Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN MATERI PERUBAHAN SOSIAL

A. Teori sosial: tinjauan sekilas model-model teori sosial dan kesehatan


Teori sosial menurut para ahli :
1. Auguste Comte (Prancis 1798-1857) membagi sosiologi menjadi dua bagian, yaitu
apa yang disebut dengan social statics dan social dynamics. Dengan social statics
dimaksudkannya sebagai suatu studi tentang hokum-hukum aksi dan reaksi antara
bagian-bagian dari suatu system social. Bagian yang paling penting dari sosiologi
menurut Comte adalah apa yang disebutnya dengan social dynamics, yang
didefinisikannya sebagai teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat
manusia.[1] Hotman M. Siahaan, Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi, (Yogyakarta: IKAPI, 1997), hal: 104-105
2. Emile Durkheim (Prancis 1858-1917) mendifinisikan teori sosial sebagai fakta social
dimana cara-cara bertindak, berpikir dan merasa, yang berada diluar indiidu dan
dimuati dengan sebuah kekuatan memaksa, yang karenanya hal-hal itu mengontrol
individu itu. Fakta social, menurut pendapatnya, ‘berada diluar’ diri individu dalam
arti bahwa fakta itu dating kepadanya dari diluar dirinya sendiri dan menguasai
tingkah lakunya.[2] Tom Campbel, Tujuh Teori Social, pent, Budi Hardiman, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm. 168
3. Max Weber (Jerman 1864-1920) sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha
memahami tindakan-tindakan social dengan menguraikannya dengan menerangkan
sebab-sebab tindakan tersebut.[3] Peter Beilharz, Teori-Teori Social, pent, Sigit Jatmiko, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),
hlm. 364

Teori kesehatan menurut para ahli :


1. Undang – undang No. 23 Tahun 1992
Kesehatan merupakan keadaan sehat sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama pada tahun 1983
Meyebutkan bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang
dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan cara
mengamalkansegala ajaranNya
3. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Kesehatan yaitu suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan

4. Perkins

kesehatan ialah suatu keadaan yang seimbang dan dinamis antara suatu bentuk &
fungsi tubuh juga berbagai faktor yang mempengaruhinya

5. Paune(1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri( self care resources)
yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care action) merupakan
pengetahuan ketrampilan dan sikap. Self care action merupakan perilaku yang sesuai
dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh , mempertahankan, dan meningkatkan
fungsi psikososial dan spiritual.

6. White(1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai
keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

Ciri-Ciri Utama Sosiologi  yaitu


Sosiologi Bersifat Empiris
ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal
sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Sosiologi Bersifat Teoritis


ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstaksi dari hasil-hasil
observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka daripada unsur-unsur yang tersusun
secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat,
sehingga menjadi teori. 

 Sosiologi Bersifat Kumulatif


teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama. 
Sosiologi Bersifat non-ethis
yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya
adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. 

                                     Ruang Lingkup Sosiologi


 Norma-norma
 Kelompok-kelompok social
 Lapisan-lapisan dalam masyrakat
 Lembaga-lembaga kemasyarakatan
 Proses social
 Perubahan-perubahan sosial
 Kebudayaan serta perwujudannya

                                     Aspek-Aspek Sosiologi


 Perencanaan sisitem komunikasi massa untuk mengetahui strutkur sosial dan proses
sosial yang dihadapi dengan mengadakan identifikasi terhadap :
- Strukrur kelompok-kelompok di dalam masyarakat
- Kebudayaan
- Lembaga-lembaga sosial yang pokok
- Stratifikasi sosial
- Struktur kekuasaan yang ada.
- Penerapan sistem komunikasi massa, di mana dengan penggunaan sosiologi dapat
diketahui perihal perubahan-perubahan sosial yang terjadi. 
- Penilaian kembali dari sistem komunikasi massa yang telah diterapkan yang
secara sosiologis dapat dilihat pada derajat pelembagaannya.
B. Hubungan antara sosiologi dan kesehatan
Dalam kesehatan ada keterkaitan antara sosiologi dan kesehatan, dimana ada
beberapa istilah sosiologi yang dipakai dalam bidang kesehatan yaitu :
Sociology in Medicine
Sosiologi yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya
di dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan
ataupun sosiologi berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk
memecahkan problem kesehatan masyarakat.

Sociology of Medicine
Berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek kedokteran
sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan,
misalnya bentuk pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun
kesehatan, pelatihan petugas kesehatan.

Sosiology for Kesehatan


   Berhubungan dengan strategi metodologi yang yang dikembangkan sosiologi
untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran
Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skala sikap. Peran
ini juga meliputi peosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan analisis
jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau
menjelaskan hasil penelitian.

Sociology From Medicine


   Menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif social. Misalnya bagaimana
pola pendidikan, perilaku, gaya hidup, para dokter, atau sosialisasi mahasiswa
kedokteran selama mengikuti pendidikan kedokteran.
Sociology at Medicine
    Merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi politik dan ideology
yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya bagaimana suatu struktur pengobatan
cara barat akan mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola
interaksi masyarakat.
Sociology Around Medicine
  Menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau berinteraksi dengan
ilmu lain seperti antropologi, ekonomi, etnologi, filosofi hukum maupun bahasa.

Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan :


Sosiologi sebagai ahli riset :
Sosiologi memiliki tanggung jawab untuk melakukan penelitian ilmiah, pembinaan
pola pikir terhadap masyarakat.
Sosiologi sebagai konsultan kebijakan :
Kemampuan analisa fakta sosial, dinamika sosial, kecenderungan proses serta
perubahan sosial.
Sosiologi dapat membantu meningkatkan peran pendidik :
Dengan belajar sosiologi, seorang perawat/ bidan dapat memahami sifat, karakter atau
norma masyarakat yang berlaku sehingga pada akhirnya akan memberi daya ungkit
terhadap agenda pembangunan kesehatan.

Manfaat Sosiologi Bagi Kesehatan :


 Mempelajari cara orang meminta pertolongan medis
 Memberikan analisis hubungan dokter – pasien
 Mengetahui latar belakang sosial ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan
kesehatan.
 Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit
Sakit, cacat fisik adalah sebuah fakta sosial bagaimana masalah sosial lainnya yang
membutuhkan analisis sosiologi

C. Pandangan sosiologi dan kesehatan tentang sehat dan sakit


Perilaku Kesehatan
 Ada Dua Aspek utama;
1. Aspek Fisik : Aspek Fisik misalnya sarana kesehatan dan pengobat penyakit.
2. Aspek Non Fisik : Aspek non Fisik menyangkut perilaku kesehatan. Faktor
Prilaku ini mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu dan
masy.
 Prilaku manusia terwujud dalam bentuk : Pengetahuan, sikap dan tindakan.
 Dengan Kata lain prilaku merupakan respon/reaksi seorang indivudu terhadap
stimulus yang berasal dalam dirinya. Respon ini bersifat Pasif (Tanpa Tindakan:
Berpikir, Berpendapat, Bersikap) maupun Aktif (melakukan Tindakan)
 Prilaku Kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungannya.
 Menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan
 Prilaku Aktif (overt) sedangkan Prilaku Pasif tidak tampak misalnya, pengetahuan,
persepsi dan motivasi.
 Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit, tidak selalu bersifat obyektif
 Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu
& unsur sosial-budaya.
 Petugas kesehatan berusaha menerapkan kriteria medis yang obyektif berdasarkan
simptom untuk mendiagnosis kondisi fisik individu
 Misalnya BLOOM membedakan antara Prilaku Kognitif ( Yang Menyangkut
Kesadaran atau Pengetahuan).
 Afektif (Emosi) dan
 Psikomotor (tindakan/Gerakan)
 Ki Hajar Dewantoro menyebutkan sebagai
 cipta (Peri Akal)
 Karsa (Peri Rasa)
 Ahli-ahli umum mengunakan istilah pengetahuan, sikap dan tindakan, disingkat KAP
(Knowledge, Attitude, Practice)
 Sikap dirumuskan secara umum (secara positif atau negatif)
 Sikap mengandung penilaian emosional/afektif (senang, benci, sedih)
 Komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek itu)
 Aspek Konatif (Kecendrungan Bertindak)
 Sikap selain bersifat positif dan negatif sikap memiliki kedalaman yang berbeda-beda
( sangat benci, agak benci dsb) sikap itu tidak sama dengan prilaku. Prilaku tidak
selalu mencerminkan sikap seseorang.

 Sikap seseorang bisa berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang


obyek tsbt, melalui persuasi srt tkn dr klmpk sos
 Prubahan Prilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam maupun dari luar
individu.
 Dalam pembentukan dan perubahan perilaku ialah; Persepsi, Motivasi dan Emosi.
 Persepsi Adalah pengamatan yang merupakan kombinasi penglihatan, pendengaran,
penciuman serta pengalaman masa lalu.
 Motivasi Adalah dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan
itu di wujudkan dengan tindakan.
 Motivasi yang rendah bisanya mengahasilkan tindakan yang juga kurang kuat.
 Prilaku dipengaruhi oleh emosi atau perasaan individu.
 Emosi ini berkaitan dengan kepribadian individu

Definisi sehat dan sakit :


 Penyakit (disease)  gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai
akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan
 Sakit (illness)  penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit
 Keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental, dan sosial dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. ( who 1974)
 Sehat  WHO (1981) “a state of complete physical, mental and social wellbeing”
 keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
( UU No 36 /2009 ttg Kesehatan)
 Sehat mental : suatu kondisi memungkinkan berkembangnya fisik, intelektual,
emosional, yang optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras
dengan keadaan orang lain.
 (UU no 3/1961).
Sehat sosial : prikehidupan dalam masyarakat dimana prikehidupan ini harus
sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan
untuk memelihara memajukan kehidupan sendiri dan keluarganya dalam
masyarakat yang memungkinkannya bekerja, beristirahat serta menikmati hiburan
pada waktunya.

Sehat fisik : Suatu keadaan bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami gangguan
sehingga memungkinkan berkembangnya mental dan sosial untuk dapat
melaksanakan kegiatan sehari – hari dengan optimal

PERILAKU SAKIT
 Perilaku sakit  segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang
sakit agar memperoleh kesembuhan
 Perilaku sehat  tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mis: pencegahan penyakit, personal hygiene, penjagaan
kebugaran & mengkonsumsi makanan bergizi
 Penilaian medis bukan merupakan satu-satunya kriteria yang menentukan tingkat
kesehatan seseorang.
 Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit & perilaku
sehat jika mereka menganggap sehat

Perbedaan kemampuan fungsional terdiri dari 3 aspek (Bush)


 Kemampuan menggerakkan tubuh
 Mobilitas
 Kemampuan menjalankan kegiatan-kegiatan utamanya

Teori Respons Bertahan (Coping Response Theory)


Mechanic  teori tentang perilaku sakit
 Perilaku sakit adalah reaksi optimal dari invidu jika dia terkena suatu penyakit. Reaksi
sangat ditentukan oleh sistem sosialnya
 Perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri, penghayatan situasi yang
dihadapi, pengaruh petugas kesehatan, & pengaruh birokrasi
faktor utama yang menentukan perilaku sakit:
 Persepsi atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit
 Kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit
 Dikenalinya gejala-gejala/tanda-tanda yang menyimpang dari keadaan biasa
 Banyak gejala serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya
 Dampak gejala terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja & kegiatan sosial
yang lain
 Frekuensi dari gejala & tanda-tanda yang tampak dan persistensinya
 Kemungkinan si individu untuk diserang penyakit tersebut
 Informasi, pengetahuan & asumsi budaya tentang penyakit
 Perbedaan interpretasi terhadap gejala yang dikenalnya
 Adanya kebutuhan untuk bertindak/berperilaku mengatasi gejala sakit
 Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai sarana, tersedianya beaya &
kemampuan mengatasi stigma dan jarak sosial (rasa malu, takut, dsb)

Kategorisasi faktor pencetus perilaku sakit


 Faktor persepsi yang dipengaruhi oleh orientasi medis & sosio-budaya
 Faktor intensitas gejala (menghilang & terus menetap)
 Faktor motivasi individu untuk mengatasi gejala yang ada
 Faktor sosial psikologis yang mempengaruhi respons sakit

Batasan analisis kondisi tubuh terdiri dari :


 Batasan sakit menurut orang lain
Orang-orang disekitar individu yang sakit mengenali gejala sakit pada diri individu
dan mengatakan bahwa dia sakit dan perlu mendapat pengobatan. Biasanya terjadi
pada anak-anak & dewasa yang menolak bahwa dirinya sakit
 Batasan sakit menurut diri sendiri
Individu itu sendiri mengenali gejala penyakitnya dan menentukan apakah dia akan
mencari pengobatan atau tidak. Analisa orang lain bisa bertentangan dengan analisa
individu.

5 Macam reaksi dalam proses pengobatan (Schuman)


 Shopping  proses mencari alternatif sumber pengobatan untuk menemukan
seseorang yang dapat memberikan diagnosa & pengobatan sesuai dengan harapan si
sakit
 Fragmentation  proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi
yang sama
 Proscrastination  proses penundaan pencarian pengobatan meskipun gejala
penyakitnya sudah dirasakan
 Self medication  pengobatan sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan atau
obat-obatan yang dinilai tepat
 Discontinuity  penghentian proses pengobatan

Reaksi individu terhadap gejala sakit (Schuman)


 Tahap pengenalan gejala
 Tahap asumsi peranan sakit
 Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
 Tahap ketergantungan si sakit
 Tahap penyembuhan atau rehabilitasi

Hak & Kewajiban si sakit


 HAK
- Dibebaskannya dari tanggung jawab sosial & pekerjaan sehari-hari. Pemenuhan
hak ini tergantung dari tingkat/persepsi keparahan penyakitnya
- Hak untuk menuntut bantuan atau perawatan dari orang lain
 KEWAJIBAN
- Kewajiban untuk mencapai kesembuhan. Kewajiban ini dapat dipenuhi sendiri
atau dengan pertolongan orang lain (petugas kesehatan)

D. Aspek Budaya Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Dan Status Kesehatan


Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang
antaa lain adalah:
1.tradisi
2.sikap fatalism
3.nilai
4.ethnocentrisme
5.unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.

A. Pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan status kesehatan.


Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap
kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit
kuru.penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah
virus.penderita hamya terbatas pada anak-anak dan wanita.setelah dilakukan
penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.

B. Pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan status kesehatan.


Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa
anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak
adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang
berusaha untuk mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau
menyelamatkan seseorang dari kematian.

C. Pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status kesehatan


Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang
paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.misalnya orang-orang
barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan
selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior
terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua
anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah
yang terbaik. Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap
yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui
tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan
masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut
dalam masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai
tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana  mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.

D. Pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap perilaku kesehatan.


suatu perasaan bangga terhadap budayannya berlaku bagi setiap orang.hal tersebut
berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.

E. Pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.


Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat
mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakatnya yang mendukung
norma tersebut. sebagai contoh,untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
banyak mengalami hambatan karena adanya norma yang melarang hubungan antara
dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna layanan

F. Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan


Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.nilai-
nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang merugikan kesehata.beberapa nilai
yang merugikan kesehatan misalnya adalah penilaian yang tinggi terhadap beras putih
meskipun masyarakat mengetahiu bahwa beras merah lebih banyak mengandung
vitamin B1 jika dibandingkan dengan beras putih,masyarakat ini memberikan nilai
bahwa beras putih lebih enak dan lebih bersih.
Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok meskipun mereka
mengetahui bagaimana  bahaya merokok terhadap kesehatan.
G. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara
makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain.
kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi
tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk
diubah.

E. Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Sosiologi Kesehatan


Dalam teori HL Blum tentang status kesehatan,maka dijelaskan tentang beberapa faktor
yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:
1. Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik,sosial budaya, ekonomi, perilaku,
keturunan, dan pelayanan kesehatan.
2. Lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan,tetapi
juga mempengaruhi perilaku kesehatan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya tersebut
sangat mempegaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut,sehingga
dengan beranekaragam budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam
segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut,maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka ragam, perlu sekali
mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil yang optimal,yaitu meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri
sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.dengan definisi
tersebut,Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga
untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat
dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:
1.      kesatuan sosial, dan
2.      pranata sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu
yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.sedangkan yang dimaksud , pranata
sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. norma-norma tersebut memberikan
petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat. Kebudayaan. dalam
pengertian yang terbatas,banyak orang yang memberikan definisi kebudayaan sebagai
bangunan yang indah,candi,tari-tarian,seni suara dan seni rupa.

Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks yang


didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan kesenian.moral
hukam adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat.sedangkan menurut Koentjaraningrat
mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia
yang teratur oleh tata kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang
semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.

F. Manfaat Sosiologi Kesehatan bagi perubahan sosial kesehatan

Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan :


Sosiologi sebagai ahli riset :
Sosiologi memiliki tanggung jawab untuk melakukan penelitian ilmiah, pembinaan
pola pikir terhadap masyarakat.

Sosiologi sebagai konsultan kebijakan :


Kemampuan analisa fakta sosial, dinamika sosial, kecenderungan proses serta
perubahan sosial.

Sosiologi dapat membantu meningkatkan peran pendidik :


Dengan belajar sosiologi, seorang perawat/ bidan dapat memahami sifat, karakter atau
norma masyarakat yang berlaku sehingga pada akhirnya akan memberi daya ungkit
terhadap agenda pembangunan kesehatan.

Manfaat Sosiologi Bagi Kesehatan :


 Mempelajari cara orang meminta pertolongan medis
 Memberikan analisis hubungan dokter – pasien
 Mengetahui latar belakang sosial ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan
kesehatan.
 Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit Sakit,
cacat fisik adalah sebuah fakta sosial bagaimana masalah sosial lainnya yang
membutuhkan analisis sosiologi

Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan.antara lain :
1.      self concept
2.      image kelompok.
3.      G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi individu kepada kelompoknya juga
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.

A.    Pengaruh self concept


  kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang kita rasakan terhadap
diri kita sendiri,terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada
orang lain,oleh karena itu,secara tidak langsung self concept kita cenderung
mementukan,apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti adanya atau
berusaha untuk mengubahnya.
Self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi
perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.

B.    Pengaruh image kelompok.


image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.sebagai
contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-
orang dengan pendidikan tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan
lingkungan medis,dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi
dokter.

C.   Pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehatan.


Identifikasi kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan
psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai