Episkleritis dan skleritis adalah penyakit yang jarang terjadi. Akan tetapi
dokter umum maupun dokter mata perlu membedakan skleritis dari penyaki
mata merah lain yang lebih sering ditemukan karena skleritis menimbulkan
rasa nyeri hebat, dan adanya kebutuhan untuk mencari kelainan sistemi
yang melibatkan lapisan yang lebih dalam dan mempunyai manifestasi klinis
skleritis posterior tanpa keterlibatan anterior tidak terlihat merah dan dapat
memeriksakan diri. Insidens dan prevalens skleritis pada populasi umum jug
tidak diketahui. Episkleritis biasa terjadi pada umur 20-50 tahun, tetapi dapa
juga terjadi pada anak-anak, dan tidak ada predileksi terhadap jenis kelamn
tertentu. Berbeda dengan episkleritis, skleritis dapat terjadi pada berbagai usi
puncak pada dekade ke-5. Rasio kejadian skleritis antara wanita: pria
ra wanita : pria adalah
1-6:1, dan 32% kasus teradi bilateral dengan setengah jumlah ini men
nreumatoid
141
vaskulitis, gout, atopi, serta infeksi mikroorganisme dan parasit pada tubuh.
Degradasi fibril kolagen sklera akibat proses enzimatik serta invasi sel radang
vaskulitis, yang didasari oleh reaksi imun tipe kompleks. Kasus skleritis
menyertai penyakit reumatik. Pada sekitar 1/3 pasien dengan skleritis difus
atau nodular, dan 2/3 pasien dengan skleritis nekrotikans, dideteksi juga
ng
ra
.Episkleritis
akut, dan akan berhenti dengan sendirinya (dalam hitungan hari sarm
minggu, Sifat sef limited ini yang membuat episkleritis jarang membutila
hanva
Episkleritis muncul dalam dua bentuk klasik. Serangan pada bentuk pertama
atau episkleritis simple biasanya berlangsung selama 5-10 hari dengan ressilusi
kambuh dengan angka rekurensi mer apai 60%. Rekurensi pertama bia ana
terjadi dalam 2bulan setelah serangan pertama. Rekurensi tersebut akan tera
berat dan tidak berkaitan dengan penyakit sistemik. Pada bentuk keduaata
interval antar serangan yang tidak teratur. Pasien dengan gambaran sepert in
darah episklera ini ditekan dan digerakkan dengan lidi kapas, akan tampak
bahwa pembuluh darah dapat digerakkan; dan dengan tetes mata fenilefrin
10%, injeksi pada episkleritis akan berkurang. Edema kelopak mata dan
khemosis dapat terjadi pada kasus yang berat berat akibat ekstravasasi
ngtiva, pterigium
dengan kornea, dapat terbentuk infiltrat di kornea perifer atau bahkan edema
kornea. Hal ini bisa membuat permukaan perifer konea menjadi lebih tipis
14