Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT


DI SEKOLAH SMK MELATI
KECAMATAN LOA JANAN ILIR
KOTA SAMARINDA
TAHUN 2018

DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 1

ABDAN SYEKURA 17111024130135


ANITA WAHYUNI 17111024130150
DEYANA TRI OKTAVIANI 17111024130166
M. HERSAN ARIFIN 17111024130208
PUTRI AMALA SARI 17111024130222
RR ANIS ILAHI 17111024130238
SRI AYUNINGSIH 17111024130250

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT DI SMK MELATI


KECAMATAN LOA JANAN ILIR
KOTA SAMARINDA
TAHUN 2018

Samarinda, Januari 2019


Mengetahui Mengetahui
Koordinator pemberdayaan masyarakat Dosen Pembimbing

(………………….) (………………….)

NIDN. NIDN.

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan tugas pemberdayaan tentang “PERILAKU HIDUP BERSIH
SEHAT” ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan tugas
pemberdayaan ini dengan baik, karena telah membimbing umat-Nya dari zaman
jahiliyah menuju jalan kebenaran.

Terimakasih juga kepada :


Niken Agustianingrum., M.KM selaku pembimbing kelompok 1
Tugas pemberdayaan ini dapat disusun dengan maksimal dengan itu kami juga
sangat berterimakasih kepada orang tua yang selalu memberikan do’a dan dukungan
kepada kami untuk terus semangat dalam mengerjakan tugas pemberdayaan ini.
Semoga tugas pemberdayaan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
luas bagi para pembaca dan penulis sadar bahwa tugas pemberdayaan ini masih jauh
dari kesempurnaan, sehingga kritik daqn saran yang mampu membuat kami akan
menjadi lebih baik lagi. Serta kami juga turut berharap agar tugas pemberdayaan ini
dapat menjadi bahan ajar bagi para pembacanya. Dan apabila terdapat salah dalam
penulisan maupun makna yang kurang baik maupun sulit di mengerti kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Samarinda, 14 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Sekolah Peduli Anak Sehat
B. Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat

BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Tema Kegiatan
B. Tempat & Waktu Kegiatan
C. Sasaran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan Masyarakat menurut WHO adalah yang mengacu pada semua
tindakan terorganisir untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang hidup diantara populasi secara keseluruhan (WHO, 2008).
Kesehatan lingkungan menurut WHO adalah yang terdiri dari aspek-aspek
kesehatan manusia, termasuk kualitas hidup, yang ditentukan oleh factor fisik,
kimia, biologis, social, dan psikososial dilingkungan
Menurut Prof. Umar Fahmi Achmadi, M.P.H.,Ph.D kesehatan masyarakat
yaitu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat atau komunitas
dengan teknis berbasis wilayah, bersifat preventif dan promotif, ada
keikutsertaan masyarakat dalam upaya tersebut, pendekatan multi disiplin dan
kemitraan atau partnership.
Pemberdayaan Masyarakat menurut Sumaryadi (2005: 11),
pemberdayaan masyarakat adalah upaya mempersiapkan masyarakat seiring
dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka
mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesajhteraan dalam suasana
keadilan sosial yang berkelanjutan.
Pemberdayaan Masyarakat menurut Widjaja (2003 : 169), pemberdayaan
masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan
martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik di bidang ekonimi, social, agama dan budaya.
Menurut Slamet Riyadi, Kesehatan Lingkungan adalah bagian integraldari
ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan
manusia dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi yang bertujuan
untuk membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat
yang optimal.

1
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah sekumpulan perilaku yang di
praktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Depkes RI, 2011).
PHBS menurut (Maryunani.A, 2013), adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keliuarga dapat
menolongdirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan PHBS yaitu
dengan mengubah perilaku siswa-siswi SMK Melati Samarinda untuk
mengurangi permasalahan yang timbul di lingkungan tempat mereka tinggal
terutama masalah kesehatan lingkungan mereka yang kurang akan kesadaran
untuk hidup sehat. Maka dengan mengubah perilaku mereka maka mereka akan
hidup jadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan sebelumnya SMK Plus
Melati Samarinda bahwa ditemukannya permasalahan – permasalahan seperti
kurangnya kebersihan diri, kurangnya kebersihan di lingkungan asrama dan juga
pemakaian alat pribadi yang secara bergantian antara satu dengan teman yang
lain, sehingga memunculkan penyakit yang di derita oleh siswa-siswi
kebanyakan seperti penyakit kulit yaitu gatal-gatal, maka gatal-gatal sendiri itu
memberikan rasa yang tidak nyaman pada penderitanya maka dengan itu
sipenderita untuk mengurangi rasa gatal dengan cara menggaruk. Dan jenis
penyakit lainnya yaitu ada scabies, dimana kondisi menular kulit yang
disebebakan oleh tungau yang masuk kedalam lapisan kulit luar yang
menimbulkan ruam kulit yang sangat gatal. Maka dengan itu kami
memprioritaskan kesehatan lingkungan mereka karena masalah ini yang paling
banyak terjadi oleh siswa-siswi SMK Plus Melati Samarinda. Padahal dengan
adanya pengasuh yang mengarahkan dan memberitahu agar mereka menjaga
kebersihan lingkungan disekitar. Namun karena prilaku yang dimiliki siswa-siswi
SMK Melati Samarinda masih ada yang kurang dan masih ada yang malas untuk

2
menjaga kebersihan diri mereka maupun kebersihan lingkungan yang ada
diasrama.

B. TUJUAN
a. Umum
Meningkatkan kesadaran dan kemauan siswa-siswi SMK Melati Samarinda
untuk hidup bersih dan sehat.
b. Khusus
1. Memberdayakan siswa-siswi SMK Melati dalam memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatan sehingga siswa-siswi SMK
Melati sadar dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan
status kesehatan.
2. Meningkatkan kualitas hidup siswa-siswi SMK Melati Samarinda.

C. MANFAAT
a. Bagi SMK MELATI Samarinda
Mampu mengupayakan lingkungan yang sehat disekolah dan juga mampu
mencegah maupun menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang
muncul disekolah tersebut. Dan siswa-siswi mampu mengembangkan upaya
kesehatan.
b. UMKT
1. Sebagai program pendidikan ilmu kesehatan masyarakat kepada siswa-
siswi SMK Melati Samarinda.
2. Membangun kerjasama antara SMK Melati dan UMKT
3. Membangun hubungan yang baik dan membangkitkan kepercayaan
antara SMK Melati Samarinda dan UMKT

c. Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah sesuai fakta yang didapat
secara sistematik.
2. Memberikan gambaran terhadap pemecahan dari masalah yang dihadapi.

3
3. Hasil penelitian yang didapat mahasiswa dapat digunakan sebagai
rekomendasi untuk program ataupun kebijakan yang dapat diaplikasikan
oleh siswa-siswi SMK Melati Samarinda

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT


1. Definisi UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya yang ditujukan untuk
membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara
terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. UKS
juga bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas
yang ditujukkan kepada sekolah-sekolah (Wahid&Nurul, 2009).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ialah salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga dilaksanakan oleh masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utamanya. Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai
lembaga penarangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri,
menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku dan juga
memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008).
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin.
Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar yaitu
upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan
UKS dapat dijadikan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada
setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan (P.Ananto, 2006).

2. Tujuan UKS
Adapun tujuan dari UKS terdiri dari tujuan umum dan khusus yaitu:
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta menciptakan lingkungan sehat[U2] sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

5
b.Tujuan Khusus
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup:
1) Menurunkan angka kesakitan anak sekolah.
2) Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik,mental maupun
sosial serta memberikan pengetahuan, sikapdan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat.

