Anda di halaman 1dari 8

Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)

ISNN 2623-1573 (Print)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN ALAT


PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN
PENGGUNAAN APD PADA PERAWAT
DI PUSKESMAS KUOK

Lira Mufti Azzahri1 Khairul Ikhwan2


Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Liramuftiazzahri.isnaeni@Gmail.com

ABSTRACT

Personal protective equipment (PPE) is a device used by workers for their own safety
from potential hazards and work accidents that can be done at work. The impact if not
using PPE is a work accident. Based on 2016 World Health Organization data covering
35 million health workers, 3 million were exposed to blood pathogens (2 million were
exposed to the hepatitis B virus (HBV), 0.9 million were exposed to the HBC virus and
170,000 were exposed to the HIV / AIDS virus. using personal protective equipment in
the work area of the Kuok Health Center in 2018. This type of research is analytic with
cross sectional design.The population in this study is the population in this study is a
nurse study at the Kuok Health Center involving 49 people needed with total sampling.
there is a relationship of knowledge by using PPE with a p value of 0.003. It is expected
that respondents will increase knowledge about the use of PPE when working and
obediently use

Keywords : Knowledge, compliance with PPE usage

PENDAHULUAN 95.624 kasus kecelakaan kerja yang


terdiri dari cacat fungsi sebanyak 4.973
Setiap tahun sekitar 1,1 juta kasus, cacat sebagian sebanyak 2.918
kematian diseluruh dunia disebabkan kasus, cacat total sebanyak 122 kasus,
karena penyakit atau kecelakaan yang jumlah kematian sebanyak 1.784 kasus
berhubungan dengan pekerjaan. Angka dan yang mengalami sembuh sebanyak
itu setara dengan 5.000 pekerja perhari 85.827 kasus. Kemudian pada tahun
atau 3 orang setiap menitnya 2017 terdapat 65.474 kasus kecelakaan
meninggal dunia. Dampak negative kerja dan penyakit akibat kerja. Hal itu
dari pekerjaan adalah kecelakaan mengakibatkan jatuhnya korban 1.451
kerja. Data World Health Organization orang meninggal, 5.326 orang cacat,dan
(WHO) tahun 2016 mencatat dari 35 58.697 orang sembuh tanpa cacat
juta pekerja kesehatan, 3 juta terpajan (Wibowo,2017).
patogen darah (2 juta terpajan virus Sebesar 80-85% kecelakaan kerja
Hepatitis B (HBV), 0,9 juta terpajan disebabkan oleh kelalaian manusia.
virus HBC dan 170,000 terpajan virus Selain kelalaian saat bekerja faktor
HIV/AIDS (Ratna, 2016). manusia yang lain yaitu perilaku
Berdasarkan data Dinas Tenaga penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) Tenaga kerja sebagai sumber daya
tahun 2016, jumlah kecelakaan kerja manusia mempunyai peran yang
yang terjadi di Indonesia sebanyak penting dalam rangka mengembangkan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 50


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

dan memajukan suatu industri. Oleh Pengawasan Ketenagakerjaan dan


sebab itu pekerja harus diberi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK
perlindungan melalui usaha-usaha dan K3) Kementerian Ketenagakerjaan
peningkatan dan pencegahan. Sehingga (Kemenaker) yaitu tahun ke tahun
semua industri, baik formal maupun jumlah kecelakaan kerja mengalami
informal diharapkan dapat menerapkan peningkatan sekitar 5-10% tiap
K3 di lingkungan kerjanya (Misbah, tahunnya (Damari, 2016).
2015) Ikhwan (2014) mengungkapkan
Alat Pelindung Diri (APD) bahwa 80% kecelakaan kerja
merupakan suatu perangkat yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak
digunakan oleh pekerja demi aman (unsafe action) dan hanya 20%
melindungi dirinya dari potensi bahaya disebabkan kondisi yang tidak aman
serta kecelakaan kerja yang (unsafe condition), sehingga
kemungkinan dapat terjadi di tempat pengendaliannya harus bertitik tolak
kerja. Penggunaan APD oleh pekerja dari perbuatan yang tidak aman yang
saat bekerja merupakan suatu upaya dalam hal ini adalah perilaku tenaga
untuk menghindari paparan risiko kerja terhadap penggunaan APD (Alat
bahaya di tempat kerja. Walaupun Pelindung Diri).
upaya ini berada pada tingkat Penggunaan alat pelindung diri
pencegahan terakhir, namun penerapan sudah seharusnya menjadi keharusan,
alat pelindung diri ini sangat dianjurkan namun tidak digunakan oleh pekerja.
(Tarwaka,2008). Hal ini disebabkan masih lemahnya
Dalam hal ini berkaitan dengan Alat kedisiplinan dan kesadaran para
Pelindung Diri, pemerintah telah pekerja. Berdasarkan temuan bahaya di
menetapkan Keselamatan dan perusahaan yang ada di Indonesia
Kesehatan Kerja ( K3 ) yang di atur bahwa 60% tenaga kerja cedera kepala
dalam Undang – Undang No 1 Tahun karena tidak menggunakan helm
1970 tentang Keselamatan Kesehatan pengaman, 90% tenaga kerja cedera
Kerja ( K3 ) yang di berlakukan di wajah karena tidak menggunakan alat
Industri. Selain itu juga terdapat pelindung wajah, 77% tenaga kerja
Intruksi Menaker No. Ins cedera kaki karena tidak menggunakan
02/M/BW/BK/1984 tentang pengesahan sepatu pengaman, dan 66% tenaga kerja
alat pelindung diri ( APD ) dan Intruksi cedera mata karena tidak menggunakan
Menaker No. Ins 05/M/BW/1997 alat pelindung mata (Jamsostek, 2011).
tentang pengawasan alat pelindung diri Kurangnya pengetahuan yang
( APD ) serta surat edaran No. SE dimiliki perawat alat pelindung diri dan
05/BW/1997 tentang alat pelindung diri risiko-risiko penyebab kecelakaan kerja
(Misbah, 2015). dan cara pencegahannya menyebabkan
Setiap tahun sekitar 1,1 juta perawat. mengabaikan penggunaan
kematian diseluruh dunia disebabkan APD dan menganggap risiko di tempat
karena penyakit atau kecelakaan yang kerja sebagai tantangan yang harus
berhubungan dengan pekerjaan. Angka dihadapi (Ramlah, 20111).
itu setara dengan 5.000 pekerja perhari Perawat sangat beresiko terinfeksi
atau 3 orang setiap menitnya meninggal penyakit yang diderita oleh pasien yang
dunia. Jumlah kasus kecelakaan kerja dirawatnya jika tidak berhati-hati atau
pada tahun 2013 sampai 2017 di waspada dalam menjaga kesehatannya.
Indonesia berjumlah 92.453 kasus. Data Perawat harus menggunakan APD yang
yang didapat dari Pembinaan standar sebagai bentuk pelaksanaan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 51


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

kewaspadaan universal di pelayanan dan pengelolaan limbah (Depkes RI


kesehatan. Kewaspadaan universal 2003) dalam sunarti 2013
merupakan upaya pencegahan infeksi Salah satu puskesmas yang ada di
nosokomial (infeksi yang ditimbulkan Kabupaten Kampar dengan layanan
dari tindakan medis) yang terus menjadi UGD tertinggi setiap tahunnya disertai
ancaman bagi petugas kesehatan (Nani, kasus kecelakaan dan lain-lain yang
2016). membutuhkan penanganan khusus
Selain Rumah Sakit, puskesmas juga untuk bantuan UGD adalah UPTD
memiliki kebijakan pelaksaan Puskesmas Kuok.
pencegahan dengan penyakit infeksi. UPTD Puskesmas Kuok adalah Unit
Berdasarkan peraturan mentri KES RI pelayanan Teknis Dinas Kesehatan
no 75 tahun 2014 tentang puskesmas (UPTD) Kabupaten Kampar, yang
yang mana tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap
pengetahuan infeksi yang berkoordinasi pembangunan kesehatan di Kecamatan
dengan tim manajemen mutu Kuok. Pembangunan kesehatan yang
pengendalian infeksi nosokomil, diselenggarakan bertujuan mewujudkan
sehingga dalam rangka pemenuhan pelayanan pelayanan kesehatan
akreditasi puskesmas diharapkan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat
puskesmas dapat memenuhi standar dan memiliki derajat kesehatan yang
pengendalian infeksi tersebut. optimal, baik individu, keluarga,
Puskesmas merupakan tempat kelompok dan masyarakat.
layanan kesehatan yang dimanfaatkan Berkat kerjasama Pimpinan beserta
oleh masyarakat tenaga kesehatan yang Staf, sekarang Puskemas Kuok telah
memberikan layanan kesehatan pada terakreditasi pada tahun 2016 dengan
masyarakat memiliki risko nfeksi akreditasi Madya, selain itu Puskesmas
berbagai mikro organisme. Infeksi Kuok merupakan Puskesmas
merupakan reaksi tubuh oleh mikro Berprestasi untuk tingkat Kabupaten
organisme atau patogen yang mampu Kampar pada tahun 2017 dan memiliki
menyebabkan sakit ( Poter dan peri tenaga kesehatan lingkungan teladan
2005) dalam Sunarti dkk 2013. Masih untuk tingkat nasional pada tahun 2017,
tingginya kejadian infeksi baik serta dokter teladan untuk tingkat
nosokomial baik infeksi HIV di Kabupaten Kampar Tahun 2017.
Indonesia mengharuskan petugas Data yang diperoleh di Puskesmas
Kesehatan untuk selalu mewujudkan Kuok jumlah seluruh perawat yang ada
kewaspadaan Universal. di Puskesmas Kuok adalah 49 orang.
Petugas kesehatan yang Berdasarkan survey awal yang peneliti
berhubungan langsung dengan pasien lakukan pada 10 orang perawat di
selalu terkena infeksi maka dari itu Puskesmas Kuok diketahui bahwa 6
perlu digunakan APD untuk orang (60%) perawat jarang
pencegahannya. menggunakan APD karena melihat
Dasar kewaspadaan Universal ini kondisi atau kasus yang dialami pasien,
meliputi, pengelola alat kesehatan cuci jika pasien hanya mengalami luka
tangan guna mencegah infeksi silang ringan, perawat tidak menggunakan
kemudian pemakaian APD untuk APD saat menangani pasien. Sedangkan
mencegah kontak darah serta cairan 4 orang (40%) menggunakan APD
infeksi lainnya, pengelolaan jarum dan karena mereka tahu akan bahaya yang
alat tajam untuk mencegah perlukaan di timbulkan jika tidak patuh
menggunakan APD.

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 52


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Dampak yang terjadi jika perawat Data yang diperoleh dari hasil
tidak menggunakan APD ketika sedang penelitian diolah dengan menggunakan
memberikan tindakan kepada pasien komputerisasi, disajikan dalam bentuk
adalah terjadinya risiko penularan distribusi frekuensi. Analisa data
penyakit infeksi yang diderita oleh dilakukan dengan anlisa univariat dan
pasien terhadap petugas kesehatan serta analisa bivariat:
begitu pula sebaliknya, akan Analisis univariat adalah analisa
menyebabkan pasien tertular penyakit yang dilakukan terhadap tiap variabel
lain dari pasien sebelumnya atau disebut dari hasil penelitian, analisis ini
dengan istilah infeksi nosokomial menghasilkan distribusi dan persentase
terhadap tindakan petugas yang tidak dari tiap variabel ( Notoatmodjo, 2014).
menggunakan peralatan yang steril Analisis ini bermanfaat untuk memberi
terhadap pasien baru. gambaran karakteristik subyek
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian dengan menghitung distribusi
peneliti tertarik untuk melakukan frekuensi dan proporsi Perhitungan data
penelitian dengan judul “Hubungan dilakukan setelah data terkumpul, data
pengetahuan tentang penggunaan APD tersebut klasifikasikan menurut variabel
dengan kepatuhan penggunaan Alat yang diteliti dan data diolah secara
Pelindung Diri (APD) pada Perawat di manual dengan menggunakan rumus
Puskesmas Kuok tahun 2018. Analisa bivariat digunakan untuk
meliihat hubungan antara variabel
METODE independen dengan variabel dependen.
Analisa bivariat akan menggunakan uji
Desain penelitian ini adalah analitik Chi-Square ( X2 ) dengan menggunakan
dengan rancangan crosssectional. tingkat kepercayaan 95%
Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Kuok pada tanggal 18 - 25 HASIL
Agustus 201, dengan sampel dalam
penelitian ini adalah perawat yang ada Penelitian ini dilakukan pada tanggal
di Puskesmas Kuok yang berjumlah 49 18 - 25 Agustus 2018 dengan jumlah
orang. responden sebanyak 49 responden yang
Variabel – variabel yang diteliti ada di Puskesmas Kuok. Setelah
pada penelitian ini adalah variabel kuesioner dikumpulkan dan dianalisa
dependen dalam penelitian ini adalah secara manual, hasilnya disajikan dalam
pengetahuan, sedaangkan variabel bentuk tabel sebagai berikut :
terikat dalam penelitian ini kepatuhan
penggunaan APD. Data Umum
Alat pengumpulan data yang Dari hasil penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan terhadap 49 responden,
kuesioner. Adapun bentuk pertanyaan diperoleh data umum tentang
yang berkaitan dengan pengetahuan karakteristik responden yang
berjumlah 20 pertanyaan dalam bentuk disajikan dalam bentuk tabel sebagai
multiple choise, dan kepatuhan dalam berikut :
penggunaan APD berjumlah 10
pertanyaan.

Karakteristik Responden

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 53


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin, Umur, Lama bekerja di Wilayah Kerja
Puskesmas Kuok
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 10 20,4
Perempuan 39 79,6
Umur (Tahun)
26 – 35 35 71,5
36 - 45 14 28,5
Lama bekerja

Baru ( 3 tahun) 19 38,7


Lama ( > 3 tahun) 30 61,3
Jumlah 49 100

Dari data tabel 4.1 dapat dilihat Kepatuhan penggunaan APD


bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan yaitu Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
sebanyak 39 orang (79,6%), Responden Berda Bersarkan Kepatuhan
berada pada kategori umur 26-35 penggunaan APD di Puskesmas Kuok
tahun yaitu sebanyak 35 orang
No Kepatuhan Jumlah Pesentase
(71,5%), dan lama bekerja > 3 Penggunaan APD (%)
tahun yaitu sebanyak 30 orang 1 Tidak patuh 20 40,8
(61,3%) 2 Patuh 29 59,2
Total 49 100
Dari data tabel 4.3 dapat dilihat
Analisa univariat
bahwa sebagian besar responden
Pengetahuan
patuh tentang penggunaan APD
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
yaitu sebanyak 29 responden
Pengetahuan di (59,2%)
Puskesmas Kuok
No Pengetahuan Jumlah Pesentase (%) Analisa Bivariat
1 Kurang 23 46,9 Analisa Bivariat adalah analisa
2 Baik 26 53,1
Total 49 100
untuk melihat hubungan antara
Dari data tabel 4.2 dapat dilihat variabel independen dan variabel
bahwa sebagian besar responden dependen. Uji yang dilakukan adalah
berpengetahuan baik tentang uji Chi Square dengan ketentuan p
kepatuhan penggunaan APD value < 0,05 maka Ho ditolak artinya
yaitu sebanyak 26 orang (53,1%) kedua variabel secara statistik
menunjukkan hubungan yang
bermakna, apabila pvalue > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima.

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 54


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Tabel 4.4 Kepatuhan


Hubungan Penggunaan Dengan
Pengetahuan APD Kepatuhan Penggunaan APD di Puskesmas Kuok
Pengetahuan P
Tidak patuh Patuh Total Value POR (95% Cl)

n % n % N %
Kurang 15 65,2 8 34,8 23 100 0,003 7.875(2.148-
28868)
Baik 5 19,2 21 80,8 26 100

Total 20 40,8 29 59,2 49 100

Dari data tabel 4.4 dapat dilihat pengetahuan kurang, terdapat 8


bahwa dari 23 responden yang responden (34,8%) yang patuh
pengetahuan kurang, terdapat 8 menggunakan APD. Sedangkan dari
responden (34,8%) yang patuh 26 responden yang pengetahuan
menggunakan APD. Sedangkan dari baik, terdapat 5 responden (19,2 %)
26 responden yang pengetahuan yang tidak patuh menggunakan APD.
baik, terdapat 5 responden (19,2 %) Pengetahuan yakni hasil tahu
yang tidak patuh menggunakan APD. seseorang dan terjadi setelah orang
Dari uji statitistik dapat diketahui melakukan pengamatan dan
bahwa nilai p value = 0,003 (p < pengindraan terhadap suatu objek
0,05), artinya ada hubungan yang tertentu. Pengetahuan merupakan
signifikan antara pengetahuan suatu hal yang sangat penting dalam
dengan kepatuhan penggunaan APD. membentuk tindakan perilaku
Dari hasil statistik juga diketahui seseorang. Pengetahuan tentang
bahwa nilai POR=7.875, dengan penggunaan APD merupakan salah
demikian diketahui bahwa responden satu aspek penting sebagai
yang berbengetahuan kurang pemahaman terhadap pentingnya
memiliki risiko 7.875 kali untuk dalam pelaksaan penggunaan APD
tidak patuh menggunakan APD. pada pekerjanya (Notoatmodjo,
2010).
PEMBAHASAN Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap
Pada bab ini akan menguraikan
suatu objek tertentu. Penginderaan
pemabahasan mengenai hubungan
terjadi melalui pancaindra manusia
Pengetahuan dengan Kepatuhan
yakni indra penglihatan,
penggunaan Alat Pelindung Diri
pendengaran, penciuman, rasa dan
(APD) pada perawat di Puskesmas
raba. Sebagian besar pengetahuan
Kuok tahun 2018. Adapun hasil
diperoleh melalui mata dan telinga
pembahasan dalam penelitian ini
(Notoatmodjo, 2014).
adalah sebagai berikut:
Pengetahuan tentang APD oleh
perawat Puskesmas adalah segala
Hubungan Pengetahuan Dengan
sesuatu yang diketahui oleh perawat
Kepatuhan Penggunaan APD
terkait penggunaan APD untuk
melindungi diri dari penularan
Berdasarkah hasil penelitian dapat
infeksi, penularan dari perawat
diketahui bahwa 23 responden yang

