Anda di halaman 1dari 19

ANTANIA AHMAD

NIM : 1613522029

ILMU SOSIAL DAN PERILAKU

FAKULTAS PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


ILMU SOSIAL DAN PERILAKU DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

A. PengertianIlmu Sosial, Ilmu Perilaku, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

a. Ilmu Sosial.  

Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup semua aspek didalam kehidupan mulai dari sifat seseorang
atau individu, interaksi antar individu, antara individu dan kelompok, dan interaksi antara kelompok
dan kelompok.

Pengertian ilmu sosial menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut ini:

 Menurut, Achmad Sanusi ~ Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang
bertaraf akademis & biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin
ilmiah.

 Lalu menurut, Peter Herman ~ Ilmu Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu
perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.

 Dan menurut, Gross ~ Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia
sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat
& pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

b. Ilmu Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, marah, tertawa, menulis, tidur, ke sekolah, kuliah,
membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan dan aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Beberapa ringkasan teori perilaku dapat dikemukakan misalnya teori: Burrhus Frederic (B. F.)
Skinner (Maret 20, 1904 – Agustus 18, 1990) seorang Amerika dan lebih merupakan teroretisi induksi
ketimbang deduksi, seorang ahli psikologi, ahli ilmu perilaku, filsuf Profesor Psikologi pada Harvard
University dari 1958 dan pensiun hingga 1974. Teori yang dikemukakan antara lain bahwa perilaku
dapat diprediksi dan dikontrol. Salah satu teorinya, perilaku merupakan Respons (R) seseorang
terhadap rangsangan atau stimulus (S) pada lingkungan tertentu.

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).

Ilmu perilaku adalah cabang dari ilmu-ilmu sosial yang sasaran/objeknya adalah perilaku manusia.
Jika ilmu sosial mencakup bidang-bidang dari ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi
dan psikologi, maka ilmu perilaku hanyalah terdiri dari 3 cabang ilmu, yaitu psikologi, antropologi
dan sosiologi, mengingat bahwa perilaku manusia sangatlah dipengaruhi oleh aspek-aspek kejiwaan,
kemasyarakatan dan kebudayaan.

Psikologi ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek kejiwaan dan kepribadian
individu dan kelompok.Bidang cakupannya ialah proses mental / emosional dan karateristik perilaku
individu maupun kelompok.Antropologi mempelajari perkembangan evolusi manusia yang mencakup
unsur fisik, sosial dan budayanya.Sesuai dengan bidang orientasinya, antropologi dapat dibedakan
dalam antropologi fisik, antropologi sosial dan antropologi budaya. Sedangkan antropologi medis
mengkhususkan diri pada studi tentang pengaruh unsur budaya tentang penghayatan masyarakat
tentang penyakit atau kesehatan. Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
individu dengan kelompok (mulai dari keluarga sampai dengan kelompok masyarakat yang
kompleks), struktur sosial, serta meneropong proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial.

c. llmu Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup,
dan meningkatkan derajat kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: 

1. perbaikan sanitasi lingkungan, 

2. pemberantasan penyakit menular, 

3. pendidikan untuk kebersihan perorangan, 

4. pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan


pengobatan,

5. pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kehidupan yang layak
dalam memelihara kesehatannya.

Definisi kesehatan masyarakat menurut U. F Achmadi (2005, 2012)

Kesehatan masyarakat adalah semua upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
dengan menggunakan serangkaian upaya yang sekurang-kuranganya terdiri dari unsur-unsur atau ciri-
ciri :

1. Berbasis masyarakat

2. Berorientasi pencegahan dan/atau peningkatan derajat kesehatan

3. Dilaksanakan secara lintas disiplin atau bekerja sama dengan sektor non-kesehatan

4. Adanya keterlibatan masyarakat atau partisipasi masyarakat

5. Terorganisir dengan baik.


Dapat pula dirumuskan bahwa kesehatan masyarakat adalah, serangkaian upaya untuk menyehatkan
sekelompok atau keseluruhan penduduk, berorientasi pencegahan dan/atau peningkatan, dilakukan
secara lintas sektor atau lintas disiplin, dan melibatkan masyarakat serta terorganisir dengan baik.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara,
melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat.Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya
berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai
dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

Banyak disiplin ilmu yang dijadikan sebagai dasar ilmu kesehatan masyarakat antara lain, Biologi,
Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi,
dan lain-lain. Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang
multidisiplin. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat,
atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu

Kesehatan Masyarakat ini antara lain :

1. Administrasi Kesehatan Masyarakat.

2. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

3. Biostatistik/Statistik Kesehatan.

4. Kesehatan Lingkungan.

5. Gizi Masyarakat.

6. Kesehatan Kerja.

7. Epidemiologi.

Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada
dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara
multidisiplin.Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai
bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif,
maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat.
(Notoatmodjo, 2003).
 

