Anda di halaman 1dari 3

1

Nama : Angelin
Kelas : XII IPS 1
ARTIKEL
KESENJANGAN SOSIAL DAN KEMISKINAN

Yang terjadi di Desa Sawoo

Dalam 15 tahun terakhir ini, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Pencapaian ini telah mengurangi tingkat kemiskinan dan memperbesar jumlah kelas
menengah. Namun, manfaat dari pertumbuhan ini lebih dinikmati oleh 20% masyarakat
terkaya, dan sekitar 80% penduduk rawan merasa tertinggal. Inilah bukti dari adanya
ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi hampir disetiap daerah di Indonesia. Hal ini
mengakibatkan timbulnya kesenjangan sosial dan kemiskinan. Tak luput di sebuah daerah
kecil yang terdapat di Jawa Timur, tepatnya Ds Sawoo, Kec Sawoo, Kab Ponorogo.

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada pada
suatu wilayah. Masalah kesenjangan sosial tidak bisa dijauhkan dari masalah kemiskinan.
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang sulit atau bahkan tidak bisa memenuhi
kebutuhannya atas sandang, pangan dan papan. Tidak hanya itu sulitnya pemenuhan
kebutuhan atas pendidikan dan kesehatan juga termasuk kedalam konteks kemiskinan.

Faktor utama yang menyebabkan kesenjangan sosial dan kemiskinan di daerah ini
adalah faktor pendidikan. Sebagian besar penduduk di dalamnya sangat mementingkan
pendikikan, dimana beberapa orang tua bahkan merelakan mengeluarkan uang lebih demi
pendidikan anaknya, karena mereka menyadari bahwa pendidikan merupakan penyumbang
terbesar untuk mencapai sebuah kesuksesan, dan pada akhirnya merekapun juga akan ikut
merasakan kesuksesan tersebut. Namun disisi lain, beberapa orang tua mengabaikan
pendidikan, karena menurut mereka pendidikan kurang begitu penting. Mereka memiliki
pemikiran yang sangat sempit, dimana mereka berpendapat bahwa ‘Dia berpendidikan tapi
juga masih pengangguran’ atau ‘apa pentingnya pendidikan? Hanya akan membuang-buang
uang saja, lebih baik bekerja langsung akan lebih cepat mendapatkan uang’. Tanpa mereka
memikirkan pendidikan sangat menentukan dimana posisi mereka bisa bekerja.

Adanya perbedaan tingkat pendidikan, tidak dapat dipungkiri muncullah perbedaan


dalam proses pencarian lapangan pekerjaan. Di desa Sawoo sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani, banyak penduduk di desa ini berhasil karena melimpahnya hasil
panen yang diperolehnya. Disamping petani yang sukses karena hasil panenya juga terdapat
lahan atau sawah yang luas. Sawah yang luas itulah yang membuatnya tetap dalam keadaan
ekonomi yang memadai. Berpendidikan atau tidak mereka telah aman karena telah memiliki
modal usaha yang tetap dapat menjamin kehidupannya, asal mereka memiliki skill yang
memadai untuk tetap bisa mengoperasikan modal usaha yang mereka miliki. Namun
bagaimana nasib para masyarakat yang sama sekali tidak memiliki lahan ditambah kurangnya
pendidikan yang memadai? Mereka sangat sulit untuk menemukan pekerjaan. Ada sebagian
dari mereka yang memilih menjadi buruh petani atau buruh bangunan. Dengan menerima
secara lapang upah yang dari hasil kerjanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
2

pangannya saja. Juga tak sedikit dari mereka memilih untuk merantau keluar negeri sebagai
WNI, kebanyakan mereka dari kalangan pemuda. Mereka memilih bekerja di luar negeri
dengan harapan memperoleh upah yang lebih dibandingkan bekerja di daerahnya sendiri. Dan
untuk para masyarakat yang buta akan pendidikan dan tidak memiliki kemampuan utuk
bekerja mereka akan sangat sulit mendapatkan pekerjaan, pada akhirnya banyaklah
pengangguran di daerah ini.

Tidak berhenti disitu, karena faktor pendidikan dan faktor tenaga kerja yang telah
dijelaskan diatas menyebabkan buruknya pemenuhan kesehatan yang layak pada kalangan
masyarakat yang kurang mampu. Kemiskinan yang membentuk mereka hidup di kawasan
kumuh membuat mereka mengabaikan pentingnya sebuah kesehatan. Di lingkungan mereka
masih menggunakan sungai sebagai tempat mecari air minum, mandi, mencuci dan buang air
baik kecil maupun besar. Dengan mencampuradukkan semua kegiatan tersebut pada tempat
yang sama, tentu air yang ada akan tercemar. Sedangkan air minum yang mereka konsumsi
setiap harianya juga terkontaminasi. Sehingga mereka rentan terserang penyakit. Mulai dari
diare, muntaber, hingga DBD. Setelah mereka terserang penyakit-penyakit tersebut, mereka
sulit untuk mendapatkan perawatan yang memadai karena kurangnya biaya pengobatan yang
mereka miliki. Alhasil mereka hanya mampu untuk merawat keluarga mereka yang sakit
dirumah saja.

Keadaan yang seperti ini tidak boleh terus berlangsung. Hendaknya masalah
kesenjangan sosial dan kemiskinan yang terjadi harus segera mendapatkan penanganan
khusus. Cara satu-satunya adalah dengan memutus rantai faktor penyebab dari kedua masalah
tersebut. Mulai dari faktor pendidikan, faktor ketenaga kerjaan hingga faktor kesehatan.

Lantas, bagaimana cara untuk dapat memutus rantai faktor penyebab masalah
tersebut? Caranya adalah dengan memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah sesuatu
yang penting, yang wajib dimiliki oleh setiap manusia. Karena dengan bekal pendidikan
seseorang akan dapat menentukan pekerjaan yang akan dia tekuni. Dan dengan hal tersebut
tidak akan adalagi masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh.

Mengubah padangan dan cara berfikir seseorang memang sangatlah sulit. Apalagi
mengubah segolongan masyarakat yang memiliki bermcam-macam asumsi, pemikiran,
pendapat, dll. Namun hal ini tak akan menjadi sulit apabila kita tahu cara yang tepat
diimbangi dengan usaha yang maksimal.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah, menjadi bagian dari mereka. Ikut serta
dalam segala kegiatan yang mereka lakukan. Ikut serta disini bukan berarti mengikuti apa
yang mereka kerjakan, tapi cukup ikuti alur yang mereka mainkan dengan sedikit banyak
pengawasi dan mengevaluasi apa yang seharusnya di ubah dan apa yang seharusnya
dipertahankan. Dilarang keras untuk langsung memberikan komentar kepada mereka bahwa
itu benar dan itu salah, karena kebanyakan orang tidak menyukai pembenaran secara
langsung apalagi dari orang asing. Kita hanya perlu melakukan kebiasaan baik yang sehari-
hari kita kerjakan, dan secara tidak langsung itu telah menjadi contoh nyata atas perubahan
yang ingin dicapai.
3

Setelah kita menjadi bagian dari mereka, dan mereka sudah menganggap kita sebagai
keluarga mereka sendiri, sedikit banyak kita memberikan pengertian kepada mereka di
lingkungan ini perlu adanya perubahan. Mulai dari kebersihan lingkungan, hendaknya kita
mengajak mereka untuk gotong royong membersihkan lingkungan. Kita dermakan sedikit
harta kita dan berikan mereka fasilitas yang dibutuhkan agar mereka bersemangat dalam
bekerja, seperti sapu, sabit, cangkul dan gerobak sampah. Tak lupa sediakan sarapan untuk
dapat dimakan bersama setelah lelah bekerja, agar terjalin hangatnya rasa kekeluargaan.
Lakukan secara teratur dalam periode tertentu. Dalam proses bersih-bersih selipkan
pengetahuan tentang pentingnya 3M, meguras dengan rutin bak mandi atau apapun yang
menjadi wadah air minimal 1 minggu sekali, menutup rapat-rapat tempat penampungan air
dan mengubur barang-barang yang dapat menampung air. Dengan 3M ini setidaknya kita
dapat mengurangi kasus demam berdarah.

Langkah yang kedua adalah kita secara terang-terangan melakukan penyuluhan


tentang pentingnya pendidikan dan pentingnya pemenuhan air bersih. Kita lakukan sosialisasi
kepada masyarakat bahwa pendidikan perlu dan wajib dimiliki baik untuk mereka maupun
anak cucu mereka. Tiada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Kembali kita berikan fasilitas
untuk mereka dapat belajar, setidaknya mereka melek huruf untuk para orang tua dan untuk
anak-anaknya kita berikan pengertian bahwa pemerintah telah memberikan bantuan kepada
pelajar yang tidak mampu untuk tetap bisa sekolah. Sehingga orang tua mereka tidak perlu
khawatir lagi tentang masalah biaya, dan jika mereka kelak pintar orang tua mereka juga akan
merakasan imbasnya.

Dan untuk masalah air bersih kita berikan pengertian bahwa kebiasaan BAK dan BAB
tidak baik jika dilakukan di sungai. Cepat atau lambat mereka akan membutuhkan jamban.
Oleh karena itu kita perlu membangun jamban umum bagi mereka, dana untuk pembangunan
bisa dari iuran rutin dari masyarakat tersebut atau mungkin dana hibah dari masyarakat yang
juga ingin membantu. Selain itu untuk pemenuhan air pemerintah telah memberikan
kemudahan bagi rakyatnya yaitu dengan PDAM, kita berikan informasi kepada masyarakat
dan membantunya untuk dapat memperoleh fasilitas tersebeut.

Teratasinya masalah pendidikan maka di kemudian hari diharapkan masyarakat tidak


kesulitan dalam mencari pekerjaan atau bahkan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang
lain. Dengan itu terputuslah dua faktor penyebab masalah yang ada. Dan berubahnya
kebiasaan hidup dan lingkungan yang bersih, membantu masyarakat untuk dapat hidup sehat,
sehingga teratasinya masalah kesehatan yang terjadi sebelumnya.

Dengan selesainya masalah yang terdapat pada masyarakat diharapkan tidak ada lagi
masyarakat yang tergolong dalam kategori miskin. Sehingga tidak timbul lagi masalah
kesenjangan sosial dan kemiskinan. Kita perlu sama-sama membangun, dari radar yang
paling kecil yakni lingkungan. Jika semua membangun meski dalam lingkup yang kecil maka
akan tercipta pembangunan yang besar. Sehingga pertumbuhan ekonomi tidak hanya
dinikmati oleh 20% masyarakat Indonesia melainkan 100%. Dan tidak akan ada lagi istilah
ketimpangan distribusi pendapatan.

Kita semua sama dan bersaudara. Maka hendaknya kita bersatu untuk menolong
sesama. Tidak ada si miskin dan si kaya. Kita semua sama di hadapan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai