00/FRM-02/AKD-SPMI
MODUL PRAKTIKUM
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
Kelompok Keilmuan
KEPERAWATAN DASAR
Modul Praktikum
OTORISASI:
KODE MATA AJAR BOBOT : 1 SKS SEMESTER GANJIL
Vina Vitniawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep. Dede Nur Aziz M, S.Kep.,Ners.,M.Kep
VISI
“Menjadi Perguruan Tinggi Mandiri, Unggul, dan berdaya saing untuk
meningkatkan kualitas hidupbangsa Indonesia”
MISI
“Mengembangkan kelembagaan dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang
mandiri dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi nasional dan internasional.
Membangun dan mengembangkan mutu pendidikan dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dibidang pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Mengoptimalkan kapasitas sivitas akademika yang kreatif dan inovatif"
MISI
1. Mengembangkan fakultas dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang
mandiri dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi nasional.
2. Membangun dan mengembangkan mutu pendidikan dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dibidang pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
3. Membangun dan mengembangkan jiwa, kreatif, inovatif dan entrepreneur di
seluruh civitas akademika
3
VISI MISI PROGRAM STUDI
Visi
Menghasilkan perawat yang mandiri, unggul dan berdaya saing dalam perawatan
luka untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia tahun 2024
Misi
1. Menjalankan sistem manajemen mutu yang terstandarisasi nasional dalam
pengelolaan program studi.
2. Melaksanakan Tridharma Perguruan tinggi dalam pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan lulusan dalam perawatan luka untuk mewujudkan
kualitas hidup bangsa Indonesia.
4
DAFTAR PENYUSUN
MODUL
Edited by
5
LEMBAR REVISI
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulisan buku panduan praktikum ini dapat
diselesaikan.
Modul Praktikum Pendidikan Busaya Anti Korupsi (PBAK) ini tuntunan
mata kuliah PBAK yang di laksanakan dalam bentuk Praktikum di Prodi DIII
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana, Bandung. Modul
Praktikum ini untuk meningkatkan kemamuan mahasiswa dalam menapai
kemapuan melakukan pendidikan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan dalam
memberikan asuhan Keperawatan dengan menghubungkan prinsip Pendidikan
Budaya Anti korupsi dengan menngembangkan keterampilan komunikasi dan
memanfaatkan informasi ilmiah
Semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat baik bagi mahasiswa
maupun dosen yang mengampu mata kuliah PBAK, dan saran untuk perbaikan
modul praktikum kedepanya sangat di harapkan untuk perbaikan lebih baik lagi.
7
iii
DAFTAR ISI
Halaman
VISI & MISI ............................................................................................... i
DAFTAR PENYUSUN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
MODUL 8: Gratifikasi................................................................................ 29
8
MODUL 1
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI
1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mampu melakukan (P2) pendidikan kesehatan berdasarkan ilmu
keperawatan dalam memberikan (A1) asuhan Keperawatan dengan
menghubungkan (C4) prinsip Pendidikan Budaya Anti korupsi dengan
menngembangkan keterampilan komunikasi dan memanfaatkan informasi
ilmiah (CPL.04)
1.2 Tujuan Praktikum :
Mahasiswa memahami Konsep Pendidikan Budaya Anti Korupsi,di
Perguruan Tinggi
2. Prinsip
Jelaskan Pendidikan Budaya Anti korupsi yang dapat dilakukan dan terjadi di
Perguruan Tinggi
3. Pendahuluan/ dasar teori
Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor
penggerak dalam gerakan antikorupsi di lingkungan keluarga, lingkungan
kampus, serta lingkungan masyarakat sekitar dan di tingkat
lokal/nasional.Untuk keberhasilan gerakan tersebut, mahasiswa perlu dibekali
dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi da
pemberantasannya. Di sinilah peran Pendidikan dan Budaya Antikorupsi dapat
diterapkan serta diwujudkan dalam pembelajaran dalam pembelajaran di
perguruan tinggi (Djuarso, 2017).
4. Alat dan bahan
Alat:
Laptof, Internet, Alat tulis
Bahan :
Jurnal atau Artikel
5. Prosedur
kerja
Bagi Mahasiswa/Kelompok
1. Mencari kejadian Korupsi dalam aktivitas mahasiswa di kampus pada
Perguruan Tinggi dari media internet bisa berupa jurnal atau artikel
2. Kelompok membaca kasus pada artikel / jurnal untuk memahami kasus
korupsi di PT
3. Diskusikan dengan kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang
9
disediakan;
4. Kelompok bisa menggunakan berbagai literatur tentang memahami
korupsi di PT diberbagai sumber; buku, makalah, jurnal atau browsing
internet;
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan
dengan cara diterangkan dihadapan kelompoknya;
6. Selesaikan tugas kegiatan belajar ini tepat waktu
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
Menjawab pertanyaan : Bagaimana Peran PT dan Mahasiswa dalam
Mencegah Korupsi di PT?
8. Kesimpulan
9. Pustaka
Djuarso, U. S. S. Y. P. I. (2017). Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). 1–157.
Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R. O., &
Wibowo, A. P. (2011). Pendidikan ANTI-KORUPSI Untuk Perguruan Tinggi. In
Jakarta: Kemendikbud RI [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia].
10
MODUL 2
KONSEP KORUPSI
1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mampu melakukan (P2) pendidikan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan
dalam memberikan (A1) asuhan Keperawatan dengan menghubungkan (C4)
prinsip Pendidikan Budaya Anti korupsi dengan menngembangkan
keterampilan komunikasi dan memanfaatkan informasi ilmiah (CPL.04)
1.2 Tujuan Praktikum :
Mahasiswa memahami Konsep Korupsi
2. Prinsip
Jelaskan konsep korupsi
3. Pendahuluan/ dasar teori
Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan
tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan
keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah,
penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor
ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam
kedinasan di bawah kekuasaan jabatan (Djuarso, 2017).
4. Alat dan bahan
Alat:
Laptof, Internet, Alat tulis
Bahan :
Jurnal atau Artikel
5. Prosedur
kerja
Bagi Mahasiswa/Kelompok
1. Disediakan 3 kasus tentang korupsi di Indonesia
Bupati Subang berinisial "OS", ditetapkan sebagai tersangka karena
diduga memberikan uang sebesar Rp 528 juta kepada Jaksa Penuntut
Umum yang menangani kasus korupsi anggaran BPJS Kabupaten
Subang tahun 2014. KPK menduga uang tersebut diberikan agar Jaksa
Penuntut meringankan tuntutan terhadap terdakwa, dan
mengamankan OS agar tidak tersangkut kasus tersebut di persidangan.
Selain itu, OS juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
gratifikasi. Hal ini bermula saat dilakukan penangkapan terhadap OS
11
di Subang, Jawa Barat. Petugas KPK menemukan uang sebesar Rp
385 juta di mobil milik OS. KPK menduga uang tersebut merupakan
bentuk gratifikasi terhadap OS selaku penyelenggara negara. Tak
hanya itu, OS juga ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana
pencucian uang.
Bupati Nganjuk berinisial "T", ditetapkan sebagai tersangka setelah
diduga terlibat korupsi terkait 5 proyek pembangunan infrastruktur di
Kabupaten Nganjuk pada tahun 2009. Selain itu, ia juga disangka
menerima gratifikasi sejak tahun 2008. KPK menetapkan T,
melakukan perbuatan melawan hukum dengan menyalahgunakan
wewenang dalam jabatan dan menerima gratifikasi.
Bupati Jombang berinisial "NS" ditetapkan KPK sebagai tersangka
dalam kasus suap terkait perizinan pengurusan jabatan di Pemkab
Jombang. NS ditangkap pada 3 Februari 2018, diduga menerima suap
dari Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Inna
Silestyanti sebesar Rp 275 juta. Suap tersebut diberikan Inna agar NS
selaku bupati menetapkan Inna sebagai kepala dinas kesehatan
definitif. Wakil Ketua KPK Laode M Syarief mengungkapkan bahwa
sebagian uang suap tersebut digunakan NSo sebagai dana kampanye
dalam Pilkada 2018.
Bagan Kerja :
12
6. Hasil Praktikum
Menjawab pertanyaan :
Mengapa mereka Bupati/ walikota melakukan tindak pidana korupsi?
Apa penyebab merekan melakukan korupsi padahal dari pendapatan
gaji dan tunjangan mereka sudah besar?
9. Kesimpulan
7. Pustaka
Djuarso, U. S. S. Y. P. I. (2017). Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). 1–157.
Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R. O., &
Wibowo, A. P. (2011). Pendidikan ANTI-KORUPSI Untuk Perguruan Tinggi. In
Jakarta: Kemendikbud RI [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia].
13
MODUL 3
NILAI NILAI KORUPSI BAGIAN I
1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mampu melakukan (P2) pendidikan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan dalam
memberikan (A1) asuhan Keperawatan dengan menghubungkan (C4) prinsip Pendidikan
Budaya Anti korupsi dengan menngembangkan keterampilan komunikasi dan
memanfaatkan informasi ilmiah (CPL.04)
14
internet;
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan
dengan cara diterangkan dihadapan kelompoknya;
6. Selesaikan tugas kegiatan belajar ini tepat waktu
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
Menjawab pertanyaan :
1. Lampirkan Link artikeL Nilai Anti Korupsi nya tentang Kejujuran,
Kemandirian, Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
2. Bagaimana nilai nilai nati korupsi tersebut bisa dapat dilaksanakan
atau tidak sesuai artikel tersebut ?
8. Kesimpulan
9. Pustaka
Djuarso, U. S. S. Y. P. I. (2017). Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). 1–157.
Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R. O., &
Wibowo, A. P. (2011). Pendidikan ANTI-KORUPSI Untuk Perguruan Tinggi. In
Jakarta: Kemendikbud RI [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia].
15
MODUL 4
NILAI NILAI KORUPSI BAGIAN II
1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mampu melakukan (P2) pendidikan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan dalam
memberikan (A1) asuhan Keperawatan dengan menghubungkan (C4) prinsip Pendidikan
Budaya Anti korupsi dengan menngembangkan keterampilan komunikasi dan
memanfaatkan informasi ilmiah (CPL.04)
16
disampaikan dengan cara diterangkan dihadapan kelompoknya
6. Selesaikan tugas kegiatan belajar ini tepat waktu
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
Menjawab pertanyaan :
1. Lampirkan Link artiker Nilai Anti Korupsi nya tentang kerja keras,
sederhana, keberanian, dan keadilan
2. Bagaimana nilai nilai nati korupsi tersebut bisa dapat dilaksanakan
atau tidak sesuai artikel tersebut ?
8. Kesimpulan
9. Pustaka
Djuarso, U. S. S. Y. P. I. (2017). Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). 1–157.
Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R. O., &
Wibowo, A. P. (2011). Pendidikan ANTI-KORUPSI Untuk Perguruan Tinggi. In
Jakarta: Kemendikbud RI [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia].
17
MODUL 5
PRINSIP PRINSIP KORUPSI
1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mampu melakukan (P2) pendidikan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan dalam
memberikan (A1) asuhan Keperawatan dengan menghubungkan (C4) prinsip Pendidikan
Budaya Anti korupsi dengan menngembangkan keterampilan komunikasi dan
memanfaatkan informasi ilmiah (CPL.04)
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
Menjawab pertanyaan :
1. Lampirkan Link artikel Prinsip Prinsip Anti Korupsi nya tentang
Akuntabilitas, Transparansi, Kewajaran, Kebijakan, Kontrol
Kebijakan
2. Bagaimana nilai nilai nati korupsi tersebut bisa dapat dilaksanakan
atau tidak sesuai artikel tersebut ?
8. Kesimpulan
9. Pustaka
Djuarso, U. S. S. Y. P. I. (2017). Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). 1–157.
Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R. O., &
Wibowo, A. P. (2011). Pendidikan ANTI-KORUPSI Untuk Perguruan Tinggi. In
Jakarta: Kemendikbud RI [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia].
19
MODUL 6
PEMBERANTASAN KORUPSI
1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mampu melakukan (P2) pendidikan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan dalam
memberikan (A1) asuhan Keperawatan dengan menghubungkan (C4) prinsip Pendidikan
Budaya Anti korupsi dengan menngembangkan keterampilan komunikasi dan
memanfaatkan informasi ilmiah (CPL.04)
20
7. Selesaikan tugas kegiatan belajar ini tepat waktu
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
Menjawab pertanyaan :
1. Lampirkan Link artikeL Peran KPK dalam Pemberantasan Korupsi
2. Jelaskan Strategi KPK dalam penyelesaikan Kasus Korupsi pada
kasus
8. Kesimpulan
9. Pustaka
Djuarso, U. S. S. Y. P. I. (2017). Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). 1–157.
Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R. O., &
Wibowo, A. P. (2011). Pendidikan ANTI-KORUPSI Untuk Perguruan Tinggi. In
Jakarta: Kemendikbud RI [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia].
21
MODUL 7
1. Tujuan
2. Prinsip
Menjelaskan Tindak Pidana Korupsi
Alat:
Bahan :
22
5. Prosedur kerja
Prosedur :
Dr. H. M. Akil Mochtar, S.H., M.H adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia periode 2013 dan Hakim Konstitusi periode 2008-2013. Sebelumnya ia
pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 1999-2004, dan kemudian terpilih
lagi untuk periode 2004-2009, juga sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI
(bidang hukum, perundang-undangan, HAM dan keamanan) periode 2004-2006.
Akil bergabung menjadi Hakim Konstitusi pada tahun 2008, dan terpilih sebagai
Ketua Mahkamah Konstitusi pada bulan April 2013 menggantikan Mahfud MD. Pada
Rabu, 2 Oktober 2013, Akil ditangkap KPK di rumah dinasnya di Jakarta terkait
dugaan menerima suap dalam penanganan gugatan pemilukada Kabupaten Gunung
Mas, Kalimantan Tengah dan Kabupaten Lebak, Banten. Esok harinya, Akil Mochtar
dan lima orang lainnya resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Kelima orang
tersebut salah satunya Chairun Nisa angota DPR RI fraksi partai Golkar, Bupati
Gunung Mas, Hambit Bintih, seorang pengusaha Tubagus Chaeril Wardana yang
juga adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sekaligus suami dari Wali
Kota Tagerang Selatan Airin Rachmi Diany. Pada 5 Oktober, setelah menggelar
pertemuan dengan beberapa pimpinan lembaga tinggi negara, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono resmi memberhentikan sementara Akil Mochtar dari posisi
Ketua Mahkamah Konstitusi (Metrotvnews, 2013). Pada saat melakukan
penggeledahan di ruang kerja Akil di gedung Mahkamah Konstitusi, penyidik KPK
menemukan narkoba dan obat kuat. Barang bukti ini langsung diserahkan ke pihak
kepolisian dan ditangani pihak BNN (Kompas, 2013). Total ada 15 dugaan suap
pilkada dan uang ratusan milyar rupiah hasil korupsi yang diduga dicuci Akil sejak
jadi anggota DPR.
Sejumlah rekor pun tercatat. Ini adalah pertama kalinya JPU KPK mendakwa seorang
hakim dengan 15 dugaan suap sekaligus. Biasanya, KPK hanya menemukan dugaan
suap dalam satu atau dua perkara saja. Catatan lainnya yang menarik adalah jumlah
uang suap yang diduga diberikan pihakberperkara totalnya mencapai Rp 57 milyar,
terbanyak bila dibandingkan dengan kasus-kasus dugaan suap lainnya. Rekor lainnya
yang bisa jadiperhatian menarik adalah jumlah uang yang diduga dicuci Akil dari hasil
korupsi dalam kurun waktu sekitar tahun 2002 sejak jadi anggota DPR hingga tahun
2013 adalah harta senilai Rp 181 milyar dianggap tak wajar karena tak sesuai dengan
profil gaji Akil di MK maupun di DPR.
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan dengan cara
diterangkan dihadapan kelompoknya
23
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
1. Jelaskan Bagaimana peran KPK dalam TIndak Pidana kasus Korupsi pada Kasus diatas?
8. Kesimpulan
9. Pustaka
24
MODUL 8
GRATIFIKASI
1. Tujuan
2. Prinsip
25
4. Alat dan bahan
Alat:
Bahan :
5. Prosedur kerja
Prosedur :
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
8. Kesimpulan
9. Pustaka
27
MODUL 9
1. Tujuan
2. Prinsip
Gratiikasi menurut penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 juncto
UU Nomor 20 Tahun 2001, bahwa: "Yang dimaksud dengan ‘gratiikasi’ dalam ayat ini
adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratiikasi tersebut
baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.” Pada dasarnya
pemberian gratiikasi mempunyai nilai netral. Artinya,tidak semua bentuk gratiikasi
bersifat tercela atau negatif. Gratiikasi dapat dikategorikan sebagai tindakan korupsi
apabila setiap gratiikasi diberikan kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dianggap memberi suap apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya. Penyelenggara negara atau PNS meliputi semua
pejabat dan pegawai lembaga tinggi dari pusat sampai daerah termasuk DPR/DPRD,
hakim, jaksa, polisi, rektor Perguruan Tinggi Negeri, BUMN/BUMD, pimpinan proyek
dan lainnya wajib melaporkan gratiikasi.Gratiikasi diatur dalam pasal 12 huruf b
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 diperbarui oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001.(Djuarso, 2017)
28
4. Alat dan bahan
Alat:
Bahan :
5. Prosedur kerja
Prosedur :
Seorang petugas kesehatan mendapat tiket gratis, biaya penginapan dari rekanan farmasi
untuk mengikuti kegiatan ilmiah.
Keluarga pasien memberikan uang atau barang kepada petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih dari biasanya
Seorang penyedia barang memberikan hadiah kepada ketua panitia lelang pada acara ulang
tahun yang bersangkutan.
2. Kelompok membaca kasus untuk memahami alur kasus korupsi Gratifikasi tersebut
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan dengan cara
diterangkan dihadapan kelompoknya
Bagan Kerja :
29
6. Hasil Praktikum
Jelaskan Bagaimana Peranserta Masyarakat dalam tindak korupsi Gratifikasi pada kasua?
8. Kesimpulan
9.Pustaka
Djuarso, U. S. S. Y. P. I. (2017). Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). 1–157.
Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R. O., &
Wibowo, A. P. (2011). Pendidikan ANTI-KORUPSI Untuk Perguruan Tinggi. In
Jakarta: Kemendikbud RI [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia].
30
MODUL 10
DAMPAK KORUPSI
1. Tujuan
2. Prinsip
Alat:
Laptof, Internet, Alat tulis
Bahan :
Jurnal.atau Artikel
5. Prosedur kerja
Prosedur :
31
1. Kelompok di berikan kasus Korupsi dan dampak korupsi
2. Kelompok membaca kasus untuk memahami alur kasus korupsidan dampak korupsi
tersebut
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan dengan cara
diterangkan dihadapan kelompoknya
32
Bagan Kerja :
6. .Hasil Praktikum
1.
Setiap dilakukan pemeriksaan atas laporan keuangan oleh BPK atau Inspektorat
Jenderal, hampir dipastikan adanya temuan dalam bentuk KN (Kerugian Negara).
Yang dimaksud KN tersebut adanya uang negara yang tidak bisa dipertanggung
jawabkan, kemungkinan ada modus operandi korupsi.
2. Apa yang dimaksud kerugian keuangan negara sesuai UU Nomor 17/2003 tentang
keuangan negara !
4. Siapa yang berhak menurut undang-undang untuk melakukan audit, agar bisa
diketahui bila ada permintaan kerugian negara oleh KPK.
8.Kesimpulan
9.Pustaka
33
MODUL 11
1. Tujuan
2. Prinsip
Menjelaskan tentang kebijakan korupsi
Di Indonesia, korupsi telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa, begitu pula di
belahan lain di dunia. Pada kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media, kerap
kali perbuatan korupsi tidak terlepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintahan.
Korupsi juga sering dikaitkan pemaknaannya dengan politik. Selain mengaitkan dengan
politik, korupsi juga dikaitkan dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan
internasional, kesejahteraan sosial dan pembangunan nasiona
4. Alat dan bahan
Alat:
Bahan :
Jurnal.atau Artikel
34
5. Prosedur kerja
Prosedur :
7. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan dengan cara
diterangkan dihadapan kelompoknya
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
35
7. Diskusi dan pembahasan
8. Kesimpulan
9. Pustaka
36
MODUL 12
1. Tujuan
Di Indonesia, korupsi telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa, begitu pula di
belahan lain di dunia. Pada kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media, kerap
kali perbuatan korupsi tidak terlepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintahan.
Korupsi juga sering dikaitkan pemaknaannya dengan politik. Selain mengaitkan dengan
politik, korupsi juga dikaitkan dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan
internasional, kesejahteraan sosial dan pembangunan nasiona(Djuarso, 2017)
Alat:
Bahan :
Jurnal.atau Artikel
37
5. Prosedur kerja
Prosedur :
2. Kelompok membaca kasus untuk memahami alur kasus korupsidan dampak korupsi
tersebut
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan dengan cara
diterangkan dihadapan kelompoknya
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
8. Kesimpulan
Pustaka
1. Tujuan
Alat:
Bahan :
5. Prosedur kerja
Prosedur :
https://docs.google.com/document/d/1Hs_g2X89Y6zYydXsRIhELeLuFUtjhN
Na/edit?usp=sharing&ouid=102447499015217632869&rtpof=true&sd=true
39
3. Diskusikan dengan kelompoknya untuk penysunan sesuai dengan format yang di
berikan
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan dengan cara
diterangkan dihadapan kelompoknya
Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum
8. Kesimpulan
9. Pustaka
40
MODUL 14
10. Tujuan
Mahsiswa mampu Membuat SAP Penyuluhan Anti Korupsi dan Media Penyuluhan
11. Prinsip
Alat:
Bahan :
https://docs.google.com/document/d/16JLETpeoUaM9MRfnkjuY49WKw
SSHWP5K/edit?usp=sharing&ouid=102447499015217632869&rtpof=true
&sd=true
41
2. Kelompok Menyusun SAP penyuluhan Anti Korupsi
5. Masing-masing anggota harus memiliki tugas dan hasilnya disampaikan dengan cara
diterangkan dihadapan kelompoknya
Bagan Kerja :
Link SAP Penyuluhan Anti Korupsi di sini ! dan membuat Media Interaktif
17. Kesimpulan
18. Pustaka
42