B. Hubungan Antara Kesehatan Masyarakat Dengan Ilmu Sosial dan Ilmu Perilaku
Pengembangan ilmu sosial dan perilaku pada abad ke-19 dan ke-20 sangat berhubungan dengan
perkembangan kesehatan masyarakat.Bidang studi ini berbagi kepercayaan mendasar yang memahami
organisasi dan motivasi di balik kekuatan sosial, bersama dengan pemahaman yang lebih baik dari
perilaku individu, dapat digunakan untuk meningkatkan kehidupan individu, serta orang-orang dari
masyarakat secara keseluruhan.

Perkembangan abad ke-19 ilmu sosial dan perilaku, serta kesehatan masyarakat, tumbuh dari Revolusi
industri di Eropa, dan kemudian di Amerika. Itu didasarkan pada upaya untuk mengatasi kesenjangan
sosial dan ekonomi yang dikembangkan selama periode ini dan memberikan struktur intelektual dan
institusional untuk apa itu dan sekarang disebut keadilan sosial. Keadilan sosial berarti masyarakat
yang memberikan perlakuan yang adil dan bagian yang adil dari manfaat masyarakat untuk individu
dan kelompok individu.Awal reformis kesehatan masyarakat menganjurkan untuk keadilan sosial dan
melihat kesehatan masyarakat sebagai aspek integral dari itu.

Link intelektual antara ilmu-ilmu sosial dan perilaku dan kesehatan masyarakat begitu mendasar dan
begitu dalam sehingga sering diambil untuk diberikan. Sebagai mahasiswa dengan kesempatan untuk
belajar tentang kedua ilmu sosial dan kesehatan masyarakat, penting untuk memahami kontribusi
kunci bahwa ilmu-ilmu sosial dapat membuat kesehatan masyarakat.Hal ini tidak berlebihan untuk
melihat kesehatan masyarakat sebagai aplikasi dari ilmu-ilmu sosial, yaitu, sebagai ilmu sosial
terapan.Tabel 4.1 merangkum banyak kontribusi bahwa ilmu-ilmu sosial membuat kesehatan
masyarakat.
 

Tabel 4.1
Contoh Kontribusi Dari Ilmu-Ilmu Sosial Dan Perilaku Kesehatan Masyarakat
Disiplin Ilmu Sosial Contoh Kontribusi Disiplin Untuk Kesehatan Masyarakat

Teori perilaku asal mula dan pengambilan risiko kecenderungan


Psikologi
dan metode untuk mengingatkan perilaku individu dan sosial
Teori perkembangan sosial, perilaku organisasi, dan sistem
Sosiologi pemikiran. Dampak sosial pada perilaku individu dan kelompok.
Pengaruh sosial dan budaya pada individu dan populasi
Antropologi pengambilan keputusan bagi kesehatan dengan perspektif global.
Ilmu Politik/Kebijakan Publik Pendekatan untuk pemerintah dan kebijakan keputusan terkait
kesehatan masyarakat. Struktur untuk analisis kebijakan dan
dampak dari pemerintah pada pengambilan keputusan kesehatan
masyarakat.
Memahami dampak ekonomi mikro dan makro terhadap kesehatan
Ekonomi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan
Teori dan praktek komunikasi massa dan pribadi serta peran
media dan dalam mengkomunikasikan informasi kesehatan dan
Komunikasi risiko kesehatan.
Memahami perubahan demografis populasi global akibat penuaan,
migrasi, dan perbedaan dalam tingkat kelahiran, ditambah
Demografi dampaknya terhadap kesehatan dan masyarakat
Pemahaman dampak geografi pada penyakit dan faktor-faktor
penentu penyakit, serta metode untuk menampilkan dan pelacakan
Geografi lokasi terjadinya penyakit

C. Status Sosial Ekonomi Mempengaruhi Status Kesehatan

Status kesehatan, setidaknya yang diukur dengan harapan hidup, sangat terkait dengan status
sosial ekonomi.Umur panjang lebih besar dikaitkan dengan status sosial yang lebih tinggi dengan
gradien meningkatkan umur panjang dari rendah ke tinggi pada skala sosial ekonomi.

Hal ini juga penting untuk menyadari bahwa dampak sosial ekonomi tidak semata-mata terkait dengan
pendapatan seseorang di atas tingkat pendapatan ambang batas tahunan sekitar $ 10,000 per orang,
asosiasi umur panjang dengan pendapatan terbaik dijelaskan oleh perbedaan pendapatan, daripada
tingkat absolut. Dengan demikian, negara-negara maju dengan kesenjangan yang lebih kecil dari
pendapatan, seperti Jepang, Swedia, dan Kanada, memiliki umur panjang rata-rata lebih besar dan
kesenjangan yang lebih kecil dalam umur panjang antara warga terkaya dan termiskin mereka
daripada dibandingkan dengan negara seperti Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, kesenjangan yang
lebih besar dalam pendapatan dan umur panjang ada antara terkaya dan termiskin warga. Namun,
keragaman yang sangat besar dari populasi Amerika Serikat dalam hal budaya dan agama serta
tingkat sosial ekonomi juga dapat membantu menjelaskan perbedaan dalam umur panjang.

Kekayaan ekonomi yang lebih besar biasanya berarti akses ke kondisi hidup sehat.Sanitasi, kurang
berkerumun, akses yang lebih besar ke perawatan kesehatan, dan metode yang lebih aman untuk
memasak dan makan semua sangat terkait dengan status yang lebih tinggi ekonomi di dikembangkan,
serta negara-negara berkembang.

Individu dari status sosial ekonomi rendah lebih mungkin untuk terkena bahaya kesehatan di tempat
kerja dan di lingkungan fisik melalui paparan racun di udara yang mereka hirup, di air yang mereka
minum, dan dalam makanan yang mereka makan.
Faktor-faktor ini, sementara penting, menjelaskan hanya sekitar setengah dari perbedaan diamati
dalam harapan hidup antara individu-individu dari status sosial ekonomi yang berbeda. Misalnya,
tingkat penyakit jantung koroner yang jauh lebih tinggi di antara orang-orang dari status sosial
ekonomi rendah, bahkan setelah memperhitungkan merokok akun rokok, tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol, dan jumlah gula darah.

Penelitian yang cukup sekarang sedang diarahkan untuk lebih memahami ini dan lainnya efek status
sosial ekonomi.Satu teori menunjukkan bahwa kontrol sosial dan partisipasi sosial dapat membantu
menjelaskan perbedaan-perbedaan substansial dalam kesehatan.Ini menyatakan bahwa kontrol atas
pengambilan keputusan individu dan kelompok jauh lebih besar di antara individu dari status sosial
ekonomi yang lebih tinggi.Teori ini menyatakan bahwa kemampuan untuk mengendalikan hidup
seseorang mungkin terkait dengan perubahan biologis yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit.Penelitian tambahan diperlukan untuk mengkonfirmasi atau menolak teori ini dan / atau
memberikan penjelasan yang memadai untuk perbedaan ini penting, namun dijelaskan, dalam
kesehatan berdasarkan status sosial ekonomi.

Contoh:

Tipe Contoh

Peningkatan sanitasi, pengurangan kesesakkan,


Kondisi tempat tinggal metode pemanasan dan memasak

Pendidikan adalah asosiasi terkuat dengan perilaku


kesehatan dan hasil kesehatan.

Mungkin karena apresiasi yang lebih baik dari faktor


yang terkait penyakit dan kemampuan yang lebih
Kesempatan pendidikan secara keseluruhan besar untuk mengendalikan faktor-faktor ini.

Pendidikan untuk wanita memiliki dampak pada


Kesempatan pendidikan untuk wanita kesehatan anak dan keluarga

Pekerjaan sosial ekonomi rendah secara tradisional


dikaitkan dengan peningkatan paparan risiko
Pajanan kesehatan

Akses terhadap barang dan jasa Kemampuan untuk mengakses barang, seperti
perangkat pelindung dan makanan berkualitas tinggi
dan jasa, termasuk jasa medis dan sosial untuk
melindungi dan meningkatkan kesehatan

Ukuran keluarga besar mempengaruhi kesehatan dan


secara tradisional dikaitkan dengan status sosial
ekonomi rendah dan dengan status kesehatan yang
Ukuran keluarga lebih rendah

Keterasingan sosial yang berhubungan dengan


kemiskinan dapat berhubungan dengan kekerasan,
Paparan perilaku berisiko tinggi obat-obatan, perilaku berisiko tinggi lainnya

Status sosial ekonomi rendah yang berhubungan


dengan paparan yang lebih besar untuk polusi
lingkungan, bencana alam, dan bahaya lingkungan
Lingkungan binaan

D. Budaya dan Agama Mempengaruhi Status Kesehatan

a. Budaya

Budaya, adalah arti luas, membantu orang membuat penilaian tentang dunia dan keputusan
tentang perilaku. Budaya mendefinisikan apa yang baik atau buruk, dan apa yang sehat dan tidak
sehat. Hal ini mungkin berhubungan dengan pola gaya hidup, keyakinan tentang risiko, dan keyakinan
tentang tipe tubuh. Misalnya, jenis tubuh besar di beberapa budaya melambangkan kesehatan dan
kesejahteraan, tidak kelebihan berat badan atau kondisi negatif lainnya.

Budaya secara langsung mempengaruhi kebiasaan hidup sehari-hari.Pilihan makanan dan metode
persiapan makanan dan pelestarian semua dipengaruhi oleh budaya, serta status sosial ekonomi.

Budaya juga terkait dengan respon individu untuk gejala dan penerimaan intervensi.Dalam banyak
budaya, perawatan medis secara eksklusif untuk orang-orang dengan gejala dan bukan merupakan
bagian dari pencegahan.Banyak budaya tradisional telah mengembangkan sistem canggih perawatan
diri dan pengobatan sendiri didukung oleh keluarga dan penyembuh tradisional. Tradisi ini sangat
mempengaruhi bagaimana seorang individu merespon gejala, bagaimana mereka berkomunikasi
gejala, dan jenis intervensi medis dan kesehatan masyarakat bahwa mereka akan menerima.

Banyak budaya memungkinkan dan bahkan mendorong penggunaan pendekatan tradisional bersama
pendekatan kesehatan medis dan masyarakat Barat.Dalam beberapa budaya, dukun dianggap sesuai
untuk masalah kesehatan yang menyebabkan tidak dianggap biologis, tetapi berkaitan dengan spiritual
dan lainnya fenomena.Studi terbaru dari alternatif, atau pelengkap, obat telah memberikan bukti
bahwa intervensi tradisional tertentu, seperti akupunktur dan osteopathic spesifik dan manipulasi
chiropractic, memiliki manfaat yang terukur.Dengan demikian, perbedaan budaya tidak harus dilihat
sebagai masalah yang harus ditangani, tetapi lebih sebagai praktik untuk dipahami.

Cara bahwa budaya dapat mempengaruhi


kesehatan Contoh

Makanan preferensi-vegetarian, diet Mediterania

metode memasak

Sejarah pengikatan kaki di Cina


Budaya terkait dengan praktek-praktek perilaku-
sosial dapat menempatkan individu
dan Mutilasi alat kelamin perempuan
kelompok pada peningkatan atau penurunan
risiko Peran olahraga

Perbedaan budaya dalam perawatan pencarian


dan pengobatan sendiri

Sosial, keluarga, dan struktur kerja menyediakan


berbagai tingkat dukungan sosial, rendahnya
Budaya terkait dengan respon terhadap gejala, dukungan sosial dapat berhubungan dengan
seperti tingkat urgensi untuk mengenali gejala, penurunan kualitas kesehatan yang berhubungan
mencari perawatan, dan berkomunikasi gejala dengan kehidupan.

Variasi tingkat penerimaan tradisional termasuk


Budaya terkait dengan jenis intervensi yang dapat ketergantungan pada bantuan Barat diri dan
diterima dukun

Perbedaan budaya dalam tindak lanjut, kepatuhan


Budaya terkait dengan respon terhadap penyakit terhadap pengobatan, dan penerimaan hasil yang
dan intervensi merugikan

b. Agama

Faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan termasuk agama bersama dengan budaya.Agama
dapat memiliki dampak besar pada kesehatan terutama untuk praktik tertentu yang didorong atau
dikutuk oleh kelompok agama tertentu.Misalnya, kita sekarang tahu bahwa sunat laki-laki mengurangi
kerentanan terhadap HIV / AIDS.Sikap keagamaan yang membenarkan atau mengutuk penggunaan
kondom, alkohol, dan tembakau memiliki dampak langsung dan tidak langsung pada kesehatan juga.

Beberapa agama melarang praktek penyembuhan tertentu, seperti transfusi darah atau aborsi, atau
benar-benar menolak intervensi medis sama sekali, seperti yang dilakukan oleh ilmuwan christian.
Individu agama bisa melihat intervensi kesehatan medis dan masyarakat sebagai gratis untuk praktik
agama atau mungkin mengganti doa untuk intervensi medis dalam menanggapi gejala penyakit.

Cara agama mempengaruhi kesehatan Contoh

Seksual: sunat, penggunaan kontrasepsi

Makanan: menghindari makanan laut, daging


babi, daging sapi

Penggunaan alkohol: bagian dari agama


dibandingkan dilarang

Agama dapat mempengaruhi praktek-praktek Penggunaan tembakau: aktif berkecil oleh


sosial yang menempatkan individu pada Mormon dan Advent hari Ketujuh sebagai bagian
peningkatan atau penurunan risiko dari agama mereka

Agama dapat mempengaruhi respon terhadap Ilmuwan Kristen menolak perawatan kesehatan
gejala sebagai respon terhadap gejala

Larangan transfusi darah

Sikap terhadap penelitian sel induk

Sikap terhadap aborsi


Agama dapat mempengaruhi jenis intervensi
yang dapat diterima Akhir perawatan hidup

Agama dapat mempengaruhi respon terhadap Peran doa sebagai intervensi untuk mengubah
penyakit dan intervensi hasil

E. Perilaku Sehat Dapat Diubah

Menurut Riegelman (2009) perilaku sehat dapat diubah. Beberapa contoh perubahan perilaku yang
menjadi lebih baik yaitu
 Perubahan perilaku terhadap cara meletakan bayi pada saat tidur yaitu pada tahun 1980
awalnya bayi tidur tengkurap kemudian setelah itu menjadi telentang untuk
mengurangi Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) hampir 50% di negara-negara Amerika
Serikat.

 Penggunaan seat belt di Amerika serikat telah meningkat yaitu pada tahun 1970 sebesar 25%
menjadi 80% pada saat ini.

 Di Amerika Serikat pengemudi dalam keadaan mabuk sudah berkurang secara drastis

 Selama tahun 1990an terjadi peningkatan dalam menggunakan mamografi sebesar 50% untuk
mengurangi angka kematian dari kanker payudara.

 Perilaku merokok di Inggris pada kaum laki-laki berkurang dari 50% menjadi kurang dari
25% pada tahun 1960.

Perubahan perilaku tidak hanya terjadi pada perubahan menjadi lebih baik tetapi perubahan perilaku
juga dapat menjadi lebih buruk contohnya yaitu:

 Di Amerika telah terjadi peningkatan asupan kalori dan mengurangi jadwal olahraga selama
tiga dekade terakhir. Hal tersebut menimbulkan meningkatan obesitas sebesar dua kali
lipatnya dari sekitar sepertiga seluruh orang dewasa di Amerika.

 Antara tahun 1960 dan 1990-an, gadis remaja dan wanita dewasa muda meningkat merokok
mereka, menundukkan anak-anak mereka yang belum lahir bahaya tambahan berat lahir
rendah

 Remaja dan wanita dewasa diantara tahun 1960 dan 1990an meningkatkan kebiasaan
merokok, yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak-anak kecil dalam hal penurunan berat
badan

F. Beberapa Perilaku Sehat Pada Individu Lebih Mudah Berubah

Beberapa perubahan perilaku relatif mudah untuk diubah, sementara yang lain sulit untuk
diubah. Untuk mengubah perilaku diperlukan kemampuan untuk mengenali suatu perbedaan.Hal ini
relatif mudah ketika salah satu perilaku dapat diganti dengan hal yang mirip tetapi berpotensi
menghasilkan hasil yang lebih baik.Misalnya, perubahan dari kandungan acetaminophen (Tylenol)
untuk aspirin dalam hal mencegah Sindrom Reye.Hal tersebut merupakan perubahan yang relatif
mudah.Selain itu kampanye “back death to sleep” juga perubahan yang relatif mudah dan telah
mengurangi angka kematian bayi akibat SIDS.Berdasarkan kedua kasus tersebut, perubahan yang
bersifat dapat diterima serta tetap membuat nyaman mengakibatkan perubahan perilaku menjadi lebih
mudah untuk dicapai.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, tindakan seperti pengurangan biaya yang diikuti
dengan peningkatan ketersediaan atau perbaikan dalam kemudahan menggunakan sesuatu akan
membuat perubahan perilaku dapat dengan mudah terjadi. Perubahan perilaku yang paling sulit terjadi
yaitu terhadap seseorang memiliki komponen fisiologis, seperti obesitas, atau terhadap unsur aditif
yang membuat seseorang menjadi kecanduan seperti merokok.Seseorang yang obesitas harus
mengontrol terus berat badannya dalam jangka waktu panjang dan hal tersebut umumnya memiliki
tinggkat keberhasilan yang rendah yaitu kurang dari 30%.Selain itu, faktor fisik, sosial, dan ekonomi
dapat menjadi hambatan tersendiri dalam perubahan perilaku. Contohnya pelayanan kesehatan tidak
dapat diakses maka akan menghampat proses perubahan perilaku. Keberhasilan perubahan perilaku
mengharuskan seseorang memahami tentang bagaimana perilaku dapat diubah dan hal apa saja yang
bisa kita lakukan untuk membantu perubahan tersebut.

G. Merubah Perilaku Pada Individu dan Proses yang Dilalui Seseorang Untuk Merubah
Perilakunya

Perubahan perilaku membutuhkan lebih dari motivasi individu dan tekad untuk berubah.Mereka
yang ingin berubah membutuhkan dorongan dan dukungan dari kelompok-kelompok mulai dari
teman-teman dan keluargauntuk bekerja dan kelompok teman sebaya.Perubahan perilaku mungkin
juga memerlukan kebijakan sosial dan harapan yang memperkuat upaya individu.

Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Individu.

 Perubahan Alamiah (Natural Change) : Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan
itu disebabkan karena kejadian alamiah. Contoh :perubahan perilaku yang disebabkan karena
usia seseorang.

 · Perubahan terencana (Planned Change) : Perubahan perilaku ini terjadi karena memang
direncanakan sendiri oleh subjek. contoh : perubahan perilaku seseorang karena tujuan
tertentu atau ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai baginya.

 · Kesediaan untuk berubah (Readiness to Change) : Apabila terjadi suatu inovasi atau
program-program pembangunan di dalam organisasi, maka yang sering terjadi adalah
sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan ada
sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Contoh :
perubahan teknologi pada suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik manual ke mesin
komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima perubahan pemakaian
teknologi tersebut.
Cara Mengubah Perilaku

Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku oleh WHO dikelompokkan menjadi tiga
Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan (enforcement/regulation)

Misal : dengan adanya peraturan-peraturan/ perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota
masyarakat. Perubahan ini dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena
perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.

Pemberian informasi (education)

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan
kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut.

Diskusi partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam memberikan informasi-
informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja tetapi dua arah.

Tahapan Dalam Perubahan Perilaku Individu

Di tahun 1992, Prochaska, DiClemente, and Norcross membuat transtheoretical model of client
change. Dalam model ini, mereka mengajukan bahwa terdapat lima tahapan dalam perubahan menuju
perilaku yang lebih baik. Tahapan yang selalu dialami tersebut adalah:

1. Precontemplation: individu tidak menyadari perilakunya atau tidak menyadari bahwa dia
perlu berubah, dan mungkin tidak berniat berubah.

2. Contemplation: Individu mulai menyadari perlunya perubahan dan mulai berpikir serius
tentang itu namun dia belum memutuskan untuk melakukannya.

3. Preparation: individu memutuskan untuk melakukan beberapa tindakan dalam waktu dekat
dan mungkin telah melakukan tindakan di waktu yang lalu tapi dia gagal.

4. Action: Individu telah mulai berhasil dan terlibat dalam tindakan yang mengarah dalam hasil
yang diinginkan tapi belum mencapai hasil yang sesuai dengan yang dicitakan.

5. Maintenance: individu berhasil mencapai tujuannya dan sekarang harus mencoba dalam dua
sisi yakni mencegah perilaku lama kambuh dan menkonsolidasikan perubahan-perubahan
yang telah dibuat pada fase action.

H. Tahapan Yang Dilalui Oleh Seseorang Untuk Merubah Perilakunya

Tahap pertama, yang disebut precontemplation, menjelaskan bahwa seseorang belum dianggap
mengubah perilaku mereka. Pada tahap ini, upaya untuk mendorong perubahan tidak mungkin
berhasil. Namun, upaya untuk mendidik dan menawarkan bantuan dikemudian hari dapat menjadi
dasar untuk tahap selanjutnya.

Tahap kedua ini, yang dikenal sebagai perenungan, menyiratkan bahwa individu secara aktif berpikir
tentang manfaat dan hambatan untuk berubah. Pada tahap ini, informasi difokuskan pada keuntungan
jangka pendek dan, serta manfaat jangka panjang, yang dapat sangat berguna. Selain itu, tahap
kontemplasi cocok untuk mengembangkan dasar. Menetapkan titik berat masalah untuk mengukur
tingkat kemajuan masa depan.

Tahap ketiga disebut persiapan. Selama fase ini individu mengembangkan sebuah rencana tindakan.
Pada titik ini, individu akan menetapkan tujuan, mengingat berbagai strategi, dan mengembangkan
jadwal. Membantu dalam mengenali dan mempersiapkan hambatan yang tak terduga dapat sangat
berguna untuk individu selama fase ini.

Tahap keempat adalah tahap tindakan bila perubahan perilaku terjadi. Ini adalah waktu untuk
mempertemukan semua kemungkinan dari luar untuk memperkuat dan menghargai perilaku baru dan
membantu masalah atau kemunduran yang terjadi.

Tahap kelima –dan diharapkan sebagai tahab akhir- adalah tahap pemeliharaan dimana perilaku baru
menjadi bagian permanen dari gaya hidup seseorang. Tahap pemeliharaan memerlukan pendidikan
tentang bagaimana mengantisipasi sifat jangka panjang dari perubahan perilaku, terutama bagaimana
untuk menolak godaan untuk tidak melanjutkan perilaku lama.

I. Perubahan Dalam Perilaku Kelompok

Merubah perilaku kelompok dapat dilakukan dengan cara pendekatan pemasaran untuk
mencoba untuk lebih memahami dan mengubah perilaku kesehatan kelompok. Pemasaran sosial,
penggunaan dan perluasan pemasaran produk tradisional, telah menjadi komponen kunci dari
pendekatan kesehatan masyarakat dengan perubahan perilaku. Kampanye pemasaran sosial yang
berhasil pertama kali digunakan di negara berkembang untuk mempromosikan berbagai produk dan
perilaku, termasuk perencanaan keluarga dan terapi rehidrasi anak. Pemasaran sosial memasukkan "4
Ps", yang secara luas digunakan sebagai struktur upaya pemasaran tradisional. Iniadalah :

 Produk: mengidentifikasi perilaku atau inovasi yang sedang dipasarkan.

 Harga: mengidentifikasi manfaat hambatan serta biaya keuangan.

 Tempat: mengidentifikasi sasaran dan bagaimana untuk menjangkau mereka

 Promosi: mengorganisir kampanye atau program untuk mencapai target audiens

Pemasaran sosial telah memasukkan konsep dari difusi teori inovasi. Teori ini, seperti tahap
perubahan perilaku, berpendapat bahwa adopsi perilaku baru memerlukan serangkaian fase.
 
J. Pemasaran Sosial

Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan masyarakat sudah mulai menerapkan pendekatan
pemasaran untuk mencoba untuk lebih memahami dan mengubah perilaku kesehatan kelompok
orang-terutama mereka perokok seperti yang berisiko tinggi dampak kesehatan dari perilaku
mereka.Pemasaran sosial, penggunaan dan perpanjangan pemasaran produk tradisional, telah menjadi
komponen kunci dari pendekatan kesehatan masyarakat untuk merubah perilaku. Kampanye
pemasaran sosial pertama kali berhasil digunakan di negara berkembang untuk mempromosikan
berbagai produk dan perilaku, termasuk keluarga berencana dan terapi rehidrasi anak.Dalam beberapa
tahun terakhir, upaya pemasaran sosial telah banyak dan berhasil digunakan di negara-negara maju,
termasuk upaya seperti:

 Truth Kampanye - Dikembangkan oleh Amerika Legacy Foundation, hal ini bertujuan untuk
mengarahkan merokok daridilihat sebagai pemberontakan remaja.

 Kampanye -Nasional Pemuda Anti- Narkoba menggunakan upaya sosialpemasaran


diarahkan pada orang-orang muda, termasukorang tua.Anti-narkoba.

Pemasaran sosial menggabungkan "4 Ps," yang banyak digunakan untuk struktur upaya pemasaran
tradisional.Ini adalah:

 Produk: Mengidentifikasi perilaku atau inovasi yang sedang dipasarkan

 Harga: Mengidentifikasi manfaat, hambatan, serta biaya keuangan

 Tempat: Mengidentifikasi khalayak sasaran dan bagaimana untuk menjangkau mereka.

 Promosi: Menyelenggarakan kampanye atau program untuk mencapai target audiens (s).
Pemasaran sosial telah memasukkan konsep dari teori difusi inovasi.Teori ini, seperti tahapan
perubahan perilaku, berpendapat bahwa adopsi perilaku baru memerlukan serangkaian tahapan atau
langkah-langkah.Ini bergerak dari pengetahuan inovasi, untuk persuasi dari manfaatnya,
keputusanuntuk beradaptasi, untuk implementasi, dan konfirmasi.Difusi inovasi teori telah
memberikan kontribusi konsep dari berbagai jenis pengadopsi termasuk: pengadopsi awal-orang yang
mencari untuk bereksperimen dengan ide-ide inovatif;Mayoritas pengadopsi-sering awal pemimpin
opini yang status sosial sering mempengaruhi orang lain untuk mengadopsi perilaku;dan pengadopsi
akhir (atau lamban) -mereka yang membutuhkan dukungan dan dorongan untuk membuat adopsi
semudah mungkin.Sebuah pendekatan yang berbeda sering dibutuhkan untuk terlibat masing-masing
kelompok.Misalnya, upaya pemasaran mungkin awalnya menargetkan pengadopsi awal dengan
pendekatan mendorong inovasi dan kreativitas.Ini dapat diikuti oleh pendekatan pendapatpemimpin
yang dapat membantu inovasi atau perubahan perilaku menjadi mainstream.Sebuah pendekatan yang
berbeda menekankan penggunaan easeof- dan penerimaan luas mungkin paling bermanfaat untuk
mendorong pengadopsi akhir.Pemasaran sosial, seperti pemasaran produk, sering bergantung pada apa
pemasar sebut branding.Branding termasuk kata-kata dan simbol-simbol yang membantu audiens
target mengidentifikasi dengan layanan;Namun, ia pergi lebih dalam dari sekedar kata-kata dan
simbol.Hal ini dapat dilihat sebagai metode menerapkan keempat "P," atau promosi.

Hal ini juga dibangun berdasarkan tiga "Ps":

 Branding memerlukan pemahaman yang jelas tentang produk atau perilaku yang akan diubah
(produk).

Merek -Successful menempatkan sebagainya strategi untuk mengurangi biaya keuangan dan
psikologis (harga).

 Branding mengidentifikasi penonton dan segmen penonton dan bertanya bagaimana setiap
segmen dapat dicapai (tempat).

Branding adalah wajah publik pemasaran sosial, tetapi juga perlu diintegrasikan ke dalam inti dari
rencana pemasaran.Upaya pemasaran sosial di negara berkembang dan negara maju telah
menunjukkan bahwa ada mungkin untuk mengubah perilaku.

K. Kombinasi Perilaku Individu, Kelompok, Dan Upaya Social Untuk Melaksanakan


Perubahan Perilaku.

Perubahan perilaku tentunya diharapkan semua orang jika mengarah ke arah yang lebih baik.
Perilaku individu yang notabene anggota dari suatu kelompok masyarakat dan populasi, dapat
berpengaruh pada lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Maka dari itu untuk mengubah perilaku
perlu mengkombinasikan perilaku individu, kelompok, dan upaya social. Dalam tiap tahap perubahan
perilaku tersebut, kombinasi tadi ikut berperan dan menentukan keberhasilan tiap tahapannya.

Mengacu pada buku Public Health 101, akan lebih mudah melihat proses kombinasi dalam merubah
perilaku jika dikaitkan dengan contoh langsung. Dalam hal ini yang akan diangkat adalah contoh
perilaku individu dalam upaya berhenti merokok.

Berikut penjabaran dari tahap perubahan perilaku yang di tiap tahapnya mengkombinasikan peran dari
individu, kelompok dan social.

1.      Tahap Precontemplation dan Contemplation

Pada tahap ini, intervensi individu berfokus pada pendidikan, menilai kesiapan untuk
berubah, dan menawarkan bantuan. Sedangkan target intervensi pada kelompok dan
populasi lebih luas dan menciptakan lingkungan yang mendukung individu tersebut untuk
tidak merokok, seperti adanya pajak pada rokok dan pembatasan merokok pada tempat
umum dan tempat bekerja.

2.      Tahap Persiapan

Dalam tahap ini individu sudah menentukan target untuk dapat berhenti merokok. Keluarga
dan teman juga sangat berperan dalam memberikan dorongan dan dukungan. juga dengan
usaha nasional, seperti acara tahunan the American Cancer Society, Great American
Smokeout yang mendorong para perokok untuk selamanya berhenti merokok dengan
dimulai dari satu hari

3.      Tahap Aksi

Tahap dari aksi pada dasarnya ada pada individu, namun bagaimanapun harus di dukung
dan di dorong oleh keluarga dan kawan, serta diperkuat oleh usaha social seperti asuransi
kesehatan yang menyediakan pembiayaaan untuk mendukung grup dan pengobatan.

4.      Tahap Pemeliharaan

Tahap ini juga mengandalkan pada individual, grup dan populasi/intervensi social.
Intervensi individu seringkali berfokus kepada edukasi mengenai masa yang panjang untuk
perubahan perilaku dan usaha pemenuhan kebutuhan untuk melindungi dari godaan kembali
merokok. Cara pemeliharaan perilaku yang diinginkan membutuhkan dukungan dan
dorongan dari kelompoknya.
     Untuk lebih jelasnya, berikut contoh tabel tahapan perubahan perilaku pada kasus usaha
penghentian perilaku merokok.

Stages of change- intervensi individual, grup dan populasi /social untuk merubah perilaku
perokok (Public Health, 2009)

Stage of Change Individu Grup beresiko Populasi/social


Marketing social
membidik grup yang Adanya pajak rokok,
Menilai kesiapan lebih spesifik. pembatasan merokok
untuk berubah dan di tempat umum, label
menawarkan bantuan Pembatasan merokok peringatan dalam
Pre Contemplation masa depan di tempat bekerja kemasan rokok
Lebih menerima pada
marketing social yang Lebih merespon jika
terarah pada grup ada perubahan harga
tersebut rokok, pembatasan
Informasi bahaya dari merokok di tempat
rokok dan keuntungan Pembatasan merokok umum, dan label
Contemplation dari berhenti merokok di tempat bekerja peringatan
Set target individu dan
pembuatan strategi. Usaha National,
Dukungan teman dan seperti American
Obat-obatan mungkin keluarga dalam Cancer Society
Persiapan membantu persiapan individu National Quit Day
Menghilangkan
hubungan antara
merokok dan kegiatan
yang menyenangkan. Mengumumkan pada Penanggungan biaya
public, seperti pengobatan dan jika
Gunakan obat jika keluarga, teman dan berhenti mendapat
Aksi diperlukan rekan kerja asuransi
Pemeliharaan Edukasi mengenai Dukungan secara Dukungan secara
efek ketagihan jangka kontinyu di tempat kontinyu dari
panjang dan bekerja dari rekan marketing social,
berpotensi kambuh kerja dan kelompok pajak, dan pembatasan
kembali sosial merokok di tempat
umum
 

Anda mungkin juga menyukai