Anda di halaman 1dari 17

Kehamilan dan kelahiran bukan hanya berarti

proses “menghidupkan satu lagi anak manusia ke


dunia”, tetapi juga sebaliknya: dapat “mematikan
manusia di dunia”.

Masa kehamilan dan persalinan, dapat menjadi


periode yang “menyengsarakan” perempuan.
Dalam masyarakat, dijumpai adat istiadat,
budaya, kebiasaan, sistem sosial,
kepercayaan, stigma, yang merugikan
perempuan hamil atau melahirkan.

Di Sumba:
Suami diijinkan mencari perempuan lain
sementara istrinya sedang hamil.
Perempuan hamil tetap wajib bekerja keras
agar persalinan lancar.

sosbud_kehamilan.ppt 01
Di Subang:
Perempuan harus menghasilkan keturunan
sebanyak-banyaknya.
Perempuan pasca melahirkan, terkadang
diletakkan di belakang, di dekat dapur.

Budaya priyayi sentana:


Selama menyusui, istri menghindari
hubungan suami-istri (takut ASI tercemar),
merelakan suami “jajan”.

Pada suku tertentu:


Anak laki-laki lebih diharapkan, memaksa
perempuan terus hamil sampai punya anak
laki-laki.

Hamil dan bersalin adalah tugas istri/ perempuan,


bukan tugas suami atau keluarga.

sosbud_kehamilan.ppt 02
Status gizi rendah pada perempuan hamil,
mempunyai kontribusi signifikan pada penyebab
utama kematian (pendarahan, eklamsi, infeksi,
kelahiran obstruktif).

Asupan gizi ibu hamil sangat kurang karena adat:


Perempuan makan belakangan.
Perempuan hamil makan sedikit di piring kecil
(supaya bayi ramping, bermulut mungil).

Mahar/mas kawin yang tinggi:


Harus ditebus perempuan dengan kerja keras.
Perempuan menjadi “milik”, “dikuasai”, dan
harus melayani keluarga besar suami.

sosbud_kehamilan.ppt 03
Perempuan pasca melahirkan:
Harus menjalani “mardiapi”, tiduran di balai-
balai dan dipanasi dari bawah (selama 40 hari);
Dilarang menggerakkan kaki secara bebas
ketika tidur  bahkan ada yang kakinya diikat
atau ditumpangkan di atas “dingkel”.

Perawatan organ-organ reproduksi perempuan


pasca melahirkan:
pertama-tama lebih ditujukan untuk kepuasan
suami,
baru kemudian untuk kesehatan ibu.

Kematian dan kecacatan perempuan sebagai


akibat permasalahan selama masa kehamilan dan
persalinan, berkaitan erat dengan status gizi dan
faktor-faktor sosial budaya.

sosbud_kehamilan.ppt 04
Berbagai penelitian menunjukkan hasil serupa:
Agama memegang peran amat penting dalam
kehidupan individu maupun keluarga.
Kriteria utama menuju hubungan perkawinan yang
sehat dan bahagia, adalah terciptanya kehidupan
beragama dalam keluarga.
Mereka yang kuat religiusitasnya, lebih kuat
mentalnya dan kurang mengeluh depresi.
Penderita yang ikutserta berbagai kegiatan agama,
mengalami penurunan gejala-gejala psikiatrik.

Menghindarkan: ketidaksetaraan dan


perlakuan tidak adil bagi istri, pemberian
beban kerja yang berat dan kekerasan
selama masa kehamilan.

Surah An Nisaa’ ayat 152, intinya: “tidak membeda-


bedakan seorangpun, kelak akan memperoleh pahala”.
Surah An Nisaa’ ayat 1, intinya: “suami istri harus
saling membutuhkan dan memelihara hubungan
silaturahmi”.

sosbud_kehamilan.ppt 05
Surah Ar Rum ayat 21, intinya: “harus ada rasa kasih
sayang antara suami dengan istri”.
Surah Asy Syuura ayat 23, intinya: “Allah SWT meng-
hendaki adanya kasih sayang dalam keluarga”.

Menumbuhkan kesadaran bahwa setiap


cobaan (termasuk sakit dan penderitaan)
datang dari Allah SWT dan harus bersabar
menerimanya.

Surah Al Baqarah ayat 155-157, intinya: “orang yang


sabar menerima cobaan dari Allah SWT, tergolong
orang-orang yang memperoleh petunjukNya”.
Surah Ali Imran ayat 186, intinya: “cara terbaik dalam
menerima ujian dari Allah SWT adalah dengan
bersabar dan bertaqwa”.

Surah Ali Imran ayat 200, intinya: “orang yang beriman


harus sabar menghadapi kesulitan dan senantiasa
meningkatkan kesabaran”.
Surah Ar Ra’du ayat 22, intinya: “orang-orang yang
sabar, mendirikan shalat dan membayar zakat, akan
mendapatkan balasan kebaikan di akherat”.

sosbud_kehamilan.ppt 06
Menumbuhkan kesadaran
bahwa setiap cobaan
(termasuk sakit dan
penderitaan) datang dari
Allah SWT dan harus
bersabar menerimanya.
(2)

Surah Ali Imran ayat 200, intinya:


“orang yang beriman harus sabar
menghadapi kesulitan dan senantiasa
meningkatkan kesabaran”.
Surah Ar Ra’du ayat 22, intinya:
“orang-orang yang sabar, mendirikan
shalat dan membayar zakat, akan
mendapatkan balasan kebaikan di
akherat”.
03
15
Menumbuhkan keyakinan
bahwa semua penyakit
phisik maupun psikis, atas
ijin Allah dapat
disembuhkan.
(1)

Surah Yunus ayat 57, intinya: “Al


Qur’an merupakan penyembuh bagi
penyakit-penyakit yang berada dalam
dada”.
Surah Al Baqarah ayat 112, intinya:
“orang yang berserah diri kepada
Allah SWT, tidak akan merasakan
kekuatiran dan kesedihan”.

03
16
Menumbuhkan keyakinan
bahwa semua penyakit
phisik maupun psikis, atas
ijin Allah dapat
disembuhkan.
(2)

Hadist riwayat Muslim dan Ahmad dari


Jabir bin Abdullah r.a., intinya:
• “setiap penyakit ada obatnya”.
• “orang yang membaca Al Fatihah 40
kali sebelum shalat Shubuh, akan
terbebas dari penyakit”.

03
17
Memberikan pengaruh positif yang
signifikan bagi kesehatan jasmani
maupun rokhani.
Mempunyai efek mu’jizat terhadap
sistem syaraf, pencernaan, peredarah
darah, pernafasan, repro-duksi,
sekresi, dan otot-tot.
Mengendorkan badan dan jiwa dari
segala ketegangan sehingga
menumbuhkan perasaan kadamaian,
ketenteraman, dan kepuasan.

03
18
Gerakan-gerakan ibadah shalat
meningkatkan kesehatan phisik dan
kesehatan rokhani.
Dari setiap garakan shalat, terjadi
perubahan sikap tubuh paling
sempurna dalam memelihara
kesehatan.
Memberikan pijatan-pijatan serta
meregangkan otot-otot sehingga
memperlancar sirkulasi darah.
Meningkatkan kecerdasan,
meningkatkan bioenergi yang
memberikan rasa tenang, tenteram,
rileks, dan suka cita.
03
19
Pengertian Dasar

Dukungan sosial merupakan bentuk


hubungan inter-personal yang
memberikan bantuan kepada
individu berupa perhatian emosi,
bantuan instrumental, pemberian
informasi, dan penghargaan kepada
individu oleh lingkungannya.
Dukungan sosial merupakan
pengalaman yang membawa
keyakinan bahwa seseorang merasa
atau nebjadi tahu bahwa dirinya
diperhatikan, dicintai dan dihargai
yang diperoleh dari orang lain atau
kelompok.

03
20
Empat Tipe Dukungan Sosial

Berdasar banyaknya kontak sosial


yang dilakukan oleh individu.
Semakin banyak kontak sosial,
kehidupan semakin sehat.
Berdasar jumlah pemberi dukungan.
Semakin banyak pemberi dukungan,
kehidupan semakin sehat.
Berdasarkan keterdekatan
hubungan. Semakin dekat
hubungan, semakin efektif
dukungan yang diberikan.
Berdasar kesiapan pemberi
dukungan sosial. Semakin mudah
menghubungi pemberi dukungan,
kehidupan semakin sehat.
03
21
Lima Aspek Dukungan Sosial

Dukungan harga diri. Bentuknya


berupa perhatian, simpati, dan
meyakinkan kembali.
Dukungan informasi. Bentuknya
nasehat dan petunjuk cara-cara
mengatasi masalah.
Dukungan instrumental. Berbentuk
materi untuk meringankan beban.
Dukungan keterdekatan sosial,
untuk kehangatan berkawan dan
menerima individu yang bermasalah.
Dukungan motivasi. Berupa
dorongan agar individu dapat
menyelesaikan masalah.

03
22
Tiga Bentuk Pengaruh
Dukungan Sosial

Pengaruh langsung: mengarah untuk


mengatasi masalah.
Pengaruh tidak langsung: melalui
peningkatan self esteem.
Pengaruh penghambat: menghambat
hubungan antara sumber stres
dengan stres.

03
23
Hasil-hasil Penelitian

Dukungan sosial dapat menurunkan


depresi, mengurangi gangguan
depresi post partum.
Dukungan sosial dapat
menumbuhkan kekuatan untuk
melawan stresor.
Semakin besar dukungan sosial
yang diterima, semakin berkurang
resiko mengalami sakit.
Dukungan sosial dapat memperkecil
respon stres, menenangkan sistem
endkrin, dan meningkatkan sistem
imunitas.

03
24
25
03

Anda mungkin juga menyukai