYAAN MARITIM

DHIYA’ ZHAFIRAH JAMALUDDIN

A011191185

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

DAFTAR ISI ii

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II: KAJIAN TEORI 2

A. Pengertian Kebudayaan 2
B. Unsur-Unsur Kebudayaan 3
C. Wujud Kebudayaan 6
D. Fungsi Kebudayaan 7

BAB III: PEMBAHASAN 8

A. Konsep Kebudayaan Maritim 8


B. Unsur-Unsur Kebudayaan Maritim 8
C. Fungsi Sosial Unsur-Unsur Kebudayaan Maritim 13

BAB IV: PENUTUP 15

A. Kesimpulan 15

DAFTAR PUSTAKA 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Antoropologi terdapat konsep-konsep yang berkaitan dengan


hubungan masyarakat dengan lingkungan laut. Ada antropologi maritime yang
menekankan ke aktivitas pelayaran dan pengetahuan tentang teknologi dan
infrastuktur pelayaran. Selanjutnya ada antropologi marine yang menekankan
pada aktivitas pemanfaatan sumber daya alam laut seperti penangkapan ikan. Lalu
ada antropologi perikanan yang menekankan pada studi aktivitas, pengetahuan,
kelompok kerja dan sarana prasarana yang berkaitan dengan perikanan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Bagaimanakah konsep kebudayaan maritim?


2. Apa saja unsur-unsur kebudayaan maritim?
3. Apa saja fungsi sosial dari unsur-unsur kebudayaan maritim?
C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan di atas, tujuan yang ingin dicapai
adalah bagaimanakah konsep kebudayaan maritime, apa saja unsur-unsur
kebudayaan maritime, dan apa saja fungsi sosial dari unsur-unsur kebudayaan
maritim.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kebudayaan
Pengertian secara umum tentang budaya dapat beraneka macam. Akan tetapi,
berakhir pada intinya yang hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki bersama oleh
kelompok masyarakat tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan menyeluruh.
Walaupun tidak ada aturan tertulisnya, budaya dapat bersifat memaksa sekaligus
memberikan pedoman untuk berperilaku supaya kehidupan lebih bermartabat dan
bersahaja.
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa manusia.
Lingkupnya mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum, keyakinan, seni, adat
atau kebiasaan, susila, moral, dan juga keahlian. Kehadirannya mampu
mempengaruhi pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud
abstrak.

A.1 Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli

Definisi mengenai kebudayaan juga dikemukakan oleh para ahli. Mungkin


bahasan dari pakar ini akan mampu membuat Anda lebih memahami arti dari
kebudayaan dengan lebih mudah.
1. KOENTJARANINGRAT

Menurut beliau, kebudayaan merupakan keseluruhan perilaku dari manuasia


dan hasil yang diperoleh melalui proses belajar dan segalanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat.
2. KI HAJAR DEWANTARA

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara didefinisikan sebagai buah budi


manusia, yang merupakan hasil dari dua pengaruh besar yaitu alam dan kodrat
2
masyarakat. Ini juga merupakan sebuah bukti kejayaan kehidupan manusia untuk
dapat mengatasi kesulitan di dalam hidupnya agar keselamatan dan kebahagyaan
bisa tercapai. Nantinya, sifat tertib dan damai juga akan terlahir dari sini.
3. SOELAEMAN SOENARDI DAN SELO SOEMARDJAN

Menurut dua pakar tersebut kebudayaan merupakan semua hasil karya, cipta,
dan rasa dari masyarakat. Karya – karya tersebut menghasilakn teknologi serta
kebudayaan berwujud benda dan jasmaniah yang diperlukan oleh umat manusia
untuk dapat menguasai alam supaya hasilnya bisa digunakan untuk diabdikan
bagi keperluan masyarakat.
4. DR. MOHAMMAD HATTA

Menurut beliau, pengertian kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu


bangsa.
5. PARSUDI SUPARLAN
Definisi kebudayaan adalah semua pengetahuan manusia yang merupakan
makhluk sosial yang dipakai untuk dapat memahami dan sebagai interpretasi dari
lingkungan dan pengalamannya. Kebudayaan juga dipakai untuk andasan dalam
bertingkah laku.
6. HAJI AGUS SALIM

Beliau mengemukakan bahwa kebudayaan adalah persatuan dari istilah budi


dan daya agar menjadi makna satu jiwa yang tidak dapat dipisah – pisahkan.

B. Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan secara universal atau keseluruhan memiliki unsur – unsur tertentu,


menurut C.Kluckhohn dapat diuraikan sebagai berikut ini:
1. UNSUR BAHASA

Bahasa merupakan cara ucap manusia. Pengucapan yang elok dan merupakan
3
salah satu elemen yang sudah menjadi tradisi. Terus menerus diturun temurunkan
sehingga antar manusia di suatu kelompok atau daerah atau bangsa dapat melakukan
komunikasi dengan cara mereka sendiri. Bahasa juga digunakan untuk mengadaptasi
tradisi. Dibagi menjadi dua, yaitu bahasa ucapan dan bahasa tulisan.
Contohnya, di Indonesia terdiri dari banyak pulau, adat, suku, dan kelompok
etnis. Ada Jawa, Bugis, Dayak, Batak, dan lain – lain. Dari masing – masingnya itu
mempunyai bahasa sendiri – sendiri dan berbeda dari bahasa yang lainnya.

2. SISTEM KEPERCAYAAN

Sistem ini sangat penting karena merupakan salah satu yang dijadikan
pegangan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya. Selain itu, kepercayaan juga
akan menghubungkan manusia dengan penciptanya, membuat hal – hal yang terlihat
mustahil bisa diterima akal sebagai wujud keajaiban dan anugrah dari Tuhan.
Contohnya, Ababil tinggal di Aceh yang notabene masyarakatnya mayoritas
adalah muslim. Ia pun menjalani kehidupan sebagai seorang yang beraga islam.
Ababil melaksanakan solat lima waktu di masjid, berpuasa menahan haus dan lapar
saat Ramadhan, dan setiap hari dia pun berdoa mengharapkan semua yang ia cita –
citakan dapat tercapai. Ia percaya bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonannya.

3. ILMU PENGETAHUAN

Sistem pengetahuan dibutuhkan dalam kebudayaan untuk memenuhi rasa


ingin tahu manusia terhadap suatu hal. Ilmu ada bermacam – macam dan memiliki
peran tersendiri di setiap bidangnya. Dengan adanya ilmu pengetahuan kehidupan
manusia bisa terbantu dan lebih maju dari waktu ke waktu. Tanpanya, kehidupan
tidak akan berlangsung sampai seperti hari ini.

4. SISTEM TEKNOLOGI

Hadirnya sistem ini menjadi sistem peralatan dan perlengkapan manusia


4
dalam menjalani hidupnya. Koentjaraningrat membagi macam – macam teknologi
menjadi alat – alat produksi, wadah, senjata, makanan, minuman, pakaian, rumah,
dan transportasi. Sistem teknologi yang dilihat hari ini merupakan perkembangan dari
teknologi masa lalu yang sifatnya sederhana.
Contohnya, dahulu kapak potong sudah merupakan teknologi canggih, kini
telah tergantikan dengan mesin potong yang sudah bekerja otomatis. Dahulu rumah
hanya berbentuk gubug dan cukup untuk bisa berteduh saja. Kini rumah telah
berkembang menjadi gedung dan hotel.

