Anda di halaman 1dari 10

GEOGRAFI SMA KELAS XI SEMESTER 1

Potensi Geografis

Indonesia

HAND OUT
KOMPETENSI DASAR

1.3 Mensyukuri potensi wilayah Indonesia dalam penyediaan pangan, bahan industri, dan
energi alternatif sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih.
2.2 Menunjukkan sikap peduli dan tanggung jawab dalam menghargai potensi geografis
Indonesia untuk ketahanan pangan nasional, penyediaan bahan industri, dan energi
alternatif
3.1 Menganalisis kondisi geografis Indonesia untuk ketahanan pangan nasional, penyediaan
bahan industri, dan energi alternatif.
4.3 Menyajikan data dan fakta kondisi geografis Indonesia untuk memperkuat ketahanan
pangan nasional, penyediaan bahan industri, dan energi alternatif dalam bentuk narasi,
tabel, peta, grafik, dan atau peta konsep.
A. LUAS DAN BATAS TERITORIAL

1. Luas dan Letak Indonesia


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara, yang memiliki lebih
dari 13.667 pulau besar dan kecil, serta sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni
(http://sistati.blogspot.com/2013/05/potensi-geografis-indonesia.html, diakses tanggal 10 April 2014).
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Pasifik. Luas daratan
Indonesia adalah 1.922.570 km2 dan luas perairannya 3.257.483 km2 (belum termasuk Zone Ekonomi Eksklusif).
Jika ditambah dengan ZEE, maka luas perairan Indonesia sekitar 7,9 juta km 2 atau 81% dari luas keseluruhan.
Indonesia terdiri dari 5 pulau besar meliputi Pulau Kalimantan (539.460 km 2), Papua (421.981 km2), Sumatra
(473.606 km2), Sulawesi (189.216 km2), dan Jawa (132.107 km2). Pulau terpadat penduduknya adalah Pulau Jawa,
dimana lebih dari setengah penduduk Indonesia bermukim.
Untuk lebih memahami kondisi geografis Indonesia tentunya kita akan mempelajari juga hal-hal yang
mempengaruhinya, yaitu letak fisiografis dan letak sosiografis.

a. Letak fisiografis
Letak fisiografis adalah letak suatu tempat berdasarkan kondisi fisiknya, misalnya garis lintang dan garis
bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan
laut. Letak fisiografis ini meliputi :

1. Letak astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujurnya.
Secara astronomis Indonesia terletak di antara 6°08′ LU – 11°15′ LS dan 95°45′ BT – 141°05‘ BT.

Gambar 1.1 Letak astronomis Indonesia

Batas wilayah Indonesia berdasarkan letak astronomis adalah


 Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We, yang terletak pada 6°08′LU.
 Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur terletak pada 11°15′LS.
 Wilayah Indonesia yang paling barat yaitu pulau We di ujung utara Pulau Sumatera pada 95°.45′BT.
 Wilayah Indonesia paling timur adalah Kota Merauke terletak pada 141°.05′BT.

Wilayah Indonesia terbagi atas tiga wilayah waktu, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB) GMT +7, Waktu
Indonesia Tengah (WITA) GMT +8, dan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT) GMT +9.
Letak astronomis ini menguntungkan bagi Indonesia. Salah satunya menghasilkan iklim tropis, dimana
suhu rata-rata tiap tahunnya hampir rata, memiliki curah hujan yang tinggi dan lamanya penyinaran matahari
sepanjang tahun.
Lahan-lahan pertanian sangat tergantung dengan curah hujan yang tinggi dan penyinaran matahari,
sehingga dapat memberikan kesuburan pada lahan pertanian. Dengan kata lain lahan tersebut memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Selain itu, wilayah Indonesia juga banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara
cukup tinggi. Hal ini sangat menguntungkan bangsa Indonesia untuk bercocok tanam ataupun beraktivitas dalam
segala bidang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih bagi mayoritas penduduk Indonesia yang bekerja di
sektor pertanian.

