Istilah Netiket sebenarnya adalah perkembangan etiket dan etika dari zaman ke
zaman yakni bergantung pada saluran media yang digunakan dalam berkomunikasi.
Etiket dan etika di masa pemerintahan Raja Prancis Louis XIV yakni pada abad ke-
17 disebut sebagai estiquette. Pada saat itu Raja Prancis sedang kedatangan tamu.
Tamu tersebut harus berperilaku sesuai yang diinginkan Raja Prancis. Sehingga,
Raja Prancis membuat peraturan yang diletakkan di berbagai tempat dengan cara
menggantungkannya agar semua tamu dapat melihatnya dan menerapkan aturan
tersebut saat bertamu. Dari asal usul tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
estiquette adalah aturan yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Seiringnya
waktu kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan secara verbal atau secara tatap
muka melainkan sudah canggih yakni menggunakan perangkat elektronik dan
jaringan internet. Dengan alat canggih tersebut orang-orang dapat melakukan
komunikasi secara tidak langsung seperti ingin berbicara cukup menggunakan
smartphone dan langsung dapat melakukan video call atau telepon biasa. Dari
kemudahan yang diberikan tersebut tentu ada hukum alamnya yakni mudahnya
kejahatan hadir. Contohnya : mudahnya mengirim pesan atau gambar sehingga
gambar yang bersifat pornografi dapat disampaikan dengan cepat. Pengiriman yang
bersifat pornografi termasuk tindakan yang buruk atau tidak benar. Sehingga perlu
aturan yang tegas dalam mengatur komunikasi dalam internet agar berjalan dengan
lancar dan tidak ada masalah.
Berdasarkan hal di atas yang dimaksud dengan netiket adalah aturan yang ditentukan
berdasarkan etika (berlaku secara umum) dan etiket/sopan (berlaku secara wilayah
tertentu) ketika melakukan kegiatan berkomunikasi melalui media perangkat
elektronik dan jaringan internat agar berkomunikasi lancar dan tidak ada masalah.
Bakar, A., Shah, K., & Xu, Q. (2020). The effect of communication barriers on
distance learners achievements. Revista Argentina de Clínica Psicológica, 29(5), 248.
https://www.researchgate.net/profile/Abu-Bakar-
11/publication/350102555_THE_EFFECT_OF_COMMUNICATION_BARRIERS_
ON_DISTANCE_LEARNERS_ACHIEVEMENTS/links/6050f2c892851cd8ce482eb
3/THE-EFFECT-OF-COMMUNICATION-BARRIERS-ON-DISTANCE-
LEARNERS-ACHIEVEMENTS.pdf
4. Ceritakan pengalaman saudara dalam komunikasi dalam berinternet!
Saya memiliki banyak pengalaman dalam komunikasi, mulai dari yang baik hingga
buruk. Pengalaman buruk dulu yang akan diutarakan yakni saya dahulu saat berada
di kelas 7 SMP belum sepenuhnya berhijab. Pada saat itu, media sosial berupa
instagram lagi booming-boomingnya. Nah, saya membuat akun ig dan mengupload
foto saya yang tidak berhijab. Setelah berapa lama saya lupa waktu tepatnya kapan,
saya lupa kata sandi dan nomor pendaftaran yang saya daftarkan untuk membuat ig.
Dengan kehilangan sandi tersebut, membuat saya tidak mengakses ig tersebut.
Sedangkan saya saat SMA kelas 1 sudah menyadari bahwa tidak memakai kerudung
dapat menimbulkan dosa dan bapak akan mendekati neraka jika anak perempuannya
seperti itu. Dari hal tersebut, saya merasa menyesal telah meng upload sesuatu yang
tidak baik.
Untuk pengalaman baiknya atau senangnya ketika saya ingin mendaftar di universitas.
Saya bingung bertanya ke mana karena rumah saya jauh dan saya belum berani
mengendarai sepeda motor. Namun, dengan adanya teknologi seperti e-mail membuat
mudah saya untuk mencari informasi yang saya butuh kan. Sehingga saya merasa
puas dan cepat tanpa lelah sedikit pun.
Itu adalah beberapa pengalaman yang bisa saya utarakan. Sebenarnya masih ada
banyak.
6. Jelaskan argument saudara, apa peran saudara (sebagai pengelola informasi) melihat
fenomena pelanggaran etika berkomunikasi di internet?
Macam-macam pelanggaran etika berkomunikasi di internet :
1. Mengunduh dan membagikan privasi orang lain. Seperti, terdapat penjahat yang
mengambil foto bayi dari salah satu akun di facebook. Kemudian foto bayi
tersebut dimasukkan pada daftar jual beli bayi. Hal itu adalah tindakan yang
ilegal untuk dilakukan.
2. Mengumpulkan data orang lain melalui sosial media. Seperti, selalu mengawai
media sosialnya. Jadi akan tahu orang tersebut seperti apa. Jika sudah diketahui
seperti alamat rumah, bisa-bisa didatangi dan melalukan tindakan yang tidak
bermoral.
3. Menghacker akun sosial media orang lain. Biasanya media sosial itu terdapat
hubungannya dengan mobile banking atau data apa pun yang penting. Hal itu
dapat terjadi peretasan dan akhirnya uang dalam mobile banking sudah hilang.
Berdasarkan pelanggaran etika yang telah disebutkan di atas, saya sebagai pengelola
informasi akan bersikap sesuai dengan etika dalam berkomunikasi melalui internet,
yakni berlaku sopan baik itu secara text maupun telepon dengan tutur kata dan
perilaku yang baik. Kemudian, saya tidak akan membocorkan informasi pribadi
orang lain untuk disebarkan atau diberikan kepada orang lain. Selanjutnya, saya
tidak akan mencari lebih dalam mengenai privasi orang lain.
Atlam, H. F., & Wills, G. B. (2020). IoT security, privacy, safety and ethics.
In Digital twin technologies and smart cities (pp. 123-149). Springer, Cham.
https://www.researchgate.net/profile/Hany-
Atlam/publication/332859761_IoT_Security_Privacy_Safety_and_Ethics/links/5d45d
26992851cd0469f9f62/IoT-Security-Privacy-Safety-and-Ethics.pdf