Beberapa anggota karang taruna Karya Jati Boyolali sudah menerapkan sistem hidroponik
di lingkungan mereka. Hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah.
Tanah yang sejatinya merupakan tempat tumbuhnya tanaman dapat digantikan dengan media inert
seperti pasir, arangsekam, rockwool, kapas, kerikil, dan lain-lain. Walaupun tanah di Boyolali
sangat subur, para remaja karang taruna mencoba berinovasi dengan sistem pertanian yang tidak
memakan tempat, praktis, dan mudah dalam perawatannya. Para remaja karang taruna berharap,
kedepannya hidroponik mampu memberikan hasil produksi dengan mutu yang tinggi yang dapat
meningkatkan nilai jual tanaman tersebut serta dapat mengajari warga sekitar tentang mudahnya
mendapatkan uang tambahan dengan berbisnis hidroponik.
Pembuatan instalasinya sendiri memanfaatkan barang bekas seperti gelas plastik sehingga
menghemat pengeluaran untuk membuat instalasi dibanding bahan baru.
Gambar 2 Media tanam untuk benih tanaman. Setelah benih bertumbuh kalus/tanaman
kecil, bisa dipindahkan ke tempat yang dituju seperti pipa bekas/botol bekas, dan lain-
lain.
Faktor-faktor penting dalam budidaya tanaman hidroponik diantaranya unsur hara, media
tanam hidroponik, oksigen, dan air.
Gambar 3 Tumbuhan sudah mulai besar dan siap di panen
Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada harga sayur
biasa di pasar tradisional. Karena terbatasnya persediaan dan makin tingginya permintaan sayuran
jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti
oleh para pengusaha dalam skala yang besar termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga
yang permintaannya sangat tinggi seperti Singapura dan Malaysia.