Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

Kebutuhan Spiritual

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Stase Keperawatan Dasar

Di susun Oleh :

Andi Marjani

14420212120

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022
Lampiran 1 : Format Penulisan Lampiran Pendahuluan

A. Konsep kebutuhan dasar manusia


Kebutuhan dasar manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia untuk
mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan. Menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan
menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar : (1) kebutuhan
flsiologis (makan, minum, pakaian); (2) keamanan; (3) cinta; (4) harga diri; dan (5)
aktualisasi diri.
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi
terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa
beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.
Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu.
Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan
akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan. Menurut Maslow, pemuasan
berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan
(deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi
kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan mansuia karena berbagai
kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap
manusia untuk tumbuh dan berkembang.

B. Konsep Askep Legal Etik Keperawatan


Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimanaperawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam
kode etik keperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam
memberikanasuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatananpelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-
undang keperawatan.Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral daripelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proseskehidupan manusia. Perawat sebagai profesi
dan bagian integral dari pelayanan kesehatantidak saja membutuhkan kesabaran.
Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalahkesehatan tentu harus juga bisa
diandalkan.
International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi
bagiperawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal
Practice,bidang Care Provision and Management dan bidang Professional Development
“Setiapprofesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang
diperoleh melaluipelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam
melakukan tugasnya,dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat”.
(Budi Sampurna, PakarHukum Kesehatan UI 2006)
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal
yangada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman
tentangimplikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu
memahamihukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.
Perawat tidak perlutakut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman
terhadap apa yangmasyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang
profesional.
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 Identitas Pasien
a. Nama
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Tanggal pengkajian
e. Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalski's FICA Spritiual
History Tool (Pulschalski, 1999) :
F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?) Apakah saudara memikirkan diri
saudara menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa yang saudara pikirkan
tentang keyakinan saudara dalam pemberian makna hidup?
I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting dalam kehidupan saudara). Apa
pengaruhnya terhadap bagaimana saudara melakukan perawatan terhadap diri
sendiri? Dapatkah keyakinan saudara mempengaruhi perilaku selama sakit?
C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual atau
religius?) Apakah komunitas tersebut mendukung saudara dan bagaimana? Apakah
ada seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-benar saudara cintai atua
begini penting bagi saudara?
A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang perawat, untuk
membantu dalam asuhan keperawatan saudara?
Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang mengkarakteristikan distres spiritual,
mendengarkan berbagai pernyataan penting seperti :
- Perasaan ketika seseorang gagal
- Perasaan tidak stabil
- Perasaan ketidakmmapuan mengontrol diri
- Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam kehidupan
- Perasaan hampa
f. Faktor Predisposisi :
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang
sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini
akan terjadi transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual
seseorang.
Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapattan,
okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial,
tingkatan sosial.
g. Faktor Presipitasi :
- Kejadian Stresful
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena perbedaan
tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian,
kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain,
lingkungan dan zat yang maha tinggi.
- Ketegangan Hidup
Ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan
ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok
maupun komunitas.
h. Penilaian Terhadap Stressor :
- Respon Kognitif
- Respon Afektif
- Respon Fisiologis
- Respon Sosial
- Respon Perilaku
i. Sumber Koping :
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres
spiritual :
1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
kepentingan orang lain.
2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif
thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.
3. Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan
pelayanan langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.
4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat, petunjuk dan
umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku berdasarkan keyakinan
spiritualnya.
5. Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan dukungan
kelompok untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk (2003)
menambahkan dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk
meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual dalam mencapai
keterampilan koping yang efektif.
2. Diagnosis Keperawatan
Distress spiritual b.d mnjelang ajal, kondisi penyakit kronis, kematian orang
terdekat, perubahan pola hidup, kesepian, pengasingan diri, pengasingan social,
gangguan sosio-kultural, peningkatan ketergantungan pada orang lain, kejadian hidup
yang tidak diharapkan d.d pasien merasakan hidupnya merasa tidak tenang, mengeluh
tidak dapat menerima, merasa bersalah, merasa terasing, menyatakan telah diabaikan,
menolak berinteraksi dengan orang terdekat, tidak mampu beraktivitas, koping tidak
efektif, Tidak berminat pada alam.

3. Intervensi Keperawatan dan rasional

N Dx Tujuan Intervensi rasional


o Keperawatan

1 Distress Setelah dilakukan Dukungan Observasi


spiritual b.d tindakan selama spiritual - Untuk
menjelang ajal, 3x24 jam, distress Observasi mengetahui
kondisi spiritual dapat - Identifikasi keadaan dan
penyakit kronis, teratasi dengan perasaan perasaan pasien
kematian orang kriteria hasil: khawatir, - Untuk
terdekat, 1. Verbalisasi kesepian mengetahui
perubahan pola makna dan dan pandangan
hidup, tujuan ketidakberd pasien mengenai
kesepian, hidup ayaan hubungan
pengasingan meningkat - Identifikasi spiritual dan
diri, 2. Perilaku pandangan kesehatan
pengasingan marah pada tentang - Untuk
sosial, tuhan hubungan mengetahui
gangguan menurun antara harapan dan
sosialkultural, setelah dilakukan spiritual kekuatan pasien
peningkatan tindakan selama dan - Untuk
ketergantungan 1x24 jam distress kesehatan mengetahui
pada orang lain, spiritual dapat - Identifikasi ketaatan pasien
kejadian hidup terantasi dengan harapan dan dalam beragama
yang tidak kriteria hasil kekuatan
Teraupetik
diharapkan. 1. Kemampua pasien
n beribadah - Identifikasi - Untuk
DS : meningkat ketaatan membantu
- Menyat 2. Interaksi dalam memberikan
akan dengan beragama kesempatan
merasak pemimpin mengekspresika
Teraupetik
an spiritual n perasaan
hidupny meningkat - Berikan tentang penyakit
a tidak kesempatan dan kematian
tenang mengekspre - Untuk
- Mengek sikan membantu
uh tidak tentang memberikan
dapat penyakit kesempatan
meneri dan mengkspresikan
ma kematian dan meredahkan
- Merasa - Berikan marah secara
bersalah kesempatan tepat
- Merasa mengekspre - Untuk
terasing sikan dan memberikan
- Menyat meredahkan dukungan
akan amarah selama pasien
telah secara tepat. merasa tidak
terabaik - Yakinkan berdaya
an bahwa - Untuk
perawa membantu
bersedia memberikan
DO : mendukung privasi dan
selama waktu tenang
- Menola
masa untuk aktifivas
k
ketidakberd - Untuk
berinter
ayaan meyakinkan
aksi
- Sediakan tentang makna
dengan
prifasi dan dan ytujuan
orang
waktu hidup melalui
terdekat
tenang diskusi dengan
- Tidak
untuk pasien
mampu
aktivitas - Untuk
beraktiv
- Diskusikan memberikan
itas
keyakinan ruang bagi
- Koping
tentang pasien untuk
tidak
mkana dan beribadah
efektif
tujuan
- Tidak Edukasi
hidup jika
bermina
perlu - Menganjurkan
t pada
- Fasilitasi pasien untuk
alam
melakukan berinteraksi
kegiatan dengan orang
ibadah lain
- Memberitahuka
Edukasi
n pasien metode
- Anjurkan ralaksasi,
berinteraksi meditasi, dan
dengan imajinasi
keluarga, terbimbing
teman, dan
Kolaborasi
atau orang
lain -membuat jadwal
- Ajarkan kunjungan dengan
metode rohaniawan
relaksasi,
meditasi,
dan
imajinasi
terbimbing

Kolaborasi

- Atur
kunjungan
dengan
rohaniawan
(mis. Ustad,
pendeta,
romo,
biksu)

4. Implementasi
Implementasi Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana intervensi
dengan melakukan prinsip-prinsip kegiatan asuhan keperawatan sebagai 29 berikut :
1) periksa keyakinan spiritual pribadi perawat
2) fokuskan perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan spiritualnya
3) jangan beranggapan pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual
4) mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual pasien
5) berespon secara singkat, spesifik, dan aktual
6) mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti menghayati
masalah pasien
7) membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi kewajiban agama
8) memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit.

Pada tahap implementasi ini, perawat juga harus memperhatikan 10 butir


kebutuhan dasar spiritual manusia seperti yang disampaikan oleh Clinebell (Hawari,
2002) yang meliputi:
1) kebutuhan akan kepercayaan dasar
2) kebutuhan akan makna dan tujuan hidup
3) kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan keseharian
4) kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan
hubungan dengan Tuhan
5) kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa
6) kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri
7) kebutuhan akan rasa aman terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa
depan
8) kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin. tinggi sebagai
pribadl yang utuh
9) kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia
10) kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai-nilai
religius. 30 Perawat berperan sebagai communicator bila pasien menginginkan untuk
bertemu dengan petugas rohaniawan atau bila menurut perawat memerlukan bantuan
rohaniawan dalam mengatasi masalah spirituahiya.
Menurut McCloskey dan Bulechek (2006) dalam Nursing Interventions
Classification (NIC), intervensi keperawatan dari diagnosa distres spiritual salah
satunya adalah support spiritual. Definisi support spiritual adalah membantu pasien
untuk merasa seimbang dan berhubungan dengan kekuatan Maha Besar. Adapun
aktivitasnya meliputi :
1) buka ekspresi pasien terhadap kesendirian dan ketidakberdayaan
2) beri semangat untuk menggunakan sumber-sumber spiritual, jika diperlukan
3) siapkan artikel tentang spiritual, sesuai pilihan pasien
4) tunjuk penasihat spiritual pilihan pasien
5) gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi
kepercayaan dan nilai, jika diperlukan
6) mampu untuk mendengar perasaan pasien
7) berekspersi empati dengan perasaan pasien
8) fasilitasi pasien dalam meditasi, berdo'a dan ritual keagamaan lainnya
9) dengarkan dengan baik-baik komunikasi pasien, dan kembangkan rasa
pemanfaatan waktu untuk berdo'a atau ritual keagamaan
10) yakinkan kepada pasien bahwa perawat akan dapat mensupport pasien ketika
sedang menderita
11) buka perasaan pasien terhadap keadaan sakit dan kematian
12) bantu pasien untuk berekspresi yang sesuai dan bantu mengungkapkan rasa
marah dengan cara yang baik (McCloskey dan Bulechek, 2006).

5. Evaluasi

Untuk mengetahuti apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan
pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan
pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan kerepawatan tercapai
apabila secara umum pasien :

a. Mampu beristirahat dengan tenang


b. Mengkspresikan rasa damai berhubungan dengan tuhan
c. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama
d. Mengkspresikan arti positif terhad\ap situasi dan keberadaannya
e. Menunjukkan efek positif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan.
D. Mind Mapping & Pathway

Faktor Presdiposisi Penyakit akut, kronis, terminal

Harga diri rendah Isolasi Sosial

Perasaan bersalah, rasa Perubahan prilaku Verbalisasi


takut, depresi. distress

Ketidakefektifan Keputusasaan
Ansietas
koping

Distress spiritual
Lampiran 2 : Format Penilaian Laporan Pendahuluan

PENILAIAN PRAKTEK KLINIK


KEPERAWATAN DASAR
Laporan Pendahuluan
Nama Mahasiswa : Andi Marjani Ruangan/Kasus

NIM : 14420212120

No Komponen Kegiatan Bobot (B) Skore (S) Nilai

1 2 3 4 (B x S)

I Konsep kebutuhan dasar manusia; 2

Asuhan Keperawatan

II Patoflodiagram berhubungan 2
dengan penyimpangan KDM

III Referensi yang digunakan 2

IV penguasaan Materi 3

V Kesiapan Responsi 1

TOTAL NILAI 10

PENGESAHAN PENILAIAN
Nama preceptor & Tanda Tangan

Total nilai

Np = x 100

Total score (10)


Preceptor

Daftar pustaka

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Diaknostik Keperawatan Indonesia : Defni dan Indikator
Diaknostik,Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan,Edisi 1. Jakarta : DPP PNNI
Asy’arie, M., 2012, Spiritualitas dan Keberagamaan; Tahap Faith, Thought dan
Discovery, disampaikan pada Seminar Pemantapan Ekspresi Kecerdasan Spiritual
melalui Pendekatan Agama dari Filsafat dan Pendidikan, Komisi Imtak Graha
Masyarakat Ilmiah Kedokteran & FMI, Fakultas Kedokteran Unair, tidak
dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai