OLEH:
KELOMPOK IV
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah “KIE Kesehatan Pada Masyarakat Lahan kering
Kepulauan (MALARIA)”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
1. Satari(1977)
Daerah lahan kering adalah lahan yang dalam keadaan alamiah,lapisan
atas dan bawah tubuh tanah(topsoil dan sub soil) sepanjang tahun tidak
jenuh air dan tidak tergenang,serta kelembaban tanah sepanjang tahun
berada dibawah kapasitas lapang.
2. Muljadi(1977)
Daerah lahan kering adalah lahan yang hampir sepanjang tahun tidak
tergenang secara permanen.
3. Ahli Tanah Indonesia
Daerah lahan kering adalah lahan dimana kebutuhan air tanaman
tergantung sepenuhnya air hujan dan tidak pernah tergenang secara tetap.
4. Daerah Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha
pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya
mengharapkan dari curah hujan.
5. Odum, tahun (1971)
Daerah lahan kering adalah bagian dari ekosistem teresterial yang luasnya
relatif luas dibandingkan dengan lahan basah.
6. Hidayat dkk
Daerah Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi
air atau tergenang air pada sebagian waktu selama setahun.
3. Diare
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Negara
berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia ditemukan sekitar 60 juta
kejadian diare setiap tahunnya dan merupakan penyebab utama kesakitan dan
kematian. (Depkes RI, 2013). Di provinsi NTT diare menduduki urutan ketiga
tertinggi dari seluruh penderita rawat jalan di sarana kesehatan masyarakat
(Dinkes Prop.NTT, 2013) dan selalu meningkat pada awal musim hujan dan
kemarau.
4. Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
Mycobacterium Lepare yang ditandai dengan adanya bercak putih atau
kemerahan pada kulit yang disertai mati rasa/anatesi, penebalan syaraf tepi juga
disertai gangguan fungsi syaraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan
pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut yang
terganggu dan adanya kuman. Hasil evaluasi program p2 kusta menunjukkan
bahwa jumlah penderita baru tipe PB dan MB sampai akhi bulan desember 2013
sebanyak 62 penderita dengan tipe PB 8 penderita dan tipe MB 55 penderita.
5. DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh
wilayah Indonesia, hampir setiap kabupaten/kota memiliki kasus DBD untuk
periode waktu tertentu. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka
kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Angka insiden DBD berfluktuasi
tahun ke tahun. angka kesakitan DBD tahun 2009-2013, mengalami fluktuasi ,
dimana pada tahun 2009 sebesar 41 kasus per 100.000 penduduk, meningkat
pada tahun 2012 menjadi 255 per 100.00 penduduk, dan kemudian menurun
pada tahun 2013 menjadi 73 per 100.000 penduduk.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan pemicu terjadinya stroke dan jantung koroner
penyebab kematian. Selain masalah fisik, hipertensi juga menyebabkan maslah
psikis pada lansia, dimana lansia merasa takut dan cemas akan penurunan fungsi
tubuh karena penyakitnya, yang menyebabkan ketergantungan fisik pada orang
lain (padila, 2013).
Di NTT pada tahun 2008 jumlah penderita hipertensi sebesar 28,1%
(Litbangkes, 2008).pada survey awal yang dilakukan peneliti di tempat
penelitian, terdapat 86 orang lansia yang tercatat sebagai penghuni Panti Sosial
Budi Agung Kupang. Dari 86 orang lansia tersebut, ditemukan jumlah penderita
hipertensi sebanyak 46 orang (53,48%) dengan jumlah lansia yang menderita
hipertensi sistolik terisolasi sebanyak 18 orang (39,13%).
7. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AID (Aquired
Immunodeficiency sindrom) yang merupakan sekumpulan gejala bnormalitas
imonologis dan klinis yang diakibatkan oleh HIV (Sylvia A. Price 1992. Jumlah
kasus HIV/AIDS di NTT pada tahun 2013 sebanyak 160 kasus, dengan rincian
121 kasus AIDS dan 39 kasus HIV.
8. TB Paru
Selam kurang lebih 8 tahun penerapan program penanggulangan
Tuberculosis dengan strategi DOTS sampai saat ini hasil yang dicapai belm
optimal, meskipun dari hasil pemantauan program menunjukkan adanya
peningkatan cakupan penemuan penderita TB 0,1 % sejak awal mulai program
bulan April 2001. Jumlah kasus TB di Kupang untuk tahun 2013 sebanyak 610
orang.
2.4 Pendeskripsian Penyakit Malaria
a. Pengertian Malaria
Lahan kering adalah bagian dari ekosistem tresterial yang luasnya
relative luas dibandimgkan dengan lahan basah (ODUM, 19710) .
Definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam
Haryati (2002), lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah
tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam
setahun.
Penyakit Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae,plasmodium vivax,
plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat
mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit
ini scara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anhopheles betina.
Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan
menggigil, suhu badan meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995).
b. Data Kasus Malaria
Penyakit Malaria Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi
perhatian global. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena sering menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap
kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian.
Penyakit ini dapat bersifat akut, laten atau kronis. Kepada responden yang
menyatakan “tidak pernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatan”
ditanyakan apakah pernah menderita panas disertai menggigil atau panas
naik turun secara berkala, dapat disertai sakit kepala, berkeringat, mual,
muntah dalam waktu satu bulan terakhir atau satu tahun terakhir.
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah marah manusia yang ditularkan oleh
nyamuk malaria (Annopheles) betina. Hampir 90% desa di Provinsi NTT
hampir 100% desa endemis malaria. Wilayah endemis malaria pada
umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang
tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan
kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang
rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup
sehat.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan telah menetapkan Stratifikasi endemisitas malaria
berdasarkan Annual Parasite Incidences (API) suatu wilayah di Indonesia
menjadi 4 (empat) strata yaitu :
1. Endemis Tinggi bila API > 5 %. (per 1000 penduduk)
2. Endemis Sedang bila API 1 - 5 %. (per 1000 penduduk)
3. Endemis Rendah bila API 0 - 1 %. (per 1000 penduduk)
4. Non Endemis bila tidak ada penularan malaria
Sejak tahun 2010 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan telah menggunakan
Indikator API di seluruh Provinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota, API mengalami penurunan yang signifikan.
Pada periode 2014-2017 Provinsi NTT memiliki API yang semakin
menurun. API Provinsi NTT tahun 2014 sebesar 13,69 ‰ per 1.000
penduduk, pada tahun 2015 menurun menjadi 7,06 ‰ per 1.000 penduduk,
tahun 2016 menurun menjadi 5,78 ‰ per 1.000 penduduk dan pada tahun
2017 menurun menjadi 3,77 ‰ per 1.000 penduduk. Target minimal
dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTT sebesar 17,7 ‰ per 1.000
penduduk berarti API Provinsi NTT tahun 2014-2017 telah mencapai
target. Angka ini sangat bermakna karena diikuti dengan intensifikasi
upaya pengendalian malaria yang salah satu hasilnya adalah peningkatan
cakupan pemeriksaan sediaan darah (konfirmasi laboratorium). Tingginya
cakupan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium tersebut merupakan
pelaksanaan kebijakan nasional pengendalian malaria dalam mencapai
eliminasi malaria, yaitu semua kasus malaria klinis harus dikonfirmasi
dengan laboratorium. Hasil konfirmasi malaria positif ini dilakukan
dengan pemeriksaan mikroskop oleh tenaga mikroskopis dan dipstik bagi
puskesmas yang tidak di dukung tenaga miroskopis. Rincian kasus malaria
ini dapat dilihat pada Lampiran Tabel 22 dan periode Tahun 2014-2017
dapat dilihat pada gambar 3.16 berikut ini :
(Ira indriyati paskalita bule sopi dan yona patanduk. Malaria pada
anak dibawah umur lima tahun. JURNAL VEKTOR PENYAKIT.
2015 VOL. 9 NO2:65-72).
g. Pengobatan Malaria
PENUTUP
3.1 Simpulan
Daerah lahan kering adalah lahan yang dalam keadaan alamiah,lapisan
atas dan bawah tubuh tanah(topsoil dan sub soil) sepanjang tahun tidak jenuh air
dan tidak tergenang,serta kelembaban tanah sepanjang tahun berada dibawah
kapasitas lapang. Secara klimatologis menurut kalsifikasi Schmidt dan Ferguson
sekitar 60% daratan di NTT bertipe iklim E, 30 %nya tipe F dan 10% nya tipe
iklim B dan D.Sedangkan menurut klasifikasi Oldeman 62,6% dari total wilayah
NTT memiliki 7-9 bulan kering. Itulah sebabnya Soegiri (1972 dalam
Widyatmika) berpendapat bahwa NTT termasuk wilayah beriklim kering atau
semikering.
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini scara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anhopheles betina. Malaria adalah suatu
penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan menggigil, suhu badan
meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995). Pada periode 2014-2017
Provinsi NTT memiliki API yang semakin menurun. API Provinsi NTT tahun
2014 sebesar 13,69 ‰ per 1.000 penduduk, pada tahun 2015 menurun menjadi
7,06 ‰ per 1.000 penduduk, tahun 2016 menurun menjadi 5,78 ‰ per 1.000
penduduk dan pada tahun 2017 menurun menjadi 3,77 ‰ per 1.000 penduduk.
Target minimal dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTT sebesar 17,7 ‰ per
1.000 penduduk berarti API Provinsi NTT tahun 2014-2017 telah mencapai target.
Irianto Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis. ALFABETA: Bandung.
Bahan ajar lahan kering “corak lahan kering wilayah NTT & pengaruhnya
terhadap budaya lahan kritis”. (https://www.akhmadshare.com/pengelolaan
lahan kering: 2016/11/Pengolahan-lahan kering.html)