Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

ASITES
Nama: Dewi Intan Permatasari
Nim: N111 17 132
• Asites adalah penimbunan cairan serosa dalam rongga
peritoneum. Asites adalah manifestasi kardial sirosis dan
bentuk berat lain dari penyakit hati. Tertimbunnya cairan
dalam dalam rongga peritoneum merupakan manifestasi
dari kelebihan garam/natrium dan air secara total dalam
tubuh tetapi tidak diketahui secara jelas faktor
pencetusnya.

PENDAHULUAN
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga
peritoneum. Asites dapat disebabkan oleh banyak penyakit.
Istilah “asites” berasal dari istilah Yunani “Askos” yang
berarti kantung.

Pada dasarnya penimbunan cairan di rongga peritoneum


dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar yaitu transudasi
dan eksudasi:
• Asites eksudatif
• Asites transudatif

DEFINISI
• Sekitar 4% dari populasi memiliki fungsi hati yang abnormal atau
penyakit, dan sekitar 10-20% dari mereka dengan salah satu dari tiga
penyakit hati kronis yang paling umum (perlemakan hati non-
alkoholik, penyakit hati alkoholik, dan hepatitis C kronis. Dengan
meningkatnya frekuensi penyakit perlemakan hati alkoholik dan non-
alkoholik, akan terjadi peningkatan besar dalam beban penyakit hati
yang diperkirakan selama beberapa tahun mendatang dengan
peningkatan komplikasi sirosis.

EPIDEMIOLOGI
penyebab asites karena infeksi, gangguan ginjal, gangguan hati,
gangguan jantung, gangguan gastrointestinal, neoplasma, masalah
gynecologi, masalah pancreas dan miscelanous.

Penyebab tersering asites:


• sirosis (81%)
• kanker (10%)
• gagal jantung (3%)
• tuberculosis (2%)
• dialysis (1%)
• penyakit pancreas (1%).

ETIOLOGI
Grade 1 (mild) Tidak terdeteksi secara klinis, didiagnosis dengan
USG

Grade 2 Dapat terdeteksi dengan pemeriksaan fisik, distensi


(moderate) abdomen masih proporsional

Grade 3 (severe) Distensi perut terlihat

KLASIFIKASI
Sesuai dengan Konsensus Braveno IV sirosis hati dapat
diklasifikasikan menjadi empat stadium klinis berdasarkan
ada tidaknya varises, ascites, dan perdarahan varises:
• Stadium 1: tidak ada varises, tidak ada asites
• Stadium 2: varises, tanpa ascites
• Stadium 3: ascites dengan atau tanpa varises dan
• Stadium 4: perdarahan dengan atau tanpa ascites.

MANIFESTASI KLINIS
Tertimbunnya cairan dalam rongga peritoneum merupakan manifestasi
dari kelebihan garam/ natrium dan air secara total dalam tubuh tetapi
tidak diketahui secara jelas faktor pencetusnya. Terbentukknya asites
merupakan suatu proses patofiologis yang kompleks dengan melibatkan
berbagai faktor dan mekanisme pembentukkannya dalam 3 hipotesis
berdasarkan temuan eksperimental
• Teori underfilling
• Teori overflow
• Teori vasodilatasi arteri perifer
• Pada teori ini mengemukakan bahwa kelainan primer
terbentuknya asites adalah terjadinya sekuestrasi cairan
yang berlebihan dalam splanknik vascular bed
disebabkan oleh hipertensi portal yang meningkatkan
tekanan hidrostatik dalam kapiler – kapiler splanknik
dengan akibat menurunnya volume darah efektif dalam
sirkulasi

Teori underfilling
• Teori ini mengemukakan bahwa pada pembentukkan
asites, kelainan primer yang terjadi adalah retensi garam
air yang berlebihan tanpa disertai penurunan darah yang
efektif. Oleh karena itu, pada pasien sirosis hepatis terjadi
hipervolemia bukan hipovolemia

Teori overflow
• Teori ini dapat menyatukan kedua teori diatas. Dikatakan
bahwa hipertensi portal pada sirosis hepatis menyebabkan
terjadinya vasodilatasi pada pembuluh darah spanknik
dan perifer akibat peningkatan kadar nitric oxide (NO)
yang merupakan salah satu vasodilator yang kuat
sehingga terjadi pooling darah dengan akibat penurunan
volume darah yang efektif.

Teori vasodilatasi arteri perifer


• Diagnosis ascites dapat ditegakkan dengan kombinasi
pemeriksaan fisik dan radiologi. Seringkali diagnosa dari
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Namun akurasi dari
pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah cairan,
teknik yang digunakan dan kondisi klinis.

DIAGNOSIS
• Gambaran klinis yang khas dari asites adalah distensi
abdomen. Namun kadang-kadang distensi abdomen dapat
disebabkan oleh keadaan lain seperti distensi oleh udara,
retensi fecal, masa tumor, perdarahan peritoneal, distensi
bladder yang ekstrim, kehamilan dan obesitas.
Banyaknya akumulasi cairan peritoneal sebelum asites
dapat di deteksi dengan 5 tanda fisik klasik yaitu:
• bulging flanks
• flank dullness
• shifting dullness
• fluid wave dan
• puddle sign
• Non Medikamentosa
 Tirah baring dan diawali dengan diet rendah garam
 Konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol
perhari
 Diet rendah garam dikombinasikan dengan obat
antidiuretik
 Mengonsumsi makanan segar atau beku
 Menghindari kaleng atau makanan olahan yang
biasanya diawetkan dengan natrium

PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa
Pada asites sedang terapi diuretik biasanya diperlukan.
Spironolakton dengan dosis 100-200 mg / hari sebagai dosis
tunggal. Respons diuretik dapat dimonitor dengan
penurunan berat badan 0,5 kg/hari tanpa adanya edema kaki
atau 1 kg/ hari bila ada edema kaki. Bila pemberian
spironolakton tidak adekuat bisa dikombinasi dengan
furosemid 40-80 mg /hari terutama pada pasien yang
mengalami edema perifer
Pada pasien yang belum pernah menerima diuretik
sebelumnya, kegagalan dosis yang disebutkan di atas
menunjukkan bahwa mereka tidak mematuhi diet rendah
natrium. Jika pengobatan telah sesuai dosis di atas tetapi
masih tidak ada perubahan spironolakton dapat ditingkatkan
sampai 400-600 mg / hari dan furosemid meningkat
menjadi 120-160 mg / hari.
• Parasentesis terapeutik diindikasikan pada asites yang tidak
memperlihatkan respons terhadap terapi obat diuretika, mempercepat
pengeluaran cairan pada keadaan asites masif, mempermudah
pemeriksaan ultrasonografi atau tindakan lain seperti aspirasi hati dan
radiofrequency ablation

• Parasintesis cairan asites dapat dilakukan 5 – 10 liter / hari dengan


catatan harus dilakukan infus albumin sebanyak 6 – 8 gr/l cairan
asites yang dikeluarkan

Transjugular Intrahepatic
Portosystemic Shunt (TIPS)
• Prognosis untuk pasien sirosis dengan asites sangat buruk
dan beberapa studi telah menunjukkan bahwa <50%
pasien bertahan hidup 2 tahun setelah terjadinya ascites.
Dengan demikian harus ada pertimbangan untuk
transplantasi hati pada pasien dengan timbulnya asites

PROGNOSIS
• Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler.
Sirosis hepatis secara klinis dibagi menjadi sirosis hepatis
kompensata yang berarti belum adanya gejala klinis yang nyata dan
sirosis hati dekompensata yang ditandai gejala-gejala dan tanda klinis
yang jelas misalnya ; asites, edema dan ikterus

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai