Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Inovasi Sosial: Desiminasi Program Pengabdian Berbasis Masalah Sosial

Volume 1 Nomor 1, 2023


https://arttour-publishing.com/index.php/jurnalinovasisosial

Optimasi Pelayanan Gizi di Puskesmas Abeli:


Sebuah Pengabdian Masyarakat
1
Rivaldi, 2Majani, 3Marlin Rahim, 4Ristaria Nurul Insyira R.M., 5Serlin Malindo, 6Syefira
Salsabila, 7Rahma Wati, 8Lisnawaty
1,2,3,4,5,6,7,8
Universitas Halu Oleo
6
syefira.salsabila@uho.ac.id

Abstrak
Tulisan ini menyajikan hasil dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di Posyandu
di wilayah cakupan Puskesmas Abeli. Tujuan dari PKL ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu. Metode yang digunakan meliputi perencanaan,
kunjungan, monitoring, evaluasi, dan pembinaan kader Posyandu. Hasil utama dari kegiatan
ini adalah pengenalan Balok SKDN kepada kader Posyandu, simulasi dalam pemantauan
pertumbuhan balita, dan pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk kegiatan Posyandu
selanjutnya.
Kata Kunci: pemantauan pertumbuhan, posyandu, kader posyandu, balok SKDN, rencana
tindak lanjut

Abstract
This writing presents the outcomes of the Field Practice (PKL) conducted at community
healthcare centers (Posyandu) under the authority of Abeli Public Health Center. The objective
of this PKL is to enhance the quality of child growth monitoring at Posyandu. Methods
employed include planning, field visits, monitoring, evaluation, and capacity-building for
Posyandu volunteers. Key outcomes include the introduction of SKDN blocks to Posyandu
volunteers, simulation in child growth monitoring, and the creation of a Follow-Up Plan for
future Posyandu activities.
Keywords: child growth monitoring, posyandu, posyandu volunteers, SKDN blocks, follow-up
plan

Pendahuluan:
1.1 Latar Belakang Pengabdian
Kesehatan dan gizi merupakan aspek penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
anak. Sayangnya, masih banyak wilayah, termasuk beberapa yang berada di bawah yurisdiksi
Puskesmas Abeli, yang menghadapi tantangan dalam melakukan pemantauan pertumbuhan
anak dengan efektif. Keterbatasan ini terutama berlaku pada level Posyandu, yang sering kali
dijalankan oleh relawan atau kader dengan akses yang terbatas ke sumber daya dan pelatihan.
Pemantauan pertumbuhan adalah salah satu indikator paling dasar dari kesehatan anak.
Sebuah sistem pemantauan yang efektif dapat membantu dalam deteksi dini masalah kesehatan
dan gizi, memungkinkan intervensi tepat waktu. Puskesmas Abeli dan Posyandu di bawahnya
menghadapi tantangan spesifik dalam pemantauan pertumbuhan anak, yang menjadi fokus
utama dalam pengabdian ini. Lokasi ini dipilih juga karena adanya peluang untuk memperkuat
kapasitas kader Posyandu melalui pelatihan dan alat bantu (seperti Balok SKDN 1). Fokus pada

1 SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita. SKDN sendiri mempunyai singkatan yaitu sebagai berikut: S=

adalah jumlah balita yang ada diwilayah Posyandu, K =jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS, D= jumlah balita
yang datang ditimbang bulan ini, N= jumlah balita yang naik berat badannya.

29
Optimasi Pelayanan Gizi di Puskesmas Abeli:
Sebuah Pengabdian Masyarakat

pengembangan Rencana Tindak Lanjut (RTL) menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan


dan peningkatan kualitas layanan di masa depan. Melalui pengabdian ini, kami berharap untuk
tidak hanya meningkatkan kualitas pemantauan pertumbuhan anak tetapi juga memperkuat
sistem kesehatan masyarakat di tingkat akar rumput.

