Disusun Oleh :
AURORA AMANDA
NIM : P07120420052
A. Pengkajian
Pengkajian sebagai langkah pertama proses keperawatan diawali
dengan perawat menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk
mengumpulkan data tentang klien. Diterapkannya pengetahuan ilmiah dan
disiplin ilmu keperawatan bertujuan untuk menggali dan menemukan
keunikan klien dan masalah perawatan kesehatan personal klien (Potter dan
perry, 2011)
Pengkajian terdiri atas anamnesa, pemeriksaan fisik dan evaluasi
diagnostic.
Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan mencakup data tentang identitas
klien serta identitas penanggung jawab.
Data identitas klien meliputi : nama, tempat tanggal lahir,
umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, suku/bangsa, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, nomor rekam medis, diagnosa medis dan alamat.
a. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang Pengkajian pada riwayat
kesehatan sekarang meliputi 2 hal yaitu :
a) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Dalam penulisannya keluhan utama disampaikan
dengan jelas dan padat, dua atau tiga suku kata yang
merupakan keluhan yang mendasari klien meminta
bantuan pelayanan kesehatan atau alasan klien masuk
rumah sakit.
b) Keluhan saat dikaji
Berbeda dengan keluhan utama saat masuk rumah
sakit, keluhan saat dikaji didapat dari hasil pengkajian
pada saat itu juga, penjelasan meliputi PQRST :
- P : Provokatif/paliatif adalah merupakan penjelasan
apa yang menyebabkan gejala, memperberat gejala
dan yang bisa mengurangi.
- Q : Qualitas/quantitas adalah bagaimana gejala yang
dirasakan, sejauh mana gejala dirasakan.
- R : Region/radiasi ialah penjelasan mengenai dimana
gejala dirasakan, apakah secara menyebar atau pun
tidak
- S : Skala/severity adalah tingkat keparahan, seberapa
tingkat keparahan yang dirasakan, pada skala berapa,
dalam rentang skala (0-10).
- T : Time, menjelaskan kapan gejala mulai timbul,
seberapa sering gejala muncul, tiba-tiba atau
bertahap, dan berapa lama gejala tersebut dirasakan.
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan
alat bantu (mis.
Tongkat, kruk)
- Fasilitasi
melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
- Berikan Teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (Mis.
TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
music, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, terknik
imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat
tidur
- Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetic secara
tepat
- Anjurkan Teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetic, jika perlu
4. Gangguan citra Citra tubuh Promosi Citra Tubuh
(D.0083) tubuh (L.09067) membaik (I.09305)
berhubungandeng dengan kriteria hasil : Observasi
an kulit kering Verbalisasi perasaan - Identifikasi harapan
dan gatal negative tentang citra tubuh
perubahan tubuh berdasarkan tahap
menurun perkembangan
1. Verbalisasi - Identifikasi budaya,
kekhawatiran agama, jenis
pada kelamin, dan umur
penolakan/rea terkait citra tubuh
ksi orang lain - Identifikasi
menurun perubahan citra
2. Focus pada tubuh yang
penampilan mengakibatkan
masa lalu isolasi sosial
menurun - Monitor frekuensi
3. Fokus pada pernyataan kritik
kekuatan terhadap diri sendiri
masa lalu - Monitor apakah
menurun pasien bisa melihat
bagian tubuh yang
berubah
Terapeutik
- Diskusikan
perubahan tubuh
dan fungsinya
- Diskusikan
perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
- Diskusikan
perubahan akibat
pubertas,
kehamilan, penuaan
- Diskusikan kondisi
stress yang
mempengaruhi citra
tubuh (mis. Luka,
penyakit,
pembedahan)
- Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
- Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
- Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
- Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra tubuh
- Anjurkan
menggunakan alat
bantu (mis. Pakaian,
wig, kosmetik)
- Anjurkan mengikuti
kelompok
pendukung (mis.
Kelompok sebaya)
- Latih fungsi tubuh
yang dimiliki
- Latih peningkatan
penampilan diri
(Mis. Berdandan)
- Latih
pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang lain
maupun kelompok
5. Resiko gangguan Integritas Perawatan integritas
integritas kulit/jaringan (L. kulit (I.11353) :
kulit/jaringan 14125) membaik Observasi
(D.0139) dengan kriteria hasil : - Identifikasi
berhubungan 1. Kerusakan penyebab gangguan
dengan kulit lapisan kulit integritas kulit (mis.
kering dan gatal menurun Perubahan sirkulasi,
2. Kemerahan perubahan status
menurun nutrisi, penurunan
3. Hidrasi kelembaban, suhu
meningkat lingkungan
4. Tekstur ekstrem, penurunan
membaik mobilitas)
Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2
jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan
pada area
penonjolan tulang,
jika perlu
- Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
- Gunakan produk
berbahan petroleum
atau minyak pada
kulit kering
- Gunakan produk
berbahan
ringan/alami dan
hipoalergik pada
kulit sensitive
- Hindari produk
berbahan dasar
alcohol pada kulit
kering
Edukasi
- Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lotion, serum)
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
- Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstrem
- Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF minimal
30 saat berada di
luar rumah
- Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya
-
6. Ansietas Tingkat ansietas Reduksi Ansietas
(D.0080) (L.09093) menurun (I.09314) :
berhubungan dengan kriteria hasil : Observasi
dengan asites 1. Verbalisasi - Identifikasi saat
akibat kondisi tingkat ansietas
yang dihadapi berubah (mis.
menurun Kondisi, waktu,
2. Perilaku stressor)
gelisah - Identifikasi
menurun kemampuan
3. Konsentrasi mengambil
membaik keputusan
4. Perasaan - Monitor tanda-
keberdayaan tanda ansietas
membaik (verbal dan
nonverbal
Terapeutik
- Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
keperacayaan
- Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
- Pahami situasi yang
membuat ansietas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
- Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
- Motivasi
mengidentifikasi
siatuasi yang
memicu kecemasan
- Diskusikan
perencanaan
realistis tentang
peristiwa yang akan
dating
Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap
Bersama pasien,
jika perlu
- Anjurkan untuk
melakukan kegiatan
yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
- Latih Teknik
relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pengolahan dan perwujudan dari suatu rencana
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Fokus pada
intervensi keperawatan antara lain: mempertahankan daya tahan tubuh,
mencegah komplikasi, menemukan perubahan sistem tubuh, menetapkan
hubungan klien dengan lingkungan, implementasi pesan dokter (Wahyuni,
Nurul. S, 2016).
E. Evaluasi Keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersambungan dengan melibatkan klien, keluarga
dan tenaga kesehatannya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil
pada psserencanaan (Sri Wahyuni, 2016) Teknik penulisan SOAP menurut
(Zaidin Ali, 2010) adalah sebagai berikut :
1. S (Subjective) : bagian ini meliputi data subjektif atau informasi
yang didapatkan dari klien setelah mendapatkan tindakan, seperti klien
menguraikan gejala sakit atau menyatakan keinginannya untuk
mengetahui tentang pengobatan. Ada tidaknya data subjektif dalam
catatan perkembangan tergantung pada keakutan penyakit klien.
2. O (Objective) : Informasi yang didapatkan berdasarkan hasil
pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan perawat setelah
tindakan. Misalnya pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, observasi atau
hasil radiologi.
3. A (Assesment) : Membandingkan antara informasi subjektif &
objektif dengan tujuan & kriteria hasil yang kemudian dapat ditarik
kesimpulan bahwa masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, atau
masalah tidak teratasi
4. P (Planning) : Perencanaan bergantung pada pengkajian situasi
yang dilakukan oleh tenaga ksehatan. Rencana dapat meliputi instruksi
untuk mengatasi masalah klien, mengumpulkan data tambahan tentang
masalah klien, pendidikan bagi individu atau keluarga, dan tujuan
asuhan. Rencana yang terdapat dalam evaluasi atau catatan SOAP
dibandingkan dengan rencana pada catatan terdahulu, kemudian dapat
ditarik keputusan untuk merevisi, memodifikasi, atau meneruskan
tindakan yang lalu.
Rencana tindak lanjut dapat berupa rencana diteruskan jika masalah
tidak berubah, rencana dimodifikasi jika masalah tetap dan semua
tindakan sudah dijalankan tetapi hasil belum memuaskan, rencana
dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan, rencana atau diagnose
selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah
memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru (Hemanus, 2015).
Menurut Olfah (2016) ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap
evaluasi:
1. Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga
rencana mungkin dihentikan.
2. Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga
pada penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan
berhasil.
3. Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan sehingga perlu :
a. Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat
b. Membuat outcome yang baru, mungkin autcome pertama tidak
realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan
yang disusun oleh perawat.
Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk
mencapai tujuan sebelumnya