5. SISTEM KEMASYARAKATAN / KEKERABATAN

Sistem kekerabatan sangat kental dalam unsur ini. Sistem kemasyarakatan


masih digunakan manusia hingga sampai sekarang untuk bersosialisasi dan menjalin
hubungan. Hingga saat ini, ada beberapa wilayah dan negara yang memakai sistem
kekerabatan seperti Amerika Latin, Afrika, dan Oseanis.
Menurut L.H Morgan, ada beberapa macam sistem kekerabatan yaitu garis
parental (keturunan ayah dan ibu), garis alternered yang mengajarkan bahwa
perempuan dan laki – laki berkedudukan sama, dan garis keturunan ibu yang mana
kedudukan perempuan lebih tinggi dari laki – laki.
6. SISTEM EKONOMI / MATA PENCAHARIAN

Sistem Ekonomi kebudayaan Indonesia secara garis besar terdiri dari berburu
dan meramu, beternak, bercocok tanam, menangkap ikan, dan sistem irigasi atau
pengairan. Hingga sekarang sistem ini berkembang lagi. Misalnya adalah, dari
bercocok tanam atau bertani, berlanjut kepada sistem perdagangan dan bisnis
pengolahan makanan.

7. KESENIAN

Seni merupakan suatu ekspresi terhadap keindahan. Koentjaraningrat


5
membagi seni menjadi dua yaitu seni rupa dan seni suara. Seni masih bisa dibagi
menjadi bermacam – macam tak hanya dua jenis itu saja, masih ada seni musik, seni
tari, seni terapan, seni murni, dan lain – lain. Seni juga merupakan bagian dari
kebudayaan, contoh nyatanya adalah peran seni musik, seni rupa, dan tari dalam
upacara adat.
C. Wujud Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan terbagi atas beberapa hal, yaitu:
1. NILAI BUDAYA

Nilai – nilai ini dipelajari oleh masyarakat sejak kecil, sulit untuk
digoyahkan dan menghasilkan gagasan di kemudian hari. Dapat berupa buah
pikiran, tingkah laku, maupun benda – benda tertentu.

2. SISTEM BUDAYA

Sifatnya abstrak, dalam perwujudannya berpola dan berdasarkan


sistem tertentu.
3. SISTEM SOSIAL

Kebudayaan dalam sistem sosial sifatnya konkret dan dapat


diabadikan. Sistem ini menggambarkan tingkah laku manusia yang terus
berjalan dengan pola tertentu dan aturan tertentu.

4. KEBUDAYAAN FISIK

Artinya memiliki bentuk dan bisa dilihat. Misalnya saja hasil budaya
seperti candi, baju adat, gamelan, dan benda – benda sejarah lainnya.

6
D. Fungsi Kebudayaan
Pada dasarnya, kebudayaan berfungsi untuk mengatur masyarakatnya, tentang
bagaimana harus bertindak dan menentukan sikap saat dihadapkan pada sesuatu,
sehingga kehidupan menjadi lebih selaras. Fungsi lainnya yaitu:
1. PEDOMAN HUBUNGAN MANUSIA ATAU KELOMPOK

Sebuah kelompok tertentu dapat berjalan dengan satu arah dan satu
tujuan karena mempunyai kebudayaan yang sama. Contohnya adalah
masyarakat Yogyakarta yang mempunyai kebudayaan Grebeg Maulud untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Satu Jogja sepakat bahwa itu
adalah budaya yang sudah ada sejak dahulu, tujuannya jelas, dan dianggap
sebagai salah satu pemersatu masyarakat.
2. MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT

Budaya bukan hanya persoalan adat istiadat, tapi juga pola perilaku.
Termasuk dalam bagaimana masyarakat tersebut dapat bertahan hidup dengan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti berkebun untuk masyarakat
pegunungan dan para pencari ikan di daerah pesisir pantai. Keduanya bertahan
hidup dengan kebudayaan dan tata caranya sendiri yang berfungsi sebagai
pemenuhan kebutuhan hidupnya.

3. MENDORONG PERUBAHAN MASYARAKAT

Kebudayaan dapat digunakan untuk merubah masyarakat. Terutama


berlaku untuk kebudayaan baru yang mulai masuk pada ranah masyarakat
tertentu. Contoh nyatanya adalah Budaya Korea yang masuk ke Indonesia,
sedikit banyak merubah pola perilaku sebagian masyarakat yang menyukai
kebudayaan tersebut. Baik diwujudkan dalam gaya hidup, bahasa, maupun
kesenian.
7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Kebudayaan Maritim

Kebudayaan maritim dapat diartikan sebagai sistem-sistem yang


ideasional/kognitif/mental, perilaku/tindakan, dan sarana serta prasarana
yang digunakan oleh masyarakat maritime untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam laut. Konsep budaya maritime tersebut
mencakup aktivitas pelayaran, perikanan, pertambangan, industry
pariwisata, pemukiman, pengawasan dan pengamanan wilayah,
pendidikan dan penilitian, seni dan olahraga, dan sebagainya.
Ciri-ciri dari kebudayaan maritime adalah sifat masyarakatnya yang
kreatif, inovatif, terbuka, dinamis, berubah dan berkembang, bertahan,
homogen dan berbeda, interkonektif dan holistik. Proses dinamika dan
perubahan yang terjadi karena adanya unsur-unsur budaya sebelumnya
sudah tidak berfungsi dengan baik. Bertahannya tradisi terjadi karena
fungsi unsur-unsur kebudayaan tertentu masih bisa digunakan untuk
memecahkan masalah, pemanfaatan sumberdaya, dan pemaknaan tentang
dunia kehidupan maritim.

B. Unsur-Unsur Kebudayaan Maritim

Kebudayaan maritim terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan


hingga membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh (holistik). Setiap
unsur kebudayaan maritim dapat di analisis dalam tiga sistem wujud
kebudayaan, yaitu sistem budaya, sistem sosial dan budaya material.

Unsur-unsur kebudayaan maritim adalah sebagai berikut:


B.1 Sistem Ideasional/Kognitif/Mental
a. Ide atau Gagasan

Ide atau gagasan di dalam budaya maritime sangat luas seperti


pemanfataan sumberdaya laut dan rekayasa jasa-jasa laut. Sejak dua dekade
terakhir, pandangan sebagian nelayan mulai berubah diakibatkan karena
mereka menghadapi berbagai realita seperti langkanya populasi teripang,
mutiara, dan beberapa spesies biota laut lainnya akibat eksploitasi yang
dilakukan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
Menangkap ikan dan hasil laut lainnya merupakan cara interaksi manusia
dengan lingkungan alam. Laut yang luas dengan segala isinya tidak ada yang
memilikinya, diciptakan oleh Allah swt. untuk dimanfaatkan oleh manusia
dengan usaha keras dan juga doa.

b. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kebudayaan maritim terbagi atas pengetahuan


pelayaran, pengetahuan kondisi lingkungan dan sumber daya laut, dan
pengetahuan lingkungan sosial budaya. Ketiga subsistem tersebut saling
berhubungan secara fungsional.

Pengetahuan pelayaran mencakup pengetahuan tentang musim, kondisi


cuaca dan suhu, kondisi dasar, kondisi air laut dan tanda-tanda pelayaran yang
digunakan untuk menentukan waktu pelayaran.

Pengetahuan tentang lingkungan dan sumberdaya laut terkait dengan jenis


atau spesies yang bernilai ekonomis dan pengetahuan mengenai kondisi
populasi atau perilaku atau lokasi.

Pengetahuan tentang lingkungan sosial terkait dengan siapa mereka


berinteraksi, bekerjasama atau melakukan persaingan dan konflik
memperebutkan potensi sumberdaya dan jasa laut.

Pengetahuan tentang kategori-kategori sosial oleh masyarakat maritim


difungsikan sebagai acuan dalam menentukan sikap dan langkah pembuatan
keputusan.

c. Sistem Nilai
Sistem ini merupakan bagian inti dari sistem budaya
(ideasional/kognitif/mental) karena saling terikat dengan sistem-sistem
gagasan, pengetahuan, kepercayaan, norma atau aturan, dan lain sebagainya
dalam kebudayaan. Sistem nilai ini berfungsi sebagai pedoman bagi setiap
individu atau kelompok dalam menentukan sikap, tindakan, dan memaknai
segala hal yang dianggap baik dan layak dalam hubungan manusia dengan
lingkungan itu sendiri, hidup bersama, berekenomi, berkesenian, berteknologi,
beragama, dan lain-lain.

d. Sistem Norma atau Aturan

Sistem norma atau aturan dalam kebudayaan maritime berfungsi untuk


mengatur perangkat-perangkat tindakan kelompok atau individu secara khusus
dalam semua bidang kehidupan. Dalam kegiatan kemaritiman, ada berbagai
bentuk norma atau aturan adat rekayasa kelompok atau komunitas setempat
yang bersifat formal.

10

B.2 Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat maritime berbeda dengan


yang digunakan oleh masyarakat di darat meskipun mereka berasal dari suku
bangsa yang sama. Perbedaannya terlihat dalam pembendaharaan kata,
pemaknaan kata sehari-hari, menamai unsur-unsur atau gejala-gejala alam
fisik dan flora-fauna yang dimanfaatkan, lingkungan sosial, serta lingkungan
kerja dan teknologi yang diterapkan dan lain sebagainya.
B.3 Organisasi Sosial

Dalam masyarakat maritime, kelompok kerja atau organisasi sosial


merupakan salah satu struktur universal kebudayaan yang dibutuhkan secara
mutlak. Bagi nelayan dan pelayar dalam sebuah tingkat peradaban.
Berdasarkan etnografi, organisasi sosial memiliki multifungsi yang kompleks.

B.4 Sistem Teknologi Kebaharian

Sistem teknologi kebaharian merupakan salah satu pembeda antara


kebudayaan masyarakat maritime dengan kebudayaan masyarakat lainnya.
Sistem teknologi ini juga yang membuat kebudayaan maritime itu unik dan
mencolok karena kompleksitasnya variasi teknologi yang masyarakat
maritime gunakan. Beberapa yang membedakan teknologi kebaharian dan
teknologi lainnya adalah adanya faktor kreativitas dan inovatif lokal, sifat
proses yang cepat dari difusi unsur-unsur teknologi kebaharian, dan sifat
masyarakat yang terbuka dan merespons perubahan dari luar.

11

B.5 Seni Kebaharian

Kebudayaan maritime juga tak lepas dari yang namanya seni.


Terutama seni arsitektur seperti desain kapal atau perahu layar, yang diukir
ddengan gambar dan motif-motif yang cantik, lagu dan musik. Seperti
contohnya perahu-perahu di daerah Jawa, Bali, India dan Cina yang dicirikan
dengan ukiran gambar hewan yang bermakna gagasan dunia dan keyakinan
religious.
B.6 Sistem Religi dan Kepercayaan

Unsur religi dari suatu kebudayaan berfungsi sebagai pemenuhan


kebutuhan manusia akan hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa,
pencipta alam dengan segala isinya. Secara ideal, agama dipahami sebagai
regulasi kehidupan, berhubungan dengan dan pengelolaan pemanfaatan
sumberdaya alam sebagai berkah dari-Nya. Dengan demikian, agama
dipahami sebagai pedoman kehidupan masyarakat untuk selamat dunia
akhirat.

B.7 Sistem Ekonomi Kebaharian

Sistem ekonomi kebaharian saling berkaitan antara subsistem-


subsistem produksi, distribusi, dan konsumsi dari satu sektor ekonomi dan
keterkaitannya dengan pranata-pranata sosial buday lokal dipengaruhi oleh
kekuatan dari luar. Sistem ekonomi kebaharian terdiri dari sektor-sektor
perikanan, jasa dan perdagangan serta industri.