1.2 Tujuan Pengabdian


Tujuan utama dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan
efektivitas pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu di wilayah cakupan Puskesmas Abeli.
Ini akan dicapai melalui serangkaian kegiatan yang dirancang untuk:
1. Meningkatkan Kapasitas Kader Posyandu: Melalui pelatihan dan pembinaan,
tujuannya adalah untuk memberdayakan kader Posyandu dalam penggunaan alat dan
metode pemantauan pertumbuhan yang lebih efektif.
2. Optimalisasi Pelaksanaan Kegiatan Posyandu: Melalui perencanaan dan evaluasi
kegiatan, tujuan adalah untuk memastikan bahwa kegiatan pemantauan pertumbuhan
berjalan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
3. Pengenalan Alat Bantu (Balok SKDN): Salah satu tujuan spesifik adalah
memperkenalkan alat bantu seperti Balok SKDN untuk mempermudah proses
pemantauan dan pelaporan.
4. Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas: Melalui pembuatan Rencana Tindak
Lanjut (RTL), tujuan adalah untuk memastikan bahwa peningkatan yang dicapai adalah
berkelanjutan dan dapat diterapkan dalam kegiatan Posyandu selanjutnya.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, pengabdian ini bertujuan untuk memberikan dampak
positif jangka panjang terhadap kesehatan dan gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Abeli.

Metode Pelaksanaan:
2.1 Target dan Lokasi Pengabdian
Masyarakat yang menjadi target pengabdian ini terutama berada di wilayah cakupan
Puskesmas Abeli. Ini mungkin termasuk berbagai kelompok demografis tetapi fokus utamanya
adalah pada keluarga dengan balita. Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah
status gizi dan kesehatan balita. Namun, di banyak Posyandu, terdapat beberapa tantangan yang
menghambat upaya untuk meningkatkan status ini. Di antaranya adalah kurangnya pelatihan
dan sumber daya bagi kader atau relawan yang bertugas memantau pertumbuhan balita, serta
keterbatasan fasilitas dan alat pemantauan kesehatan dan gizi. Oleh karena itu, pengabdian ini
bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada kader Posyandu dan masyarakat
setempat, serta menyediakan fasilitas dan alat yang dibutuhkan. Dengan demikian, diharapkan
dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat di tingkat Posyandu.

2.2 Strategi Pelaksanaan


Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pemantauan
pertumbuhan balita di Posyandu. Untuk mencapai tujuan ini, kami menggunakan beberapa
metode dan strategi. Pertama, melakukan peninjauan langsung dan perencanaan kegiatan
berdasarkan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh Posyandu di wilayah cakupan
Puskesmas Abeli. Hal ini berguna untuk mengunjungi Posyandu dan berinteraksi dengan kader
dan masyarakat setempat. Kedua, menyusun jadwal kunjungan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan ketersediaan kader dan fasilitas Posyandu. Hal ini bertujuan untuk memastikan

30
Rivaldi, Majani, Marlin Rahim, Ristaria Nurul Insyira R.M., Serlin Malindo, Syefira
Salsabila, Rahma Wati, Lisnawaty

bahwa semua kegiatan di Posyandu dapat dipantau dan dievaluasi. Ketiga, melakukan
monitoring dan evaluasi selama kegiatan Posyandu. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
pemantauan pertumbuhan balita dilakukan dengan efektif. Kegiatan ini juga akan
mengevaluasi hasil dengan tim. Keempat, melakukan pembinaan kader Posyandu. Kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader Posyandu dalam melakukan pemantauan
pertumbuhan. Kegiatan in juga memperkenalkan alat bantu seperti Balok SKDN. Kelima,
melakukan simulasi dan pelatihan praktik tentang cara menimbang yang baik dan benar,
pengisian KMS, dan pelaporan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kader Posyandu
memahami cara-cara terbaik dalam pemantauan pertumbuhan balita. Keenam, membuat
rencana tindak lanjut (RTL) berdasarkan evaluasi dan hasil kegiatan. Kegiatan ini bertujuan
untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas layanan Posyandu. Hal ini juga
bertujuan untuk mengimplementasikan RTL dalam kegiatan Posyandu selanjutnya.

Hasil dan Dampak


3.1 Hasil Pengabdian
Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan Posyandu di wilayah
cakupan Puskesmas Abeli, khususnya dalam hal pemantauan pertumbuhan balita. Beberapa
kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Membuat perencanaan kegiatan
pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja Puskesmas dilakukan dengan metode diskusi
antara mahasiswa Gizi FKM UHO dengan petugas gizi pada Puskesmas guna menggali ide
yang tepat. (2) Membuat jadwal kunjungan Posyandu dari jadwal kunjungan tanggal 6- 21
Juli 2023 dengan melihat acuan jadwal kunjungan Posyandu tahun 2022, pembuatan jadwal
kunjungan dilakukan dengan metode diskusi antara mahasiswa Gizi FKM UHO dengan
petugas gizi pada Puskesmas jadwal kunjungan di buat secara berkelompok dengan
mempersiapkan segala aspek yang dibutuhkan di Posyandu seperti pengecekan alat
antropometri. (3) Melakukan kunjungan Posyandu dimulai dari tanggal 6-15 Juli 2023 yaitu
sebagai berikut :
a. Posyandu Melati 1 dan Cempaka (6 Juli 2023)
b. Posyandu Rusunawa (7 Juli 2023)
c. Posyandu Sejahtera Dan Mujur Jaya (8 Juli 2023)
d. Posyandu Transmina (9 Juli 2023)
e. Posyandu Matahari (10 Juli 2023)
f. Posyandu Nenas (12 Juli 2023)
g. Posyandu Teratai (13 Juli 2023)
h. Posyandu Melati 2 (14 Juli 2023)
i. Posyandu Bersama (15 Juli 2023)

Kegiatan yang dilakukan pada Posyandu adalah ikut terlibat dalam pengukuran antropometri
pada anak sekaligus mengenalkan kepada kader alat antropometri terbaru yang
direkomendasikan oleh Kemenkes agar hasil pengukuran lebih akurat. (4) Melakukan
pemantauan Posyandu dengan melihat situasi Posyandu, mulai dari Posyandu yang sepi dan
Posyandu yang ramai, melihat kader melakukan pengisian KMS serta memantau kader dalam
pengukuran antropometri. (5) Melakukan evaluasi dengan cara melihat apa yang menjadi
kekurangan di setiap Posyandu, di mulai dari melihat pengisian KMS, cara penggunaan alat
antropometri seperti cara memakai alat berat badan, panjang badan (baby scale) dan tinggi
badan, melihat balok SKDN apakah sudah tersedia atau tidak selanjutnya konfirmasi kepada

31
Optimasi Pelayanan Gizi di Puskesmas Abeli:
Sebuah Pengabdian Masyarakat

petugas Puskesmas tentang kekurangan Posyandu dan melakukan RTL (rencana tindak lanjut)
sesuai kekurangan Posyandu. Melihat hasil pemantauan pertumbuhan di Posyandu dengan cara
melihat hasil pencatatan kader yang mencatat jumlah bayi laki – laki dan perempuan, jumlah
balita laki – laki dan perempuan, jumlah ibu hamil PUS dan WUS di setiap akhir Posyandu.
Kemudian dikonfirmasi hasil pemantauan melalui aplikasi e-ppbgm yang di input oleh petugas
Puskesmas untuk melihat pertumbuhan setiap Posyandu. (6) Memberikan pembinaan
kepada kader Posyandu dalam menyiapkan SKDN dengan melakukan penyuluhan adapun
pokok penjelasan dalam penyuluhan sebagai berikut:
a. Memperkenalkan Balok SKDN

Gambar 1 Balok SKDN

b. Simulasi Pencatatan dan Pelaporan Pertumbuhan Anak


KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak. KMS harus
dibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan anak dengan
demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi anak yang
bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk pelaporan tersebut dikenal
dengan SKDN.
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan
(K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan Posyandu (D/K), tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi (N/D), efektivitas kegiatan
(N/S). (Suhardjo. 1996). Perhitungan SKDN Pemantauan status gizi dilakukan dengan
memanfaatkan data hasil penimbangan bulanan Posyandu yang didasarkan pada
indikator SKDN tersebut. Indikator yang dipakai adalah N/D (jumlah anak yang berat
badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang dalam %). Peramalan
dilakukan dengan mengamati kecenderungan N/D dan D/S setiap bulan pada wilayah
masing-masing wilayah kecamatan. Pemantauan status gizi dilaporkan setiap bulan
dengan mempergunakan format laporan yang telah ada.

32
Rivaldi, Majani, Marlin Rahim, Ristaria Nurul Insyira R.M., Serlin Malindo, Syefira
Salsabila, Rahma Wati, Lisnawaty

(7) Melakukan simulasi dalam pemantauan pertumbuhan balita seperti cara menimbang
yang baik dan benar, pengisian KMS, dan pencatatan pelaporan-pelaporan di Posyandu. KMS
balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI
eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke
Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang
tua balita tentang kesehatan anaknya. Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan
ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis.
Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada
balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan
umurnya. Keterampilan dalam pengisian KMS sangat diperlukan kader agar bisa memantau
pertumbuhan di Posyandu selain itu kader harus terampil dalam menggunakan alat
antropometri agar hasil pengukuran akurat dengan ini pencatatan pada buku KMS dapat
memberikan informasi pertumbuhan yang akurat pula sehingga pada Puskesmas Abeli
dilakukan simulasi pengukuran dan pencatat KMS yang benar. (8) Pembuatan RTL (Rencana
Tindak Lanjut) bertujuan untuk memberikan gambaran solusi sebagai rujukan dalam
perbaikan program kesehatan yang belum tercapai.

Tabel 1 Hasil Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Analisis Rencana Pelaksanaan Hasil yang


No. Masalah
Masalah Pelaksanaan Perbaikan Dicapai
1 Cakupan Kurangnya Meningkatkan 1. Memberikan Diperoleh hasil
Pengisian pengetahuan pengetahuan dan edukasi kepada pendataan balita
KMS kurang kader Posyandu kesadaran kepada kader tentang yang lengkap
efektif tentang kader Posyandu pentingnya
pentingnya tentang pengisian KMS
pengisian KMS pentingnya secara lengkap
secara lengkap pengisian KMS sebagai media
secara lengkap untuk menilai
bagaimana
keberhasilan suatu
Posyandu
2. Memberikan
pelatihan pengisian
KMS
2 Belum Terdapat Meningkatkan 1. Mengenalkan Diperoleh
tersedianya beberapa pengetahuan tentang balok informasi
Balok Posyandu yang kepada kader SKDN kepada tentang
SKDN di belum tentang kader Posyandu bagaimana
beberapa menerapkan pentingnya 2. Memberikan keberhasilan
Posyandu pengisian SKDN memiliki balok pembinaan dan suatu Posyandu
SKDN di tiap pelatihan kepada
Posyandu kader Posyandu
tentang cara
penggunaan balok
SKDN
3 Cakupan Kurangnya Meningkatkan 1. Memberikan Mengetahui
Kunjungan pengetahuan dan pengetahuan edukasi kepada ibu bagaimana
Ibu balita di kesadaran pada kepada ibu balita balita tentang perkembangan

33
Optimasi Pelayanan Gizi di Puskesmas Abeli:
Sebuah Pengabdian Masyarakat

beberapa Ibu balita tentang pentingnya seorang dan


Posyandu tentang pentingnya anak anak mengikuti pertumbuhan
masih pentingnya anak usia 0-5 tahun kegiatan-kegiatan balita
rendah mengikuti mengikuti yang ada di
Posyandu Posyandu Posyandu
sampai usia 5
tahun

3.2 Dampak Pengabdian


Salah satu tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan kesejahteraan balita di
wilayah target melalui pemantauan pertumbuhan yang lebih efektif. Dengan sistem
pemantauan yang lebih baik, keluarga dengan balita dapat mengetahui status gizi dan kesehatan
anak-anak mereka dan mengambil tindakan yang tepat jika diperlukan. Selain itu, pengabdian
ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas kader Posyandu, yang merupakan ujung tombak
layanan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Melalui pelatihan dan simulasi, kader
Posyandu dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melakukan
pemantauan pertumbuhan balita secara efisien dan efektif. Hal ini akan berdampak pada
kualitas layanan di Posyandu, yang digunakan oleh banyak keluarga di wilayah tersebut.
Pengabdian ini juga memastikan bahwa perbaikan yang dicapai adalah berkelanjutan,
dengan adanya Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang menjadi mekanisme untuk memonitor dan
mengevaluasi hasil pengabdian. Dengan demikian, pengabdian ini tidak hanya berdampak pada
kesejahteraan balita tetapi juga pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan di wilayah
tersebut. Selain itu, pengabdian ini juga berfungsi sebagai alat pemberdayaan, memberikan
masyarakat setempat alat dan pengetahuan untuk mengelola kesehatan dan gizi balita mereka
sendiri. Dengan demikian, pengabdian ini menciptakan siklus positif pemberdayaan dan
peningkatan kesejahteraan.

Diskusi
Salah satu keunikan dari pengabdian ini adalah fokusnya pada pemantauan pertumbuhan
balita sebagai salah satu indikator penting untuk menilai kesehatan anak dan masyarakat.
Kebanyakan proyek pengabdian di bidang kesehatan hanya memberikan edukasi atau fasilitas
kesehatan, tanpa melakukan pemantauan secara berkala. Pengabdian ini juga mengambil
pendekatan yang komprehensif, meliputi pelatihan kader Posyandu, perencanaan kegiatan, dan
evaluasi hasil. Selain itu, pengabdian ini juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan dengan
membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk memastikan adanya perbaikan berkelanjutan.
Pengabdian serupa memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut di masa depan.
Metode dan alat yang telah dibuat bisa diadaptasi atau diterapkan di tempat lain yang memiliki
kebutuhan serupa. Hal tersebut juga bisa mengembangkan alat bantu seperti Balok SKDN atau
menggunakan teknologi baru untuk memudahkan proses pemantauan. Kolaborasi dengan ahli
dari bidang lain, seperti teknologi informasi atau psikologi, juga bisa membantu untuk
meningkatkan kualitas metode dan pendekatan yang dilakukan. Selain itu, hasil dari
pengabdian ini juga bisa mengembangkan kurikulum pelatihan yang lebih lengkap atau relevan
dengan isu-isu terkait, seperti nutrisi atau stimulasi anak. Terakhir, ada peluang untuk bisa
melakukan studi lanjutan untuk mengetahui dampak jangka panjang dari pengabdian ini, baik
terhadap kesehatan balita maupun kapasitas kader Posyandu.

34
Rivaldi, Majani, Marlin Rahim, Ristaria Nurul Insyira R.M., Serlin Malindo, Syefira
Salsabila, Rahma Wati, Lisnawaty

Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Pengabdian masyarakat ini berfokus pada meningkatkan kualitas dan efektivitas
pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu di wilayah cakupan Puskesmas Abeli. Tujuan
utama adalah untuk memperkuat kapasitas kader Posyandu dan memperbaiki layanan
kesehatan masyarakat pada tingkat akar rumput.
Melalui berbagai metode dan strategi—termasuk perencanaan, monitoring, pelatihan,
dan pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL)—pengabdian ini telah berhasil mencapai
beberapa hasil penting. Ini termasuk peningkatan kapasitas kader Posyandu, optimalisasi
kegiatan Posyandu, dan pengenalan alat bantu seperti Balok SKDN.
Dampak dari pengabdian ini cukup signifikan, mencakup peningkatan kesejahteraan
balita, pemberdayaan kader Posyandu, dan potensi untuk perbaikan berkelanjutan dalam
layanan kesehatan masyarakat. Meskipun belum dibandingkan secara langsung dengan studi
sejenis, pendekatan holistik dan fokus pada keberlanjutan membuat pengabdian ini unik dan
berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut.
Secara keseluruhan, pengabdian ini tidak hanya berhasil dalam mencapai tujuannya
tetapi juga menawarkan wawasan dan alat yang bisa diaplikasikan dalam konteks serupa di
masa mendatang.

5.2 Saran
Salah satu tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan rekomendasi untuk
pengembangan dan perbaikan ke depan. Berdasarkan hasil dan temuan yang telah disampaikan,
berikut adalah beberapa saran yang bisa dipertimbangkan untuk pengabdian selanjutnya:
1. Untuk mengetahui manfaat jangka panjang dari pengabdian ini, perlu dilakukan studi
lanjutan yang mengukur dampaknya terhadap kesejahteraan dan perkembangan balita
yang terlibat.
2. Untuk memudahkan proses pemantauan dan pelaporan, perlu diteliti kemungkinan
penggunaan alat bantu atau teknologi baru yang bisa membantu kader Posyandu dalam
melakukan tugasnya.
3. Untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi kader Posyandu, perlu dikembangkan
modul pelatihan lanjutan yang meliputi isu-isu terkait lainnya, seperti nutrisi balita atau
pengenalan teknologi informasi.
4. Untuk memperluas cakupan dan dampak dari pengabdian ini, perlu dicari peluang
untuk berkolaborasi dengan pihak ketiga, seperti perguruan tinggi, pemerintah daerah,
atau LSM, yang memiliki kepentingan dan sumber daya terkait.
5. Untuk mengadaptasi pengabdian ini ke wilayah lain, perlu dikaji kemungkinan untuk
menggunakan metode dan alat yang telah dikembangkan di Posyandu atau Puskesmas
lain yang memiliki kondisi serupa.
6. Untuk membuat proses pelaporan dan monitoring lebih efisien dan akurat, perlu
dikembangkan sebuah aplikasi atau platform digital yang bisa digunakan oleh kader
Posyandu untuk mengirimkan data dan informasi secara online.
7. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemantauan
pertumbuhan balita, perlu dibuat materi edukasi yang bisa diakses oleh masyarakat luas
melalui media sosial, website, atau brosur.

35
Optimasi Pelayanan Gizi di Puskesmas Abeli:
Sebuah Pengabdian Masyarakat

8. Untuk terus meningkatkan kualitas dan efektivitas dari pengabdian ini, perlu dibuat
mekanisme untuk mendapatkan feedback dari kader Posyandu dan masyarakat
setempat tentang kepuasan, tantangan, dan saran mereka.

Refleksi dan Pembelajaran


Dari pengabdian ini, kami mendapatkan banyak refleksi dan pelajaran yang berharga.
Pertama, kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kesehatan dan gizi balita, diperlukan
pendekatan yang terpadu yang melibatkan berbagai aspek, seperti pelatihan, peralatan, dan
keberlanjutan.
Kedua, kami belajar bahwa pemberdayaan masyarakat adalah salah satu faktor kunci
dalam memperbaiki kualitas layanan Posyandu. Dengan memberikan kader Posyandu
pengetahuan dan alat yang dibutuhkan, mereka bisa lebih mandiri dan percaya diri dalam
menjalankan tugas mereka.
Ketiga, kami mengalami bahwa dalam pengabdian ini, sering kali rencana awal harus
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di lapangan. Ini mengajarkan kami untuk
menjadi lebih fleksibel dan adaptif dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.
Keempat, kami merasakan manfaat dari kolaborasi dengan berbagai pihak, baik itu tim
medis di Puskesmas, kader Posyandu, maupun masyarakat setempat. Dengan bekerja sama,
kami bisa mencapai tujuan yang lebih efektif dan efisien.
Kelima, kami memahami bahwa keberlanjutan adalah kunci dalam pengabdian ini. Oleh
karena itu, kami mengembangkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang bertujuan untuk
memastikan bahwa perbaikan yang telah kami lakukan bisa berjalan secara berkelanjutan di
masa depan.
Keenam, kami menemui beberapa tantangan dalam hal logistik dan sumber daya, yang
membuat kami menyadari pentingnya perencanaan dan koordinasi yang baik sebelum
melakukan pengabdian. Ketujuh, kami mengetahui bahwa data dan pelaporan adalah alat yang
sangat berguna dalam evaluasi dan perbaikan layanan. Dengan data dan pelaporan yang tepat,
kami bisa melihat perkembangan dan dampak dari pengabdian kami secara objektif.
Terakhir, kami belajar bahwa mengerti dinamika sosial dan budaya dari masyarakat
target adalah penting untuk memastikan bahwa intervensi kami relevan dan diterima dengan
baik oleh mereka. Kami juga menyadari bahwa komunikasi yang baik antara semua pihak yang
terlibat adalah salah satu faktor yang menentukan efektivitas pengabdian ini.

Daftar Pustaka
Mujiarto, Mujiarto, Djoko Susanto, dan Rizki Yudha Bramantyo. 2019. “Strategi Pelayanan
Kesehatan Untuk Kepuasan Pasien Di Upt Puskesmas Pandean Kecamatan Dongko
Kabupaten Trenggalek.” Jurnal Mediasosian : Jurnal Ilmu Sosial dan Administrasi
Negara 3(1): 34–49.
Saepuddin, Encang, Edwin Rizal, dan Agus Rusmana. 2018. “Posyandu Roles as Mothers and
Child Health Information Center” Record and Library Journal 3(2): 201
Puskesmas Jumo. 2022. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS.
http://Puskesmasjumo.temanggungkab.go.id/home/halaman/271/tugas-pokok-dan-
fungsi. (diakses pada14 September 2022).
http://Sehatnegeriku.kemenkes.go.id,2021 (diakses tanggal 1 Agustus 2023) Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No43 Tahun 2019. Tentang Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014. Tentang Puskesmas

36

Anda mungkin juga menyukai