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 55


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

kepada pasien ( infeksi Nosokomial) Fauzi. (2015). Hubungan Tingkat


meliputi penggunaan alat pelindung pengatuhan Tenaga Kerja dengan
kepala, masker, pelindung mata, Kepatuhan Penggunaan APD.
pakaian pelindung, sarung tangan/ http.www//.Jurnal.blogspot.com
handskun dan alas kaki dalam setiap Faniah Aniek .M,(2016). Pengaruh
tindakan ( Fahri, 2013) pengatuhan K3 terhadap
Menurut asumsi peneliti, kepatuhan penggunaan APD pada
responden yang pengetahuannya baik perawat. http:// eprints.
tetapi tidak patuh menggunakan ums.ac.id/47765/16/HALAMAN
APD saat bekerja karena tingkat %20DEPAN.pdf [Accessed : 27
kesadaran mereka akan pentingnya Feb 2018]
memakai APD lengkap masih rendah Hidayat, A.A (2007). Metode Penelitian
dan menganggap pemakaian APD Keperawatan dan Teknik Analisis
hanya pada saat Keadaan Darurat Data. Jakarta : Selemba Medika
saja. Sedangkan responden yang Ilham.(2011). Faktor-faktor yang
pengetahuan kurang tetapi patuh berhubungan dengan perilaku
menggunakan APD karena walaupun pekerja dalam penggunaaan
pengetahuan yang dimiliki oleh APD. http.www//blogspot.com.
responden kurang tentang alat Kartika Dyah Sertia Putri, (2015).
pelindung diri tetapi responden tetap Hubungan pengetahuan dengan
memakai APD saat menyentuh penggunaan APD pada perawat
pasien, karena takut jika kalau tidak di indramayu. http:// repository.
memakai APD tertular oleh penyakit unair.ac.id/23564/ [Accessed : 27
yang dialami pasien serta untuk Feb 2018]
menjaga diri dari penyakit menular. Kusuma, (2013). Hubungan antara
Hal ini sejalan dengan penelitian pengetahuan dengan penggunaan
yang dilakukan oleh Kaswari tahun APD. Avaible from :
(2012) tentang Tingkat Pengetahuan http//eprints.undip.ac.id/12505/.
perawat di RSUD Purworedjo [Accessed : 22 April 2018]
tentang penggunaan alat pelindung Notoatmodjo. (2007). Ilmu Kesehatan
diri bahwa terdapat hubungan Masyarakat Cetakan Ke-1.
pengetahuan dengan penggunaan alat Jakarta : Rineka Cipta.
pelindung diri dengan p value 0,002. Notoatmodjo. (2010). Metode
. Penelitian Survei. Metode
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta, 37 -41.
A. Sugeng. (2013). Pengertian Notoatmodjo. (2010). Pengetahuan
kesehatan. Jakarta : Erlangga. perawat tentang APD.EGC.
Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian : Jakarta
Suatu pendekatan Praktek. Notoatmodjo. (2012). Teori Tentang
Jakarta:RinekaCipta Pengetahuan. Egc. Jakarta
http://repository.upi.edu/20476/9/ PERMENAKER. (2012). Alat
S_SOR_0807692_Nibliography.p Pelindung diri. Diperoleh tanggal
df [Accesed : 23 April 2018] 10 April 2018. From :
Buntarto, (2015). Panduan praktis http//www.Alat pelindung
keselamatan dan kesehatan kerja. diri.com
Pustaka press. Yogyakarta Ramli. (2012). Tingkat pengetahuan
pekerja tentang APD.

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 56


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

http://repository.unair.ac.id/23564 Suma’mur, (2009). Hygene perusahaan


/ [Accessed : 17 Jan 2018] dan keselamatan kerja. Jakarta
Rejeki.(2012). Upaya Keselamatan PT.Toko Gunung Agung.
Kerja Tentang APD. Jakarta. Tawarka, (2008). Kecelakaan kerja dan
Rineka Cipta penyakit akibat kerja. Jakarta : Pt.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Gramedia
Penelitian. Bandung : Alfabet

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 57

Anda mungkin juga menyukai