Disusun Oleh:
Vetri Lusiana
1814201221
S1 Keperawatan
Dosen Pembimbing:
Ns. Falerisiska Yunere, M.Kep
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih pun saya
haturkan kepada teman-teman kelompok, dan sumber yang membantu.
Kepada teman-teman saya terlebih terhadap Dosen pembimbing saya yang dengan penuh sabar
membimbing saya dalam mengerjakan makalah dengan judul Menjelang Ajal Dan Askep. Atas
kepeduliannya serta bimbingannya saya mengucapkan banyak terima kasih kiranya makalah ini dapat
menjadi sumber pembelajaran kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut (Mirzal Tawi, 2008)Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan
system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal
dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai
kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik
maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang
mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (Depkes, 2011).Contoh
masalah psikososial antara lain: psikotik gelandangan dan pemasungan, penderita gangguan jiwa, masalah
anak: anak jalanan dan penganiayaan anak, masalah anak remaja: tawuran dan kenakalan, dsb.
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan,
otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan
tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi, maka akan menimbulkan sebuah perasaan yang tidak menentukan pada batin ataupun jiwanya,
akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian
dan rasa tidak pasti. Bahkan sampai ketidak kontrolannya emosi, bahkan pada beberapa kasus terjadi
beberapa orang yang mana kebutuhan kana tersebut tidak terpenuhi dapat menyebabkan gangguan pada
jiwa seseorang.
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan
memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap
saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Psikososial, merupakan gabungan dari dua kaata, yakni psiko Dan Sosial. Dalam pengkajian
psikologi, terdapat beberapa faktor :
1. Status Emosional
Status emosional ini biasanya dapat diamati dengan melihat ekpresi klien apakah
menunjukan kemarahan, kesedihan, kesakiitan dan sebagainya. Tingkah laku bisa dilihat dengan
apakah gelisah, melamun, takut,bingung, dll.
2. Konsep diri
1
Konsep diri ini dalam perkembangannya dipengaruhi oleh budaya, hubungan antara
pribadi, penghargaan baik dalam keluarga maupun masyarakat. Konsep diri ini berkaitan dengan
penilai orang lain terkait dengan dirinya, bahkan sampai bagaimana penilaian klien dari klien itu
sendiri sebagai manusia, dan apakah klien tersebut suka akan dirinya.
3. Cara berkomunikasi
Perlu di perhatikan tentang cara berkomunikasi dengan klien, berhubungan dengan respon
yang diberikan oleh klien, apakah respon dari klien tersebut agak lambat, atau bahkan di merespon
sama sekali, atau merespon hanya jawaban yang diberikan klien tidak berhubungan dengan
pertanyaan yang ajukan.
4. Pola Interaksi
Dalam mengetahui pola interaksi dari klien, kita harus fahami dahulu diri klien, termasuk
sifatnya. Perlu kita ketahui juga mengenai orang yang berharga bagi dirinya, sehinggan klien dapat
berkomunikasi secara baik dengan orang tersebut. Artinya orang penting bagi klien tersebut bisa
menjadi jembatan antara perawat dengan klien, ketika klien sedang tidak ingin berbicara kecuali
hanya dengan orang-orang penting bagi hidupnya saja.
Selain mengenai hal yang berhubungan dengan psiko. Dalam pengkajian sosial, ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi,diantaranya
1. Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan dan pekerjaan ini berkaitan dengan derajat pendidikan yang dicapai ataupun
sedang ditempuh oleh klien ketika itu. Adapun apabila telah bekerja maka yang perlu menjadi
acuannya adalah pekerjaan apa yang sedang dilakoninya, apakah keterampilannya, dan tentunya
bagaimana status keuangannya.
2. Hubungan sosial
Kehidupan sosial klien ketika beliau masih dalam lingkup masyarakat. Bagaimana
pergaulan klien, karna faktor ini cukup penting, dalam menunjukan pengaruhnya bagi kesehatan
psikososialnya. Kemudian apakah klien berkecimpung dengan aktif dalam organisasi masyarakat.
3. Sosio kultural
Agama adalahh sesuatu keyakinan yang melekat pada hati setiap individu akan adanya
Tuhan. Hubungan antara klien dengan Tuhan juga merupakan suatu faktoor yang penting, salah
satunya untuk penenangan batik, emosi, dan jiwa dari klien. Kemudia berhubungan juga dengan
budaya yang ada di lingkungan klien.
4. Pola hidup
2
Pola hidup ini berhubungan dengan lingkungan hidup klien, termasuk tempat tinggal klien,
keadaan rumahnya atau lingkungan rumahnya, bagaimana keluarganya ataupun dengan siapa si
klien ini tinggal dalam naungannya tersebut. Dan yang terpenting dengan apakah cara klien dalam
menenangkan diri.
Psikososial sesungguhnyaa melekat pada setiap diri manusia, baik perempuan ataupun laki-laki.
Psikososial ini berhubungan dengan kondisi kejiwaan, batin seseorang. Apakah orang tersebut sedang
senangkah batinnya, ataupaun sedih. Kemudian respon dari lingkungan luar ataupun dalam pun dapat
mempengaruhi perubahan psikososial seseorang. Salah satu contohnya ketika seseorang kehilangan
seseorang yang berharga baginya. Sebagian besar manusia ketika seseorang yang berharga bagi dirinya
ataupun orang yang ia cintai meninggal, hal ini dapat menjadi pukulan atau tekanan batin yang sangat
menyayat, sangat membekas bagi batin seseorang. Tentu sangat dapat berpengaruh pada psikososial
seseorang, bahkan dapat merubah perilaku bahkan kebiasaan seseorang.
Maka darinya perlu diberikan perawatan atau pun pemahaman yang tujuan dasarnya
mengembalikan kondisi psikososial seseorang tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi ajal dan tanda-tanda klinisnya.
2. Bagaimana merawat pasien menjelang ajal dan keluarganya.
3. Definisi sekarat.
4. Bagaimana memberikan pertolongan kepada orang yang sekarat.
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui defini ajal serta tanda klinisnya.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara merawat pasien menjelang ajal dan keluarganya.
3. Untuk mengetahui definisi dari sekarat.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara memebrikan pertolongan kepada orang yang sekarat.
D. Manfaat penulisan
Dari penulisan atau tersusunnya makalah ini diharapkan bagi pembaca khususnya dapat mengerti
atau pun menambah wawasan mengenai Ajal Dan Kondisi sekarat, baik mampu memahami dalam
pengertian atau tindakan yang diperlukan sesuai dengan kondisi klien seputar Ajal atau pun sekarat
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
4. Gangguan Sensori
a. Penglihatan kabur.
b. Gangguan penciuman dan perabaan.
Variasi-variasi tingkat kesadaran dapat dilihat sebelum kematian, kadang-kadang klien tetap
sadar sampai meninggal. Pendengaran merupakan sensori terakhir yang berfungsi sebelum
meninggal.
4. Tanda-tanda Meninggal Secara Klinis Secara tradisional, tanda-tanda klinis kematian dapat dilihat
melalui perubahan-perubahan nadi, respirasi dan tekanan darah. Pada tahun 1968, World Medical
6
Assembly, menetapkan beberapa petunjuk tentang indikasi kematian, yaitu: Tidak ada respon
terhadap rangsangan dari luar secara total,Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan,
Tidak ada reflek,Gambaran mendatar pada EKG.
7
Adiksi terhadap medikasi tidak pernah menjadi masalah yang penting untuk pasien menjelang
ajal.
Penurunan pernapasan ( depresi pernapasan ) tidak penting untuk pasien menjelang ajal.
8
memanggil rohaniawan berkunjung. Ketika kematian mendekat, biarkan mereka mengetahui sehingga
keluarga dapat bersama pasien ketika kematian itu datang.
a. Pertolongan keagamaan
Pertolongan keagamaan harus diberikan atas permintaan penderita ataupun keluarga penderita itu.
Bagi penderita yang memiliki agama atau keyakinan sangat penting bagi mereka untuk didatangkan
orang-orang yang memiliki ilmu terkait agama yang dianutnya masing-masing. Kedatangan para petinggi
agama tersebut diharapkan dapat menenangkan spiritual penderita sekaligus keluarganya dalam persiapan
menyambut kematian. Namun bagi seorang yang tidak memiliki keyakinan maka kita juga harus
mengambil lagkah-langkah yang diperlukan bagi kepentingan mereka semua.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkaan isi pembahasan pada makalah yang berjudul Perawatan Menjelang Ajal Dan
Terminal ini, dapat kita simpulkan bahwa. Ajal merupakan bagian dari proses kematian, menurut KBBI
Ajal dapat berarti batas hidup seseorang yang telah ditentukan atau ditetapkan oleh Tuhan YME. Dalam
ilmu medis ketika vonis dokter telah menetapkan bahwa tidaklah lama lagi klien mampu bertahan hidup
maka banyak ekpresi yang ditunjukan oleh klien, diantaranya klien akan menolak, merasa marah,
berusaha memperbaiki di sisa hidupnya, ada pun yang depresi dan ada pula yang menerima atau pasrah
dengan vonis dokter tersebut. Dan sedikit pula banyak yang klien tidak percaya dengan vonis dokter,
dikarenakan Ajal atau maut merupaka sebuah rahasia yang hanya Tuhan sajalah yang tahu batasannya.
Menurut ilmu medis, terdapat beberapa tanda-tanda menjelang kematian. Diantaranya yakni
kehilangan tonus otot, kelambatan dalam sirkulasi, Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital,
Gangguan sensori seperti penglihatan yang kabur dan gangguan pada penciuman dan perabaan. Namun
sebagai catatan, dari semua organ indra manusia, ketika menjelang kematian datang organ terakhir yang
masih berfungsi hanyalah pendengaran.
Merawat pasien menjelang ajal bertujuan untuk menyadari perasaan klien sendiri tentang
kematian. Ketika vonis dokter tentang kematian telah dijatuhkan, respon dari tiap individu dalam
menerima haal tersebut tergantung dari kondisi fisik, psikologis, sosial yang dialami, sehingga dampak
yang ditimbulkan pada setiap individu juga berbeda. Karnanya perawat perlu memberikan sebuah
kenyamanan dan mendukung klien agar tetap tenang pada psikisnya dan perawat juga harus memahami
apa yang dialami pasien dengan kondisi terminal, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan
bantuan bagi pasien sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat
meninggal dengan tenang dan damai.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis sadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekeliruan dan
kesalahan yang terdapat didalamnya. Olehnya itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan makalah ini sekaligus sebagai bekal wawasan
kami untuk proses pembuatan makalah selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15