Oleh
Resa Rosdiana
191FK01096
2C
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera
setelah lahir (immediate care off the newborn) :
a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga
b. Menilai skor APGAR
c. Melakukan resusitasi neonatus
d. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari
e. Memberikan identifikasi bayi dengan member kartu bertulisan nama ibu, diikatkan di
pergelangan tangan, atau kaki
f. Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
g. Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam incubator jika ada
indikasi
h. Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat intensif
i. Melakuakn prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang di turunkan dari ibu, misalnya
penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi.
Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai berikut:
a. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
b. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
c. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
d. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan, tangan, dada,
abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
e. Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
f. Mencatat miksi dan mekonium bayi
g. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP), lingkar lengan atas
(LLA), menimbang berat badan (BB) dan mengukur panjang badan (BB) dan mengukur panjang
badan (PB) bayi.
h. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
i. Mendokumentasi hasil pemeriksaan
Tabel Nilai APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Blue Body pink, limbs All pink (seluru tubuh
(warna kulit) (seluruh tubuh biru blue(tubuh kemerahan)
atau pucat) kemerahan,ekstremita
s biru)
Pulse(denyut Absent (tidak ada) <100 >100
jantung)
Grimace (refleks) None (tidak Grimace (sedikit Cry (reaksi
bereaksi) gerakan) melawan,menangis)
Grimace Limp (tidak Some fleksion of Active movement,
( tonus otot) bereaksi) limbs( ekstremitas limbs well flexed
sedikit fleksi) (gerakan aktif,
ekstremitas fleksi
dengan baik)
Respiratory None Slow, irregular Good, strong cry
(tonus otot) (tidak ada) (lambat,tidak teratur) (menangis kuat)
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit, tenaga kesehatan perlu
melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan amnio( volume) apakah selama
kehamilan terjadi hidramnion/oligohedramnion
b. Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah korion. Hal ini penting
untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada vena/arteri, ada tali simpul?
d. Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gram), PB (45-50 cm), LK (33-35),
LD (30-33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a. Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan sindroma genetik.
b. Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal,
penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus,
RH/isoimunisasi
c. Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan, preeklamsia, infeksi,
perkembangan janin terlalu besar /terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion
d. Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan,
gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium,
amnionitis, ketuban peca dini (KPD), pendarahan dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu
hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan
Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun, segaralah
melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik yang
lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa hendaknya
memperhatikan beberapa hal yang penting berikut ini:
a. Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup, kecuali ada tanda-tanda
jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b. Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir selama pemeriksaan
dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan
warna kulit, frekuensi nafas, postur tubuh, gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan abnormalitas
yang nyata.
c. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e. Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe secara sistematis.
g. Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan lebioh lanjut yang memang
diperlukan.
h. Catat setiap hasil pengamatan
Persiapan alat :
1. Timbangan 8. Tissu
2. Metlin 9. Bengkok
3. Stetoskop bayi 10. Tali pusat
4. Termometer 11. Cairan klorin 0,5%
5. Jam
6. Tongspatel
7. Sarung tangan
I. Anamnesa
1. Faktor genetik (riwayat peny keturunan, kelainan bawaan)
2. Riwayat kehamilan : paritas, kelainan, obat2an, psikologis,dll
3. Riwayat persalinan: tgl lahir, proses persalinan, trauma, ku, obat2an dll
II Pemeriksaan fisik
Penilaian mencakup : tanda vital, pengukuran pertumbuhan, penilaian sistem, penilaian umur
kehamilan
1. Keadaan umum
Nilai bayi secara keseluruhan:besar/kecil
Ukuran tubuh proporsional/tidak
Kondisi bayi aktif/lemah
Tangisan lemah, keras, melengking ?
Kesadaran ? Letargis, waspada atau sedasi ?
Pucat/kuning /merah muda ?
2. Tanda-tanda vital
a. Pernafasan
Hitung dg melihat gerakan abdomen/menit
Hitung selama satu menit penuh
Utk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam
Utk BBl tdk stabil hitung setiap jam
Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit
Perhatikan apakah ada tarikan ddg dada, gerakan cuping hidung, kedalaman nafas
Bagaimana bunyi nafas ?
Penilaian awal pernafasan saat lahi menjadi evaluasi keberhasilan transisi bayi:
1. Pernafasannya nyaman
2. Tak ada tachypnea
3. Tak ngorok
4. Tak ada lekukan dada
5. Tak ada cyanosis/pucat
b. Denyut jantung
Diukur dg cara auskultasi / 2 jari di atas jantung bayi selama satu menit penuh
Pd BBl stabil dihitung setiap 3-4 jam
Pd BBl tak stabil dihitung setiap jam
Denyut jantung normal: 120-160/menit
Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia, hyperetermia, anemia, konsumsi obat
ibu
Bl < 100 (Bradikardi): BBl cukup bulan sedang tidur, kekurangan O2
c. Suhu tubuh
Diukur melalui aksila, tahan 5 menit
Normal : 36,5 - 37C
BBl dalam incubator diukur setiap jam
Hipotermia :bbl sakit atau BBLR, jika berlanjut pertimbangkan sepsis (tanda vital tak
stabil, perubahan glukosa dlm darah),dehidrasi, bacteremia, epidural ibu
Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum
d. Tekanan darah
Diukur pd tangan kaki sesuai kondisi bayi
Menggunakan mesin dinamap jk ada
Normal 60-89/40-50
Bisa meningkat saat menangis
Akan turun saat tidur
2) Panjang badan
Diukur dr ubun2 s/d tumit, posisi telentang, sendi lutut dan panggul harus ekstensi penuh
Normal : 45 – 53 cm
Diukur saat masuk dan setiap minggu dan dibandingkan dengan berat badan
3) Lingkar kepala
Diukur saat masuk dan setiap minggu
Diukur: menghubungkan 4 titik : 2 frontal bosses dan 2 occipital protuberances
Normal 33 – 38 cm
Letakan pita ukur pd bagian paling menonjol di tulang oksiput dan dahi
Pengukuran sedikitnya sekali sehari jk bbl gangguan neurologis (perdarahan
intraventricular,hydrocephalus,asfiksia)
3 Kepala
Apakah ada benjolan, caput, haetaom ?
Fontanel; cekung, menonjol, datar ?
Sutura : molase ? Derajat berapa ?
Pertumbuhan rambut ?
4. Mata
Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak
Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pd pupil/iris à hilang
Tanda ikterus, infeksi,
Pupil simetris, reaksi (lambat,cepat, tidak ada ?
Terbuka/ menutup ?
5. Telinga
Sejajar dengan ujung mata
Bentuk simetris/tidak,normal/tidak
Apakah ada pengeluaran ?
7. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening
Tonick neck refleks ?
8. Dada
Simetris/ tidak, gerakan nafas ? Kesulitan?
Dengarkan suara nafas,kiri &kanan sama?
Pembesaran kelenjar mammae
Dengarkan denyut jantung dg fetoskop
Perut/abdomen
Terlihat normal, tali pusat ?
Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis?
Suara perut: ada/tidak, hiperaktif, hipoaktif
Dinding perut: merah, meregang, ada batas perut membuncit
Palpasi: lembek, nyeri atau meregang
11. Genetalia
a. Laki-laki
Scrotum tdd 2 kantung berisi testis
Lubang penis tepat di tengah ? Panjang < 2,5 cm ?, miksi ?
b. Perempuan
Labia mayora & minora ada ?
Keluarnya cairan : putih,krem,pseudomenorh, akan hilang dlm 10 hari
Miksi sdh/belum dalam 24 jam
12 Panggul
Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping luar, dengarkan & rasakan
bunyi “klik”à kolaborasi
Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik
13. Punggung dan anus
Adakah benjolan/masa
Ada/tdk lubang anus, mekoneum ?
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tdk efektif berhubungan dg Obstruksi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas berhub dg hipotermi (cold stress)
3. Resiko tinggi termoregulasi tdk efektif berhub dg Kehilangan panas ke lingkungan
4. Resiko tinggi infeksi berhub dg faktor lingkungan
2. BAB
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau
aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah
itu feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa
cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem,
berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu
formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang
mengkonsumsi susu formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang mendapat ASI
tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu
perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu
tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan
terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit
menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau
mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang
belum sempurna. Tettap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya
disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur,
berarti memang ada masalah pada bayi àrujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama
dengan orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama
pun frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi
belum menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih
dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari
bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena
memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan
baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai
banyak lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang
penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belul b
a b, dan bayinya anteng – anteng saja mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B a b
pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal
yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada
dalam kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah
pencernaannya normal atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila warnanya
putih atau disertai darah.
Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi
kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan
bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.
3. BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap
bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.
4. Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan
ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi
perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari
dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang
tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur
2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1
jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tua pun perlu menyiasati waktu
tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur
malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang, kira2 3 kali
dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya
bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara
12 – 14 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari
adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermaiin
hanya disiang hari saja, tidak di malam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan
bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam
gendongan atau di ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan
dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika
menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali
menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah
waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu
hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan coba lagi setelah 1
bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s Children Hospital).
3. Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke
mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di
tempat tidur bayi.
G. Penanganan
Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari
hari pertama.
Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut
sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat
menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam
perkembangan). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi.
Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.