Anda di halaman 1dari 4

EPISKLERITIS & SKLERITIS

Rina La Distia Nora

Episkleritis dan skleritis adalah penyakit yang jarang terjadi. Akan tetapi

dokter umum maupun dokter mata perlu membedakan skleritis dari penyaki

mata merah lain yang lebih sering ditemukan karena skleritis menimbulkan

rasa nyeri hebat, dan adanya kebutuhan untuk mencari kelainan sistemi

yang mendasari serta pemberian terapi imunosupresif sistemik. Berbeda

dengan skleritis, episkleritis jarang membutuhkan terapi

Episkleritis adalah proses peradangan yang terbatas pada jaringan episklera

Perjalanan penyakit bersifat akut, ringan, self limiting, namun sering

mengalami rekurensi. Skleritis merupakan proses peradangan pada sklera

yang melibatkan lapisan yang lebih dalam dan mempunyai manifestasi klinis

lebih berat dibandingkan episkleritis. Skleritis dapat terlokalisir, nodular atau

difus, dan dapat melibatkan segmen anterior dan/atau posterior. Keterlibatan

anterior bermanifestasi sebagai mata merah dan nyeri hebat, sedangkan

skleritis posterior tanpa keterlibatan anterior tidak terlihat merah dan dapat

nyeri ataupun tidak.

Insidensi episkleritis sulit ditentukan karena episkleritis adalah penyalit

yang bersifat selflimiting dan terkadang asimptomatik sehingga pasien tidak

memeriksakan diri. Insidens dan prevalens skleritis pada populasi umum jug

tidak diketahui. Episkleritis biasa terjadi pada umur 20-50 tahun, tetapi dapa

juga terjadi pada anak-anak, dan tidak ada predileksi terhadap jenis kelamn

tertentu. Berbeda dengan episkleritis, skleritis dapat terjadi pada berbagai usi

tetapi umumnya terjadi antara dekade ke-4 sampai ke-6 kehidupn

puncak pada dekade ke-5. Rasio kejadian skleritis antara wanita: pria
ra wanita : pria adalah

jumlah ini mengena

1-6:1, dan 32% kasus teradi bilateral dengan setengah jumlah ini men

Patofisiologyi episkleritis dan skleritis berhubungan dengan kema

kedua mata secara serentak.

fibrolast mengekspresikan HLA, meskipun belum dipahami dengan pada

an kecil pasien. Beberapa penyakit sistemik yanbku 1

yang mendasari hanya

episkleritis adalah reu

nreumatoid

artritis, systemic lupus

BAB 3 MASALAH MATA MERAH

141

vaskulitis, gout, atopi, serta infeksi mikroorganisme dan parasit pada tubuh.

Degradasi fibril kolagen sklera akibat proses enzimatik serta invasi sel radang

ke sklera memiliki peran penting dalam patofisiologi skleritis. Kondisi ini

seringkali merupakan bagian dari suatu kondisi sistemik berkaitan dengan

vaskulitis, yang didasari oleh reaksi imun tipe kompleks. Kasus skleritis

mempunyai kemungkinan 25-50% untuk memiliki penyakit sistemik yang

mendasari inflamasi pada sklera, dan skleritis paling banyak ditemukan

menyertai penyakit reumatik. Pada sekitar 1/3 pasien dengan skleritis difus

atau nodular, dan 2/3 pasien dengan skleritis nekrotikans, dideteksi juga

adanya penyakit autoimun jaringan ikat. Beberapa penyakit sistemik yang

berkaitan dengan skleritis antara lain adalah reumatoid artritis, vaskulitis

sistemik, Wegener's granulomatosis, poliarteritis nodosa, SLE, serta penyakit


infeksi seperti sifilis

ng

ra

Pemeriksaan oftalmologik diperlukan untuk membedakan episkleritis dengan

skleritis. Gambar 1 memberikan ilustrasi skematik mengenai perbedaan lokasi

peradangan antara episkleritis dengan skleritis

.Episkleritis

Pasien dengan episkleritis umumnya mengeluhkan mata merah tanpa

di daerah mata yang terpapar, dan keluhan tidak nyaman/

asing hingga nyeri ringan, Serangan hanya berlangsung singkat denan

akut, dan akan berhenti dengan sendirinya (dalam hitungan hari sarm

minggu, Sifat sef limited ini yang membuat episkleritis jarang membutila

hanva

Episkleritis muncul dalam dua bentuk klasik. Serangan pada bentuk pertama

atau episkleritis simple biasanya berlangsung selama 5-10 hari dengan ressilusi

kambuh dengan angka rekurensi mer apai 60%. Rekurensi pertama bia ana

terjadi dalam 2bulan setelah serangan pertama. Rekurensi tersebut akan tera

terjadi hingga 3-6 tahun kemudian dengan penurunan frekuensi rekurers

setelah 3-4tahun. Peradangan pada episkleritis simple biasanya bersifatsedang

berat dan tidak berkaitan dengan penyakit sistemik. Pada bentuk keduaata

episklenitis nodular, episode serangan lebih panjang dan lebih nyeri

interval antar serangan yang tidak teratur. Pasien dengan gambaran sepert in

biasanya juga mempunyai keterlibatan penyakit sistemik

Pada pemersuan oftalmologi didapatkan tajam penglihatan baik, terlihat


inflamasi yang terlokalisir pada episklera berupa edema dan inflamasi,

dengan injeksi merah muda serta dilatasi pembuluh darah episklera

superfisial. Peradangan tidak melibatkan jaringan dan pembuluh darah

sklera dan konjungtiva subtarsal, tetapi konjungtiva di atas lapisan

episklera yang meradang dapat ikut terkena

Injeksi episklera yang berwarna merah muda membedakan episkleritis dari

skleritis yang memiliki injeksi berwarna merah kebiruan. Jika pembuluh

darah episklera ini ditekan dan digerakkan dengan lidi kapas, akan tampak

bahwa pembuluh darah dapat digerakkan; dan dengan tetes mata fenilefrin

10%, injeksi pada episkleritis akan berkurang. Edema kelopak mata dan

khemosis dapat terjadi pada kasus yang berat berat akibat ekstravasasi

cairan dari pembuluh darah di area yang terinflamasi. Bentuk episkleritis

difus lebih sering terjadi daripada nodular. Diagnosis banding, episkleritis

antara lain adalah konjungtivitis, hematoma subkonju

teriritasi, dan skleritis.

ngtiva, pterigium

Episkleritis jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika terjadi berdekatan

dengan kornea, dapat terbentuk infiltrat di kornea perifer atau bahkan edema

kornea. Hal ini bisa membuat permukaan perifer konea menjadi lebih tipis

dan dapat timbul vaskularisasi baru (neovaskularisasi)

14

Anda mungkin juga menyukai