Anda di halaman 1dari 14

1.

Definisi
Internet Addiction Disorder (IAD), yaitu gangguan kecanduan yang
disebabkan oleh internet, bedasarkan jurnal kecanduan internet. Internet Addiction
Disorder atau yang lebih sering dikenal kecanduan internet adalah gangguan atau
penggunaan secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang
kecanduan internet telihat dari banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online
atau bermain internet secara terus menerus tanpa peduli atau bahkan lupa dengan
aktifivitas lainnya.
Internet Addiction yang diartikan oleh Kimberly S. Young. Yaitu sebuah
sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak
dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat
online. Orang-orang yang menunjukan sindrom ini akan merasa cemas, depresi,
atau hampa saat tidak online di internet. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) berasal dari kata candu yang berarti sesuatu yang menjadi kegemaran dan
membuat orang ketagihan, maka kecanduan adalah ketagihan, ketergantungan atau
kejangkitan pada suatu kegemaran sehingga melupakan hal yang lain-lain.
Menurut H. M. Orzack mendefisinikan Internet Addiction Disorder sebagai
kelainan yang muncul pada orang yang merasa bahwa dunia maya (virtual reality)
pada layar komputerya lebih menarik dari pada dunia nyata. Jadi kecenderungan
Internet Addiction Disorder (IAD) adalah tendensi untuk mengalami gangguan
dalam penggunaan internet yang bersifat patologis. Ditandai dengan
ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu berinternet, merasa dunia maya
kebih menarik dibandingkan kehidupan nyata, dan mengalami gangguan dalam
hubungan sosialnya.
Menurut Center of Internet Addiction Recovery, para pecandu Internet itu
menderita masalah-masalah emosi seperti depresi dan gangguan kecemasan yang
seringkali menggunakan dunia fantasi Internet untuk secara psikologis lari dari
perasaan tidak enak atau situasi stress.
Menurut R. A. Davis menyebutkan beberapa jenis fasilitas internet yang
dapat memicu terjadinya kecanduan. Misalnya, online sex, games, casino
(perjudian), stock trading (bursa efek), dan online auctions (lelang). Kecanduan itu
sendiri menurut Kimberly S. Young yaitu terdapat beberapa jenis, diantaranya :
a. Kencanduan situs porno internet (cbyer-sexual addicition), yaitu seseorang
yang melakukan penelusuran dalam situs situs porno atau cybersex secara
kompulsif. Individu yang mengalami kecanduan cybersex atau pornografi
melalui internet ditandai dengan ketergantungan melihat, menemukan,
menelusuri, mendownload, dan berlangganan serta memperdagangkan
pornografi secara online atau melakukan percakapan tentang fantasi seksual
melalui chat rooms.
b. Kecanduan berhubungan dalam dunia internet (cyber-relational addiction),
yaitu seseorang yang hanyut dalam pertemanan melalui dunia cyber.
Individu yang selalu menghabiskan waktu menggunakan internet dengan
membina hubungan baru dengan teman-teman yang baru saja ditemui dalam
program chatting, friendster, multiply, blog, e-mail, atau situs hubungan
pertemanan yang menimbulkan ketergantungan yang berlebihan terhadap
hubungan online seperti di situs facebook. Teman online menjadi lebih
penting bagi individu dalam kehidupannya, daripada keluarga dan teman-
teman dalam dunia nyatanya.
c. Kecanduan berhubungan dengan net compulsion, yaitu seseorang yang
terobsesi pada situs situs perdagangan (cyber shopping atau day trading)
atau perjudian (cyber casino) online. Kecanduan pada permainan online,
perjudian online, dan berbelanja secara online yang berlangsung dengan
cepat dapat menimbulkan masalah mental baru pada zaman internet ini.
Melalui akses cepat ke casino virtual, permainan interaktif, dan eBay (situs
jual beli online).
d. Kecanduan informasi internet (information overload), yaitu seseorang yang
menelusuri situs-situs informasi secara kompulsif. Individu yang selalu
mengisi waktu menggunakan internet dengan mencari data atau informasi
yang disediakan oleh halaman-halaman pada internet (www). Sejumlah data
yang tersedia pada World Wide Web dapat menimbulkan perilaku kompulsif
yang menuju pada ketergantungan melakukan web surfing dan pencarian
sejumlah data. Individu akan menghabiskan sejumlah waktu untuk mencari
dan mengumpulkan data dari web dan mengatur informasi tersebut.
e. Kecanduan komputer (computer addiction), yaitu seseorang yang terobsesi
pada program-program yang ada di internet. Biasanya permainan permainan
online seperti Counter Strike, Ragnarok dan lain sebagainya.
Menurut Thakkar (2006) kecanduan merupakan suatu kondisi medis dan
psikiatris yang ditandai oleh penggunaan berlebihan (kompulsif) terhadap suatu zat
yang apabila digunakan terus menerus dapat memberikan dampak negatif dalam
kehidupan penggunanya (individu yang mengalami kecanduan), seperti hilangnya
hubungan yang baik dengan keluarga maupun teman ataupun kehilangan pekerjaan.
Para peneliti ini juga menemukan bahwa penggunaan Internet secara
kompulsif dapat menyebabkan perubahan morfologis dari dari struktur otak. Sebuah
studi terhadap mahasiswa-mahasiswa Cina yang mengalami kecanduan Internet (di
antaranya menggunakan komputer sampai 10 jam sehari dan 6 hari seminggu)
menemukan penyusutan ukuran dorsolateral prefrontal cortex, rostral anterior
cingulated cortex, daerah motor suplementer, dan bagian-bagian dari cerebellum,
dibandingkan dengan para mahasiswa yang bukan pecandu. Diduga bahwa
perubahan morfologis tersebut mungkin disebabkan oleh optimisasi kognitif
pembelajaran untuk menggunakan komputer lebih efektif, tapi juga mungkin akibat
rusaknya ingatan jangka pendek dan kemampuan pengambilan keputusan.
Dalam bidang psikiatris, kecanduan merupakan fenomena yang sangat kuat
(Thakkar, 2006). Seiring berjalannya waktu, istilah kecanduan tidak hanya sebatas
ketergantungan terhadap zat-zat adiktif. American Psychological Assosiation
(Rosenberg, 2014) menjelaskan bahwa ketergantungan tidak hanya disebabkan oleh
ketergantungan zat-zat adiktif, namun suatu perilaku atau kegiatan tertentu juga
dapat menyebabkan kecanduan, salah satunya adalah kegiatan dalam menggunakan
internet. Terdapat banyak ahli yang mendefinisikan kecanduan internet. Namun
pada dasarnya acuan para ahli dalam mendefinisikan kecanduan internet hampir
sama yaitu definisi mengenai behavioral addiction. Kecanduan internet, sebagai
sebuah psychological disorder yang relatif baru, dapat disimpulkan sebagai
keinginan yang kuat atau ketergantungan secara psikologis terhadap internet
(Soetjipto, 2005).
Selain Young, Orzack (2004) menyatakan bahwa kecanduan internet
merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya di layar
komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata. Nurfajri (dalam Nurmandia,
2013) menjelaskan kecanduan internet adalah suatu gangguan psikofisiologis yang
meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon
minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam
jumlah yang sama), withdrawal symptom (khususnya mengalami gangguan termor,
kecemasan dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan
diri) dan terganggunya kehidupan sosial (menurun atau menghilang sama sekali,
baik dari segi kualitas maupun kuantitas). Davis (dalam Soetjipto, 2005)
menyebutkan dua jenis kecanduan internet, yaitu kecanduan internet spesifik
(specific pathological internet use) yang di definisikan sebagai individu yang
mengalami kecanduan hanya pada satu macam fasilitas yang ditawarkan oleh
internet, dan kecanduan internet umum (generalized pathological internet use) yaitu
individu yang mengalami kecanduan pada semua fasilitas yang ditawarkan oleh
internet secara keseluruhan. Griffiths (2015) mendefinisikan kecanduan internet
sebagai tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan
mesin tanpa adanya penggunaan obatobatan.
Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan
tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang
terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik
kabel maupun gelombang elektromagnetik).
Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan
tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang
terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon ( baik
kabel maupun gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan komputer ini
memungkinkan berbagai aplikasi di laksanakan antar komputer dalam jaringan
internet dengan dukungan software dan hardware yang di butuhkan. Untuk
bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki
program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat
di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.

2. Etiologi
Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga
semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan
suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga
dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri.
Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet
di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap
hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya
memuat bermacam-macam topik. Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber
informasi baik yang positif ataupun negatif. Informasi dikatakan positif apabila
bermanfaat untuk penelitiaan. Di bawah ini akan dijelaskan dampak-dampak positif
maupun negatif dari penggunaan internet.
Dalam Era globalisasi yang berkembang pesat beberapa waktu terakhir ini,
yang ditandai oleh kemajuan di berbagai bidang khususnya dalam teknologi
komunikasi dan informasi. Teknologi telah menawarkan berbagai kemudahan
dalam beraktifitas. Internet saat ini sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari,
sehingga hampir setiap orang, bahkan yang berada di daerah pedesaan atau pelosok
pun sudah bisa dapat mengakses internet. Itulah bukti bahwa internet sekarang ini
telah menjadi pokok kehidupan. Siapapun dapat dengan mudah berkenalan dan
berinteraksi, bahkan menjalin hubungan yang akrab dengan individu lainnya dari
berbagai belahan benua maupun, tanpa kendala yang berarti.
Akan tetapi dibalik kemampuannya tersebut, internet juga menimbulkan hal
negatif dalam pemanfaatannya. Dampak negatif ini kebanyakan di kalangan remaja,
yang notabene masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Dalam penggunaan internet
yang berlebihan dapat dikategorikan ke dalam gangguan Internet Addiction
Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet Misalnya, bermain game online
sampai lupa waktu, judi online, dan yang paling sering membuka situs-situs porno.
Internet adalah jaringan global antar komputer untuk berkomunikasi dari suatu
lokasi ke lokasi lain di belahan dunia. Dalam internet terdapat berbagai macam
informasi, baik yang baik maupun yang buruk, yang benar maupun yang salah.
Semua informasi itu dapat diakses lewat internet.
Dan jumlah pengguna internet pun terus bertambah, bedasarkan perhitungan
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terdapat sekitar 25 juta
pengguna internet. Peningkatan pengguna internet diprediksi akan terus meningkat
sekitar 25% setiap tahunnya. Departemen Komunikasi dan Informatika
mengemukakan, sekitar 50% penduduk Indonesia pada tahun 2015 yang
diperkirakan berjumlah 240 juta jiwa, atau sebanyak 120 juta jiwa, diharapkan
sudah terhubung dan mampu menggunakan internet. Harapan tersebut sesuai
dengan deklarasi Word Summit on Informastion Society (WSIS) tahun 2003,
dengan poin terpentingnya adalah pada tahun 2015 sekitar 50% penduduk dunia
harus memiliki akses informasi yang terhubung dan mampu menggunakan internet.
Banyak anak-anak dan remaja terlibat dalam penggunaan internet untuk
keperluan akademik juga sebagai rekreasi. Tetapi tidak semua akan berakhir
menjadi kecanduan atau pengguna masalah Internet. Itu pertanyaan terkait apa yang
membuat remaja tertentu menjadi korban IA adalah pertanyaannya kita harus
mencoba dan menemukan jawabannya. Namun, seperti etiologi mental dan
psikosomatis lainnya Gangguan dalam psikiatri, jawabannya tidak sesederhana itu.
Setelah meninjau upaya dibuat oleh peneliti untuk menghasilkan model untuk
memahami IA dan manajemennya, penulis percaya bahwa model biopsikososial
penyakit yang terkenal adalah layak dan logis penjelasan untuk IA juga. Faktor
genetik berperan dalam kecanduan, dan karenanya, kerentanan biologis
dipertimbangkan untuk berkontribusi untuk IA juga. Komponen psikologis dengan
kesalahan kognitif, negatif efek dan sifat kepribadian juga menjelaskan kondisi
tersebut. Di sini, perlu diperhatikan kepribadian itu sekali lagi ditentukan oleh
komposisi genetik individu. Akhirnya, sosial faktor-faktor seperti keterjangkauan
dan ketersediaan perangkat dan jaringan, sikap orang tua dan sekolah tentang
Internet dan sifat sistem pendidikan (yaitu, apakah siswa diminta untuk
menggunakan banyak aktivitas online untuk pekerjaan sekolah seperti di sebagian
besar sekolah menengah di Amerika Utara) dan kualitas inert dari Internet itu
sendiri yang menarik perhatian anak muda juga berkontribusi untuk IA. Para
peneliti bertanya-tanya apakah berbagai jenis kecanduan internet (mis., Cybersex,
jejaring sosial, permainan, dll.) memiliki mekanisme dasar yang sama atau tidak.
Ternyata semuanya jenis memiliki fitur umum dari tanda-tanda dan gejala
kecanduan, kesenangan menghasilkan kualitas dan kemampuan untuk menjadi
anonim jika perlu. Namun itu hanya spekulasi sampai bukti ilmiah tersedia tentang
patofisiologi yang mendasarinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan internet menurut (Young 2010) :

a. Gender
Gender adalah yang mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan
penyebab individu tersebut mengalami kecanduan internet. Laki-laki itu lebih sering
mengalami kecanduan terhadap game online, situs porno, dan perjudian online.
sedangkan perempuan lebih sering mengalami kecanduan terhadap chatting dan
berbelanja secara online.
b. Kondisi psikologis
Survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 50% individu
yang mengalami kecanduan internet juga mengalami kecanduan pada hal lain
seperti obat-obatan terlarang, alkohol, rokok dan seks. Kecanduan internet juga
timbul akibat masalah-masalah emosional seperti depresi dan gangguan kecemasan
dan sering menggunakan dunia fantasi di internet sebagai pengalihan secara
psikologis terhadap perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau situasi yang
menimbulkan stress. Berdasarkan hasil survey ini juga diperoleh bahwa 75%
individu yang mengalami kecanduan internet disebabkan adanya masalah dalam
hubungannya dengan orang lain, kemudian individu tersebut mulai menggunakan
aplikasi-aplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat room dan game online
sebagai cara untuk membentuk hubungan baru dan lebih percaya diri dalam
berhubungan dengan orang lain melalui internet.
c. Kondisi sosial ekonomi
Individu yang telah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami
kecanduan internet dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Hal ini
didukung bahwa individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya
dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki
fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya.
d. Tujuan dan waktu penggunaan internet
Tujuan menggunakan internet akan menentukan sejauhmana individu
tersebut akan mengalami kecanduan internet, terutama dikaitkan terhadap
banyaknya waktu yang dihabiskannya sendirian di depan komputer. Individu yang
menggunakan internet untuk tujuan pendidikan, misalnya pada pelajar dan
mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya menggunakan internet.
Umumnya, individu yang menggunakan internet untuk tujuan pendidikan
mengalami kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami kecanduan internet. Hal
ini diakibatkan tujuan penggunaan internet bukan digunakan sebagai upaya untuk
mengatasi atau melarikan diri dari masalah-masalah yang dihadapinya di kehidupan
nyata atau sekedar hiburan.

3. Gejala
Gejala kecanduan Internet ini antara lain adalah meningkat pesatnya
penggunaan perangkat mobil seperti smartphone dan tablet di seluruh dunia,
khususnya dalam sepuluh tahun terakhir. Kini orang dapat mengakses Internet di
manapun dan kapanpun, bahkan juga di toilet. Selain membawa dampak yang baik
berupa komunikasi yang lebih mudah dengan siapa saja dan di mana saja, namun
juga muncul berbagai dampak buruk yang tidak terelakkan khususnya bagi anak-
anak dan generasi muda. Banyak di antara anak-anak dan remaja saat ini lebih suka
menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari entah untuk bermain game online
maupun untuk bercengkerama dengan teman-teman online mereka melalui berbagai
situs jejaring sosial seperti facebook, youtube, instagram atau twitter.
Compulsive Symptoms (gejala kompulsif) Compulsive Symptoms terjadi
ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan
individu, mendominasi pikiran individu, perasaan dan tigkah laku (Fatmalisa,
2014). Selanjutnya individu yang mengalami kecanduan biasanya perhatiannya
selalu terpukau hanya untuk memikirkan aktivitas online (Chou, Condron, &
Belland, 2005). Kondisi ini mengungkapkan penggunaan internet mempengaruhi
aktivitas, perasaan dan perhatian penggunanya untuk memikirkan aktivitas online.
Sebagian siswa yang kecanduan internet juga mengalami kesulitan berkonsentrasi
ketika belajar, munculnya perasaan gelisah ketika tidak menggunakan internet,
kurang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan kesehatan. Individu yang
kecanduan internet akan lebih tertarik menggunakan internet daripada melakukan
kegiatan lainnya. Jadi compulsive symptoms merupakan gejala yang mempengaruhi
diri individu, mulai dari perasaan, pikiran hingga perbuatan.
Withdrawal Symptoms (gejala penarikan)
Withdrawal symptoms merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan, sehingga
berpengaruh pada fisik dan psikologis individu itu sendiri (Fatmalisa, 2014).
Pengaruh fisik yang sering terjadi seperti pusing dan insomnia. Sedangkan pengaruh
psikologisnya seperti mudah marah dan moodiness.
Dalam gejala Internet Addiction Disorder adalah seseorang yang menderita kondisi
ini akan menujukkan gelajanya yaitu :
a. Sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses
internet terlalu lama.
b. Gejala menarik diri seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika
internet tidak bisa diakses.
c. Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang
dihabiskan.
d. Kebutuhan akan perlatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih
banyak untuk dimiliki memiliki derajat kepuasan yang sama.
e. Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara
sosial, dan kelelahan. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan
internet yang berkepanjangan.
Salah satu gejala (symptom) kecanduan Internet adalah penggunaan waktu
yang berlebihan untuk Internet. Seseorang mungkin mengalami kesulitan untuk
mengurangi akses terhadap Internet bahkan jika ia diancam sanksi mendapat nilai
yang buruk di sekolah atau dikeluarkan dari pekerjaannya. Ada beberapa kasus telah
dilaporkan tentang para mahasiswa yang menolak untuk tidak mengakses Internet
agar bisa mengikuti kuliah. Gejala-gejala kecanduan lain meliputi antara lain kurang
tidur, kelelahan, nilai-nilai yang memburuk, kinerja yang buruk di tempat kerja,
apatisme dll. Ada juga kemungkinan berkurangnya investasi untuk hubungan sosial
dan aktivitas. Seseorang mungkin berbohong tentang berapa banyak waktu yang
digunakannya untuk online atau menyangkal bahwa mereka memiliki masalah.
Mereka mungkin menjadi sering marah (irritable) saat tidak online, atau marah
kepada siapapun yang menanyakan waktu mereka sedang Internetan.
Tanda-tanda dan symptom dari kecanduan Internet berbeda-beda untuk tiap
orang. Sebagai contoh, tidak ada kriteria sekian jam perhari atau berapa pesan sehari
yang mengindikasikan seseorang telah kecanduan Internet. Namun berikut ini dapat
diberikan tanda-tanda peringatan bahwa penggunaan Internet mungkin telah
menjadi suatu masalah :
a. Tidak dapat melacak waktu yang digunakan untuk online.
b. Memiliki masalah untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan atau di
rumah.
c. Terisolasi dari keluarga dan teman-teman.
d. Merasa bersalah atau defensif terhadap penggunaan Internet.
e. Merasa semacam euphoria jika sedang terlibat dalam aktivitas Internet.

Tanda dan gejala Gangguan Kecanduan Internet dapat muncul dalam


manifestasi fisik dan emosional. Beberapa gejala emosional Gangguan Kecanduan
Internet mungkin termasuk:

1) Depresi
2) Ketidakjujuran
3) Perasaan bersalah
4) Kecemasan
5) Perasaan Euforia saat menggunakan Komputer
6) Ketidakmampuan untuk Memprioritaskan atau Menjaga Jadwal
7) Tidak Ada Rasa Waktu
8) Pertahanan diri
9) Menghindari Pekerjaan
10) Perubahan Suasana Hati
11) Ketakutan
12) Kesendirian
13) Kebosanan dengan Tugas Rutin

Gejala Fisik Gangguan Kecanduan Internet dapat meliputi:


a. Sakit punggung
b. Sindrom Carpal Tunnel
c. Sakit kepala
d. Insomnia
e. Gizi Buruk (gagal makan atau makan berlebihan untuk menghindari
komputer)
f. Kebersihan Pribadi yang Buruk (mis., Tidak mandi untuk tetap online)
g. Sakit leher
h. Mata Kering dan Masalah Penglihatan lainnya
i. Keuntungan atau Kerugian Berat
A.Said Hasan Basri. 2014. INTERNET ADDICTION DISORDER.

(Bedasarkan https://konsultanseojakarta.com/dampakineternet-pada-era-
globalisasi.php (Diakses tanggal 10 Juni 2013.)

Dita Thanila. 2015. Internet Addiction Disorder

(Bedasarkan https://purpledimesiongirls-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/purpledimesiongrils.wordpress.com/2013/11/06/pti-internet-
addcition-disorder/amp/

Reza Wahyudi. 2012. Kenali Gejala Kecanduan Internet.

(Bedasarkan https://tekno.kompas.com Diakses pada tanggal 28 Januari 2012)

Young, Kimberley S. 2006 “Internet Addiction:

The Emergence of a New Clinical Disorder,” CyberPsychology & Behavior Vol. 1


No. 3 : 237-244

Christina Gregory, PhD. 2018 Internet Addiction Disorder. Diakses Last Updated: Feb 14.

Pabasari Ginige. 2017. Internet Addiction Disorder.

https://www.researchgate.net/publication/317325231 Diakses pada bulan May tahun


2017.

Ayu Permata Sari1,dkk. 2017. Tingkat Kecanduan Internet pada Remaja Awal.

http://jurnal.iicet.org | DOI : https://doi.org/10.29210/02018190. Diakses pada


tanggal 31 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai