DISUSUN Oleh:
NIM: 144011.01.18.132
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Keperawatan ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat di pergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca tentang Asuhan
Keperawatan Dengan Diagnosa Medis EKSIM Di Rumah Sakit Umum MARTHEN INDAY
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya lebih baik.Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan
organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng
pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui
vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-
organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai
kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat
jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari
tiga lapisan: epidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari
kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi.
Dermis terletak tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen,
elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung
pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada
epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang
melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis
terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk
pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih
dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan.
Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan,
memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak
membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas
menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam
beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang
muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada
berbeda, antara lain dermatitis. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik
untuk membuat makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada anak
dengan Dermatitis Atopik (Eksim)”.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud pengertian Dermatitis Atopik?
Apa sinonim Dermatitis Atopik?
Apa etiologi Dermatitis Atopik?
Apa patofisiologi Dermatitis Atopik?
Apa manifestasi Dermatitis Atopik?
Apa pemeriksaan penunjang Dermatitis Atopik?
Apa pemeriksaan Diagnostik Dermatitis Atopik?
Bagaimana penatalaksanaan Dermatitis Atopik?
Apa komplikasi Dermatitis Atopik?
Bagaimana Konsep Asuahan Keperawatan Dermatitis Atopik?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah pada materi ini yaitu,
Tujuan umum
Makalah ini penulis susun untuk menambah ilmu tentang Asuhan Keperawatan pada anak dengan
Dermatitis Atopik (Eksim).
Tujuan Khusus
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan
Anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Sinonim
Banyak istilah lain dipakai sebagai sinonim dermatitis atopik ialah ekzema atopik,
ekzemakonstitusional, ekzemafleksural, neurodermitis diseminata, prurigo Besnier.
Tetapi yang paling sering digunakan ialah dermatitis atopik.
B. Etiologi
Terbagi 2, yaitu :
a. Faktor Endogen
1) Sawar Kulit
Penderita DA pada umumnya memiliki kulit yang relatif kering baik didaerah lesi
maupun nonlesi, dengan mekanisme yang kompleks danterkait erat dengan
kerusakan sawar kulit. Disebabkan karena hilangnya ceramide yang berfungsi
sebagai molekul utama pengikat air di ruang ekstra seluler stratum korneun.
Kelainan fungsi sawar kulit mengakibatkan peningkatan transepidermal water lost
(TEWL), kulit akan makin kering dan merupakan port d’entry untuk terjadinya
penetrasi alergen, iritasi, bakteri dan virus.
2) Genetik
Pendapat tentang faktor genetik diperkuat dengan bukti, yaitu terdapat DA dalam
keluarga. Jumlah penderita dikeluarga meningkat 50% apabila salah satu orang
tuanya DA, 75% bila kedua orang tuanya menderita DA.
3) Hipersensitivitas
Berbagai hasilpenelitian terdahulu membuktikan adanya peningkatan kadar IgE
dalam serum dan IgE dipermukaan sel Langerhans epidermis. Pasien DA bereaksi
positif terhadap berbagai alergen, misalnya terhadap alergen makanan 40-96% DA
bereaksi positif (pada food challenge test).
4) Faktor Psikis
Didapatkan antara 22-80% penderita DA menyatakan lesi DA bertambah buruk
akibat stres emosi.
b. Faktor Eksogen
a) Iritan
Kulit penderita DA ternyata lebih rentan terhadap bahan iritan, antara lain sabun
alkalis, bahan kimia yang terkandung pada berbagi obat gosok untuk bayi dan anak,
sinar matahari dan pakaian wol (Boediardja, 2012).
b) Alergen
Penderita DA mudah mengalami terutama terhadap beberapa alergen,anatra lain:
1.Alergen hirup, yaitu debu rumah.
2.Alergen makanan, khususnya pada bayi dan anak usis kurang dari 1 tahun
(mungkin 3.karna usus yang belum bekerja sempurna).
Infeksi: infeksi Staphylococcus aureus ditemukan pada > 90% lesi DA.
c) Lingkungan
Faktor lingkungan yang kurang bersih berpengaruh pada kekambuhan DA, misalnya
asap rokok, polusi udara (nitrogen dioksida, sulfur dioksida), suhu yang panas,
kelembaban dan keringat yang banyak akan memicu rasa gatal dan kekambuhan DA.
C. PATOFISIOLOGI
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Selain itu, HANIFIN dan LOBITZ (2012) menentukan kriteria diagnosis dermatitis
atopik secara rinci sebagai berikut :
Harus terdapat :
Pruritus
Morfologi dan distribusi yang khas: likenifikasi fleksural pada orang dewasa,
gambaran dermatitis di pipi dan ekstensor pada bayi.
Kecenderungan menjadi kronis atau kambuh.
H. PENATALAKSANAAN
1. Non-Farmakologi
1) Hindari iritan atau allergen
2) Hindari garukan atau trauma lain pada kulit
3) Kompres dingin untuk menghindari peradangan
4) Hindari vaksinasi cacar
5) Penghindaran faktor alergen pada bayi berumur kurang dari l tahun akan
mengurangi beratnya gejala. DA. Maka dianjurkan agar bayi dengan riwayat
keluarga alergi memperoleh hanya ASI sedikitnya 3 bulan, bila mungkin 6 bulan
pertama dan ibu yang menyusui dianjurkan untuk tidak makan telur, kacang
tanah, terigu, dan susu sapi. Susu sapi diduga merupakan alergen kuat pada bayi
dan anak, maka bagi mereka yang jelas alergi terhadap susu dapat
dipergunakanbangkan untuk menggantinya dengan susu kedelai, walaupun
kemungkinan alergi terhadap susu kedelai masih ada. 60% penderita DA di
bawah usia 2 tahun memberikan reaksi positif pada uji kulit terhadap telur, susu,
ayam, dan gandum. Reaksi positif ini akan menghilang dengan bertambahnya
usia. Walaupun pada uji kulit positif terhadap antigen makanan tersebut di atas,
belum tentu mencerminkan gejala klinisnya. Demikian pula hasil uji provokasi,
sehingga membatasi makanan anak tidak selalu berhasil untuk mengatasi
penyakitnya. Pengobatan bayi dan anak dengan dermatitis atopik harus secara
individual dan didasarkan pada keparahan penyakit. Sebaiknya strategi terapeutik
dibagi menjadi strategi yang ditujukan untuk pengobatan ruam dan strategi untuk
pencegahan penyakit yang akan datang. Orangtua cenderung lebih berfokus pada
identifikasi penyebab. Namun, mengetahui salah satu atau beberapa faktor
lingkungan yang bila dihilangkan akan memberikan harapan penyembuhan jarang
terjadi. Sebaliknya, sebaiknya pikirkan keadaan tersebut sebagai salah satu
sensivitas kulit yang diwariskan. Pada sensitivitas tersebut, berbagai faktor yang
mempercepat, seperti kulit kering (xerosis), panas, infeksi, alergen spesifik, iritan
lokal atau keadaan psikkologis, dapat menyebabkan berbagai tingkat kekambuhan
penyakit. (Abraham M. Rudolph, dkk, 2015)
2. Farmakologi
1) Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa gatal
2) Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan memungkinkan
penyembuhan
3) Krim emollient
Cuci dengan larutan garam faal atau koloid “oatmeal”.
I. KOMPLIKASI
1. Pada anak penderita Dermatitis atopik, 75% akan disertai penyakit alergi lain di
kemudian hari. Penderita Dermatitis atopik mempunyai kecenderungan untuk
mudah mendapat infeksi virus maupun bakteri (impetigo, folikulitis, abses,
vaksinia. Molluscum contagiosum dan herpes).
2. Infeksi virus umumnya disebabkan oleh Herpes simplex atau vaksinia dan disebut
eksema herpetikum atau eksema vaksinatum. Eksema vaksinatum ini sudah jarang
dijumpai, biasanya terjadi pada pemberian vaksin varisela, baik pada keluarga
maupun penderita. lnfeksi Herpes simplex terjadi akibat tertular oleh salah seorang
anggota keluarga. Terjadi vesikel pada daerah dermatitis, mudah pecah dan
membentuk krusta, kemudian terjadi penyebaran ke daerah kulit normal
3. Penderita Dermatitis atopik, mempunyai kecenderungan meningkatnya jumlah
koloni Staphylococcus aureus.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas: dapat terjadi pada semua usia. Wanita lebih tinggi dibandingkan
pria.
b. Keluhan utama: pruritus, eritema, nyeri, susah tidur
c. Riwayat penyakit sekarang: pada usia 2 bulan- 2 tahun terdapat eritema
berbatas tegas, disertai papul-papul dan vesikel-vesikel miliar, bersifat erosif,
eksudatif, dan berkrusta. Usia 3-10 tahun lesi tidak eksudatif lagi, sering
disertai hiperkeratosis, hiperpigmentasi, dan hipopigmentasi. Sedangkan pada
usia > 13 tahun, lesi selalu kering dan dapat diserta likenifikasi dan
hiperpigmentasi. Selain itu, pruritus hebat menyebabkan penggarukan terus-
menerus mengakibatkan eksematosa.
d. Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan adanya riwayat dengan asma, hayfever,
dan rhinitis kronik terutama anak-anak. Adanya alergi terhadap berbagai
alergen, misalnya iritasi kulit oleh wol, air, sabun yang keras.
e. Riwayat penyakit keluarga: adanya penyakit atopik pada keluarga
f. Pengkajian psikologi: keadaan stres dapat memicu keparahan dermatitis
atopik. Anak-anak sering mengalami ketidaknyamanan sehingga rewel.
g. Pengkajian lingkungan : adanya perubahan cuaca, kelembaban yang cukup.
Lingkungan yang berdebu dapat sebagai alergen.
ADL :
Nutrisi : kaji diet yang berhubungan dengan eksaserbasi penyakit.
Biasanya anak-anak mengalami gangguan tumbuh kembang akibat
dari pemasukan nutrisi yang tidak adekuat. Ketidaknyamanan dari
adanya lesi membuat anak rewel sehingga menyebabkan gangguan
pemasukan nutrisi (makanan maupun minuman).
Eliminasi : biasanya tidak ditemukan masalah
Hygiene : kebersihan diri pada awalnya harus dikaji, karena
kebersihan diri yang kurang juga sebagai salah satu predisposisi untuk
dermatitis atopik.
Aktivitas : dapat tergantung pada distribusi lesi yang ada.
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan persistem
1) B1 (Breathing): pneumonia.
2) B2 (Blood): septikemi, hipotermia, dekompensasi kordis,
trombophlebitis.
3) B3 (Brain): nyeri (pruritus).
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel): diare.
6) B6 (Bone): pruritus, kulit kering, pitriasis, ruam, eritema,
eksim/krusta, hiperpigmentasi.
2. Diagnosa
3. Perencanaan
Kesimpulan
Saran
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca sehingga bisa menerapkan tindakan-
tindakan sederhana jika anak terkena dermatitis atopik.
Daftar Pustaka
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Jogjakarta : Mediaction Jogjakarta
https://sehati11022012.blogspot.co.id/2013/11/askep-pada-pasien-dermatitis-
atopik_7362.html
http://dokumen.tips/download/link/pathway-dermatitis-kontak-iritan
http://eprints.undip.ac.id/44524/3/DanisaDiandra_22010110130163_BAB_II.pdf
https://www.academia.edu/11892806/Askep_Dermatitis_Atopik
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35350/4/Chapter%20ll.pdf