3. Ruang Lingkup UKS


Trias UKS sendiri merupakan program yang bertujuan untuk menunjang
setiap kegiatan yang ada di UKS yang berada dilingkungan sekolah. Trias UKS
sendiri terdiri dari 3 bagian:
a. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan sendiri menjadi yang pertama dalam trias UKS,
hal ini dikarenakan fungsi UKS yang utama adalah sebagai media atau
sarana pendidikan tentang kesehatan. Banyak pandangan yang berfikir UKS
merupakan tempatnya siswa sakit, hal ini merupakan paradigm yang salah
selama ini. UKS merupakan sarana belajar siswa tentang kesehatan. Jadi
bisa diambil kesimpulan bahwa UKS yang berhasil bukan UKS yang setiap
hari penuh dengan anak sakit, melainkan UKS yang setiap hari penuh
dengan siswa yang belajar tentang pendidikan kesehatan.
Dalam hal ini program yang digunakan untuk menunjang trias UKS
dalam hal pendidikan kesehatan antara lain melakukan penyuluhan baik
individu, kelompok, klasikal, maupun massal. Apabila ada sekolah yang
sudah memiliki tenaga kesehatan biasanya juga melayani konsultasi tentang
kesehatan, dll.
b. Pelayanan kesehatan
Trias UKS yang kedua ini mungkin sudah kental disetiap sekolahan,
yaitu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini UKS memiliki fungsi sebagai
pemberi pelayanan kesehatan. Program yang biasanya dilakukan untuk
menunjang program pelayanan kesehatan sebagai contoh adalah melakukan
perawatan siswa yang sakit, melakukan rujukan kesehatan bagi siswa yang
memerlukan penanganan kesehatan lebih lanjut, melakukan skrening

6
kesehatan, menganalisa status gizi siswa, pemberian nutrisi kepada siswa,
dan lain-lain.
c. Lingkungan sekolah sehat
Trias UKS yang ketiga ini adalah lingkungan sekolah yang berssih dan
sehat. Dalam hal ini UKS berperan aktif dalam mengkondisikan lingkungan
sekolah agar tetap bersih dan sehat. Dalam melaksanakan trias UKS yang
ketiga ini UKS tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus bekerjasama lintas
program dan lintas sektoral. Sebagai contoh kegiatan yang dilakukan dalam
menjaga lingkungan sekolah sehat ini adalah:
1) Menjaga kesehatan jajanan kantin
Dalam hal ini UKS berperan agar jajanan yang di konsumsi siswa tidak
mengandung bahan berbahaya. Program kegiatannya antara lain
melaksanakan pemeriksaan jajanan kantin secara rutin, bekerjasama
dengan puskesmas dalam memberikan penuyuluhan kepada penjaga
kantin dan siswa, melakukan pemeriksaan lab tentang jajanan kantin, dll.
2) Menjaga kebersihan Kamar Mandi/WC
Dalam hal ini UKS berperan dalam menjaga kebersihan kamar mandi.
Program yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan rutin tentang
kebersihan kamar mandi.
3) Menjaga kebersihan kelas
Dalam hal ini UKS bekerjasama dengan kurikulum dan bagian sarana dan
prasarana dalam melakukan penilaian kebersihan kelas dalam hal ini
biasanya dilakukan lomba kebersihan kelas secara rutin.
4) Menjaga lingkungan sekolah bersih
Dalam menunjang program ini biasanya UKS bekerjasama dengan
kurikulum dalam melakukan penjadwalan pelaksanaan kerja bakti
bersama secara rutin.
5) Membersihkan jentik nyamuk
Dalam hal ini UKS melakukan pemeriksaan rutin disetiap genangan air
maupun sumber air untuk mengontrol perkembangan vektor penyakit agar
tidak menyebar dilingkungan sekolah.

7
4. Sasaran UKS
Sasaran UKS terdiri dari:
a. Peserta didik, antara lain:
1) Taman kanak-kanak
2) Pendidikan dasar
3) Pendidikan menengah
4) Pendidikan kejuruan
5) Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)
b.Masyarakat sekolah (guru, staf sekolah dan pengelola pendidikan lainnya).
c. Orang tua murid, masyarakat .
5. Strata Pelaksanaan UKS
Strata pelaksanaan UKS adalah jenjang atau tingkatan dari suatu kondisi
sekolah dan atau madrasah yang telah melaksanakan UKS, khususnya dalam
mengembangkan tiga program pokok UKS yaitu pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Strata
pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata
standar, strata optimal, dan strata paripurna.Setiap strata terdiri dari
tiga variabel utama yaitu tiga program pokok UKS yang terdiri dari
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat. Setiap variabel diterapkan sejumlah
indikator (Ananto, 2006) (Depdiknas, 2006).
Adapun tiga program pokok UKS ialah:
a. Pendidikan Kesehatan
1) Strata minimal
Dalam tahap ini meliputi pendidikan jasmani dilaksanakan secara
kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru
membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku
pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan.
2) Strata standar
Meliputi dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran
jasmani.

8
3) Strata optimal
Meliputi dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan
terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan
secara ekstrakurikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan,
memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain).
4) Strata paripurna
Meliputi dilaksanakannnya strata optimal, memiliki guru Pembina
UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi
terkait sepertipuskesmas, kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI),
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian, dan lain-lain (Ananto,
2006) (Depdiknas 2006).
b. Pelayanan Kesehatan
1) Strata minimal
Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya
imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas
1, 2, 3 SD.
2) Strata standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi
dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada
buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter
kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan
pengawasan warung/kantin sekolah.
3) Strata optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan
pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa.
4) Strata paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, konseling kesehatan remaja bagi
siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani (Ananto, 2006).

9
c. Pemeliharaan Lingkungan Sekolah Sehat
1) Strata minimal
Meliputi ada air bersih, ada tempat cuci tangan , ada WC/jamban
yang berfungsi, ada tempat sampah, ada saluran pembuanganair kotor
yang berfungsi, ada halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS,
melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar
(3M) plus sekali seminggu.

2) Strata standar
Meliputi memenuhi strata minimal, ada kantin/warung sekolah,
memiliki pagar, ada penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah
dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan
peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas
jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5m, dan
melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba
dan miras.
3) Strata optimal
Meliputi memenuhi strata standar, ada tempat cuci tangan di
beberapa tempat dengan air mengalir/kran, ada tempat cuci peralatan
masal/makan di kantin/warung sekolah, ada petugas kantin yang bersih
dan sehat, ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan
sampah akhir di sekolah, ada jamban/WC siswa dan guru yang
memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, ada halaman yang cukup
luas untuk upacara dan berolahraga, ada pagar yang aman, memilki
ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya
sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
4) Strata paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, ada tempat cuci tangan di setiap
kelas dengan air mengalir/kran dan dilengkapi sabun, ada kantin dengan
menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, ada air bersih
yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio

10
WC:siswa 1:20, saluran pembuangan air tertutup ada pagar yang aman
dan indah, ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label
(untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas
memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio
kepadatan siswa 1:1,5-1,75m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS
yang ideal (Ananto, 2006) (Depdiknas, 2006).

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN

1. Tahap I Identifikasi Masalah


a. Wawancara
1) Definisi Wawancara
Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara dalam mencari suatu informasi
dari pemberi informasi (informan)
2) Tujuan Wawancara
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang
tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan
cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada
narasumber.
3) Manfaat Wawancara
Manfaat wawancara dalam komunikasi interpersonal yaitu :
a) Berkenalan dengan orang yang "istimewa" dalam pribadi, profesi,
atau sumbangannya kepada masyarakat.
b) Menambah wawasan hidup.
c) Memberi inspirasi dan mendorong semangat hidup.
d) Memotivasi menjadi manusia yang lebih bermutu dan mau memberi
sumbangan yang berarti dalam hidup.
4) Langkah-langkah Wawancara
a) Menentukan topik wawancara.
b) Menentukan narasumber/responden.

11
c) Menyusun daftar pertanyaan (dengan memperhatikan kelengkapan
isi (5W + 1H).
d) Melakukan wawancara dengan bahasa yang santun, baik dan benar.
e) Mencatat pokok-pokok informasi berdasarkan wawancara
narasumber.
f) Menulis laporan hasil wawancara.

b. Observasi
1) Definisi Observasi
Observasi merupakan suatu proses atau metode pengumpulan data
dengan pengamatan dan pencatatan yang sistematis guna mengetahui
gejala-gejala yang menjadi objek penelitian atau sesuatu yang ingin diteliti
secara cermat dan langsung di lokasi penelitian atau lapangan.
2) Jenis-jenis Observasi
Secara umum observasi terdiri dari :
a) Observasi Partisipasi
Merupakan observasi yang melibatkan peneliti atau observer
secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Peneliti
bertindak menjadi observer dan menjadi bagian dari kelompok yang
ditelitinya.
Kelebihan dari jenis ini adalah peneliti menjadi bagian integral
dari berbagai situasi yang dipelajari dilapangan, sehingga
kehadirannya pun tidak mempengaruhi situasi di lapangan.
b) Observasi Non Partisipasi
Merupakan observasi yang ketika pelaksanaannya tak melibatkan
peneliti sebagai observer atau kelompok yang diteliti, penelitian jenis
banyak dilakukan di masa kini, hanya saja kelemahannya adalah
kehadiran pengamat dikhawatirkan dapat mempengaruhi perilaku
atau sikap orang yang diamati.

12
Adapun 3 jenis observasi menurut Marie Jahoda Observasi yakni:
a) Observasi Partisipasi
Observasi jenis ini merupakan observasi yang pada umumnya
dipergunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Suatu
observasi disebut observasi partisipasi bia observer turut mengambil
bagian dalam kehidupan observasi.
b) Observasi Sistematik
Observasi sistematik adalah salah satu jenis observasi yang
biasa disebut dengan observasi berkerangka. Sebelum mengadakan
observasi terlebih dahulu dibuat kerangka mengenai berbagai faktor
dan ciri ciri yang akan diobservasi.
c) Observasi Eksperimental
Observasi Eksperimental memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Situasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga observasi tidak
mengetahui maksud diadakannya observasi.
 Dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu,
 Observasi dihadapkan pada situasi yang seragam,
 Situasi ditimbulkan atau dibuat sengaja,
 Faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol
secermat mungkin
 Segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan teliti dan cermat.
3) Manfaat Observasi
Kegiatan memiliki banyak manfaat diantaranya adalah untuk:
a) Dapat mencatat gejala yang kadang tidak jelas berlangsungnya.
b) Dapat menjelaskan proses peristiwa berlangsung dan dapat menguji
kuwalitas, memperkirakan mengapa sesuatu
c) terjadi dalam seting nyatanya.
d) Deskripsi memberikan gambaran dunia nyata.
e) Hasil observasi yang dibuat dapat dikonfirmasikan dengan hasil
penelitian.
f) Kronologi peristiwa dapat dicatat dengan runtut.

13
g) Memperluas wawasan dan pengetahuan yang sebelumnya kita belum
tahu menjadi tahu gerakan tingkah laku seseorang.
h) Memungkinkan pembaca memiliki penafsiran sendiri terhadap temuan
dan bagaimana akan diinterpretasikan.
i) Mencatat situasi yang tidak dapat direplikasikan dalam eksperimen.
j) Observasi dapat dikombinasikan dengan metode lain.
k) Peralatan dan teknologi dapat merekam secara permanen.
4) Tujuan Observasi
Kegiatan Observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
kehidupan sosial yang sulit diketahui dengan metode-metode lainnya.
Observasi yang kita lakukan akan dengan dapat memberikan kejelasan
tentang tentang sebuah permasalah dan kemudian mencari solusi untuk
masalah tersebut. Observasi yang dilakukan bertujuan guna mendapatkan
data-data konkret di tempat penelitian.
c. Dokumentasi
1) Definisi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan aktivitas atau proses sistematis dalam
melakukan pengumpulan, pencarian, penyelidikan, pemakaian, dan
penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan, penerangan
pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna.
2) Peran dan Tujuan Dokumentasi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya dalam penjelasan
pengertian dokumentasi, tujuan kegiatan dokumentasi adalah untuk
mendapatkan keterangan, penerangan pengetahuan, serta bukti.
d. Analisa Penyebab Masalah
1) Fishbone Diagram
Fishbone diagram adalah suatu teknik identifikasi masalah yang
digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab akibat yang ditimbulkan
dengan pengkategoran penyebab sebagai berikut yaitu materials (bahan
baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower

14
(sumber daya manusia), methods (metode), mother nature/environment
(lingkungan), dan, measurement (pengukuran).
2) Langkah-langkah Fishbone Diagram
Dalam identifikasi masalah menggunakan teknik fishbone dapat
dilakukan dengan langkah berikut, yaitu:
a) Membuat kerangka diagram fishbone kemudian menentukan aspek
penyebab yang sesuai dengan kategori (manusia, material, mesin,
motode, lingkungan, dan pengukuran)
b) Setelah itu masukkan pokok permasalahan pada bagian kepala
diagram fishboneuntuk dilakukan identifikasi penyebab.
c) Mencari penyebab untuk masing-masing aspek penyebab masalah.
Penyebab ini diletakkan pada duri ikan.
d) Langkah selanjutnya adalah menggambarkan dalam diagram
fishboneberdasarkan penyebab yang telah diketahui dan dianalisis.
2. Tahap II Prioritas Masalah
Pada tahap prioritas masalah, kelompok 1 memilih metode CARL dalam
menentukan masalah yang akan menjadi prioritas dalam pemberdayaan
masyarakat
a. Metode Carl (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif.
Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas criteria tertentu, seperti
kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta
pengungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar masalahnya,
sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode
CARL untuk menetapkan sprioritas masalah dilakukan apabila pengelola
program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah.
Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola program.
Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage) dengan
menggunakan skore nilai 1–5. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

15
C : Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)
A : Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi
serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R: Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
keahlian/kemampuan dan motivasi
L: Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan yang dibahas.

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau


prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

3. Tahap III POA (Planing of Action)

4. Tahap IV Implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksanaan atau
juga penerapan untuk mencari bentuk tentang hal yang telah disepakati bersama.
Sedangkan menurut para ahli:
a. Budi Winarno
Tindakan yang dilakukan sekelompok individu untuk menyelesaikan suatu
tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Friedrich
Kebijakan atau tindakan mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan tertentu selama mencari peluang
mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran.
c. Pressman & Wildavsky (1873)
Menyelesaikan, memenuhi, melaksanakan, memproduksi, serta
menyelesaikan sebuah kebijakan.
d. Whitten, Bentle, & Barlow (1993)
Sebuah proses menempatkan dan menerapkan informasi dalam operasi.

16
e. Cleaves (dalam Wahab 2008;187)
Mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah
administratif dan politik”. Keberhasilan atau kegagalan implementasi sebagai
demikian dievaluasi dari sudut kemampuannya dalam meneruskan atau
mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang sebelumya.

5. Tahap V Evaluasi
Definisi Evaluasi menurut KBBI adalah suatu penilaian ditujukan pada orang
yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah. Evaluasi
adalah proses penelitian positif dan negatif atau gabungan dari keduanya.
Menurut para ahli:
a. Sudijono (1996)
Penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif
merupakan hasil dari pengukuran.
b. Nurkancana (1983)
Kegiatan dilakukan dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal.
c. Raka Joni (1975)
Proses mempertimbangkan sesuatu barang, hal atau gejala dengan
mempertimbangkan beragam faktor yang disebut Value Judgment.
d. John M. Echols dan Shadily (1983)
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran.
e. Purwanto (2002)
Pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain itu, evaluasi juga
dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan.

17
BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tema Kegiatan
Adapun tema kegiatan pemberdayaan masyarakat kelompok 1 adalah
GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN (GAPELIN)

B. Tempat dan Waktu Kegiatan


Kami melakukan pemberdayaan di sekolah SMK Plus Melati Samarinda
yang dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2019 – 24 Januari 2019.

C. Sasaran
Kami mengambil siswa/i SMK Plus Melati Samarinda dengan total siswa/i
sebanyak 18 orang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Muzzakiroh, Supermanto, Pranata, Wardhani. (2010). Kemitraan Antara Puskesmas


Dengan Sekolah Dasar Dalam Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Jabon. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan Vol.8 No.2 2010: 59-66.

Notoatmojo, Soekidjo. (2011). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya (2nd ed).
Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta

Limbu, Mochny, Sulistyowati. (2012). Analisis Pelaksanaan Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) Sekolah Dasar Kecamatan Blimbing Kota
Malang. The Indonesian Journal of Public Health Vol. 9, No.1, Juli 2012: 52-66.
Diakses dari http://journal.unair.ac.id/ pada tanggal 12 Januari 2019.

Maryunani.A, 2013

Wahid & Nurul, 2009

Prasasti, 2008

19
L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai