Anda di halaman 1dari 2

TIPE KRIM

Ada dua tipe krim, yaitu


1. Tipe imnyak dalam air (M/A0
Tipe Krim M/A merupakan krim yang fase luarnya air, jadi mudah dicuci dengan air
atau tidak lengket atau meninggalkan noda pada pakaian
Contoh: Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan uuntuk maksud
membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab
meninggalkan lapisan berminyak pada kulit. Contohnya : sabun polivalen, span, adeps lanae,
kolsterol dan cera
2. Tipe air dalam minyak (A/M)
Tipe krim A/M Merupakan krim dengan fase luarnya minyak, tidak mudah dicuci
dengan meninggalkan noda atau lengket pada pakaian serta tidak mudah mengering.
Contoh: cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan
bebas dari butiran, cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar. Contohnya :
Sabun monovalen (, Tween, Na lauril sulfat, kuning telur, Gelatin\

Keruakan krim
Kerusakan sediaan krim biasanya dikarenakan kerusakan emulsi pada sediaan krim,
penyimpanan pada suhu yang tidak sesuai serta komposisi krim yang tidak sesuai sehingga
zat pengemulsinya tidak dapat tercampur dengan baik (Syamsuni, 2006).
Menurut wahyuni (2019) pertumbuhan mikroorganisma dalam suatu sediaan krim
juga akan merusak sediaan tersebut malah mungkin mendatangkan resiko kesehatan kepada
pengguna seperti infeksi atau iritasi kulit.

Kerusakan stabilitas krim sehingga menyebabkan tidak stabil yaitu :


1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase
dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Bersifat reversibel, artinya jika dikocok
perlahan akan terdispersi kembali
2. Koalesensi dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang
memisah. Bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki kembali). a. Peristiwa kimia : seperti
penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan elektrolit CaO, CaCl2 eksikatus, NaCl. b.
Peristiwa fisika : seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan. c. Peristiwa
niologis : seperti fermentasi bakteri, jamur, atau ragi.
3. Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi w/o menjadi o/w secara tiba-tiba atau
sebaliknya. Bersifat irreversible
4. Oswald Ripening : Merupakan suatu jalan untuk menuju ke sebuah
koalesens(penggabungan tetes terdispersi).
5. Flokulasi : Kerusakan ini terjadi akibat lemahnya gaya tolak menolak (potensialzeta) antara
tetes-tetes terdispersi, sehingga mengakibatkan tetesterdispersi tersebut saling berdekatan. Hal
ini dapat diatasi juga dengan pengocokan, namun untuk mencegah terjadinya pelekatan yang
kuat, makaditambahkan koloid pelindung (musilago) untuk melindungi permukaantetes
terdispersi tersebut, jadi akan mudah terlepas saat dikocok.

Anda mungkin juga menyukai