12

C. Fungsi Sosial dari Unsur-Unsur Kebudayaan Maritim

Fungsi sosial dari unsur-unsur kebudayaan maritime tersebut ialah:

1. Sistem Ideasional: sebagai sebuah sistem kebudayaan,


pengetahuan berfungsi sebagai pedoman bagi manusia dalam
interpretasi lingkungan juga sebagai pedoman dalam bertingkah
laku. Artinya tidak ada tindakan atau pola kesatuan hidup manusia
yang muncul begitu saja tanpa adanya acuan pengetahuan.
2. Bahasa: fungsi sosial dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi
antarindividu dalam berinteraksi dan bekerja sama.
3. Organisasi Sosial: fungsi sosial dari organisasi sosial adalah
meringankan pekerjaan yang berat di laut bagi nelayan, membantu
nelayan dalam menjalankan mekanisme perolehan modal dan
pemasaran tangkapan, sebagai wadah dan media untuk tolong
menolong antarsesama masyarakat maritime dan sekuritas sosial,
dan membantu nelayan atau pelaku usaha di masyarakat maritime
dalam meminimalisir resiko kerugian ekonomi dan bahaya maut
serta meringankan beban psikologis serta tanggung jawab sosial.
4. Sistem Teknologi Kebaharian: fungsi sosial dari sistem tekonologi
kebaharian adalah untuk membantu nelayan ataupun pelaku usaha
kebaharian lainnya untuk lebih mudah dalam melakukan
pekerjaannya.
5. Seni Kebaharian: fungsi sosial dari seni kebaharian adalah sebagai
ciri khas dan pembeda masyarakat maritime dengan masyarakat
lainnya.
6. Sistem Religi dan Kepercayaan: kebanyakan nelayan Bugis-
Makassar, Bajo dan Madura yang beragama Islam sangat percaya

13
dengan kekuasaan Allah dan takdir-Nya. Fungsi sosialnya, ketika
hasil tangkapan menurun, atau arus ombak tak kunjung bagus,
semuanya mereka hadapi atau dilawan atau juga dihindari dengan
keyakinan religious mereka dan praktek-praktek ritual.
7. Sistem Ekonomi Kebaharian: fungsi sosialnya adalah sebagai
sarana untuk mengelola perekonomian masyarakat maritime.
Menjalankan roda ekonomi masyarakat maritime dengan
menjalankan sistem-sistem perikanan, jasa pelayaran atau
pengangkutan, perdagangan hasil tangkapan laut, hasil produksi
dari pelaku usaha masyarakat maritim, hasil pembuatan kapal, dan
sebagainya.

14

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep kebudayaan maritim adalah sebuah sistem ideasional, perilaku dan


sarana serta prasarana yang dimanfaatkan oleh masyarakat maritime untuk
pengelolaan sumber daya alam laut. Unsur-unsur kebudayaan maritime saling
berikatan satu sama lain. Salah satu fungsi sosial dari konsep kebudayaan
maritime adalah sebagai pedoman kehidupan bagi masyarakat maritime itu
sendiri.

15

DAFTAR PUSTAKA

Thegorbalsla, (2019). Pengertian Kebudayaan: Unsur Unsur, Fungsi, Wujud,


Contoh. Dikutip 4 November 2019 dari THEGORBALSLA:
thegorbalsla.com/pengertian-kebudayaan/

Arsyad, Nadhifa, (29 September 2013). Makalah WSBM (Kebudayaan


Maritim). Dikutip 3 November 2019 dari Scribd:
scribd.com/doc/171854627Makalah-WSBM-Kebudayaan-Maritim
Ansari Fib, Isbul, (2019). Kebudayaan Maritim (2). Dikutip 3 November 2019
dari Slideshare: slideshare.net/mobile/IsbulAnsariFib/kebudayaan-maritim-2

16

Anda mungkin juga menyukai