Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP


PETUGAS PENGANGKUT SAMPAH DENGAN
KECELAKAAN KERJA PADA MASA COVID-19
DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA PADANG TAHUN 2022

Usulan Penelitian Untuk Strata S-1

oleh
Sherly Surgani
1810104061

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, kecelakaan

kerja merupakan kejadian yang tidak diduga dan tidak dikehendaki. Maka dari itu

keselamatan kerja para pekerja sangat penting manfaatnya karena hal tersebut

menjadi sebuah tingkat keberhasilan dalam bidang kesehatan keselamatan kerja

(K3). Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang setiap pekerja/buruh mempunyai

hak memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini

sesuai dengan bunyi pasal 86 ayat 2 yaitu untuk melindungi keselamatan

pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja.

Banyaknya terjadi kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menjadi

beban kesehatan dan ekonomi di Indonesia karena bukan hanya membutuhkan

pelayanan dan biaya kesehatan tetapi juga menurunkan produktivitas para pekerja.

International Labour Organization (ILO) memperkirakan bahwa sekitar 2,78

pekerja meninggal akibat kecelakaan atau penyakit terkait kerja setiap tahun

dengan lebih dari 380.000 (13,7%) kematian karena kecelakaan kerja. ILO (2018)

juga mengatakan bahwa kecelakaan kerja non-fatal terjadi lebih banyak dari yang

fatal dengan perkiraan pekerja dengan kecelakaan non-fatal sebanyak 375 juta

pekerja setiap tahun dan tentu saja terdapat konsekuensi yang serius bagi

penghasilan pekerja.
Berdasarkan data di Indonesia yang didapatkan dari Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, tercatat sepanjang tahun 2019 kasus

kecelakaan kerja sebanyak 77.295 kasus. Sumatera Barat khususnya Kota Padang

memiliki tenaga kerja dan dan perusahaan cukup banyak dibandingkan dengan

kabupaten/kota lainnya. Data klaim dari perusahaan anggota BPJS

ketenegakerjaan yang sudah dibayarkan untuk Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

dan Jaminan Kematian (JKM) total jumlah kasus kecelakaan kerja di Sumatera

Barat tahun 2019 mencapai jumlah 1.285 kasus (BPJS Ketenagakerjaan, 2019).

Kecelakaan kerja diartikan sebagai peristiwa mendadak selama bekerja

karena sangat membahayakan dan dapat merusak bagian tubuh hal ini menjadi

masalah berat dikalangan petugas pengangkut sampah. Pekerja pengangkut

sampah adalah ujung tombak dalam kebersihan sebuah kota. Petugas pengangkut

sampah yang terjun kelapangan memiliki kecelakaan akibat kerja lebih banyak

dibanding dengan pekerja struktural yang bekerja sesuai tingkat atau

kedudukannya dalam organisasi pemerintahan (Zonautara, 2018).

Kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak aman mengakibatkan

salah satu peningkatan kasus kecelakan. Menurut teori Domino Heinrich, sebesar

88% kecelakaan merupakan hasil dari unsafe action dan 10% disebabkan dari

unsafe condition. Lalu, berdasarkan data statistik di Indonesia, sebesar 80%

kecelakaan adalah sebagai akibat dari unsafe action, 20% oleh unsafe condition

(Silalahi, 1995 dalam Primadianto, Putri & Alifen, 2018).


Selain unsafe action dan unsafe condition, menurut ILO (2018) karakteristik

individu (masa kerja, usia, pengetahuan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jam

kerja atau shift kerja, keterampilan, kondisi fisik, perilaku, sikap) faktor

manajemen (sosialisasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), kebijakan,

Standar Operasional Prosedur (SOP), pelatihan) dan juga faktor lingkungan

(ventilasi, kebisingan, pencahayaan, housekeeping, warna dan label peringatan)

juga merupakan penyebab dari terjadinya kecelakaan kerja.

Lingkungan kerja petugas pengangkut sampah armada mobil sebagai contoh

terpapar langsung dengan sinar matahari, saat hujan dan pada saat ketika

menyentuh sampah. Bahaya yang terjadi pada petugas pengangkut sampah berupa

tertusuk paku, kayu, pecahan kaca, tepian kaleng yang tidak terpotong dengan

aman, besi, benda tajam lainnya, keracunan gas metana, karbon monoksida,

hidrogen sulfida dan lain-lainya (Samion, 2019).

Teknik pengerjaan pengangkutan sampah sampai saat ini masih menggunakan

pengambilan manual atau tradisonal dengan tangan. Cedera dan luka sudah biasa

menghampiri petugas pengangkut sampah saat melaksanakan tugas. Ini

merupakan salah satu pekerjaan yang mengandung potensi bahaya/kecelakaan

kerja. Besarnya potensi kecelakaan berhubungan dari lingkungan kerja serta

kualitas manajemen dan tenaga – tenaga pelakasana itu sendiri. Peneliti

Sustainable Waste Indonesia (SWI) Dini Trisyanti menyampaikan, pandemi

Corona sedikit banyak mempengaruhi kelangsungan pengelolaan sampah di

Indonesia. Pasalnya, pemulung serta pekerja sektor informal pengelolaan sampah

lainnya terbilang rentan terdampak pada kondisi saat ini (Samion, 2021).
Kota Padang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat dimana

terdapat sampah yang setiap hari dibuang oleh masyarakat. Kota Padang diketahui

bahwa sampah yang dihasilkan rata – rata per harinya yaitu 1000 ton. Sedangkan

sampah yang diangkut ke TPA hanya sekitar 350 – 400 ton per hari maka

diketahui 600 ton sampah perhari belum dapat dikelola oleh DKP Kota Padang.

Dari data tersebut diketahui tingkat pelayanan masih dibawah standar pelayanan

minimal (SPM) bagi kawasan perkotaan yaitu 80% (Dinas Lingkungan Hidup

Kota Padang, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis oleh Jamaludin pada tahun 2021

yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pencegahan Kecelakaan

Kerja pada Petugas Pengangkut Sampah Domestik di TPA Cahaya Kencana”

Hasil penelitian menunjukkan upaya pencegahan kecelakaan kerja termasuk

dalam kategori cukup sebanyak 65,5%, tingkat pengetahuan cukup sebanyak

55,2%, bersikap negatif sebanyak 53,4%.

Hasil penelitian oleh Mallapiang pada Tahun 2018 di Kota Makassar

mengatakan bahwa kecelakaan kerja tertinggi yang dialami oleh pekerja armada

mobil sampah yaitu tertusuk dan tergores sebanyak 22 (43,1%) pekerja yang

mengalami keluhan nyeri punggung sebanyak 18 (30,5%). Disimpulkan bahwa

pekerja harus lebih memperhatikan dan mengetahui hal-hal yang bisa

menyebabkan kecelakaan kerja saat bekerja, untuk menekan dan menurunkan

angka kecelakaan kerja dengan menggunakan alat pelindung diri.

Berdasarkan pengamatan awal peneliti, pada petugas kebersihan sampah

Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang pemindahan sampah dari tempat


pembuangan sampah sementara (TPSS) ke truk menggunakn aktifitas tangan dan

secara langsung tanpa menggunakan APD hanya beberapa orang yang

menggunakan APD di karenakan kurang nya pengetahuan dan sikap para pekerja

dinas kebersihan yang belum mengetahuin bahaya dampak dari samapah dan

resiko penyakit yang terjangkit.

Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki

individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila

menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial (Notoadmodjo, 2016).

Para pekerja dinas kebersihan yang melakukan pekerjaannya banyak sekali yang

tidak memakai APD, karena sikap pekerja tidak memperdulikan kesehatan dan

keselamatan kerja dengan cara mengangkut sampah hanya menggunakan plastik yang

seharus menggunakan sarung tangan yang sudah diberikan oleh dinas kesehatan

lingkungan Kota Padang.

Ketersediaan alat pelindung diri yang lengkap di suatu tempat kerja belum

menjadi jaminan untuk setiap pekerja yang akan memakainya, hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang menjadi alasan untuk mereka menggunakan alat

pelindung diri. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan alat

pelindung diri pada petugas pengangkut sampah selama bekerja, Menurut

(Lawrence Green, 1980) perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor

predisposisi (predisposing factor), mencakup pengetahuan, sikap, tindakan, sistem

budaya, dan tingkat pendidikan. Faktor pemungkin (enabling factor), mencakup

ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan kesehatan dan


faktor penguat (reinforcing factor) meliputi sikap petugas, dan

peraturan/kebijakan (Notoadmodjo, 2016).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Petugas Pengangkut

Sampah dengan Prilaku Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Masa Covid-19 di

Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitia ini adalah ‘’Apakah ada hubungan

tingkat pengetahuan dan sikap petugas pengangkut sampah dengan kecelakaan

kerja pada masa Covid-19 di Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang tahun 2022?”

C. Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

petugas pengangkut sampah dengan kecelakaan kerja pada masa Covid-19

di Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang tahun 2022.

B. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan petugas

pengangkut sampah dengan kecelakaan kerja pada masa Covid-19 di

Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang tahun 2022

b. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap petugas pengangkut sampah

dengan kecelakaan kerja pada masa Covid-19 di Dinas Lingkungan

Hidup Kota Padang tahun 2022


c. Diketahuinya distribusi frekuensi kecelakaan kerja pada masa Covid-

19 di Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang tahun 2022

d. Adanya hubungan tingkat pengetahuan petugas pengangkut sampah

dengan kecelakaan kerja pada masa Covid-19 di Dinas Lingkungan

Hidup Kota Padang tahun 2022

e. Adanya hubungan sikap petugas pengangkut sampah dengan

kecelakaan kerja pada masa Covid-19 di Dinas Lingkungan Hidup

Kota Padang tahun 2022

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang

diperoleh pada saat perkuliahan kedalam suatu penelitian serta

menambah wawasan tentang pengetahuan dan sikap petugas

pengangkut sampah dengan prilaku pencegahan kecelakaan kerja

pada masa Covid-19.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan informasi dan data dasar untuk penelitian

selanjutnya khususnya yang menggunakan metode yang sama dengan

penelitian ini.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Lingkungan Hidup

Sebagai bahan masukan untuk memberikan informasi dan

evaluasi kepada pihak manajemen agar memberikan informasi

mengenai personal hygine dan memberikan APD yang cukup

memadai pada petugas pengangkut sampah khususnya di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Padang.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan

dan pembelajaran khususnya bagi program ilmu kesehatan

masyarakat serta dapat digunakan sebagai bahan penelitian

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

petugas pengangkut sampah dengan kecelakaan kerja pada masa Covid-19 di

Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang tahun 2022. Variabel independen pada

penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap. Sedangkan variabel dependen ialah

prilaku pencegahan kecelakaan kerja.

Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan

penelitian kuantitatif dan desain penelitian dengan metode cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas pengangkut sampah di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Padang. Teknik pengambilan sampel secara simple

random sampling. Cara pengolahan data dalam penelitian ini adalah analisis
univariat yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi atau proporsi

masing-masing variabel yang diteliti dan analisis bivariat untuk mengetahui

hubungan dua variabel yaitu variabel dependen dan independen dengan

menggunakan uji chi-square.

Anda mungkin juga menyukai