2. Letak geografis

Letak geografis adalah letak suatu tempat dilihat dari kenyataannya di permukaan bumi atau letak suatu
tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis disebut juga letak relatif. Disebut relatif
karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai,
lautan, benua dan samudra.
Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua
Australia. Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis ini
menempatkan Indonesia pada posisi silang yang strategis dan sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah
Indonesia, baik dilihat dari keadaan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik. Misalnya sebagai jalur
perdagangan dunia.

Gambar 1.2 Letak geografis Indonesia


3. Letak geologis
Letak geologis adalah letak suatu daerah atau negara berdasarkan struktur batu-batuan yang ada pada
kulit buminya. Letak geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yaitu dari sudut formasi geologinya,
keadaan batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya.
Dilihat dari jalur-jalur pegunungannya, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan
muda, yakni rangkaian Sirkum Pasifik dan rangkaian Sirkum Mediterania. Indonesia terletak pada pertemuan tiga
lempeng litosfer, yaitu lempeng Indonesia-Australia di sebelah selatan, yang bertumbukan dengan lempeng Asia di
sebelah utara dan lempeng Pasifik di sebelah timur. Indonesia terletak pada tiga daerah dangkalan, yaitu
Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahul dan Daerah Laut pertengahan Australia Asiatis. Oleh karena itu, di Indonesia
terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah, sering terjadi gempa bumi, dan terdapat bukit-
bukit tersier yang kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu bara dan bauksit.

Gambar 1.3 Letak Geologi Indonesia


4. Letak geomorfologis
Letak geomorfologis adalah letak suatu tempat berdasarkan tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap
permukaan air laut atau dilihat dari bentuk permukaan bumi.
Letak geomorfologis Indonesia sangat bervariasi. Perbedaan letak geomorfologis mempunyai pengaruh
yang bermacam-macam, misalnya
 Adanya suhu yang berbeda-beda sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman.
 Menentukan ada tidaknya mineral-mineral yang dikandung oleh batuan tersebut.
 Menentukan kepadatan penduduk, misalnya tempat-tempat yang morfologi daratannya berbukit atau terjal
kepadatan penduduknya kecil.
 Perlu memperhitungkan morfologi daerah sebelum membangun bangunan-bangunan, jembatan-jembatan,
gedung-gedung, dan jalan-jalan raya.

5. Letak maritim
Letak maritim adalah letak suatu tempat ditinjau dari keadaan kelautan di sekitarnya, yakni apakah tempat
itu dekat atau jauh dari laut serta apakah sebagian atau seluruhnya dilingkungi oleh laut, dan sebagainya.
Letak maritim atau letak kelautan Indonesia sangat baik sebab wilayahnya yang berbentuk kepulauan
dikelilingi oleh tiga lautan besar, yaitu bagian timur Indonesia berhadapan dengan Samudera Pasifik, bagian
selatan Indonesia berhadapan dengan Samudera Hindia, dan bagian utara Indonesia berhadapan dengan Laut
Cina Selatan.
Letak maritim yang demikian tentu saja membawa akibat yang baik bagi Indonesia, misalnya, adanya
usaha atau kegiatan di bidang pelayaran, perikanan serta pelabuhan di wilayah Indonesia, menyebabkan
Indonesia mempunyai potensi ekonomi besar untuk dikembangkan, dan Indonesia mempunyai posisi penting
dalam percaturan politik dunia.

b. Letak Sosiografis
Letak sosiografis adalah letak suatu tempat ditinjau dari sosio-kulturalnya, seperti segi ekonomi, segi
politis, dan sebagainya.

1. Letak ekonomis Indonesia


Letak ekonomis adalah letak suatu negara ditinjau dari jalur dan kehidupan ekonomi negara tersebut
terhadap negara lain. Letak ekonomis Indonesia sangat baik, sebab terletak antara Benua Asia dan Australia
ditambah dengan beberapa tempat di sekitar Indonesia yang merupakan pusat lalu lintas perdagangan, misalnya
Kuala Lumpur dan Singapura. Negara tetangga Indonesia ini membutuhkan hasil-hasil pertanian dan hasil
pertambangan yang banyak dihasilkan Indonesia. Kemungkinan Indonesia menjadi pusat pasar dunia yang besar
sehingga banyak negara industri yang menanamkan modalnya di Indonesia.

2. Letak sosio-kultural Indonesia


Letak sosiokultural adalah letak berdasarkan keadaan sosial dan budaya daerah yang bersangkutan
terhadap daerah di sekelilingnya. Indonesia, secara sosiogeografis–kultural, terletak di perempatan jalan antara
Benua Asia dan Australia yang terdiri dari berbagai bangsa. Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.
Secara sosiokultural, Indonesia mempunyai banyak persamaan umum dengan negara-negara tetangga. Beberapa
persamaan tersebut antara lain :
 sama-sama merupakan negara sedang berkembang
 sama-sama sedang menghadapi masalah ledakan penduduk
 sama-sama berlandaskan kehidupan beragam
 sama-sama bekas negara jajahan
 sebagian besar penduduknya mempunyai persamaan ras.

Melihat kondisi-kondisi sosial tersebut, tidak mengherankan apabila bangsa-bangsa di Asia pada
umumnya, dan Asia Tenggara pada khususnya, berupaya memajukan masyarakat dan memperbaiki keadaan
sosiokulturalnya. Adanya kerja sama dan kontak sosial ini dapat dilihat dengan dibentuknya ASEAN, Asean
Games, dan berbagai bentuk kerja sama lainnya.

2. Batas Teritorial Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teritorial adalah mengenai wilayah (daerah hukum) suatu
negara, sedangkan perairan teritorial diartikan sebagai lautan dekat pantai yang menjadi hak negara tersebut.

Gambar 1.5 Wilayah Kedaulatan Republik Indonesia


Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan teritorial laut yaitu 12 mil laut serta
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), 200 mil laut, searah penjuru mata angin, yaitu :
Utara : Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km, Singapura, Filipina. dan Laut Cina Selatan.
Selatan : Australia, Timor Leste, Samudera Hindia
Barat : Samudera Hindia
Timur : Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km, Timur Leste, Laut Cina Selatan.

Kedaulatan Negara Republik Indonesia di perairan Indonesia meliputi laut teritorial, perairan kepulauan,
dan perairan pedalaman serta ruang udara di atas laut teritorial, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman,
serta dasar laut dan tanah di bawahnya termasuk sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan hak ini, maka wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi tanah (daratan) dan air (lautan)
serta udara di atasnya, Hal ini juga menjadikan batas teritorial Indonesia terdiri dari tiga, yaitu batas daratan, batas
lautan dan batas udara.
a. Batas Daratan
Wilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di dalam tanah
permukaan bumi. Untuk menentukan batas wilayah daratan biasanya dilakukan dengan negara-negara yang
berbatasan darat. Batas-batas dapat dibuat dengan sengaja atau dapat pula ditandai dengan benda-benda alam,
seperti gunung, hutan, dan sungai. Indonesia memiliki wilayah daratan yang berbatasan dengan Malaysia
(Serawak dan Sabah), Papua Nugini, dan Timor Leste. Selain itu, terdapat batas buatan seperti patok batas.
b. Batas laut
Wilayah lautan Indonesia dibatasi oleh batas laut teritorial yaitu wilayah laut yang diukur sejauh 12 mil dari
garis dasar. Hal ini didasarkan pada Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957. Peraturan ini kemudian
disahkan menjadi UU No.4 Prp Tahun 1960. Isinya tentang wilayah laut teritorial 12 mil laut atau 22 km dari pantai
terluar. Perairan tersebut menjadi wilayah kedaulatan Indonesia atau juga disebut Perairan Nusantara.
Pada tahun 1982 PBB mengesahkan UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea). Artinya
Konvensi Hukum Laut Internasional PBB. UNCLOS mengatur kedaulatan dan yurisdiksi maritim negara pantai.
Pemerintah RI meratifikasi UNCLOS menjadi Undang-undang no.17 tahun 1985.
UNCLOS mengatur dual hal. Pertama, negara pantai memiliki kedaulatan atas laut teritorial sejauh 12 mil
laut dari pantai terluar. Kedua, negara pantai memiliki yurisdiksi atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). ZEE adalah
wilayah 200 mil laut (370 km) dari pantai suatu negara yang sumber daya alamnya menjadi hak dari negara
tersebut. Hak ini disebut yurisdiksi yang meliputi pemanfaatan sumber daya alam, penelitian ilmiah, dan pelestarian
lingkungan. Di luar zona tersebut, pengembangan mineralnya diatur oleh badan internasional.
Negara kita memiliki hak untuk mengatur navigasi di laut teritorial dan wilayah udara di atasnya. Wilayah
Indonesia sangat strategis. Kapal asing banyak yang perlu melewati wilayah kita. Untuk itu Indonesia mengatur
alur laut yang dapat digunakan kapal-kapal asing. Syaratnya, pelayaran yang dilakukan memiliki tujuan damai. Alur
itu disebut dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
c. Batas udara
Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan (perairan) negara itu. Dalam
menentukan seberapa jauh kedaulatan negara terhadap wilayah udara di atasnya, terdapat banyak aliran atau
teori. Batas udara wilayah Indonesia ditentukan oleh garis tegak lurus 90 o yang ditarik dari batas wilayah daratan
dan perairan. Begitu pula dengan batas ruang antariksa Indonesia dan GSO (Geo Stationery Unit).

A. POTENSI FISIK DAN SOSIAL

1. Potensi Fisik
Potensi fisik Indonesia mencakup pada kondisi hidrosfer,atmosfer, dan litosfer yang terdapat di
Indonesia.Potensi fisik berkaitan erat dengan ketersediaan sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam
merupakan semua kekayaan alam, baik berupa makhluk hidup maupun benda mati yang terdapat di bumi dan
dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kekayaan alam yang tersebut dapat berupa
benda hidup (unsur-unsur hayati), yaitu hewan dan tumbuhan. Terdapat pula benda mati (nonhayati), seperti
tanah, udara, air, bahan galian atau barang tambang. Selain itu terdapat pula kekuatan-kekuatan alam
menghasilkan tenaga atau energi. Misalnya, panas bumi (geothermal), energi matahari, kekuatan air, dan tenaga
angin.
Berdasarkan kemungkinan pemulihannya, sumber daya alam dibedakan menjadi tiga, yaitu (a) sumber
daya alam yang senantiasa tersedia di alam (sustainable resources); (b) sumber daya alam yang dapat diperbarui
(renewable resources); dan sumber daya alam yang tidak dapat pulih atau diperbarui (non renewable resources).
Sumber daya alam juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu sumber daya alam fisik (abiotik)
dan hayati (biotik). Sumber daya alam abiotik yaitu semua kekayaan alam yang bukan makhluk hidup, sedangkan
sumber daya alam biotik merupakan makhluk hidup.
Sumber daya alam di permukaan bumi tersebar tidak merata, ada yang berlimpah dan ada pula yang
minim akan sumber daya alam, bahkan ada yang tidak memiliki sama sekali. Hal ini menyebabkan terjadinya
saling kebergantungan antarwilayah sehingga dibutuhkan adanya bentuk kerja sama, saling menghormati, dan
saling membantu.

a. Potensi Sumber Daya Alam yang Senantiasa Tersedia


Sumber daya alam yang senantiasa tersedia (sustainable resources) merupakan kekayaan alam karunia
Tuhan yang tidak ternilai harganya. Hal ini terjadi karena mengalami siklus sepanjang masa. Contoh sumber daya
alam yang senantiasa tersedia antara lain energi matahari, sumber daya air, pasang-surut air laut, dan udara.
Melalui penyinaran matahari bentuk-bentuk organisme (hewan, tumbuhan, dan manusia) di bumi
senantiasa terjaga kelangsungan hidupnya. Selain itu, kestabilan tatanan iklim bumi, seperti suhu, gerakan angin,
dan curah hujan tetap terjaga. Contoh pemanfaatan energi matahari mulai dari hal yang sederhana yaitu proses
pengeringan, pembangkit tenaga listrik, atau pengganti bahan bakar.
Jenis sumber daya alam yang senantiasa tersedia lainnya adalah air. Beberapa bentuk pemanfaatan
sumber daya air antara lain untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, kegiatan
sehari-hari rumah tangga (mandi-cuci-kakus), pemanfaatan sektor perikanan, pembangkit listrik tenaga air,
prasarana transportasi, olah raga air, dan rekreasi. Dalam sektor pertambangan, beberapa kawasan laut dan
danau merupakan daerah cebakan mineral, seperti minyak, gas bumi, nikel, dan timah.
Potensi sumber daya alam yang juga selalu ada, yaitu lapisan atmosfer (udara) dengan berbagai gas yang
terkandung di dalamnya. Pada lapisan troposfer, terjadinya dinamika cuaca. Karakter dan dinamika cuaca telah
banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan, Lapisan stratosfer yang merupakan kawasan konsentrasi
ozon sebagai filter radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari. Selain itu lapisan stratosfer telah dimanfaatkan
sebagai jalur penerbangan pesawat jet. Bentuk pemanfaatan udara lainnya adalah dalam penyiaran radio yang
memanfaatkan karakter lapisan ionosfer yang dapat memantul kan gelombang radio.

b. Potensi Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui (renewable resources)

Sumber daya alam yang dapat diperbarui dapat diperbarui (renewable resources) merupakan jenis sumber
daya alam yang jika persediaannya habis dimanfaatkan maka untuk mengembalikan kualitas atau keberadaannya
tidak terlalu sulit dan memerlukan waktu yang tidak terlalu lama. Termasuk ke dalam jenis sumber daya ini, antara
lain tanah, hewan, dan tumbuhan.
1. Sumber Daya Tanah
Tanah adalah bagian paling atas dari litosfer yang secara alamiah merupakan media tumbuh tanaman.
Untuk dapat memanfaatkan sumber daya tanah dengan optimal, terutama dalam sektor agraris, beberapa sifat fisik
dan kimia penyubur tanah perlu diperhatikan, seperti tekstur, struktur, keasaman tanah, kandungan mineral hara
dan humus, serta kandungan air tanah. Selain dimanfaatkan dalam sektor agraris, tanah juga dimanfaatkan
sebagai fungsi sosial, yaitu sebagai tempat hidup (tempat tinggal), dan aktivitas sosial lainnya.
Tanah yang dapat dipulihkan kesuburannya dengan berbagai macam cara, antara lain melalui proses
pemupukan. Oleh karena itu, tanah termasuk ke dalam sumber daya alam yang dapat diperbarui atau dipulihkan.

2. Sumber Daya Alam Hayati


Selain manusia, makhluk hidup lainnya penghuni planet bumi adalah hewan dan tumbuhan. Dalam
konteks sumber daya alam, kedua organisme ini disebut sumber daya alam hayati (biotik). Secara umum,
kekayaan alam hewani dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok hewan liar dan hewan ternak. Sumber daya hewan
dikatakan liar jika hidup secara alamiah pada habitat aslinya tanpa campur tangan manusia.
Peternakan merupakan upaya pembudidayaan berbagai jenis hewan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Misalnya, dimanfaatkan daging atau susunya dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani, dimanfaatkan kulit
atau bulunya, maupun tujuan-tujuan lain. Selain sektor peternakan, bentuk pemanfaatan sumber daya hewan
dapat juga berupa sektor perikanan.
Dilihat dari jenis yang dibudidayakannya dikenal tiga jenis hewan ternak yaitu kelompok ternak besar, kecil,
dan unggas. Jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok ternak besar adalah sapi, kerbau, dan kuda. Hewan
ternak kecil antara lain biri-biri (domba), kambing, babi, dan kelinci. Adapun ternak unggas merupakan budidaya
berbagai jenis burung, ayam, itik, bebek, dan angsa. Dalam sektor perikanan dikenal perikanan air tawar (sungai,
danau, sawah, atau empang), air payau (tambak), dan perikanan laut.
Sumber daya alam hayati lainnya adalah flora atau vegetasi, baik yang tumbuh alamiah di hutan dengan
beraneka ragam spesies tanaman yang ada di dalamnya maupun yang sengaja dibudidayakan manusia dalam
bentuk usaha pertanian dan perkebunan. Hewan dan tumbuhan termasuk sumber daya alam yang dapat
dipulihkan melalui pengembangbiakan dan penanaman kembali.

c. Potensi Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui (non-renewable resources)

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable resources) adalah sumber daya alam yang
persediaannya sangat terbatas. Jika telah habis dimanfaatkan maka proses pengadaannya kembali sangat sulit,
bahkan tidak mungkin. Proses pemulihan harus terjadi secara alami dan dalam waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Jenis kekayaan alam yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah semua bahan galian, yang selanjutnya
digolongan sebagai berikut.
1. Bahan Galian A (bahan galian strategis), yaitu semua jenis barang tambang yang sangat penting bagi
pertahanan dan keamanan negara, serta sangat potensial bagi stabilitas perekonomian negara. Contoh bahan
galian A antara lain minyak bumi, gas alam, batu bara, aspal, timah, nikel, bauksit, tembaga, dan bahan-bahan
radioaktif.
2. Bahan Galian B (bahan galian vital), yaitu semua jenis barang tambang yang menguasai hajat hidup orang
banyak. Contohnya emas, perak, dan platina.
3. Bahan Galian C, yaitu barang-barang tambang yang diperlukan untuk kegiatan industri. Contohnya sebagian
besar mineral nonlogam, seperti batu pasir, belerang, batu-batu permata, batu granit, dan batu gamping (kapur,
kalsit, dan marmer).

Secara umum, Indonesia memiliki potensi fisik yang amat besar dan menguntungkan untuk
pengembangan kegiatan pertanian, perkebunan, kehutanan, perindustrian, pertambangan, dan pariwisata. Letak
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa mengakibatkan Indonesia beriklim tropis. Topografi Indonesia
beraneka ragam, ada yang berupa pantai, dataran rendah, pegunungan, dataran tinggi, gunung, gumuk pasir, dan
lain-lain. Keberadaan gunung api yang tersebar di Indonesia menyebabkan kualitas tanah Indonesia cenderung
subur karena hasil material yang dihasilkan dari letusan gunung api. Hal ini mengakibatkan sebagian besar wilayah
di Indonesia cocok untuk usaha pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dan perairan laut yang luas sehingga cocok untuk usaha
perikanan, perdagangan maupun pengembangan pariwisata. Keanekaragaman panorama alam yang indah, baik di
darat (pegunungan) maupun di laut (pantai) serta kondisi iklim yang tropis dimana sinar matahari bersinar terus-
menerus sepanjang tahun, Indonesia disukai masyarakat dari negara-negara Barat terlebih sebagai destinasi
wisata.
Indonesia juga kaya barang tambang, karena sejarah geologi mencatat bahwa banyak wilayah Indonesia
yang mengalami proses tektonisme sehingga menghasilkan banyak sumber daya alam berupa bahan tambang.
Selain itu, Indonesia juga memiliki berbagai potensi sumber energi alternatif, seperti sinar matahari, angin, air
terjun, panas bumi, dan ombak.

2. Potensi Sosial Budaya

Sumber Daya Manusia ialah segala potensi dan kemampuan yang ada pada diri manusia yang dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

a. Potensi Penduduk
Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini
adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan
Amerika Serikat. Selain itu, di tingkat Asia Tenggara (ASEAN), penduduk Indonesia menempati urutan pertama.
Komposisi penduduk Indonesia pada tahun 2000 tergolong dalam kelompok negara dengan struktur usia
mudanya paling banyak karena kelompok penduduk yang berusia di bawah usia 15 tahun ke bawah lebih dari 35
%. Di Indonesia pada 1990 setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung juga beban 67 orang
penduduk usia nonproduktif. Artinya, bahwa dalam mencari nafkah atau usaha selain untuk memenuhi kebutuhan
hidup dirinya sendiri, juga harus dapat menanggung kebutuhan hidup orang lain.
Hasil sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada 1990 jumlah penduduk
Indonesia 179,3 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia meningkat menjadi 202,9 juta
jiwa. Sementara menurut publikasi World Population Data Sheet yang diterbitkan PBB bahwa jumlah penduduk
Indonesia sampai akhir 2002 diperkirakan akan mencapai 217 juta jiwa.
Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang luar biasa, dapat dilihat dari jumlah penduduknya,
serta memiliki beraneka ragam suku (+ 300 suku kelompok etnik) dan tradisi budaya yang masih dipegang teguh.
Penduduk Indonesia terdiri atas suku bangsa Melayu (Indonesia bagian Barat) dan suku bangsa Papua yang
mempunyai akar di Kepulauan Melanesia (Indonesia bagian Timur). Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa
Indonesia di samping bahasa daerah yang tetap dilestarikan.

a . Potensi Perdagangan
Keanekaragaman sumber daya alam serta letak yang strategis mengantarkan Indonesia dikenal luas di
seluruh dunia. Indonesia telah mengenal perdagangan internasional jauh sebelum negara Indonesia terbentuk.
Sejak zaman pemerintahan kerajaan di Nusantara, nenek moyang kita telah menjalin hubungan dagang dengan
bangsa-bangsa Cina, India, Arab, dan Eropa. Komoditas saat itu adalah hasil pertanian, terutama padi dan
rempah-rempah. Komoditas untuk kegiatan perdagangan internasional saat ini tidak hanya hasil pertanian. Akan
tetapi, hasil-hasil pertanian tersebut telah diolah terlebih dahulu dan menghasilkan barang-barang produk industri,
seperti tekstil dan pakaian jadi, sepatu, mebel, serta berbagai barang kerajinan.
b. Potensi Industri
Indonesia mempunyai potensi dan peluang industri yang cukup besar. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki
elemen-elemen penunjang pelaksanaan industri berikut ini.
1. Memiliki sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang berlimpah.
2. Pangsa pasar terbuka luas, baik untuk dalam maupun luar negeri.
3. Memiliki ketersediaan bahan mentah dan bahan baku.
4. Memiliki fasilitas pendukung, misalnya pelabuhan laut dan udara.

e. Potensi Pariwisata
1. Iklim tropis Indonesia banyak disukai wisatawan asing terlebih bangsa barat.
2. Memiliki berbagai tradisi budaya dan peninggalan bangunan bersejarah yang beraneka ragam.

3. Kaitan Potensi Fisik Dengan Kehidupan Penduduk


Kondisi alamiah dan manusia pada dasarnya memiliki hubungan timbal balik. Hubungan inilah yang
mengakibatkan manusia memiliki karakteristik berbeda-beda disetiap wilayahnya. Aktivitas penduduk di suatu
daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi
kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah, serta kondisi perairan. Kondisi daratan dengan segala
kenampakannya merupakan tempat tinggal manusia dengan segala aktivitasnya. Mulai dari ketinggian paling
rendah yang terletak di pantai sampai daerah puncak gunung. Aktivitas penduduk yang terkait pada kondisi alam
dapat diketahui dari corak kehidupan penduduknya, yakni:

a. Daerah Pantai
Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut. Penduduk daerah pantai mempunyai
karakteristik yang disesuaikan dengan keadaan daerahnya. Beberapa karakteristik penduduk pantai adalah
sebagai berikut:
1. Mata pencaharian penduduk daerah pantai
Penduduk memilih mata pencaharian mereka sesuai dengan ketersediaan yang terkandung di alam.
Sebagian besar penduduk memilih bekerja sebagai nelayan dibandingkan bercocok tanam. Hal ini disebabkan
kondisi tanah yang kurang baik untuk dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Daerah pantai juga merupakan tempat
wisata yang menarik, sehingga sebagian penduduk bekerja sebagai penjual jasa. Disamping itu, daerah pantai
juga  dapat dijadikan sebagai tempat budidaya tanaman, meskipun penggunaannya hanya sebagai mata
pencaharian sampingan. Beberapa jenis tanaman yang cocok di daerah pantai diantaranya adalah kelapa,
semangka, melon dan buah naga.
Aktivitas lain dari penduduk di daerah pantai adalah perikanan air payau. Perikanan ini diusahakan dalam bentuk
kolam luas yang disebut tambak. Ikan yang banyak dibudidayakan pada tambak adalah ikan yang bernilai tinggi,
seperti bawal, bandeng dan lobster.

2. Transportasi dan perdagangan


Beberapa pantai di Indonesia digunakan sebagai sarana transportasi dan bongkar muat barang. Daerah
pantai yang digunakan sebagai dermaga pelabuhan, dapat kita jumpai, misalnya: Tanjung Benoa, Gilimanuk (Bali),
dan lain-lain. Aktivitas transportasi dan perdagangan membentuk karakteristik penduduk sekitar pantai. Lapangan
pekerjaan ini semakin terbuka sehingga banyak penduduk yang berprofesi sebagai pedagang, buruh pelabuhan,
dan aktivitas lain penunjang aktivitas transportasi dan perdagangan.

3. Pola pemukiman
Sebagian besar penduduk di daerah pantai bermata pencaharian sebagai nelayan, maka pemukiman
mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear) mengikuti garis pantai. Pola pemukiman linear
memudahkan para nelayan untuk pergi melaut.

4. Kondisi fisik penduduk


Suhu udara di daerah pantai terasa sangat panas. Suhu rata di daerah pantai  pada siang hari bisa lebih
dari 27°C. Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan penduduk daerah pantai berwarna kulit agak gelap. Selain
itu, jika berbicara penduduk pantai agak keras, karena harus beradu dengan suara gemuruh ombak yang tak
kunjung henti.
5. Bentuk rumah
Rumah-rumah di daerah pantai biasanya memiliki ventilasi yang banyak dan atap terbuat dari genteng
tanah. Ventilasi yang banyak dimaksudkan agar banyak udara dingin yang masuk ke rumah.

b. Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan daerah datar yang memiliki ketinggian hampir sama. Di Indonesia daerah
dataran  rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat
beragam. Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, kegiatan, industri,
dan sentra-sentra bisnis.
Lokasi yang datar, menyebabkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin. Pembangunan
jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan saran transportasi ini telah mendorong daerah dataran rendah menjadi
pusat ekonomi penduduk. Kemudahan transportasi dan banyaknya pusat-pusat kegiatan di daerah dataran rendah
menarik penduduk untuk menetap disana. Oleh karena, itu penduduknya semakin bertambah dan kebutuhan
tempat tinggal serta tempat usaha juga meningkat. Lahan-lahan seperti sawah dan hutan sebagai penyangga
keseimbangan alam semakin berkurang digantikan oleh tumbuhnya bangunan bertingkat. Hal ini banyak
menimbulkan permasalahan, seperti daerah resapan air berkurang yang mengakibatkan banjir pada saat musim
hujan dan kekeringan pada saat musim kemarau.
Keanekaragaman aktivitas penduduk ini menunjukkan adanya heterogenitas mata pencaharian penduduk.
Petani, pedagang, buruh dan pegawai kantor adalah beberapa contoh mata pencaharian penduduk daerah dataran
rendah.

c. Dataran Tinggi
Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi  memiliki sistem pegunungan yang memanjang dan masih aktif.
Relief daratan dengan banyaknya pegunungan dan perbukitan, menyebabkan Indonesia memiliki kesuburan tanah
vulkanik, udara yang sejuk, dan alam yang indah.
Relief daratan dengan banyak pegunungan dan perbukitan memiliki udara yang subur dan udara yang sejuk
sehingga sangat diminati penduduk yang kegiatan utamanya di bidang pertanian. Sebagian besar penduduk juga
masih banyak yang tergantung pada alam dan memanfaatkan hasil dari alam. Penduduk daerah pegunungan juga
banyak yang memanfaatkan suhu udara yang dingin untuk menanam sayuran dan tanaman perkebunan. Selain
itu, relief daratan yang demikian juga memiliki potensi menjadi daerah pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai