PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
bilirubin dalam darah, ikterus secara klinis akan tampak pada bayi baru
lahir jika kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL, ikterus neonatorum dapat
terjadi 60% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi kurang bulan
(Rukiyah, 2012).
tidak segera ditangani dengan baik akan menimbulkan cacat seumur hidup
atau bahkan kematian. Demikian juga ikterus patologi yaitu ikterus yang
yang paling berat. Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi, juga
dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy, tuli nada tinggi,
1
paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup.
tahun 2015 menunjukkan angka ikterus neonatoum pada bayi baru lahir di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
2
4. Untuk dapat melakukan penatalaksanaan pada bayi baru laihir
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat ilmiah
ASI
2. Manfaat praktis
bendungan ASI
3. Manfaat institusi
bendungan ASI
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan
sampai dengan 4000 gram, lahir langsung menangis, dan tidak ada
hari, disebut juga bayi baru lahir. Pada masa neonatal, bayi rentan
Bayi yang baru lahir normal dan sehat memiliki ciri sebagai
berikut:
4
f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
didekat ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau disebelah ibu)
pastikan area tersebut bersih dan keringkan bayi terutama muka dan
5
c. Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah maka
2013).
Aspek Skore
pengamatan
0 1 2
bayi baru lahir
Warna kulit
tubuh
Seluruh tubuh Warna kulit
Appearance normal,tetapi
bayi berwarna seluruh tubuh
(warna kulit) tangan dan
kebiruan normal
kaki berwarna
kebiruan
Denyut Denyut Denyut
Pulse (denyut
jantung tidak jantung < 100 jantung > 100
jantung)
ada kali permenit kali per menit
Meringis,
Grimace Tidakada Wajah
menarik, batuk
(respons repon terhadap meringis saat
atau bersin
refleks stimulasi distimulasi
saat stimulasi
Lengan dan
kaki dalam
Activity (tonus Lemah,tidak Bergerak aktif
posisi fleksi
otot) ada pergerakan dan spontan
dengan sedikit
gerakan
Tidak Menangis Menangis
bernapas, lemah, kuat,
Respiration
pernapasan terdengar pernapasan
(pernapasan)
lambat dan seperti baik dan
tidak teratur merintih teratur
(Sumber : Walyani, 2015)
6
5. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
Pencegahan infeksi
f. Pemberian imunisasi
7
6. Inisiasi Pernafasan Spontan
setelah bayi baru lahir, maka perlu dilakukan upaya inisiasi pernafasan
a. Melakukan penilaian kondisi bayi baru lahir secara cepat dan tepat,
Pengaturan suhu pada bayi baru lahir masih belum baik selama
suhu tidak berjalan efisien dan bayi masih tetap rentan terhadap
angina, jika dalam keadaan basah, jika tidak tidak mampu bergerak
dengan bebas atau pada saat kekurangan gizi. Seorang bayi yang
8
kedinginan, kebutuhan kalori dan oksigennya akan meningkat
Seorang bayi yang cukup bulan yang sehat dan berpakaian akan
(hipotermi), beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi
2015).
1. Pengertian
Ikterus sering kali muncul pada bayi yang baru lahir karena
yaitu 60% pada bayi cukup bulan (aterem) dan 80% pada bayi tidak
9
darah yang menimbulkan perubahan warna pada jaringan yang
2. Klasifikasi
a. Ikterus fisiologi
pada hari ke-2 sampai ke-3 setelah lahir yang tidak mempunyai
berikut :
1) Warna kuning akan timbul pada hari kedua atau ketiga setelah
bayi lahir dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai ke-6 dan
3) Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari
12 mg/dl dan pada BBLR 10 mg/dl dan akan hilang pada hari
b. Ikterus patologi
10
Ikterus patologi memiliki tanda-tanda, antara lain sebagai berikut :
sepsis.
5) Ikterus yang disebabkan oleh bayi kurang dari 2000 gram yang
3. Manifestasi Klinik
b. Sklera ikterik
yang cukup bulan dan 12,5 mg%pada neonatus yang kurang bulan
11
e. Asfiksia
f. Hipoksia
m. Letargi
2014)Etiologi
4. Etiologi
beberapa faktor. Secara garis besar etiologi itu dapat dibagi sebagai
berikut :
12
hipoksia, dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukorinil
f. Ikterus akibat Air Susu Ibu (ASI). Ikterus akibat asi merupakan
disubstitusi dengan susu formula selama 1-2 hari. Hal ini unruk
13
(ASI) adalah (beta glucoronidase) akan memecah bilirubin menjadi
5. Patofisiologi
yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah. Ketika sel darah
merupakan protein yang digunakan lagi oleh tubuh yang tidak larut
2009).
14
Pengamatan ikterus kadang-kadang agak sulit apalagi dalam
matahari dan dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk
Gambar 1
Pembagian derajat ikterus dan daerah kulit bayi yang berwarna kuning
15
Tungkai
Daerah 1,2,3 (+)
4 Lengan dan kaki 12
dibawah dengkul
Daerah 1,2,3,4 (+)
5 >12,4
Tangan dankak
(Sumber Prawirohardjo, 2009)
a. Ikterus fisiologi
tubuh.
adekuat dan berikan ASI saja dan bantu ibu saat memberi ASI
b. Ikterus patologi
1) Fototerapi
16
empedu. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi
2) Jenis Lampu
a) Fototerapi
17
efisiensi pemberian fototerapi. Hasil terbaik terjadi dalam 24
sumber sinar dan kulit bayi yang terpajang lebih luas. Bila
b) Jarak
overheating.
18
kemudian meningkat secara bertahap sampai usia 4 hari.
tukar. Bila kadar bilirubin serum total > 18 mg/dl (> 310
19
mmol/L) fototerapi dilakukan sambil mempersiapkan tindakan
bilirubin serum total > 25 mg/dl (> 430 mmol/L) pada usia >
20
bergerak jauh dari daerah energy tinggi. Lampu sorot mungkin
3. Transfusi Tukar
21
hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki kondisi anemianya. Beberapa
(-) atau Rhesus yang sama dengan ibu atau bayinya. Cross match
terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A
AB, untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B
yang muncul.
e) Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain, darah donor tidak boleh
22
ibu.Pada hiperbilirubinemia non imun, lakukan typing 32 dan cross
yaitu 160 ml/kgBB sehingga akan diperoleh darah baru pada bayi
yang dilakukan transfusi tukar sekitar 87% (Usman, Ali, 2014: 102-
104).
kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi
pada janin dan hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat dan
lain-lain, segera diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya sejak lahir biasakan
anak dijemur dibawah sinar matahari pagi sekitar jam 7-8 pagi setiap hari
114).
23
BAB III
STUDI KASUS
No register :XX XX XX
A. Identitas bayi
Anak ke :1
Nikah/lamanya : 1x / I thn
24
Agama :islam/ islam
DATA SUBJEKTIF ( S )
2019.
DATA OBJEKTIF ( O )
1. HTP tanggal
5. PBL : 40 cm
6. LK : 31 cm
7. LD : 28 cm
8. TTV
N : 130 x/i
25
P : 40 x / i dan
S : 36,5°c
a. Kepala
2) caput (-)
3) sutura menyatu
b. Mata
3) Sclera ikterus
c. Hidung
e. Telinga
26
3) Bagian telinga luar lengkap, mudah kembali
f. Dada
2) Jari-jari normal
h. Perut
j. Genetalia
a. Anus
1) Anus berlubang
2) Terdapat mekonium
b. Kulit
1) Terdapat verniks
27
c. System saraf
ASESMENT ( A )
Masalah aktual : -
PLANING ( P )
Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
28
Suhu : 36,6 derajat celcius
Hasil : Telah diberikan intake ASI 40 cc per 3 jam melalui mulut dengan cara
disendoki.
tindakan fototerapi.
dibawah sinar fototerapi, tutup mata dan alat kelamin bayi dengan
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang adanya kesenjangan antara tinjauan
pustaka dengan tinajuan kasus khususnya data subyektif pada bayi baru lahir bayi
Februari 2019. Untuk memudahkan pembahasan ini maka penulis akan membahas
A. Subjektif
Pada tinjauan teori dijelaskan bahwa Ikterus patologis adalah ikterus yang
mempunyai dasar patologi atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang
Sedangkan pada tinjauan kasus pada bayi ikterus pada bayi baru lahir bayi
Ny “N” dengan Ikterus Patologis di dapatkan data subjektif bahwa ibu pasien
kuning sejak tanggal 19 februari 2019, ibu pasien mengatakan bayinya malas
menyusui sejak tanggal 10 februari 2019, ibu pasien mengatakan bayinya lahir
cuk up bulan pada tanggal 05 februari 2019. Dengan melihat data yang di
peroleh baik dari data tinjauan teori maupun tinjauan kasus dapat disimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan antara tinajuan teori maupun tinjauan kasus.
B. 0bjektif
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada kasus bayi
pemeriksaan KU bayi lemah, kulit dan sklera bayi terlihat kuning refleks
30
menghisap dan menelan lemah dan pada saat dilakukan pemeriksaan LAB
pada tanggal 19 februari 2019 didapatkan hasil bilirubin total 13,9 gr/dl.
Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus nyata.
Pada tahap pengkajian dengan teori ikterus patologi adalah ikterus yang
mempunyai dasar patologi atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang
bayi < 37 minggu ( BBLR) dan 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan.
suatu nilai yang mempunyai potensi yang menimbulkan kern ikterus yang jika
jam pertama kehidupan, serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl, peningkatan
bilirubin 5 mg/dl atau lebih dari 24 jam, kosentrasi bilirubin serum melebihi
10 mg/dl pada bayi < 37 minggu ( BBLR) dan 12,5 mg/dl pada bayi cukup
yang disebabkan oleh bayi kurang dari 2000 gram yang disebabkan karena
usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dan kehamilan pada remaja, masa
31
pernapasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkopnia dan hiperosmolitas darah
sepsis (Maulida,2014:40).
bersifat toksik bisa disebabkan oleh produksi yang meningkat dan ekskresinya
melalui hati terganggu. Berbagai factor resiko yang merupakan penyebab dari
hyperbilirubinemia bisa dari faktor ibu maupun faktor bayi. Yang sering
(inkomptabilitas golongan darah ABO dan Rh) dan pemberian air susu ibu
(ASI). Faktor perinatal seperti infeksi, dan trauma lahir (cephalhermaton) dan
C. Analisis
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose yang sudah
ditangani dengan baik dan kadar bilirubinnya semakin tinggi maka akan
menumpuk diotak yang disebut dengan kern ikterus (Herawati dan Maya,
mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi yang menimbulkan kern ikterus
32
yang jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan keterbelakangan
Pada kasus bayi “N” telah dilakukan observasi penanganan umum dan
ikteus) tidak muncul. Hal ini dikarenakan penanganan yang tepat dan baik dan
pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus nyata.
D. Penatalaksanaan
adalah terapi sinar yang diberikan pada bayi untuk mengubah bilirubin
menjadi bentuk yang yang larut dalam air untuk diekskresikan melalui
33
bilirubin dalam darah, pemberian tranfusi tukar apabila kadar bilirubin 20
mg/dl, kenaikan kadar bilirubin yang cepat yaitu 0,3-1 mg/jam, anemia berat
dengan gejala gagal jantung. Pemberian ASI secara optimal perlu diingat
bahwa bilirubin dapat dipecah apabila bayi mengeluarkan feses dan urin.
Sehingga pemberian ASI harus diberikan sebab ASI sangat efektif dalam
dilakukan pada tanggal 19 februari 2019 adalah cuci tangan sebelum dan
TTV tiap 3 jam, memberikan intake ASI atau susu formula tiap 3 jam,
34
sinar diberi selama 24 jam dan istirahat 2 jam). Sehingga pada tahap ini tidak
35
BAB V
PENUTUP
latihan praktik studi kasus tentang Asuhan Kebidanan tentang Bayi Baru
Lahir pada Bayi Ny. “N” dengan Ikterus di Puskesmas Pontap Kota Palopo
A. Kesimpulan
pemeriksaan fisik seperti kulit dan sklera bayi nampak kuning, refleks
isap dan menelan bayi lemah serta data penunjang yang diperoleh dari
menggunakan sendok.
36
4. Perlunya tindakan segera atau kolaborasi dengan dokter spesialis anak
KU bayi dan tanda-tanda vital tiap 3 jam, berikan intake ASI atau susu
dan menelan kuat, sklera dan kulit bayi sudah tidak kuning, kebutuhan
nutrisi tercukupi, berat badan bayi naik menjadi 2810 gram, dan kadar
bilirubin menurun.
nyata dilapangan.
37
B. Saran
komplikasi.
2. Bagi pendidikan
3. Bagi profesi
38