Anda di halaman 1dari 80

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KOMUNITAS WARGA WARAS WIRIS”

Tanggal 14 desember 2020-10 Januari 2021

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Komunitas

Program Profesi NersUniversitas ‘Aisyiyah Surakarta

Oleh :

Kelompok I Angkatan XI

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KOMUNITAS WARAS WIRIS”

Tanggal 14 Desember – 10 Januari 2021

Oleh :

Kelompok I Angkatan XI

Dengan ini disahkan sebagai laporan kegiatan

Praktik Stase Keperawatan Komunitas


Daftar Nama Mahasiswa

Praktik Stase Keperawatan Komunitas Kelompok I Angkatan XI

“KOMUNITAS WARAS WIRIS”

Tanggal 14 Desember 2020- 10 Januari 2021

1. ‘Adawiyatu Syifa’ NIM 202014001

2. Ade Miranti NIM 202014002

3. Adinda Putri I.K NIM 202014003

4. Aditia Budi M.R NIM 202014004

5. Aditya Agustina NIM 202014005

6. Agus Fahrudin NIM 202014006

7. Agus Sunaryo NIM 202014007

8. Agustina Sinardewi NIM 202014008

9. Alfiah Farianti NIM 202014009

10. Ana Mardiana NIM 202014010


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Praktik Komunitas dengan judul’’Asuhan Keperawatan Komunitas
Waras wiris”.
Adapun tujuan penulisan laporan Asuhan Keperawatan ini untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menempuh pendidikan Sarjana KeperawatanUniversitas
‘Aisyiyah Surakarta.
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
laporan kegiatan praktek belajar lapangan ini dengan sebaik-baiknya, namun
penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga laporan kegiatan praktik komunitas ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.Dalam penyusunan laporan
ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Riyani Wulandari, S.kep Ns M.Kep selaku RektorUniversitas Aisyiyah
Surakarta
2. Anjar Nurrohmah S.Kep Ns M.kep selaku Ketua Prodi Universitas Aisyiyah
Surakarta
3. Tri Susilowati, S.Kep,Ns M.Kep, selaku pembimbing kelompok 1
4. Anton,S.Kep Ns selaku Kepala Puskesmas Banyuanyar yang telah memberikan
bimbingan dan arahan
5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan pada
penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah
SWT. Amin...
Surakarta, Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................... 3
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................. 3
1.4 Metode Penulisan................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan.............................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................5


2.1 Definisi Keperawatan Komunitas.......................................... 5
2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas......................... 6
2.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas..........................7
2.4 Pusat Kesehatan Komunitas................................................... 8
2.5 Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat.....................10
2.6 Model Konseptual Keperawatan Komunitas..........................13
2.7 Hubungan Konsep Keperawatan........................................... 15
2.8 Proses Pelaksanaan Keperawatan komunitas......................... 20

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS............................. 27


3.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas..................................... 27
3.2 Analisa Data Komunitas.........................................................46
3.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas........................................ 50
3.4 Rencana Keperawatan Komunitas......................................... 51
3.5 Implementasi Keperawatan Komunitas................................. 54
3.6 Evaluasi Keperawatan Komunitas......................................... 55
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 60


5.1 Kesimpulan.............................................................................60
5.2 Saran.......................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................62


LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 28

3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 30

3.3 Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Tingkat Penghasilan 31

3.4 Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Tingkat Pendidikan 32

3.5 Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Pekerjaan 33

3.6 Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita Oleh Penduduk 33

3.7 Distribusi Rumah Berdasarkan Kebersihan 35

3.10 Distribusi Rumah Berdasarkan Jamban Keluarga 36

3.11 Distribusi Rumah Berdasarkan Pengolahan Sampah 37

3.12 Distribusi Keluarga Berdasaran Tipe Keluarga 37

3.13 Distribusi Kebiasaan Anak Melakukan Kebersihan Diri 37

3.14 Distribusi Kebiasaan Anak Melakukan Cuci Tangan Pakai 38


Sabun
38
3.16 Distribusi Keluarga Berdasakan Kebiasaan Buang Air
Besar 38
3.18 Distribusi Keluarga Berdasarkan Penggunaan Air Bersih
39
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

Lampiran 1 Planning Of Action (POA) Hasil MMD Rencana


Kegiatan Pra Musyawarah Masyarakat Kampung
(MMD)
Lampiran 2 Foto Kegiatan Pendidikan kesehatan

Lampiran 3 Foto Kegiatan Cuci tangan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
upaya dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk mencapai
Indonesia Sehat 2015 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu
upaya untuk meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu
mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan
sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif. (Depkes RI, 2006)
Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
tersebut, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.Salah satunya
adalah upaya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan
upaya keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan
langsung yang berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang
berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak
sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan
(bio, psiko, sosial, kultural, maupun spiritual). Intervensi keperawatan
komunitas yang dilakukan difokuskan pada tiga level prevensi atau
pencegahan yaitu : prevensi primer yang pelaksanaan difokuskan pada
pendidikan kesehatan konseling, prevensi sekunder dan prevensi tersier.
Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting
disusun oleh perawat. Rencana asuhan keperawatan disusun dengan
memperhatikan banyak faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu
sendiri, karena pada hakekatnya masyarakatlah yang memiliki rencana
tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah sebagai fasilitator dan motivator
dalam menggerakkan dinamika masyarakat untuk dapat menolong dirinya
sendiri[ CITATION Wij13 \l 1057 ]
Tidak hanya perencanaan tentunya ners harus mampu pula
memastikan bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling
maksimal, artinya ners tidak saja dituntut berperan dilevel pelaksana
dimasyarakatsaja (grassroat), namun pula harus merambah kepada level
pengambil keputusan (decision maker), dengan aktif melakukan lobi,
negosiasi, serta advokasi terhadap apa yang telah direncanakan untuk
dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners untuk mampu bekerja sama
dengan berbagai pihak baik dari kalangan birokrat pemerintahan,lembaga
swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh karena itu penting
dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan memanfaatkan
berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagaibukti (evidence base)
[ CITATION Wij13 \l 1057 ].
Melihat fenomena tersebut diatas, mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan
merasa perlu untuk praktik keperawatan komunitas, yang dilaksanakan Tanggal
14 desember 2020-10 Januari 2021 Sebagai out put dari praktik keperawatan
komunitas tersebut mahasiswa menyusun laporan “Asuhan Keperawatan
Komunitas WARAS WIRIS”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum:
Laporan Asuhan Keperawatan Ini dapat menggambarkan asuhan
keperawatan komunitas warga waras wiris
2. Tujuan khusus:
a. Untuk menganalisa permasalahan kesehatan yang terjadi pada warga
waras wiris
b. Untuk mengkaji pola hidup bersih dan sehat, protokol kesehatan dan
pengetahuan terkait covid-19 pada warga waras wiris
c. Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dan merumuskan
diagnosa keperawatan pada warga waras wiris
d. Untuk menentukan intervensi, melakukan implementasi dan evaluasi
keperawatan pada warga waras wiris

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi
ners dalam melaksanakan kegiatan praktek belajar klinik keperawatan
komunitas melalui kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat
D. Metode Penulisan
Data-data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang meliputi :
1. Studi kepustakaan yaitu usaha memperoleh data secara teori yang
berhubungan dengan konsep dan asuhan keperawatan komunitas.
2. Studi kasus secara langsung pada kegiatan dilapangan dan berpartisipasi
aktif dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan praktek
keperawatan komunitas ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Keperawatan Komunitas


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah Kampung binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya.[ CITATION
Mub09 \l 1057 ]
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan.
[ CITATION Mub09 \l 1057 ]
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
(Wahyudi, 2010)
B. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu,
dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
C. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga
penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas
terdiri dari 3 tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, dll)
yang dijumpai di posyandu, puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan
memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan kesehatan masyarakat difokuskan pada keluarga
rawan yaitu keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan,
yaitu keluarga dengan ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang
persalinanya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu,
penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program,
penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien
a) Pembinaan Kelompok Khusus
b) Pembinaan Kampung atau Masyarakat bermasalah
D. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
1. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan :
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat
b) Peningkatan gizi
c) Pemeliharaan kesehatan perorangan
d) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e) Rekreasi
f) Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan :
a) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah.
c) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun dirumah.
d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan
menyusui.
3. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui :
a) Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)
b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah ibu
bersalin dan nifas
d) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama.
a) Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan.
b) Latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita
stroke melalui fisioterapi.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus
ke dalam pergaulan masyarakat.
E. Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara Langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
F. Kegiatan Praktik atau Tingkat Pencegahan dalam Komunitas
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara kesimbangan yang
terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stresor, meliputi promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer
mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara
mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor risiko. Intervensi
dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum
reaksi terjadi. Strategi mencakup: imunisasi, pendidikan kesehatan,
olahraga dan perubahan gaya hidup.
2. Pencegahan Sekunder
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari
stresor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal
lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor
resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan
yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh
kestabilan sistem secara optimal dan memelihara eneergi. Jika
pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka
struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
3. Pencegahan Tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan
sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke
arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah
untuk memperkuat resistensi terhadap stressor untuk mencegah reaksi
timbul kembali atau regresi sehingga dapat mempertahankan energi.
Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
G. Metode Asuhan Keperawatan Komunitas
Metode pengumpulan data menggunakan :
1. Wawancara
Pada tahap wawancara melibatkan:
a) Masyarakat
b) Tokoh masyarakat
c) Kader
d) Aparat kelurahan atau Kampung
2. Observasi
Pada tahap observasi meliputi :
a) Norma
b) Nilai
c) Keyakinan
d) Struktur kekuatan
e) Proses penyelesaian masalah
f) Dinamika kelompok masyarakat
g) Pola komunikasi
h) Situasi atau kondisi suatu wilayah
3. Kuesioner
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibuat oleh
mahasiswa
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5
kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan
atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2011).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.Uraikan termasuk
data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban),
keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola
perubahan komunitas.
b. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
agama dan komposisi keluarga.
c. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab
kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
2. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik
antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi.
Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok
umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di
masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit
menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :

a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas


b. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
1) ISPA
2) Penyakit asma
3) TBC paru
4) Penyakit kulit
5) Penyakit mata
6) Penyakit rheumatic
7) Penyakit jantung
8) Penyakit gangguan jiwa
9) Kelumpuhan
10) Penyakit menahun lainnya
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
1) Pola pemenuhan nutrisi
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktivitas gerak
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
f. Status psikososial
g. Status pertumbuhan dan perkembangan
h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
j. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi
yangberlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
3. Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
1) Luas bangunan
2) Bentuk bangunan: rumah, petak, asrama, pavilion
3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
5) Dinding : tembok, kayu, bambu
6) Lantai : semen, keramik, tanah
7) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
8) Pencahayaan : kurang, baik
9) Penerangan : kurang, baik
10) Kebersihan : kurang, baik
11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
b. Sanitasi
1) Penyediaan air bersih (MCK)
2) Penyediaan air minum
3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya
6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry

c. Fasilitas
1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
2) Pekarangan
3) Sarana olahraga
4) Taman, lapangan
5) Ruang pertemuan
6) Sarana hiburan
7) Sarana ibadah
d. Batas – batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
e. Kondisi geografis
f. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Pelayanan kesehatan
a) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
b) Jumlah kunjungan
c) Sistem rujukan
2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
a) Lokasi
b) Kepemilikan
c) Kecukupan
3) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
4) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
(1) System keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
5) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
6) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
7) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
b) Jenis bahasa yang digunakan
8) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
a. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.

1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.

2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.

b. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2011).

Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya


tentang pengkajian komunitas

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2011).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara atau anamnesa


Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal
yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan
dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau
anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2011).
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2011).
c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan
cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2011).

2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :

a. Klasifikasi data atau kategori data


b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
3. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2011).Tujuan
analisis data :
1.      Menetapkan kebutuhan community
2.      Menetapkan kekuatan
3.      Mengidentifikasi pola respon community
4.      Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

4. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi.Namun demikian masalah yang telah dirumuskan
tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah
(Mubarak, 2011)
5. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2011):

1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format
Mueke (2011) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

a) Sesuai dengan peran perawat komunitas


b) Jumlah yang beresiko
c) Besarnya resiko
d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya manusia
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial.Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian.Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.Dengan demikian diagosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi
gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (Mubarak, 2011).Diagnosis keperawatan mengandung
komponen utama yaitu :

1. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau


penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Symptom atau gejala :
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1) Dengan rumus PES


Rumus : DK = P + E + S
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
S : Symptom atau gejala

2) Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi

Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2


komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c) Partisipasi dan peran serta masyarakat

Sedangkan diagnosis keperawatan komunitas menurut Mubarak ( 2011)


terdiri dari :

(1) Masalahsehatsakit
(2) Karakteristik populasi
(3) Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)
Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family centered Nursing in the
COMMUNITY

Diagnosis resiko :(masalah)


Diantara :(community)
Sehubungan dengan:.(karakteristik community danlingkungan)
Yang dimanifestasikan oleh/didemonstrasikan oleh :(indikator kesehatan
/analisa data)

CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS:

1. Resiko terjadinya diare di desa X sehubungan dengan:


a. Sumber air tidak memenuhi syarat
b. Kebersihan perorangan kurang
c. Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh : banyaknya sampah
yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi,
dan pembuangan kotoran (buang air besar)
2. Tingginya kejadian karies gigi pada anak di desa X sehubungan dengan :
a. Kurangnya pemeriksaan gigi
b. Kurangnya fluor pada air minum dimanifestasikan : 62% kariies
dengan inspeksi pada anak -anak
3. Kurangnya gizi pada balita di desa X khusunya di RW Y sehubungan
dengan :
a. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan
b. Kurangnya jumlah kader
c. Kurangnya jumlah posyandu
d. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi
4. Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (diare, ISPA,
DBD) di desa X, RW.Y sehubungan dengan :
a. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
b. Terpaparnya lingkungan oleh bermacam polusi
c. Kurangnya kader kesehatan
5. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di Desa X
sehubungan dengan :
a. Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
b. Tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan kesehatan
usila
c. Kurangnya informasi tentang kesehtan usia lanjut yang
dimanifestasikan dengan :  jumlah  usia lanjut : 200 orang, penyakit
yang diderita usia lanjut : rematik 52,8%, hipertensi 32,42%, katarak
7%, diabetes mellitus 5,2%, dan lain-lain 3,29% dan usia lanjut yang
memeriksakan kesehatannya tidak teratur 45,4%
6. Resiko peningkatan kenakalan remaja sehubungan dengan :
a. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas
perkembangan
b. Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : karang taruna dan remaja
masjid ditandai dengan : jumlah remaja 83, remaja dengan kegiatan
negatif : merokok 2,69%, minum-minuman keras 0,19%, dan main
kartu 0,28%. Banyak remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan
teman sebaya 38,8%, hasil observasi banyak ditemukan remaja
berkumpul di gang-gang jalan , dan hasil wawancara didapatkan
cukup banyak remaja yang mengisi waktu dengan minum-minuman
keras dan merokok
7. Anemia ibu hamil di rt x rw y sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenal kebutuhan gizi ibu selama hamil yang
dimanifestasikan dengan :
a. 35,5% ibu hamil mengeluh pusing
b. 25% ibu hamil pucat dan lemah
c. 71,5% menyatakan kebutuhan makanan sel;ama hamil sama dengan
saat tidak hamil, jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak
tersebar di semua RT, ada RT yang tidak mau menjadi kader, 60%
keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru dicuci, 90% ibu hamil
tidak mempunyai KMS, 75% ibu hamil tidak memperoleh informasi 
tentang kebutuhan gizi ibu hamil, dan 20% ibu hamil menyatakan
kebutuhan gizinya kurang dari biasanya
8. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA, dan lain-lain
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai
dengan :
a. Letak kandangdi dalam rumah 1,41%
b. System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
c. Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d. Tidak mempunyai temapt pembuangan sampah sementara 29,14%
e. Membuang sampah di sembarang tempat 18,86%
f. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
g. Penampungan air dalam kondisi terbuka 4%
h. Kondisi air berwarna 1,14%
i. Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter 10,8%
j. Rumah yang  tidak mempunyai  jendela 4,57%
k. Rumah yang pencahayaanya remang-remang 10,28%
l. Kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42%
m. Tidak mempunyai tempat penampungan sampah sementara 29,14%
n. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
9. Potensi masyarakat X dalam meningkatkan kesehatan balita berhubungan
dengan tingginys kesadaran ibu terhadap kesehatan balita yang ditunjang
keaktifan kader kesehatan dan petugas yang ditandai dengan :
a. Hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan 91,14%
b. Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap 86,08%
c. Hampir seluruhnya balita memiliki KMS 92,41%
d. Sebagian besar balita dalam garis hijau 71,23%
10. Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW Y
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia, yang ditandai dengan :
a. Jumlah lanjut usia 51 orang
b. Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70,59%
c. Jenis penyakit yang diderita lansia : asma 5,88%, TB paru 3,92%,
hipertensi 27,45%, DM 3,92%, reumatik 31,37%, katarak 1,95%, dan
lain-lain 8,33%
d. Upaya lansia untuk mencegah penyakit : non medis 13,88% dan
diobati sendiri 8,33%
e. Lansia yang tidak mengisi waktu luang dengan kegiatan tertentu
23,5%
f. Belum adanya posyandu lansia
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2011). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian
tujuan (Mubarak, 2011).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat


antara lain sebagai berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
D. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,
2011). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:

1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2011)

2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2011).

3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun (Mubarak, 2011).

4. Mampu dan mandiri


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2009).

5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan
yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi
fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi
dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2011).

E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat
komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2011). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul
Effendi, 2011

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang


telah ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
Kegiatan praktik keperawatan komunitas diawali dengan persamaan persepsi
dari pembimbing dengan mahasiwa pada tanggal 13 desember 2020 pukul 8
pagi. Kemudian dilanjutkan dengan memberntuk kelompok warga komunitas
online dengan masing-masing mahasiswa mengumpulkan 5 orang warga yang
akan digabung dengan grup whastapp kelompok warga komunitas. Kemudian
kelompok warga komunitas diberikan nama “waras wiris” yang terdiri dari 55
orang warga dewasa dan 13 orang anak-anak yang bertempat tinggal di
berbagai daerah.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengumpulan data dalam asuhan keperawatan komunitas ini dilakukan
dengan cara observasi langsung dengan masing-masing mahasiwa
membina 5 orang warga dan dilakukan pengkajian berupa nama lengkap,
umur, alamat, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan masalah kesehtan yang
dialami. Kemudian pengkajian mengenai PHBS dan protokol kesehatan
covid-19 diobservasi menggunakan google form pada tanggal 14-16
desember 2020.
Dari pengamatan dan pengkajian didapatkan hasil sebagai berikut:
a) Dimensi Lokasi
Setelah dilakukan pengkajian data diri wargadidaptkan hasil bahwa warga
berlokasi di berbagai daerah antara lain:
1. Surakarta: 6 orang
2. Sukoharjo: 8 orang
3. Karanganyar: 11 orang
4. Boyolali: 19 orang
5. Sragen: 14 orang
6. Semarang: 4orang
b) Lokasi Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan terdekat dengan warga di masing-masing
daerah telah terdapat puskesmas, posyandu, klinik dann rumah sakit yang
dapat dicapai dengan jalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat.
c) Flora dan Fauna
Keadaan tanah di masing-masing daerah seperti boyolali, karanganyar,
sukoharjo, sragen dan surakarta sangat subur, seluruh jenis tumbuhan bisa
tumbuh dengan baikseperti jambu, mangga, bunga-bungaan.Sebagian
besar penduduk tidak memanfaatkan pekarangan yang ada untuk ditanami
tanaman yang bermanfaat untuk obat keluarga (Toga).

d) Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dapat dilihat dari berbagai indikator, antara lain
berdasarkan kelompok umur dan berdasarkan jenis kelamin.
1) Komposisi Penduduk Berdasarkan kelompok Umur
Dari hasil survey pada warga Waras Wiris didapat hasil yang dapat
disampaikan dalam bentuk tabel dibawah ini

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


No. Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)
(Tahun)
1. 0 –1 0
2. 1–5 4 5,88
3. 5 – 12 10 14,07
4. 12 – 18 17 25
5. 18 – 55 32 47,42
6. > 55 th 4 5,88
Jumlah 68 100
Sumber : Data pengkajia, 2020
Berdasarkan tabel 3.2 diatas, sebagian besar penduduk
(47,42%) adalah kelompok umur 18 – 55 tahun yang merupakan
potensi sebagai sumber daya manusia yang menunjang kesehatan
keluarga, kelompok dan masyarakat.

2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin


Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin hasil survey
mawas diri (SMD) dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
.
1. Pria 24 35,3
2. Wanita 42 64,7
Jumlah 68 100
Sumber : Data pengkajian, 2020
Berdasarkan tabel 3.3 di atas, sebagian besar penduduk
(64,7%) adalah berjenis kelamin wanita.

e. Budaya Penduduk
Mayarakathampir seluruhnya bersuku jawa, sehingga tidak ada
perbedaan budayamaupun kebiasaan, sehingga tidak ada konflik etnis
maupun sara karena homogen.
f. Mobilitas Penduduk
1) Jenis Kependudukan
Warga komunitas waras wiris menetap pada daerah masing-masing
tidak ada penduduk sementara atau penduduk musiman.
2) Pemanfaatan Waktu oleh Penduduk
Karena mayoritas penduduk adalah pekerja dan pelajar maka
waktu lebih banyak dipergunakan bekerja atau sekolah , pergi jam
08.00 WIB. Waktu istirahat malam rata-rata jam 22.00 WIB
sudahtidur malam dan bangun pagi jam 05.00WIB.
e) Kelas Sosial Penduduk
Kelas sosial penduduk berdasarkan tingkatan kesejahteraan keluarga
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
f) Kelas Sosial Penduduk Berdasaarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk berdasarkan hasil survey mawas diri
(SMD), dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan


No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. Belum Sekolah
2. TK/PA/PAUD 4 5,88
3. SD/MI 9 13,2
4. SMP/MTs 5 7,35
5. SMA 22 32,3
6. PT 28 41,7
Jumlah 68 100

Sumber data primer pengkajian 2020

Berdasarkan tabel 3.5 di atas sebagian besar penduduk (41,7%)


berpendidikan S1, SMA 32%, SMP 7,3%, SD 13,2% dan TK 5,8%, hal
ini sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan prilaku hidup sehat.
Karena pada masyarakat yang berpendidikan rendah biasanya akan
menimbulkan dua masalah yaitu perasaan apatis dan ketidaktegasan
keluarga dalam mengambil keputusan terutama tentang kesehatan.
Namun tidak demikian halnya, mereka cukup kooferatif dan antusias
serta semangat kegotongroyongan yang tinggi dan ini merupakan sumber
daya atau kekuatan untuk mengatasi masallah kesehatan.

g) Kelas Sosial Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Jenis pekerjaan penduduk berdasarkan hasil survey mawas diri
(SMD), dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.6 Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Pekerjaan


No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1. PNS 9 13,2
3. Karyawan 4 5,88
4. Wiraswasta 8 11,7
5. Belum bekerja/pelajar 35 51,4
6. Ibu rumah tangga 12 17,6
Jumlah 68 100
Sumber : Data pengkajian 2020

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, sebagian besar penduduk (64,85)


belum bekerja atau pelajar, yang kedua yakni ibu rumah tangg 17%, PNS
13%, Wiraswasta 11% dan karyawan 4%. Dari hasil wawancara didapat
data bahwa warga sekolah atau bekerja dari pagi sampai jam 14.00 siang,
sebagian warga masih bekerja hingga sore pukul 17.00.
h) Dimensi Sistem Sosial
a. Sistem Kesehatan
1) Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di masing-masing daerah
warga, misalnya puskesmas yang berada di masing-masing
kecamatan
dengan jenis pelayanan sebagai berikut :
a) Konsultasi dan pemeriksaan kesehatan KIA dan KB
b) Pemeriksaan dan pengobatan penyakit
c) Pelayanan umum
2) Jenis pembiayaan kesehatan:terdapat BPJS dan KIS
3) Jenis masalah kesehatanyang dialami warga waras wiris
Tabel 3.7 Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita warga

Persentase
No. Jenis Penyakit Jumlah
(%)
1. Ansietas/cemas 10 14,7
2. Pusing/vertigo 4 5,88
3. Hipertensi 6 8,8
4. Hipotensi 5 7,3
5. obesitas 6 8,8
6. Diare 3 4,4
7. Anemia 7 10,2
8. Insomia, gangguan tidur 27 39,7
9. Gastritis 4 5,88
10. Karies gigi 12 17,6
11 Gangguan menstruasi 2 2,9

12 ISPA 3 4,4
Jumlah warga 68 100
Sumber : Data pengkajian, 2020
Kondisi kesehatan .
 Terdapat 1 ibu hamil, 100% frekuensi makan 3 kali makanan
pokok + selingan, 100% melakukan pemeriksaan kehamilan ke
petugas kesehatan (bidan/dokter), 100% mendapatkan imunisasi
TT 2 kali, masalah kesehatan : gangguan pola tidur
 Terdapat 4 balita, 50% berat badan balita normal, 50 balita
mengalami berat badan berlebih/obesitas. 60 balita (71,43%)
telah mendapatkan imunisasi lengkap dan 24 balita (28,57%)
imunisasi belum lengkap. 8 balita (9,52%)) kondisi balita saat
ini sakit yaitu : 2 balita (50%) ISPA dan 2 balita (50%) karies
gigi
 Terdapat 13 anak usia sekolah,ISPA 2 orang (41,7%), carries 7
orang (21,2%), diare 2 orang (8,3%) dan cacingan 2 orang
(8,3%).
 Terdapat 21 usia remaja, kegiatan remaja setelah pulang
sekolah adalah belajar, istirahat , masalah kesehatan : gangguan
menstruasi (2 orang), merokok ( 4 orang)
 Terdapat 32 usia dewasa: gangguan pola tidur (24 orang),
hipertensi (3 orang), hipotensi (3), anemia (3 orang), gastritis (3
orang), obesitas (5 orang).
4) Kondisi kesehatan lingkungan
a) Pemukiman

Tabel 3.9 Distribusi Jenis Bangunan rumah warga waras wiris


No. Jenis bangunan Jumlah Persentase (%)
1. Permanen 68 100
2. Semi permanen 0 0
Jumlah 68 100
Sumber : Data Pengkajian , 2020
Berdasarkan tabel 3.9 di atas, 100% jenis bangunan rumah
penduduk adalah permanen.

b) Jamban Keluarga
Tabel 3.13 Distribusi Rumah Berdasarkan Jamban Keluarga
No Kriteria Jumlah Persentase (%)
.
1. Punya WC 68 100%
2. Tidak Punya WC 0 0
Jumlah 126 100
Sumber : Data Primer Pendataan Januari 2020
Berdasarkan tabel 3.13 di atas, seluruh rumah sudah memiliki
jamban keluarga dengan presentase 100%..
4. Sistem Keluarga
a. Type Keluarga
Type keluarga yang ada di komunitas warga waras wiris terdiri dari
Extended family dan Nuclear family.
b. Kebiasaan keluarga buang air besar
Tabel 3.25 Distribusi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Buang
Air Besar

No. Kebiasaan Buang Air Besar Jumlah Persentase


(%)
1. Dijamban 68 100
2. Sembarangan (kebun, sawah, 0 0
sungai, dll)
Total 68 100
Sumber : Data Primer Pendataan desember 2020
Berdasarkan tabel 3.25 di atas, sebagian besar keluarga (100%)
mempunyai kebiasaan buang air besar di jamban.
c. Penggunaan air bersih dalam keluarga
Berdasar pengakajian seluruh warga sudah menggunakan air bersih.
5. Sistem Kesejahteraan
Program pengentasan kemiskinan yang berjalan di masyarakat
diantaranya adalah bantuan pandemi covid, Jamkesmas untuk jaminan
pelayaan kesehatan masyarakat miskin, dan KIS/BPJS.
Kegiatan gotong royong pada warga waras wiris di daerah masing-
masing masih kuat,seperti pada kegiatan hajatan, pembangunan sarana
umum, pembangun rumah warga.
6. Sistem Ekonomi
Mayoritas warga waras wiris bermata pencaharian sebagai wiraswasta dan
PNS.
7. Pengkajian PHBS dan protokol covid warga waras wiris
8. Hasil pengkajian penerapan PHBS dan protokol kesehatan Komunitas
Waras Wiris

Dari 55 warga menyatakan bahwa ada bebrapa hambatan saat menjalani protokol
kesehatan antara lain:

1. Kurang mengetahui cara mencuci tangan 6 langkah


2. Malas untuk mencuci tangan
3. Masyarakat yang susah untuk di beri edukasi mengenai bahayanya
penyebaran covid 19 terutama pada lansia dan yang mempunyai penyakit
bawaan sebelumnya seperti TB paru
4. Jika bertemu dengan kerabat sulit untuk tetap memakai masker
5. Kesulitan untuk menjaga jarak di tempat umum
6. Masyarakat sekitar atau tetangga yang tidak menaati protokol kesehatan
(tidak mau memakai masker)
7. Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar tentang covid (pencegahan
dan bahaya)
8. Kurang pengetahuan tentang menjaga imun
9. Masih banyak orang yang menghiraukan dan membahayakan orang lain
yang rentan tertular covid 19, contoh masih tidak mau pakai masker dan
batuk sembarangan
10. Masalah penerapan PHBS
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang covid berupa pencegahan dan
cara menjaga imunitas tubuh
2. Terjadi hambatan dalam menaati protokol kesehatan (tidak memakai
masker, malas membawa hand sanitizer dan cuci tangan)
3. Warga tidak mengetahui bagaimana cara untuk menjaga gizi seimbang
setiap hari, warga masih menyukai jajan sembarangan dan makan
makanan instan, warga tidak mengetahui jenis makanan yang dapat
meningkatkan daya imun tubuh selama masa pandemi

11. Data Kuesioner PHBS pada anak

Umur
Masalah kesehatan yang didapatkan :

 66% warga ( 45 orang dari 68 orang warga) menyatakan tidak mengetahui pentingnya
cuci tangan 6 langkah
 73% (50 orang dari 68 warga ) menyatakan tidak mengetahui cara etika batuk
 67% warga (46 dari 68 orang warga )menyatakan belum pernah mendengar dan
mendapat penyuluhan tentang PHBS
 88% (60 dari 68 orang warga ) tidak mengetahui cara penyebaran virus corona,
bagaimana cara test nya dan bagaimana mencegahnya
 42% (29 dari 68 warga) tidak mengetahui bahaya begadang
 22% (15 dari 68 warga) tidak mengetahui bahaya obesitas dan tidak mengetahui cara
mengontrol berat badan mereka
 86% ( 59 dari 68 warga ) mengatakan tidak memperhatikan untuk menjaga imun tubuh
selama pandemi covid
 76% (52 dari 68 warga) mengatakan menyukai jajan sembarangan ( yang berwarna,
berpengawet dan mengandung msg)
 66% warga ( 45 dari 68) mengatakan tidak rutin mengkonsumsi buah dan sayur
 91% (61 dari 68) warga mengatakan tidak pernah mengkonsumsi vitamin atau suplemen
selama masa pandemi
 57% warga (39 dari 68) warga mengatakan jarang minum air putih dengan cukup
 66% warga ( 45 dari 68) mengatakan jarang sekali mengkonsumsi makanan 4 sehat 5
sempurna rutin setiap hari

 58% warga ( 40 orang dari 68 orang warga )mengatakan tidak rutin memakai masker
ketika keluar rumah
 88% (60 dari 68 orang warga ) tidak pernah menerapkan physical distancing
 66% warga ( 45 orang dari 68 orang warga) menyatakan tidak mencuci tangan pada 5
saat penting)
 89% warga 61 dari 68 orang mengatakan bahwa mereka masih senang piknik, berkumpul
atau mengadakan pertemuan dengan keluarga serta teman dengan jumlah yang banyak dari
berbagai daerah
 85% ( 58 dari 68 warga) menyatakan beberapa kendala memakai masker antara lain:
pengap, ribet, malas memakai dan mahal)
 14 % warga (10 dari 68) mengatakan tidak percaya covid ada (hanya hoax saja) dan tidak
mau menerapkan protokol kesehatan
1. Analisa Data dan Diagnosa
No Data Subyektif Data Obyektif Masalah Kesehatan
1.  66% warga ( 45 orang  11 dari 13 anak (84% anak Kurangnya
dari 68 orang warga) ) tidak mencuci tangan dan pengetahuan tentang
menyatakan tidak tidak mengetahui cuci phbs dan pandemi
mengetahui pentingnya tangan 6 langkah covid berhubungan
cuci tangan 6 langkah  10 dari 13 anak (76%) dengan Kurangnya
 73% (50 orang dari 68 anak terlihat tidak penyuluhan kesehatan
warga ) menyatakan memakai masker
tidak mengetahui cara  8 dari 13 anak (61% )anak
etika batuk tidak mengerti bahaya jajan
 67% warga (46 dari 68 sembarangan dan terlihat
orang warga ) suka jajan sembarangan
menyatakan belum ( yang berwarna dan
pernah mendengar dan berpengawet)
mendapat penyuluhan  10 dari 13 anak (61% )anak
tentang PHBS tidak mengerti bahaya
 88% (60 dari 68 orang kurangnya olahraga ( anak-
warga ) tidak anak suka bermain game di
mengetahui cara ponsel mereka)
penyebaran virus  5 dari 13 anak (39% ) tidak
corona, bagaimana cara menggosok gigi secara
test nya dan bagaimana teratur
mencegahnya  42% (29 dari 68 warga)
 42% (29 dari 68 warga) tidak tidur dengan cukup
tidak mengetahui dan suka begadang
bahaya begadang  22% (15 dari 68 warga)
 22% (15 dari 68 warga) mengalami obesitas
tidak mengetahui
bahaya obesitas dan
tidak mengetahui cara
mengontrol berat badan
mereka
2.  86% ( 59 dari 68  76% (52 dari 68 warga) Perilaku kesehatan
warga ) mengatakan menyukai jajan cenderung berisiko
tidak memperhatikan sembarangan dan Berhubungan dengan
untuk menjaga imun mengkonsumsi snack yang ketidakmampuan
tubuh selama pandemi tidak terjamin kandungan menjalankan pola gizi
covid gizinya seimbang
 76% (52 dari 68 warga)  66% warga ( 45 dari 68)
mengatakan menyukai jarang makan sayur dan
jajan sembarangan buah
( yang berwarna,  91% (61 dari 68) warga
berpengawet dan tidak suka mengkonsumi
mengandung msg) suplemen tambahan
 66% warga ( 45 dari 68)  66% warga ( 45 dari 68)
mengatakan tidak rutin suka memasak makanan
mengkonsumsi buah instan karena kesibukan,
dan sayur jarang mengonsumi 4
 91% (61 dari 68) warga sehat 5 sempurna, hanya
mengatakan tidak suka makan lauk dan nasi
pernah mengkonsumsi saja
vitamin atau suplemen
selama masa pandemi
 57% warga (39 dari 68)
warga mengatakan
jarang minum air putih
dengan cukup
 66% warga ( 45 dari 68)
mengatakan jarang
sekali mengkonsumsi
makanan 4 sehat 5
sempurna rutin setiap
hari

3.  58% warga ( 40 orang  58% warga ( 40 orang dari Ketidakefektifan


dari 68 orang warga ) 68 orang warga ) sering manajemen kesehatan
mengatakan tidak rutin terlihat tidak memakai diri berhubungan
memakai masker ketika masker ketika diluar rumah dengan ketidaktertiban
keluar rumah  66% warga ( 45 orang dari menerapkan protokol
 88% (60 dari 68 orang 68 orang warga) terlihat kesehatan selama masa
warga ) tidak pernah tidak mencuci tangan pandemi
menerapkan physical sebelum makan
distancing  73% (50 orang dari 68
 66% warga ( 45 orang warga ) warga tidak
dari 68 orang warga) menerapkan etika batuk
menyatakan tidak  88% (60 dari 68 orang
mencuci tangan pada 5 warga ) terihat tidak pernah
saat penting) menerapkan physical
 89% warga 61 dari 68 distancing
orang mengatakan bahwa
mereka masih senang
piknik, berkumpul atau
mengadakan pertemuan
dengan keluarga serta
teman dengan jumlah
yang banyak dari
berbagai daerah
 85% ( 58 dari 68 warga)
menyatakan beberapa
kendala memakai masker
antara lain: pengap, ribet,
malas memakai dan
mahal)
 14 % warga (10 dari 68)
mengatakan tidak percaya
covid ada (hanya hoax
saja) dan tidak mau
menerapkan protokol
kesehatan
2. Skoring masalah dan penentuan prioritas masalah
No Diag Kriteria Penapisan Jumla
Score
nosa
kepera
Sesuai Jum Besarnya Kemung Minat Kemungkinan Sesuai Tersedia Sumber
watan dengan risiko masyarakat untuk di dengan
komu peran lah kinan pro
perawat yang atasi Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber
nitas komu beri untuk gram daya daya daya daya
peme tempat waktu daya pera orang
nitas siko pendi
rintah dana latan
dikan

kese

hatan

1 DX1 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 52

2 DX2 5 5 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3 49

3. DX3 4 3 4 5 4 3 4 5 5 3 3 3 44

3. POA (Plan Of Action)


No Masalah Kesehatan Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana PJ

1. Kurangnya pengetahuan Pengetahuan  Kaji pengetahuan Anak anak Rabu, 23 Boyolali Swadaya dari Agus Sunaryo
tentang phbs dan tentang phbs dan tentang PHBS dan Desember 2020 mahasiswa
pandemi covid pandemi covid-19 pandemi covid-19
berhubungan dengan meningkat
Kurangnya penyuluhan  Berikan penkes
kesehatan tentang PHBS dan
pandemi covid-19

 Edukasi kepada warga


pentingnya
menerapkan protokol
kesehatan

 Ajarkan kepada anak


anak bagaimana
praktik cuci tangan 6
langkah

 Kolaborasi dengan
warga dan juga orang
tua untuk menjaga
pola hidup yang sehat

2. Perilaku kesehatan Asupan gizi warga  Kaji perilaku hidup Warga waras Rabu, 30 Virtual Warga dan TIM
cenderung berisiko menjadi seimbang sehat pada warga wiris Desember 2020 (gmeet) mahasiswa
berhubungan dengan
ketidakmampuan  Kaji asupan gizi
menjalankan pola gizi warga
seimbang
 Berikan penkes
tentang gizi seimbang

 Edukasi tentang
asupan yang dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh

 Kolaborasi dengan
warga untuk
meningkatkan asupan
gizi menjadi seimbang

3. Kesiapan meningkatkan Warga dapat  Kaji pengetahuan Warga waras Sabtu, 2Januari Virtual Warga dan TIM
manajemen kesehatan memanajemen warga tentang virus wiris 2021 (WhatsApp) mahasiswa
diri berhubungan dengan kesehatan diri covid-19
peningkatan kesadaran dengan baik
warga akan protokol  Kaji kepatuhan warga
kesehatan di masa terhadap protokol
pandemi kesehatan

 Berikan penkes
tentang apa itu covid-
19 dan protokol
kesehatan

 Edukasi tentang
pentingnya
menjalankan
protokolkesehatan

 Kolaborasi dengan
warga untuk selalu
menerapkan protokol
kesehatan

4. Intervensi
N Dx Kep Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari / Tempat Evaluasi Paraf
o Umum Khusus Kegiatan Tanggal Kriteria Standar

1. Kurangnya Setelah Setelah Anak- KIE  Kaji Rabu, 23 Boyolali Verbal  Warga
pengetahua dilakukan dilakukan anak pengetahua Desembe dapat
n tentang asuhan asuhan n tentang r 2020 menyebutk
phbs dan keperawatan keperawatan PHBS dan an
pandemi selama 4 selama 1x60 pandemi pengertian
covid minggu menit covid-19 phbs,
berhubunga diharapkan diharapkan akibat tidak
n dengan tidak terjadi pengetahuan  Berikan menjalanka
Kurangnya defisit warga penkes n phbs dan
penyuluhan pengetahuan meningkat tentang cara
kesehatan warga dengan PHBS dan menerapka
dengan kritera hasil : pandemi n phbs
kriteria hasil covid-19
 85% Psikomotor
 Anak-anak
 Terjadi masyaraka  Edukasi dapat
peningkat t yang kepada memprakti
an hadir warga kkan ulang
pengetahu dalam pentingnya cuci tangan
an tentang penyuluha menerapka 6 langkah
phbs dan n mampu n protokol dengan
pandemi menyebutk kesehatan baik dan
covid-19 an benar
pada pengertian,
warga akibat, Demons Afektif
 Ajarkan  Memotivas
dari cara agar
trasi kepada i anggota
34,5% selalu
anak anak keluarga
yang menjalank
bagaimana lain untuk
kurang an phbs praktik menerapka
pengetahu  100% dari cuci n phbs dan
an warga tangan 6 menjalanka
menjadi yang hadir langkah n protokol
100% mengetahu kesehatan
i  Kolaborasi
pentingnya dengan
mematuhi warga dan
protokol juga orang
kesehatan tua untuk
dan menjaga
bahayanya pola hidup
dari yang sehat
melanggar
protokol
kesehatan
 Dari
53,8%
anak
menjadi
100% anak
paham
akan
pentingnya
cuci
tangan 6
langkah
2. Perilaku Setelah Setelah Warga KIE  Kaji Rabu, Virtual Verbal  Warga
kesehatan dilakukan dilakukan waras perilaku 30Desem dapat
(gmeet)
cenderung asuhan asuhan wiris hidup ber 2020 menerapka
keperawatan keperawatan sehat pada n perilaku
berisiko selama 4 selama 1x60 warga hidup sehat
berhubunga minggu menit  Warga
n dengan diharapkanpe diharapkanpe  Kaji dapat
rilaku warga rilaku warga asupan gizi menerapka
ketidakma
menjadi menjadi warga n gizi
mpuan lebih baik lebih baik seimbang
menjalanka dengan dengan  Berikan  Warga
n pola gizi kriteria hasil kritera hasil : penkes dapat
seimbang tentang mengetahu
 100%  Peningkata gizi i asupan
warga n seimbang gizi yang
mengetahu pemahama dapat
i tentang n warga  Edukasi meningkat
gizi dari 21% tentang kan daya
seimbang menjadi asupan tahan
 100% 100% akan yang dapat tubuh
warga pentingnya meningkat Afektif  Warga
mengetahu gizi kan daya dapat
i asupan seimbang tahan mengetahu
yang dapat  100% tubuh i tentang
meningkat warga yang jenis jenis
kan gizi hadir makanan
seimbang mengetahu yang
 Kolaborasi
i memberika
dengan
asupangizi n manfaat
warga
yang dapat untu tubuh
untuk
meningkat  Warga
meningkat
kan daya dapat
kan asupan
tahan mengetahu
gizi
tubuh i tentang
menjadi
 100% cara
warga yang seimbang mengelola
hadir imunitas di
mengetahu masa
i tentang pandemi
jenis jenis  Wargadapa
makanan t
yang mengetahu
memberika i cara agar
n manfaat imunitas
untu tubuh meningkat
 100%
warga
mengetahu
i tentang
cara
mengelola
imunitas di
masa
pandemi
 100%
warga yang
hadir
mengetahu
i cara agar
imunitas
meningkat

3. Ketidakefe Setelah Setelah Warga KIE  Kaji Sabtu, Virtual Verbal  Warga
ktifan dilakukan dilakukan waras pengetahua 2Januari dapat
(Whats
manajemen asuhan asuhan wiris n warga 2021 mengetahu
kesehatan keperawatan keperawatan tentang i tentang
diri selama 4 selama 1x60 virus App) virus
berhubunga minggu menit covid-19 covid-19
n dengan diharapkanw diharapkanw  Warga
ketidakterti arga dapat arga dapat  Kaji dapat
ban memanajmen memanajmen kepatuhan mengetahu
menerapka e kesehatan e kesehatan warga i proses
n protokol diri dengan diri dengan terhadap penyebaran
kesehatan kriteria hasil kriteria hasil protokol virus
selama kesehatan  Warga
masa  100%  100% dapat
pandemi warga warga  Berikan mengetahu
dapat dapat penkes i cara
memanaje mengerti Afektif
tentang penularan
men tentang apa itu virus
kesehatan virus covid-19 covid-19
dirinya dan covid-19 dan  Warga
keluarga  100% protokol dapat
warga kesehatan mengetahu
dapatmeng i gejala
etahui  Edukasi pasien
proses tentang covid-19
penyebaran pentingnya  Warga
virus menjalank dapat
covid-19 an mengetahu
 100% protokolke i
warga sehatan pengobatan
dapatmeng pasien
etahui cara  Kolaborasi covid-19
penularan dengan  Warga
virus warga dapat
covid-19 untuk
 100% selalu mengetahu
warga menerapka i
dapat n protokol pencegaha
mengetahu kesehatan n terkena
i gejala covid-19
pasien  Warga
covid-19 dapat
 100% mengerti
warga tentang
dapat pentingnya
mengetahu protokol
i kesehatan
pengobatan  Warga
pasien dapat
covid-19 mengerti
 100% bahaya
warga tidak patuh
dapat terhadap
mengetahu protokol
i kesehatan
pencegaha  Warga
nterkena menjalanka
covid-19 n protokol
 100% kesehatan
warga
dapat
mengerti
tentang
protokol
kesehatan
 100%
warga
dapat
mengerti
tentang
bahaya
tidak patuh
terhadap
protokol
kesehatan
 100%
warga yang
hadir dapat
menjalanka
n protokol
kesehatan

5. Implementasi
No Diagnosa Keperawatan Komunitas Tanggal Implementasi Evaluasi Formatif Paraf

1. Kurangnya pengetahuan tentang phbs dan Rabu, 23  Mengkaji Evaluasi struktur :


pandemi covid berhubungan dengan Desember pengetahuan
Kurangnya penyuluhan kesehatan tentang PHBS a. Rencana penyuluhan telah
2020
dan pandemi dilakukan 5 hari sebelum
covid-19
acara dilakukan
 Memberikan
b. Pengumuman diberikan 1
penkes tentang
PHBS dan hari sebelum acara
pandemi covid- dilaksanakan
19
Evaluasi proses :
 Mengedukasi
kepada warga a. Anak yang hadir 10 orang
pentingnya
menerapkan b. Anak 90% aktif
protokol mendegarkan dan bertanya
kesehatan
apa itu PHBS dan bagaimana
cuci tangan 6 langkah
 Mengajarkan
kepada anak c. Penyuluhan dilaksanakan
anak bagaimana di Gagaksipat, Boyolali
praktik cuci
tangan 6 langkah Evaluasi hasil :
a. 100% siswa sudah
 Berkolaborasi mengetahui apa itu PHBS dan
dengan warga
cara cuci tangan 6 langkah
dan juga orang
tua untuk yang baik dan benar
menjaga pola
hidup yang sehat b. Anak mampu menjawab 5
pertanyaan dari 5 pertanyaan
(dilakukan dengan game)

Faktor pendukung :

a. Anak aktif

b. Lokasi sangat luas


sehingga dapat jaga jarak

c. Penkes terdapat game dan


hadiah

Faktor penghambat :

a. Anak susah diatur

2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko Rabu, 30  Mengkaji Evaluasi struktur :


berhubungan dengan ketidakmampuan Desember perilaku hidup
menjalankan pola gizi seimbang 2020
sehat pada warga a. Rencana penyuluhan telah
dilakukan 5 hari sebelum
 Mengkaji asupan acara dilakukan
gizi warga
b. Pengumuman diberikan 1
 Memberikan hari sebelum acara
penkes tentang
dilaksanakan
gizi seimbang
Evaluasi proses :
 Mengedukasi
tentang asupan
a. Warga waras wiris yang
yang dapat
meningkatkan hadir 37 orang
daya tahan tubuh
b. Warga80% aktif
 Berkolaborasi mendegarkan dan bertanya
dengan warga apa itu gizi seimbang, asupan
untuk
makanan yang dapat
meningkatkan
asupan gizi meningkatkan makanan, dan
menjadi jenis jenis makanan
seimbang mengandung banyak manfaat

c. Penyuluhan dilaksanakan
melalui zoom meeting

Evaluasi hasil :

a. 100% warga sudah


mengetahui apa itu gizi
seimbang, asupan makanan
yang dapat meningkatkan
makanan, dan jenis jenis
makanan mengandung
banyak manfaat

b. Warga mampu mengulang


kembali materi yang
diberikan dari pemateri

Faktor pendukung :

a. Warga sangat aktif untuk


bertanya

b. Musyawarah dilakukan
malam hari, jadi 90% warga
dapat mengikuti karena sudah
berhenti melakukan
aktivitasnya masing-masing

Faktor penghambat :

a. Musyawarah dilakukan
melalui virtual sehingga
terkendala oleh signal yang
terkadang kurang mendukung

3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri Sabtu, 2  Mengkaji Evaluasi struktur :


berhubungan dengan ketidaktertiban Januari pengetahuan
menerapkan protokol kesehatan selama warga tentang a. Rencana penyuluhan telah
masa pandemi 2021
virus covid-19 dilakukan 5 hari sebelum
acara dilakukan
 Mengkaji
kepatuhan warga
terhadap
b. Pengumuman diberikan 1
protokol hari sebelum acara
kesehatan dilaksanakan

 Memberikan Evaluasi proses :


penkes tentang
apa itu covid-19 a. Warga waras wiris yang ada
dan protokol di group WA Komunitas
kesehatan
Waras Wiris ada 62 orang
 Mengedukasi
tentang
b. Warga 80% aktif
pentingnya mendwonload materi dan
menjalankan bertanya terkait materi
protokolkesehata tentang virus covid-19 yang
n
sudah di share di group WA

c. Penyuluhan dilaksanakan
 Berkolaborasi
dengan warga melalui group WhatsApp
untuk selalu komunitas waras wiris
menerapkan
protokol Evaluasi hasil :
kesehatan
a. 100% warga sudah
mengetahui apa itu tentang
virus covid-19 dan protokol
kesehatan

b. Warga mampu mengulang


kembali materi yang
diberikan dari pemateri

Faktor pendukung :

a. Warga sangat aktif untuk


bertanya

b. Musyawarah dilakukan
hari libur dan melalui group
WA, jadi 100% warga dapat
mengikuti

Faktor penghambat :

-penjelasan materi dan tanya


jawab kurang optimal karena
tidak melalui tatap muka
maupun secara
langsung/virtual melalui
zoom/gmeet
6. Evaluasi
No Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi sumatif Paraf
1. Rabu, 23 Kurangnya pengetahuan tentang phbs dan pandemi S:
Desember covid berhubungan dengan Kurangnya penyuluhan  Hasil wawancara dengan anak-
2020 kesehatan anakmengatakan bahwa sudah
paham tentang PHBS
 Hasil wawancara dengan anak-anak
mengatakan bahwa sudah paham
tentang 6 langkah cuci tangan yang
benar
O:
 Anak-anak dapat menjawabab 5
pertanyaan yang diberikan oleh
pemateri tentang PHBS
 Anak-anak dapat mempraktikkan
ulang 6 langkah cuci tangan yang
benar
 Anak-anak sangat memperhatikan
saat penyuluhan berlangsung
A:
 Masalah teratasi
P:
 Hentikan Intervensi
2. Rabu, 30 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan S:
Desember dengan ketidakmampuan menjalankan pola gizi  Hasil wawancara dengan warga
2020 seimbang waras wiris mengatakan sudah dapat
menerapkan perilaku hidup sehat
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
menerapkan gizi seimbang
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakanmengetahui
asupan gizi yang dapat meningkatkan
daya tahan tubuh
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakanmengetahui
tentang jenis jenis makanan yang
memberikan manfaat untu tubuh
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakanmengetahui
tentang cara
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakanmengelola
imunitas di masa pandemic
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakanmengetahui
cara agar imunitas meningkat
O:
 Warga waras wiris aktif bertanya terkait
topik
 Warga waras wiris antusias dengan
penyuluhan dilihat dari menghidupkan
audio dan kamera
 Warga waras wiris sudah paham dengan
materi penyuluhan

A:
 Masalah teratasi
P:
 Hentikan Intervensi
3. Sabtu, 2 Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri S:
Januari 2021 berhubungan dengan ketidaktertiban menerapkan  Hasil wawancara dengan warga
protokol kesehatan selama masa pandemi waras wiris mengatakandapat
mengetahui tentang virus covid-19
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
mengetahui proses penyebaran virus
covid-19
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
mengetahui cara penularan virus covid-
19
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
mengetahui gejala pasien covid-19
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
mengetahui pengobatan pasien covid-19
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
mengetahui pencegahan terkena covid-
19
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
mengerti tentang pentingnya protokol
kesehatan
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakandapat
mengerti bahaya tidak patuh terhadap
protokol kesehatan
 Hasil wawancara dengan warga
waras wiris mengatakanmenjalankan
protokol kesehatan
O:
 Warga waras wiris aktif bertanya terkait
topik
 Warga waras wiris antusias dengan
penyuluhan dilihat dari banyaknya
pertanyaan
 Warga waras wiris sudah paham dengan
materi penyuluhan

A:
 Masalah teratasi
P:
 Hentikan Intervensi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan komunitas secara langsung selama


4 minggu dapatlah disimpulkan dan disarankan sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan
1. Tidaklah mudah untuk melaksanakan pengkajian komunitas dan rumusan
diagnosa keperawatan sebab diagnosa keperawatan adalah gambaran
kebutuhan komunitas bukan ners yang mewakilinya.
2. Ternyata tidaklah gampang menyusun perencanaan keperawatan
komunitas sebab kita harus memperhatikan semua faktor untuk terjadinya
dinamisasi.
3. Dalam pelaksanaannya/implementasi keperawatan ternyata tidaklah
mudah sebab banyak pihak dan pihak yang harus digerakkan agar tercipta
kegiatan yang terintegrai untuk mencapai tujuan.
4. Warga waras wirisantusiasnya terhadap kesehatan cukup baik yang mereka
butuhkan adalah fasilisator, motivator dan koordinator dalam masalah
kesehatan.
5. Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang berhasil diidentifikasi
di komunitas warga waras wiris tidaklah mudah untuk diselesaikan secara
bersamaan dalam waktu yang terbatas
5.2 Saran
1. Untuk memudahkan pengkajian komunitas sebaiknya bentuk dahulu
sukarelawan untuk membantu pengkajian yang nantinya direkrut untuk
Pokjakes
2. Agar tercapainya rencana yang ditetapkan dibutuhkan keahlian yang sama
untuknya negosiasi, lobi dan advokasi pada semua level baik grassroot
maupundecision maker, dan ini membutuhkan seni dalam berkomunikasi.

56
57

3. Untuk menindaklanjuti permasalah di komunitas warwas wiris perlu


dilakukan follow up secara virtual
58

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sutarna. Buku Pedoman Kepemilikan Komunitas. Bandung :PSIK FK Unpad.


2013.

Depkes RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV.Jakarta : Depkes RI. 2009

Dainur.Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta :Widya Medika.


2012

Freddy Rangkuti.Analisis SWOT Teknik Membedah KasusBisnis. Jakarta : PT.


Gramedia Pustaka Utama. 2012

Heri Purwanto. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta :EGC. 2010

Knollmueler.Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah.Jakarta :EGC.


2009
59

Anda mungkin juga menyukai