Anda di halaman 1dari 60

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN


(CTPS) DAN PENGGUNAAN MASKER DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PENYAKIT COVID-19 PADA SISWA KELAS
III, IV DAN V DI SDN 84
KOTA BENGKULU TAHUN 2022

Karya Tulis Ilmiah diajukan sebagai salah satu syarat untuk


Memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan (A.Md.Kes)

Oleh :

WIDYA TRI AYU


NIM : P05160019051

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN


(CTPS) DAN PENGGUNAAN MASKER DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PENYAKIT COVID-19 PADA SISWA KELAS
III, IV DAN V DI SDN 84 KOTA BENGKULU TAHUN 2022

OLEH

WIDYA TRI AYU


NIM.P05160019051
Karya Tulis Ilmiah Telah Disetujui Dan Siap Diujikan
Pada tanggal, Juli Tahun 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Mely Gustina, SKM.M.Kes Yusmidiarti, SKM.MPH


NIP.197708292001122002 NIP. 196905111989122001
ABSTRAK

PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DAN CUCI TANGAN


PAKAI SABUN (CTPS) DALAM UPAYA PENCEGAHAN
PENYAKIT COVID-19 PADA SISWA KELAS III, IV DAN V DI
SDN 84 KOTA BENGKULU

Jurusan Kesehatan Lingkungan 2022


( +46 Halaman+15 lampiran)
Widya Tri Ayu, Mely Gustina, Yusmidiarti

Dalam era new normal anak-anak Sekolah Dasar yang sangat memerlukan
pelajaran dengan tatap muka. Sehingga Pemerintah mengeluarkan surat edaran
agar sekolah dapat dibuka kembali dengan memenuhi persyaratan seperti
menggunakan masker dan memiliki fasilitas tempat mencuci tangan (wastafel)
disertai sabun (handsanitizer). Tujuan penelitian ini 1) Diketahui pengetahuan
penggunaan masker dan cuci tangan pakai sabun 2) Diketahui sikap penggunaan
masker dan cuci tangan pakai sabun 3) Diketahui tindakan penggunaan masker
dan cuci tangan pakai sabun.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriftif untuk
mendeskripsikan mengenai perilaku penggunaan masker dan cuci tangan pakai
sabun (CTPS) dalam upaya pencegahan penyakit Covid-19 pada siswa kelas III,
IV dan V di SDN 84 Kota Bengkulu. Data menggunakan Data primer dan Data
Sekunder. Dengan total sampel 84 siswa. Adapun sumber data yag diperoleh
dengan observasi, kuisioner, dan cheklist.
Hasil Penelitian ini menunjukkan 1) pengetahuan penggunaan masker dan CTPS
(64%) yang baik 2) sikap penggunaan masker dan CTPS (71%) yang baik 3)
tindakan penggunaan masker dan CTPS (71%) yang baik.
Disarankan kepada pihak sekolah untuk memberikan fasilitas cuci tangan yang
dilengkapi dengan sabun agar siswa dapat menerapkan CTPS yang baik dan
benar.

Kata Kunci : Covid-19, Masker, CTPS


Daftar Pustaka : 2006-2021
ABSTRACT

BEHAVIOR OF USE OF MASK AND WASHING HANDS


WITH SOAP (CTPS) IN EFFORT TO PREVENT COVID-19 IN
CLASS III, IV DAN V STUDENTS AT SDN 84 BENGKULU
CITY

Department of Environmental Health 2022


( +46 Pages+ 15 annexes)
Widya Tri Ayu, Mely Gustina, Yusmidiarti

The new normal era for elementary school children who really need face-to-face
lessons. So that the Government issued a circular so that schools could be
reopened by fulfilling requirements such as wearing masks and having hand
washing facilities (sink) with soap (handsanitizer). The purpose of this study 1)
To know the knowledge of using masks and washing hands with soap 2) Knowing
the attitudes of using masks and washing hands with soap 3) Knowing the actions
of using masks and washing hands with soap.
This study is a descriptive observational study to describe the behavior of using
masks and washing hands with soap (CTPS) in an effort to prevent Covid-19 in
fifth grade students at SDN 84 Bengkulu City. The data uses primary data and
secondary data. With a total sample of 84 students. The sources of data obtained
by observation, questionnaires, and checklists.
The results of this study showed 1) good knowledge of the use of masks and
CTPS (64%) 2) the attitude of using masks and CTPS (71%) is quite good 3) good
practice of using masks and CTPS (71%).
It is recommended to the school to provide hand washing facilities equipped with
soap so that students can apply good and correct CTPS.

Keywords : Covid-19, Mask, CTPS


Bibliography : 2006-2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Gambaran Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dan Penggunaan Masker

Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 Pada Siswa Kelas III, IV dan V

Di SDN 84 Sumur Dewa Kota Bengkulu Tahun 2022” dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah penulis mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak, yang tidak disebutkan satu persatu dan kesempatan ini,

penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Ibu Eliana, S.KM., MPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Bengkulu

2. Ibu Yusmidiarti, S.KM., MPH, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu dan selaku dosen pembimbing II

yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan juga telah memberikan

saran selama penyunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Sri Mulyati, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Dewan Penguji yang telah

memberikan arahan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Bapak Defi Ermayendri, S.T., M.I.L, selaku dosen penguji II yang telah

memberikan arahan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.


5. Ibu Mely Gustina, S.KM., M.Kes, selaku pembimbing 1 yang telah

membimbing dengan penuh kesabaran dan juga telah memberikan saran

selama penyunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Para dosen dan staf karyawan jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama menempuh Pendidikan di jurusan Kesehatan Lingkungan

Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

7. Orang tua serta keluarga yang sangat penulis sayangi yang selalu memberi

do’a, nasehat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini

dengan baik

8. Teman-teman seangakatan di jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan semangat dalam menyusun Proposal ini

Penulis menyadari bahwa Karya Tulias Ilmiah ini masih banyak terdapat

kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat

membangun untuk kemajuan penulis dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................... v
ABSTRACT....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan..................................................................................................... 5
D. Manfaat................................................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Perilaku Penggunaan Masker dan Cuci Tangan Pakai Sabun................. 9
1. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)..................................... 9
a. Pengetahuan.............................................................................. 9
b. Sikap.......................................................................................... 12
c. Tindakan (Action)..................................................................... 16
2. Cuci Tangan Pakai Sabun................................................................ 17
a. Waktu Harus Cuci Tangan........................................................ 18
b. Peralatan dan Perlengkapan Mencuci Tangan Pakai Sabun..... 18
c. Langkah-langkah Cuci Tangan Pakai Sabun............................ 20
d. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mencuci Tangan............ 21
3. Penggunaan Masker......................................................................... 21
a. Jenis-Jenis Masker.................................................................... 22
b. Tahap dalam Memakai Masker................................................. 24
4. Covid-19........................................................................................... 25
a. Pengertian Covid-19.................................................................. 25
b. Gejala Covid-19........................................................................ 26
c. Langkah Pencegahan Covid 19................................................. 27
B. Kerangka Teori........................................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................................. 33
B. Kerangka Konsep.................................................................................... 33
C. Definisi Operasional................................................................................ 34
D. Populasi dan Sampel............................................................................... 35
E. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 35
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 35
G. Teknik Pengolahan Analisis dan Penyajian Data.................................... 36
H. Teknik Penyajian Data............................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Jalannya Penelitian................................................................................ 35
B. Hasil Penelitian..................................................................................... 36
C. Pembahasan........................................................................................... 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan............................................................................................... 43
B. Saran..................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian..........................................................................7


Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi pengetahuan penggunaan masker dan
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).................................................39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi sikap penggunaan masker dan Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS).......................................................................40
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi tindakan penggunaan masker dan CTPS......41
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cnbcindonesia.com......................................................................... 25


Gambar 2.2 Kerangka Teori................................................................................ 32
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian........................................................... 33
DAFTAR SINGKATAN

BHS : Basic Human Services

Covid-19 : CoronaVirus Disease-2019.

CTPS : Cuci tangan pakai sabun

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

PBHS : Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

WHO : World Heald Organization


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kemenkes RI, 2020 Corona virus merupakan suatu kelompok

virus yang zoonosis ditrasmisikan dari hewan ke manusia, corona virus dapat

menyebabkan penularan yang cepat antara manusia, ada beberapa jenis corona

virus yang diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai

dari gejala ringan sampai berat, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

(Ariyanti et al., 2021).

Di Indonesia sendiri menurut Data WHO pada tanggal 24 Februari 2021

menyebutkan angka positif Covid 19 di Indonesia menjadi meningkat hingga

menjadi 1.334,634 kasus. Terkait meningkatnya Covid 19 maka pemerintah

menetapkan pemberlakuan pembaatasan kegiatan masyarakat atau PPKM

berskala mikro untuk menekan peningkatan kasus Covid 19 (Wahdaniar,

2021).

Sejak ditetapkannya negara Indonesia sebagai darurat bencana corona

berdasarkan rekomendasi WHO, maka pemerintah mengambil beberapa

langkah yang ditetapkan sebagai kebijakan untuk pencegahan penularan

Covid-19 ini. Untuk mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita virus

corona di Indonesia dilakukan beberapa kebijakan di seluruh daerah,

diantaranya dengan memberikan kebijakan membatasi aktifitas keluar rumah,

1
kegiatan sekolah dirumahkan, bekerja dari rumah (work from home), bahkan

kegiatan beribadah pun dirumahkan (Wardhani et al., 2020).

Bengkulu yang juga merupakan salah satu Provinsi di Indonesia tidak

luput dari pandemi Covid-19. Menurut Akumulasi data Dinas Kesehatan

Provinsi Bengkulu jumlah kasus di Kota Bengkulu 24 Februari 2022

terkonfirmasi sebanyak 10.850 jiwa positif, 9.538 jiwa suspek, 8.976 jiwa

sembuh, 161 jiwa meninggal. Sedangkan Data Covid 19 pada tanggal 15 April

2022 di Kecamatan Selebar terkonfirmasi 11.877 jiwa positif, 167 meninggal,

11.709 sembuh dan di Kelurahan Sumur Dewa pada tahun 2022 terdapat 31

yang terkonfirmasi Covid-19.

Data epidemiologi menunjukkan bahwa percikan droplet yang

dikeluarkan ketika bertatap muka seperti berbicara, batuk, atau bersin adalah

cara penularan yang paling umum. Kontak yang terlalu lama dengan orang

yang terinfeksi akan mempercepat pajanan kepada individu yang bergejala

(misalnya batuk) dan memiliki risiko penularan yang lebih tinggi, sementara

pajanan pada individu tanpa gejala lebih kecil kemungkinan untuk tertular.

Transmisi juga dapat terjadi melalui aerosol (tetesan kecil yang tetap

tersuspensi di udara (Nurhidayati & Yuliastanti, 2021).

Faktor terpenting dalam mencegah penyebaran Virus secara lokal

adalah memberdayakan warga negara dengan informasi yang benar dan

melakukan tindakan pencegahan sesuai. Salah satu langkah yang disarankan

berdasarkan protokol Covid-19 untuk meminimalkan penyebaran infeksi

adalah dengan meningkatkan pola hidup bersih, salah satunya adalah mencuci
tangan dan penggunaan masker. Tangan merupakan jalan utama masuknya

kuman penyakit dengan mudah ke dalam tubuh, sebab tangan bersentuhan

langsung dengan banyak hal baik benda maupun makanan (Aziz et.al, 2019).

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi

dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun

sehingga menjadi bersih. Cuci tangan pakai sabun adalah proses membuang

kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan

memakai air dan sabun, cuci tangan pakai sabun merupakan cara yang

sederhana, mudah, dan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit

penyebab kematian, yang dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar,

seperti penyakit Diare dan ISPA yang sering menjadi penyebab kematian

anak- anak (Natsir, 2018).

Dalam era new normal saat ini semua kegiatan seperti biasa, termasuk

sekolah. Banyak masyarakat melakukan kegiatan di luar rumah salah satunya

adalah anak-anak Sekolah Dasar yang sangat memerlukan pelajaran dengan

tatap muka. Sehingga Pemerintah mengeluarkan surat edaran agar sekolah

dapat dibuka kembali dengan memenuhi persyaratan seperti memiliki fasilitas

tempat mencuci tangan (wastafel) disertai sabun (handsanitizer), melakukan

pembagian jam belajar murid, menganjurkan menggunakan masker, menjaga

jarak untuk mencegah penularan Covid-19.

Pada wilayah kerja Puskesmas Telaga Dewa terdapat 16 Sekolah dasar

dan pihak Puskesmas merekomendasikan SD Negeri 84 Sumur Dewa Kota

Bengkulu sebagai tempat penelitian. Berdasarkan observasi awal yang


dilakukan pada tanggal 26 Februari 2022 di SD Negeri 84 Sumur Dewa

menunjukan bahwa sekolah terdapat wastafel, tidak dilengkapi dengan sabun,

tidak mempunyai poster tentang cuci tangan pakai sabun, lingkungan sekolah

yang belum memadai dan masih terdapat beberapa siswa yang belanja diluar

lingkungan sekolah dan Penulis juga mengamati pemakaian masker pada anak

sekolah dasar tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan penggunaan

masker yang baik dan benar.

Masih rendahnya pelaksananaan Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) pada anak sekolah terutama pada pelaksanaan cuci tangan pakai

sabun, disebabkan masih kurangnya informasi dan pengetahuan anak tersebut

tentang cuci tangan pakai sabun, kurangnya fasilitas sarana yang mendukung

kegiatan tersebut, dan masih rendahnya peran guru dan petugas kesehatan

dalam memberikan informasi guna mendukung kegiatan cuci tangan pakai

sabun pada anak lingkungan sekolah (Fivi, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut dan telah berjalannya kegiatan

sekolah seperti biasa, penulis tertarik mengadakan penelitian Karya Tulis

Ilmiah mengenai Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dalam Upaya

Pencegahan Penyakit COVID-19 Pada Siswa Kelas III, IV dan V di SDN 84

Sumur Dewa Kota Bengkulu.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah diatas dapat

dirumuskan masalah Bagaimana Gambaran Perilaku Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) dan Penggunaan Masker dalam upaya pencegahan penyakit


Covid-19 Pada Siswa kelas III, IV dan V di SDN 84 Sumur Dewa Kota

Bengkulu?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) dan Penggunaan Masker dalam upaya pencegahan penyakit Covid-

19 Pada Siswa Kelas III, IV dan V di SDN 84 Sumur Dewa Kota

Bengkulu?

2. Tujuan khusus.

a. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) dan Penggunaan Masker dalam upaya pencegahan penyakit

Covid-19 Pada siswa kelas III, IV dan V di SDN 84 Sumur Dew Kota

Bengkulu.

b. Untuk mengetahui Gambaran Sikap Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

dan Penggunaan Masker dalam upaya pencegahan penyakit Covid-19

Pada Siswa kelas III, IV dan V di SDN 84 Sumur Dewa Kota

Bengkulu.

c. Untuk mengetahui Gambaran Tindakan pencegahan penyakit Covid-19

Pada Siswa kelas III, IV dan V di SDN 84 Sumur Dewa Kota

Bengkulu.
D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Manfaat Bagi Akademik

a. Menambah informasi, wacana, dan pengetahuan khususnya tentang

CTPS dan penggunaan masker dalam upaya pencegahan penyakit

Covid-19 terhadap individu dan lainnya di lingkungan sekolah dan

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Sekolah untuk menerapkan

CTPS dan penggunaan masker dalam upaya pencegahan penyakit

Covid-19 dan terhindar dari penyakit lainnya.

2. Manfaat Bagi Sekolah/Instansi

a. Menambah wawasan tentang masalah kesehatan seperti penyakit Covid-

19 yang ada dilingkungan sekolah untuk mengajarkan anak perilaku

yang baik.

b. Sebagai bahan masukan agar menerapkan perilaku CTPS dan

penggunaan masker dalam upaya pencegahan penyakit Covid-19.

3. Bagi peneliti

Menjadi pengalaman dalam penulisan proposal karya tulis ilmiah dan

penelitian juga menambah wawasan mengenai penerapan teori yang telah

didapat dari perkuliahan dan diterapkan dalam penelitian.


18

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Judul Nama Hasil Penelitian Perbedaan


Pengetahuan Jesica Hasil penelitian Perbedaan dengan
terkait usaha Moudy, menunjukan penelitian yang
pencegahan Rizma pengetahuan peneliti lakukan
coronavirus Adlia berpengaruh terhadap terletak pada
disease (COVID- Syakurah sikap dan tindakan variabel, teknik
19) di Indonesia. individu sebagai pengambilan data,
(2020) pencegahan masyarakat waktu dan tempat
terhadap infeksi covid- penelitian
19 dengan menggunakan
metode observsional
analitik dengan desain
cross-sectional.
Pengetahuan Ernida, Hasil penelitian Perbedaan dengan
sikap dan perilaku Diah Sebagian besar penelitian yang
cuci tangan pakai Navianti, responden mempunyai peneliti lakukan
sabun pada siswa Hanna Pengetahuan, sikap dan terletak pada
sekolah dasar. Derita L Tindakan yang baik variabel, teknik
(2021) Damanik dalam mencuci tangan pengambilan data,
pakai sabun dengan air waktu dan tempat
mengalir, sedangkan penelitian
Sebagian kecil memiliki
pengetahuan, sikap dan
Tindakan kurang baik
Gambaran Ni Putu Hasil penelitian ini Perbedaan dengan
pengetahuan Emy dianalisis secara penelitian yang
masyarakat Darma univariat untuk peneliti lakukan
tentang covid-19 Yanti,I mengetahui gambaran terletak pada
dan perilaku Made Arie pengetahuan masyarakat variabel, teknik
masyarakat di Dharma tentang pandemic covid- pengambilan data,
masa pandemic Putra 19 dan prilaku waktu dan tempat
covid-19. Nugraha, masyarakat dimasa penelitian
(2020) Gede Adi pandemic covid-19.
Wisnawa,
Ni Putu
Dian
Agustina,
Ni Putu
Arsita
Diantari.
19

Kajian kebiasaan Nadia Hasil menunjukan Perbedaan dengan


cuci tangan pakai Maretta, bahwa tingkat penelitian yang
sabun pada 2019 pengetahuan penjamah peneliti lakukan
penjamah makanan tinggi tidak yaitu sampel yang
makanan di mempengaruhi praktik digunakan adalah
warung makan cuci tangan pakai sabun siswa sekolah
komplek wisata lebih baik dasar, dan
candi prambanan dilakukan pada
pada tahun (2019) tahun 2022
Hubungan Antara Vina Terdapat hubungan Perbedaan dengan
Pengetahuan Dan Febriyanti, signifikan antara sikap penelitian yang
Sikap Tentang 2019 dan perilaku hidup peneliti lakukan
Sanitasi Dasar bersih dan sehat di SDN terletak pada judul
Dan Perilaku 1 Dirgahayu Tahun penelitian,
Hidup Bersih Dan 2019. variabel, teknik
Sehat (PHBS) pengambilan data,
Siswa Di Sdn 1 waktu dan tempat
Dirgahayu penelitian
20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Penggunaan Masker dan Cuci Tangan Pakai Sabun

1. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Menurut Notoadmodjo (2007) pengertian umum perilaku adalah

segala perubahan atau tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada

dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun

bukan berarti perilaku dapat dilihat dari sikap dan tindakannya, perilaku

juga bersifat potensial yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi dan

persepsi.

Benyamin bloom dalam Notoadmodjo (2007) membagi perilaku

manusia menjadi 3 bagian yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan

a. Pengetahuan

Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior)

dalam penerimaan perilaku baru bagi diri seseorang melalui tahap-

tahap kesadaran, merasa tertarik menilai dalam mencoba serta

mengadopsi perilaku yang disadari atas pengetahuan kesadaran, dan

sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(Chandra Akhmad Fauzan, 2016).

Menurut Notoatmodjo, 2012 Pengetahuan adalah merupakan

hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

9
21

terhadap obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi

melalui panca indera manusia, yakni: penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Haryani et al., 2021).

1) Tingkatan pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang dicakup dalam

Domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a) Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat

pengetahuan yang rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang

tahu dapat diukur dari kemampuan orang tersebut

menyebutkannya, menguraikan dan mendifinisikan.

b) Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menguraikan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk

mempergunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi


22

real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam

konteks atau situasi lain.

d) Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di

dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

e) Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletkkan atau menghubungkan bagiab-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formalisasi dari formulasi-formulasi yang telah ada.

2) Cara pengukuran pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2012) pengukuran tingkat

pengetahuan dapat diperoleh dari kuesioner atau angket yang

menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau

responden. Disini peneliti melakukan pengukuran dengan

menggunakan skala Guttman. Skala dengan pengukuran tipe ini

akan didapat jawaban yang tegas yaitu ya atau tidak, benar atau

salah, pernah atau tidak, positif atau negatif, dan lainnya. Bila

pertanyaan dalam bentuk positif maka jawaban benar diberi 1

dan salah diberi 0, sedangkan bila pertanyaan dalam bentuk

negatif maka jawaban benar diberi nilai 0 dan salah diberi nilai 1.
23

Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing

tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan scoring yaitu:

a. Pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup baik bila skor atau nilai 56-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang baik bila skor atau nilai <55%

b. Sikap

Sikap adalah presdiposisi untuk memberikan tanggapan terhadap

rangsang lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah

laku orang tersebut. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa

dan keadaan berpikir yang disiapkan untuk memberikan tanggapan

terhadap suatu objek yang diorganisasikan melalui pengalaman serta

mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik

atau tindakan. Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi

perasaan. Sikap dikatakan sebagai respon yang hanya timbul bila

individu dihadapkan pada suatu stimulus.

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Dewi, 2019) .

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek

dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah

kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila


24

individu dihadapka pada stimulus yang menghendaki adanya respons

(Azwar, 2012). Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap

negatif.

1) Sikap positif

Sikap positif adalah apabila timbul persepsi yang positif terhadap

stimulus yang diberikan dapat berkembang sebaik-baiknya

karena orang tersebut memiliki pandangan yang positif terhadap

stimulus yang telah diberikan.

2) Sikap negatif

Sikap negatif apabila terbentuk persepsi negatif terhadap

stimulus yang telah diberikan. Sikap mungkin terarah terhadap

benda-benda, orang-orang tetapi juga peristiwa-peristiwa,

pandangan-pandangan, lembaga-lembaga, terhadap norma-

norma, nilai-nilai dan lain-lain.

a) Komponen Sikap

Menurut Priyoto (2015) struktur sikap terdiri dari 3

komponen pokok yang saling menunjang, yaitu :

(1) Komponen Kognitif (komponen persepsual), yaitu

komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,

pandangan, keyakinan, yaitu hal – hal yang berhubungan

dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek

sikap.
25

(2) Komponen Afektif (komponen emosional), yaitu

komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau

tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang

merupakan hal yang postitif, sedangkan rasa tidak

senang adalah negatif.

(3) Komponen Konatif (komponen perilaku atau action

component), yaitu komponen yang yang berhubungan

dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku

terhadap objek sikap.

b) Tingkatan Sikap

Menurut Priyoto (2015) sikap terdiri dari beberapa

tingkatan yaitu :

Seperti hal nya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari

berbagai tingkatan.

(1) Menerima (receiving), diartikan bahwa orang atau subjek

mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

(2) Merespon (responding), memberi jawaban apabila

ditolak, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi dari suatu sikap, karena

dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan lepas pekerjaan itu

benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut.
26

(3) Bertanggung jawab (responsible), atas semua yang telah

dipilihnya dengan segala resiko atau merupakan sikap

yang paling tinggi.

(4) Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

Pengukuran sikao dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung melalui pendapat atau pertanyaan

responden terhadap suatu objek secara tidak langsung

dengan pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan

pendapat responden.

c) Cara Pengukuran sikap

Pernyataan sikap dapat dilakukan secara langsung dan

tidak langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek

(Notoatmodjo,2012).

Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (Favourable)

dengan pilihan jawaban setuju, kurang setuju, dan tidak

setuju. Penilaian pernyataan positif (Favourable) jika

menjawab setuju mendapat skor 3, jika kurang setuju

mendapat skor 2, dan jika jawaban tidak setuju skor 1. Hasil

penjumlahaan dari skor yang didapat dari jawaban respoden

tersebut diubah kedalam kualitatif berupa baik, cukup dan

kurang baik dengan kriteria:


27

(1) 2 sikap baik : jika jawaban benar 76-100%

(2) 1 sikap cukup baik : jika jawaban benar 56-75%

(3) 0 sikap kurang baik : jika jawaban benar 55%

c. Tindakan (Action)

Tindakan merupakan respon atau reaksi sesorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Tindakan ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme

tersebut merespon (Notoatmodjo, 2007).

1) Tingkatan Tindakan

Menurut Notoadmodjo (2007) terdapat 4 tingkatan dari tindakan

yaitu :

a) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

b) Respon terpimpin (Guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang baik dan

benar.

c) Mekanisme (Mechanisme)

Dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau

suatu kebiasaan.

d) Adaptasi (Adaption)

Suatu praktik atau tindakan yang dapat berkembang dengan

baik.
28

2) Cara pengukuran tindakan

Kriteria perhitungan nilai tindakan dilakukan dengan

menghitung jumlah jawaban responden yang sesuai dengan kunci

jawaban. Untuk jawaban benar diberi skor 1 dan untuk jawaban

salah diberi skor 0.

a) 0 kurang, apabila skor jawaban responden < 75%

b) 1 baik, apabila skor jawaban responden > 75%

2. Cuci Tangan Pakai Sabun

Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan tangan

dengan kuat secara bersamaan dengan menggunakan zat pembersih yang

sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan

mikroorganisme. Mencuci tangan pakai sabun dan air oleh manusia agar

menjadi lebih bersih dan memutuskan rantai kuman, mencuci tangan

pakai sabun dikenal juga sebagai pencegahan penyakit (Maryunani,

2017).

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah suatu perilaku yang dapat

mendukung hidup bersih dan sehat serta terhindar dari penyakit menular,

salah satunya adalah penyakit Covid-19. Anak-anak dapat berperan aktif

dalam penularan penyakit Covid-19, karena anak-anak adalah pembawa

atau carrier dan jika tidak mendapatkan edukasi tentang cara mencuci

tangan dengan baik dan benar akan menyebarkan penularan penyakit

dengan orang tua atau orang sekitarnya.


29

Anak-anak selalu menjadi pihak yang paling rentan terhadap

penyakit sebagai akibat perilaku yang tidak sehat dan sanitasi yang

buruk, padahal anak-anak merupakan aset bangsa yang paling berperan

untuk generasi yang akan datang. Anak-anak juga merupakan penyampai

pesan yang penting pada keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.

Untuk memutuskan mata rantai penyebaran penyakit, pemberian edukasi

tentang pola hidup sehat kepada anak-anak penting untuk dilakukan

karena anak-anak banyak menghabiskan banyak waktunya di sekolah

(Ma’rifah,2015)).

Anak-anak rentan terhadap diare dan penyakit yang ditularkan

melalui air. Studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2012

tentang persepsi dan perilaku masyarakat, Indonesia terhadap kebiasaan

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menemukan bahwa baru 12% yang

melakukan CTPS setelah buang air besar, 14% sebelum makan, 9%

setelah menceboki anak dan 6% sebelum menyiapkan makanan

(Kemenkes, 2012).

Pengaruh cuci tangan pakai sabun pada anak-anak sangat berdampak

besar bagi kehidupan sehari-hari, khususnya dalam mengurangi

penyebaran virus, seperti Covid-19. Efek mengabaikan cuci tangan pakai

sabun itu bisa menimbulkan penyakit seperti diare, infeksi mata dan

demam/flu yang dapat menyebabkan kesehatan mereka terganggu. Di

sekolah peran guru dalam menerapkan cuci tangan pakai sabun sangat

penting, karena cuci tangan pakai sabun adalah hal terkecil yang
30

dilakukan untuk menjaga kesehatan. Dirumah anak-anak selalu

mengikuti peran orang tua yang negatif maupun positif karena peran

orang tua adalah contoh untuk anak-anak (Nurmaliza, et al., 2020).

a. Waktu Harus Cuci Tangan

Cuci tangan pakai sabun dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut :

(Paisal & Zain, 2013).

1) Sebelum menyiapkan makanan.

2) Sebelum dan sesudah makan.

3) Setelah buang air besar dan kecil.

4) Setelah membuang ingus.

5) Setelah membuang atau menangani sampah.

6) Setelah bermain.

7) Setelah memberi makan atau memegang hewan.

8) Setelah batuk atau bersin pada tangan.

b. Peralatan dan Perlengkapan Mencuci Tangan Pakai Sabun

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan

pakai sabun menurut Dahlan dan Umrah, (2013) adalah :

1) Sabun biasa atau antiseptik.

2) Handuk bersih.

3) Wastafel atau air yang mengalir.


31

c. Langkah-langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

Menurut WHO (2020) dalam Depkes RI (2006) terdapat 2

teknik mencuci tangan yaitu : mencuci tangan dengan sabun dan air

mencuci tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol.

Mencuci tangan dengan sabun dan air dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Basahi kedua telapak tangan dengan air yang bersih yang

mengalir dan memakai sabun, kemudian usap dan gosok kedua

telapak tangan.

2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.

3) Gosok sela-sela jari hingga bersih.

4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengunci.

5) Gosok dan putar ibu jari secara bergantian.

6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

7) Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan

cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh

bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan

memakai handuk.

d. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mencuci Tangan

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku mencuci tangan

diantaranya adalah pengetahuan. Pengetahuan siswa tentang mencuci

tangan yang diperoleh siswa dari guru, diantaranya waktu dan cara

mencuci tangan. Sehingga dengan pengetahuan tersebut akan


32

menyebabkan perilaku mencuci tangan siswa relatif kurang. Perilaku

mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk

pada kata kiasan

Mencuci tanngan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan

tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi

menjadi penyebab penurunan tajan angka kematian dari penyakit

menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini

diperkenalkan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik

membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam

jumlah yang mencukupi (Nurmaliza et al., 2021).

3. Penggunaan Masker

Masker merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang

digunakan untuk melindungi mulut, hidung, dan wajah dari patogen yang

ditularkan melalui udara (airborne), droplet, maupun percikan cairan

tubuh yang terinfeksi (Trossman, 2016).

a. Jenis-Jenis Masker

Secara umum masker dibagi menjadi dua:

1) Masker medis atau surgical mask

Merupakan alat pelindung yang longgar, mudah

digunakan dan untuk penggunaan sekali pakai. Masker medis

ini memiliki lapisan filter yang berfungsi untuk melindungi

pengguna dari partikel, percikan, semprotan yang mungkin

saja mengandung bakteri, virus yang dapat ditularkan melalui


33

batuk, bersin, ataupun prosedur medis lainnya. Masker medis

lainnya, yaitu N95 merupakan masker yang berfungsi untuk

melindungi pengguna dari partikel berbahaya seperti partikel

aerosol, droplets, dan juga 95% filtrasi dari partikel airborne

yang ada.

Masker medis memiliki 3-4 lapisan beserta 2 filter serta

memiliki tingkat filtrasi sebesar 89% sehingga mampu

melindungi pengguna dari partikel, percikan, semprotan yang

mungkin saja mengandung bakteri, virus yang dapat

ditularkan melalui batuk, bersin, ataupun prosedur medis

lainnya serta masker surgical mampu melindungi dari bakteri

minimal selama 4 jam. Adapun masker medis lainnya, yaitu

masker N95 yang merupakan masker yang memiliki tingkat

filtrasi 95% yang mampu melindungi pengguna dari partikel

berbahaya seperti partikel aerosol, droplets, dan partikel

airborne yang ada sehingga diperuntukkan bagi tenaga

kesehatan yang merawat pasien Covid-19 (Dwirusman, 2020).

2) Masker non medis

Masker non medis disebut sebagai cloth mask atau

masker kain. Saat terjadi kelangkaan masker medis untuk

tenaga medis, masker non medis atau masker kain menjadi

alternatif yang mudah didapatkan, ekonomis, dan sustainable

karena bisa dipakai beberapa kali dengan pembersihan yang


34

tepat. Kementerian Kesehatan mendukung penggunaan

masker non medis berbahan dasar kain yang terbuat dari

bahan dasar kain tiga lapis, yaitu bagian luar yang kedap air

(water resistant), bagian tengah yang berfungsi sebagai filter,

dan lapisan dalam yang bersifat menyerap air (WHO, 2020).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2020) masker kain yang

dapat dipakai haruslah yang terbuat dari bahan kain dengan

tiga lapis, yaitu bagian luar yang kedap air (water resistant),

bagian tengah yang berfungsi sebagai filter, dan lapisan.

b. Tahap dalam Memakai Masker

1) Semua orang harus memakai masker, terutama jika di luar rumah.

2) Sebelum memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan air

mengalir (minimal 20 detik).

3) Bila tidak tersedia air, gunakan cairan pembersih tangan (minimal

alkohol 60%).

4) Tutup mulut, hidung dan dagu. Pastikan bagian masker yang

berwarna berada didepan.

5) Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung, dan

tarik kebelakang dibagian bawah dagu.

6) Hindari menyentuh masker saat digunakan.

7) Lepas masker yang telah digunakan dengan hanya memegang tali,

dan langsung buang ke tempat sampah.


35

8) Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah

digunakan ke dalam tong sampah.

9) Biar bersih ganti masker secara rutin apabila kotor atau basah.

10) Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja.

11) Masker kain 3 lapis dapat dipakai berulang, tapi harus dicuci

dengan deterjen usai dipakai.

12) Perlu diingat, penggunaan masker yang keliru justru

meningkatkan risiko penularan.

4. Covid-19

Gambar 2.1
Cnbcindonesia.com

a. Pengertian Covid-19

Covid-19 atau Virus Corona merupakan penyakit baru yang

penyebarannya sangat cepat dan telah menjadi pandemi di Indonesia

saat ini. Berdasarkan hasil penelitian literatur menunjukkan bahwa

penyakit yang disebabkan oleh Covid-19 sebaiknya perlu di

waspadai dan tidak diabaikan. Hal ini disebabkan karena penularan

virus ini relatif cepat dan mampu menyebabkan kematian yang

tinggi. Manusia ditemukan sebagai sumber penyebaran utama dalam


36

penyebaran virus ini. Penyebaran dari manusia ke manusia lain ini

melalui cairan (droplet) yang ikut keluar pada saat batuk atau bersin

(Han & Yang, 2020).

Menurut WHO (2020) menjelaskan berdasarkan bukti bahwa

penyebaran Covid-19 melalui air liur, sekresi saluran pernapan atau

melalui cairan saluran nafas yang terjadi ketika melakukan kontak

langsung, tidak langsung maupun intens dengan orang yang

terinfeksi Covid-19.terdapat beberapa usaha yang bisa dilakukan

untuk mencegah penyebaran Covid-19 ialah isolasi, deteksi dini

serta melakukan proteksi dasar (WHO, Kemenkes, 2020).

b. Gejala Covid-19

Gejala awal infeksi virus Corona atau covid-19 bisa menyerupai

gejala flu, yaitu demam,pilek,batuk kering,sakit tenggorokan,dan

sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah

memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami

demam tinggi,batuk berdahak bahkan berdarah,sesak napas,dan nyeri

dada.

Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan

virus Corona. Gejala-gejala covid-19 ini umumnya muncul dalam

waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus

Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan

seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:


37

1) Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)

2) Batuk

3) Sesak napas

Demam adalah gejala yang paling umum,meskipun beberapa

orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan

lainnya mengalami demam di kemudian hari. Dalam satu penelitian,

44% orang mengalami demam ketika mereka datang ke rumah sakit,

sementara 89% mengalami demam di beberapa titik selama dirawat

di rumah sakit. Gejala umum lainnya termasuk batuk,kehilangan

nafsu makan, kelelahan, sesak napas, produksi dahak,dan nyeri otot

dan sendi. Gejala seperti mual, muntah, dan diare telah diamati

dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang umum termasuk

bersin, pilek, atau sakit tenggorokan.

c. Langkah Pencegahan Covid 19

Menurut Kemenkes 2021, Upaya untuk mengalahkan penyebaran

dan penularan Covid 19 di dunia tidak mudah. Namun, beragam

upaya terus dilakukan para ahli dan penduduk global demi

mengakhiri ancaman virus corona yang terus menyerang bertubi-

tubi. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pemerintah membuat

pendoman dan protokol kesehatan untuk menghadapi Covid 19 dan

konsisten menjaga kesehatan imun dan iman. Di negara kita,

protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M. Protokol

kesehatan 5M terdiri dari :


38

1) Mencuci Tangan

Rutin mencuci tangan hingga bersih adalah salah satu

protokol kesehatan yang cukup efektif untuk mencegah penularan

Covid-19. Untuk hasil yang maksimal, cucilah tangan setidaknya

selama 20 detik beberapa kali sehari, terutama saat

a) Sebelum memasak atau makan;

b) Setelah menggunakan kamar mandi;

c) Setelah menutup hidung saat batuk, atau bersin.

Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya,

gunakan sabun dan air atau pembersih tangan dengan alkohol

setidaknya dengan kadar 60 persen.

2) Memakai Masker

Secara umum masker dapat dibedakan menjadi masker

dua yaitu :

a) Masker medis atau surgical mask

Merupakan alat pelindung yang longgar, mudah

digunakan, dan untuk penggunaan sekali pakai. Masker medis

ini memiliki lapisan filter yang berfungsi untuk melindungi

pengguna dari partikel, percikan, semprotan yang mungkin

saja mengandung bakteri, virus yang dapat ditularkan melalui

batuk, bersin, ataupun prosedur medis lainnya.


39

b) Masker non medis

Masker non medis disebut sebagai cloth mask atau masker

kain. Saat terjadi kelangkaan masker medis untuk tenaga

medis, masker non medis atau masker kain menjadi alternatif

yang mudah didapatkan, ekonomis, dan sustainable karena bisa

dipakai beberapa kali dengan pembersihan yang tepat.

Kementerian Kesehatan mendukung penggunaan masker non

medis berbahan dasar kain yang terbuat dari bahan dasar kain

tiga lapis, yaitu bagian luar yang kedap air (water resistant),

bagian tengah yang berfungsi sebagai filter, dan lapisan dalam

yang bersifat menyerap air (WHO, 2020).

3) Menjaga Jarak

Di sana disebutkan, menjaga jarak minimal 1 meter dengan

orang lain untuk menghindari terkena droplets dari orang yang

bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,

keramaian, dan berdesakan. Bila tidak memungkinkan melakukan

jaga jarak, maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi

dan teknis lainnya. 

4) Menjauhi Kerumunan

Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), masyarakat

diminta untuk menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah.

Ingat, semakin banyak dan sering kamu bertemu orang, maka

kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi.


40

5) Mengurangi Mobilitas

Virus corona penyebab Covid 19 bisa berada di mana saja.

Jadi, semakin banyak dirimu menghabiskan waktu di luar rumah,

maka semakin tinggi pula terpapar virus jahat ini. Oleh sebab itu,

bila tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di

rumah.
41

B. Kerangka Teori

Pencegahan Penularan Covid-


19

Protokol Kesehatan

Mencuci
Memakai Menjaga Menghindari Mengurangi
tangan pakai
masker jarak kerumunan mobilitas
sabun

Pengetahuan Sikap Tindakan


CTPS dan CTPS CTPS
Pemggunaan Pemggunaan Pemggunaan
Masker Masker Masker

Sumber : Kemenkes RI (2020) dan Priyoto (2015)

= variabel yang di teliti

= variabel yang tidak di teliti

Gambar 2.2 Kerangaka Teori


42

BAB III

METODE PENELTIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriftif untuk mendeskripsikan

mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan penggunaan masker

dalam upaya pencegahan penyakit Covid-19 pada siswa kelas III, IV dan V di

SDN 84 Sumur Dewa Kota Bengkulu. (Arikunto, 2016).

B. Kerangka Konsep

Baik

Cukup

Kurang
Pengetahuan

Baik
Perilaku
CTPS dan Sikap Cukup
Penggunaan
Masker
Kurang

Tindakan
Baik

Tidak Baik

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

31
43

C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi Hasil Skala
Variabel Alat ukur Cara ukur
Operasional ukur nominal
Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Wawancara 1= Ordinal
responden Kurang
yang diukur Baik,
dan diketahui Jika nilai
melalui ≤55%
kemampuan 2=
menjawab Cukup,
pertanyaan jika nilai
kuesioner yang 56-75%
berhubungan 3 = Baik,
dengan CTPS jika
dan penggunan nilai,76-
masker 100%
Sikap Wujud reaksi Kuesioner Wawancara 1= Ordinal
atau respon Kurang
siswa dengan Baik,
CTPS dan Jika nilai
penggunaan ≤55%
masker 2=
Cukup,
jika nilai
56-75%
3 = Baik,
jika
nilai,76-
100%
Tindakan Praktik, wujud Checklist Wawancara 1= Ordinal
Pencegahan sikap, dan Baik,
Covid-19 tindakan jika skor
responden nilai
tentang cara >75%
pencegahan 2=
Covid-19 yaitu Tidak
CTPS dan Baik,
penggunaa jika skor
masker di SDN nilai
84 Kota <75%
Bengkulu
44

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, IV dan V

SD Negeri 84 Kota Bengkulu berjumlah 84 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu total sampling karena jumlah populasi yang relatif sedikit. Misal

karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga maka peneliti akan mengambil

jumlah populasi yang bersedia untuk dijadikan sampel penelitian. Adapun

sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 orang responden yang ada di SDN

84 Kota Bengkulu.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu :

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Juni

2. Tempat :

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 84 Kota Bengkulu.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer, yaitu dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah

dari responden, yaitu jawaban dari responden terhadap pertanyaan dan

pernyataan yang diberikan dalam bentuk kuesioner.


45

b. Data Sekunder, diperoleh dari instansi dengan penelitian ini, data yang

diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan dalam bentuk table atau diagram (Suyanto, 2005). Pada

data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data dari Profil Siswa SDN

84 Kota Bengkulu, Dinas Kesehatan provinsi Bengkulu, dan Puskesmas

Telaga Dewa Kota Bengkulu.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu pengamatan lapangan terhadap obyek penelitian.

b. Wawancara, yaitu komunikasi secara langsung dengan pihak-pihak yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dengan tanya jawab.

c. Kuesioner , yaitu alat utama yang digunakan dalam penelitian ini,

disebarkan dengan pertanyaan yang telah disusun.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini adalah kuesioner tertutup dan ceklist. Kuesioner

tertutup adalah kuesioner dimana sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih (Arikunto, 2013).

G. Teknik Pengolahan Analisis dan Penyajian Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Editing data dilakukan agar seluruh data yang diterima dapat

diolah dengan baik, sehingga pengolahan data dapat menghasilkan

output yang merupakan gambaran jawaban terhadap hipotesis


46

penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan setiap

instrumen berkaitan dengan kelengkapan pengisian, konsistensi

jawaban dan kejelasan hasil pengisian.

b. Coding

Coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk bilangan/angka. Kegunaan coding adalah

mempermudah pada saat analisis data dan jugo pada saat entry data.

Kegiatan ini memberikan kode angka pada kuesioner terhadap

tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam

pengelolaan data selanjutnya. Proses scoring dilakukan oleh peneliti

setelah responden mengisi kuesioner yang diberikan.

Tanggapan pada setiap item kuesioner akan diberi skor berbeda

sesuai dengan jenis jawabannya. Scoring tanggapan forced choice

pada pernyataan aspek pengetahuan berbeda dengan tanggapan pada

skala Likert pada pernyataan aspek sikap dan tindakan.

c. Tabulating

Tabulating adalah menghitung data dari jawaban kuesioner

responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukan kedalam

tabel agar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan

dianalisis.

d. Entering

Proses entry data adalah kegiatan memasukan data sebagai

masukan untukpengolahan data dengan menggunakan computer.


47

2. Analisis Data

a. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriftif (analisis

univariat), Yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik masig-masing variabel penelitian. Analisis univariat pada

penelitian ini untuk mendeskripsikan pengetahuan, sikap, dan

tindakan CTPS dan Penggunaan Masker dalam upaya pencegahan

penyakit Covid-19.

b. Interpretasi Data

Persentase yang diperoleh disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi

yang sebagai berikut (Arikunto, 2013).

1) 0 % = Tidak satu pun dari responden

2) 1%-25% = Sebagian kecil responden

3) 26%-49% = Hampir sebagian responden

4) 50% = Sebagian responden

5) 51%-75% = Sebagian besar responden

6) 76%-99% = Hampir seluruh responden

7) 100% = Seluruh responden

H. Teknik Penyajian Data

A. Narasi

Teknik penyajian data dalam penelitian ini adalah narasi, yaitu penyajian

data hasil penelitian dalam bentuk kalimat tentang pengetahuan, sikap, dan

tindakan siswa kelas III, IV, dan V dalam CTPS dan Penggunaan Masker.
48

B. Tabel

Yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori

yang disusun dalam bentuk tabel tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan

siswa kelas III, IV dan V terhadap CTPS dan Penggunaan Masker dalam

pencegahan penyakit Covid-19.


49

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui perilaku penggunaan masker dan CTPS

dalam upaya pencegahan penyakit Covid-19 pada siswa kelas III, IV dan V di

SD Negeri 84 Kota Bengkulu, Sekolah ini beralamatkan di Jl. Karang Indah,

Pagar Dewa, Kec. Selebar, Kota Bengkulu.

langkah awal yang dilakukan penelitian adalah mengurus surat izin

penelitian dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Kepala Kesbangpol Provinsi

Bengkulu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Kepala Sekolah SD

Negeri 84 Kota Bengkulu untuk mengupayakan legalitas penelitian yang akan

dilakukan.

Setelah penelitian mendapat surat izin untuk penelitian, diajukan dengan

mempersiapkan bahan yang akan digunakan dalam penelitian menggandakan

kuesioner, analisa univariat, tabel, dan Narasi desain penelitian Deskriftif.

Setelah itu peneliti melanjutkan untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini

dilaksanakan di wilayah SD Negeri 84 Kota Bengkulu pada 25 Mei 2022.

Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas III, IV dan V di SD

Negeri 84 Kota Bengkulu. Hambatan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu

sulitnya bertemu dengan murid-murid dikarenakan dan situasi siswa yang

sedang melakukan kegiatan classmeeting. Upaya yang dilakukan peneliti

untuk menghadapi hambatan tersebut yaitu meminta izin kepada kepala

38
50

sekolah dan diwakilkan kepada wali kelas untuk mengkoordinir siswa agar

hadir dalam penelitian ini.

Siswa menyetujui untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini setelah

ujian akhir sekolah di laksanakan di dalam kelas yang juga di pantau oleh

wali kelas dalam pengisian kuesioner.

B. Hasil Penelitian

Analisa Univariat Bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi

frekuensi pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan masker dan CTPS

pada siswa kelas III, IV dan V di SD Negeri 84 Kota Bengkulu dengan

jumlah responden yang diteliti sebanyak 84 orang siswa pada tahun 2022.

Distribusi tersebut dilihat pada tabel.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan, dalam penggunaan


masker dan CTPS

No Pengetahuan Frekuensi Presentase


Penggunaan masker dan CTPS
a. Kurang 8 9%
b. Cukup 22 26%
c. Baik 54 64%
Total 84 100%

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan tingkat pengetahuan penggunaan

masker dan CTPS sebagian besar responden berjumlah 54 responden dengan

presentase (64%) memiliki tingkat pengetahuan baik.


51

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi sikap, dalam penggunaan masker dan


CTPS

No Sikap Frekuensi Presentase

1 Penggunaan masker
a. Kurang 7 8%
b. Cukup 17 20%
c. Baik 60 71%
Total 61 100%

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan sikap penggunaan masker dan CTPS

yaitu sebagian besar 60 responden (71%) memiliki sikap yang baik.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi tindakan, dalam Penggunaan Masker


dan cuci tangan pakai sabun (CTPS)

No Tindakan Frekuensi Presentase

1 Baik 60 71%

2 Tidak Baik 24 29%

Total 61 100%

Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar 60 responden (71%) memiliki

tindakan yang baik terhadap penggunaan masker dan cuci tangan pakai sabun

(CTPS).
52

C. Pembahasan

1. Pengetahuan Penggunaan Masker dan CTPS

Pengetahuan responden mengenai Penggunaan Masker dan CTPS

adalah untuk mengetahui tentang seberapa besar siswa kelas III, IV dan V

mengetahui bagaimana cara penggunaan masker dan CTPS yang baik dan

benar. Sedangkan pengetahuan menurut Notoatdmodjo (2007) adalah

pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengethauan, kesadaran,

dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long

lasting).

Dalam tingkatan pengetahuan terdiri dari beberapa tingkatan salah

satu tingkatan yang pertama yaitu tahu. Tahu diartikan sebagai suatu yang

dipelajari sebelumnya, termasuk pengetahuan dalam tingkatan ini adalah

siswa kelas III, IV dan V di SD Negeri 84 Kota Bengkulu berada pada

tingkatan pengetahuan yang pertama yaitu tahu. Hal ini dibuktikan dengan

wawancara yang mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa kelas V di

SD Negeri 84 Kota Bengkulu.

Pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan

hal atau pendidikan (KBBI, 2016). Dari hasil uji tingkat pengetahuan pada

tabel 4.1, didapatkan 8 responden (9%) memiliki tingkat pengetahuan yang


53

kurang, yaitu artinya responden tidak mengetahui tentang penggunaan

masker dan CTPS. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor, yaitu : pendidikan, informasi, pekerjaan, pengalaman,

keyakinan, dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2012).

Tingkat pengetahuan yang kurang tentang penggunaan masker dan

CTPS dapat membentuk perilaku dalam menggunakan masker dan cuci

tangan yang tidak benar.

2. Sikap Penggunaan Masker dan CTPS

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terdapat suatu stimulus atau objek. Manifestasi terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan prediposisi tindakan suatu perilaku.

Sikap masih merupakan kesiapan untuk bereaksi terdapat objek. Sikap

secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu

kepercayaan, kehidupan emosional serta kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersamaan membentuk sikap yang utuh.

Penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi

memegang peran penting (Notoadmodjo, 2012).

Sikap siswa kelas III, IV dan V di SD Negeri 84 Kota Bengkulu

seperti tabel 4.2 ada sebagian besar responden yaitu 15 responden (8%)

memiliki sikap yang kurang tentang penggunaan masker dan CTPS. Hal
54

ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan praktek dalam cuci

tangan pakai sabun.

Siswa banyak belum terbiasa mencuci tangan dengan 7 langkah

mencuci tangan yang baik dan benar. Sebagian siswa menganggap hal

tersebut hanya memakan waktu yang cukup lama sehingga siswa akan

terlambat melaksanakan suatu kegiatan. Dengan sikap yang kurang ini

dapat memicu bertambahnya penyebaran penyakit yang akan ditularkan

kepada orang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap penggunaan masker dan CTPS

siswa kelas III, IV dan V ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan

lingkungan baik disekolah maupun diluar sekolah sebagai pengarahan

untuk bersikap baik dalam penggunaan masker dan CTPS.

3. Tindakan Pengunnaan Masker dan CTPS

Tindakan responden mengenai penggunaan masker dan CTPS

tampaknya sudah baik. Berdasarkan hasil penelitian 4.3 menunjukkan

tindakan siswa kelas III, IV dan V di SDN 84 Kota Bengkulu sudah masuk

kedalam kategori baik.

Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun dan air mengalir yang dilakukan

di lingkungan Sekolah Dasar adalah suatu tindakan yang dipraktikkan oleh

siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,


55

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan yang sehat.

Pada tabel 4.3 ada 24 responden (29%) yang memiliki tindakan

kurang baik dalam penggunaan masker dan CTPS. Tindakan siswa kelas

III, IV dan V yang kurang ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan

sikap seseorang siswa di SD Negeri 84 Kota Bengkulu, menurut siswa

kegiatan CTPS tersebut dilakukan hanya mencuci telapak tangan dengan

sabun menggunakan air, tetapi tidak mengetahui tata cara yang benar

mengenai CTPS yang baik dan benar, selain itu CTPS dengan 7 langkah

yang benar memakan banyak waktu, selain itu ada beberapa siswa yang

menggunakan masker sekali pakai lebih dari satu kali pemakaian, padahal

hal tersebut tidak baik untuk dilakukan apalagi pada musim pandemi

seperti sekarang.

Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan dan sikap yang baik belum

tentu akan membuat siswa bertindak baik. Menurut Notoatmodjo (2012).

Seseorang dapat bertindak baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna

stimulasi yang diterimanya, dengan kata lain tindakan seseorang tidak

harus didasari pengetahuan dan sikap. Tetapi perilaku yang didasari oleh

pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan, tetapi tidak selalu orang yang berpengalaman baik langsung

melakukan tindakan yang benar.


56

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 84 Kota Bengkulu

mengenai Perilaku Penggunaan Masker Dan Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 Pada Siswa Kelas III,

IV dan V Di SDN 84 Kota Bengkulu dapat disimpulkan bahwa :

1) Tingkat pengetahuan penggunaan masker dan CTPS didapatkan hasil

memiliki tingkat pengetahuan yang baik 54 responden (64%).

2) Sikap penggunaan masker dan CTPS pada siswa kelas V didapatkan hasil

ada 60 responden (71%) memiliki sikap yang baik.

3) Tindakan siswa kelas III, IV dan V di SDN 84 kota Bengkulu dalam

penggunaan masker dan CTPS didapat hasil 60 responden (71%) memiliki

tindakan yang baik.

B. Saran

1. Bagi Akademik

a. Bagi akademik diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan informasi

pembanding keilmuan, dan bahan bacaan di perpustakaan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu yang berhubungan dengan perilaku penggunaan

masker dan CTPS di SDN 84 Kota Bengkulu.

45
57

b. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Sekolah untuk menerapkan

penggunaan masker dan CTPS dalam upaya pencegahan penyakit

Covid-19.

2. Bagi Sekolah/Instansi

Agar melakukan pembinaan lebih intensif dari Dinas terkait/Sekolah dan

Guru tentang penggunaan masker dan CTPS melalui program promosi

kesehatan terutama pemahaman tentang penggunaan masker dan Cuci

Tangan Pakai Sabun baik dan benar, dan menyediakan fasilitas untuk Cuci

Tangan Pakai Sabun.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya dapat mempergunakan penelitian ini sebagai

dasar pengembangan penelitian untuk melakukan penelitian yang sejenis.


58

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti et al. 2021. Analisis Kepatuhan Penggunaan APD Masker Dalam Upaya
Pencegahan Penyakit Covid-19 Pada Mahasiswa di Jakarta, Jurnal
Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol.1 No.2. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, N. K., Khotimah, H., Andayani, S. A., Kholisotin, K., & Wahid, A. H.
(2019). Metode Emo Demo dan Metode Bermain Puzzle Terhadap Cara
Mencuci Tangan Pada Anak PraSekola di Pandemi Covid-19. Coping:
Community of Publishing in Nursing, 7(1), 35-44.

Azwar, Saifuddin, 2012. Sikap Manusia Teori. Yogyakarta: Liberty

Chandra, Akhmad Fauzan, dan M Febriza Aquarista. 2017. Hubungan Antara


Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Pada Siswa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Cerbon Tahun 2016. Jurnal
Kesehatan Mqasyarakat Vol. No.1. Kalimantan.

Dahlan, A. K., & Umrah. 2013. Ajaran Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan.


Malang: Inti Media.

Depkes RI., 2006. Pedoman Tatalaksana Diare. Jakarta: Direktorat Jendral PPM
dan PL

Dewi, R. M. 2019. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Cuci


Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol.4 No.5. Semarang.

Diana, Fivi Melva. "Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Pubs)
di SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun." Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas 8.1 (2013): 46-51.

Dwirusman, C. G. (2020). Peran Dan Efektivitas Masker Dalam Pencegahan


Penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jurnal Medika Hutama,
2(1), 412–420.

Ernida, E., Navianti, D., & Damanik, H. (2021). Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa di Sekolah Dasar. SALINK (Jurnal
Sanitasi Lingkungan), 1(1), 1-7.

Febryanti, Vina. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Sanitasi Dasar


Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Di SDN 1. Diss. Universitas
Islam Kalimantan MAB, 2020.
59

Han, Yu dan Hailan Yang. 2020. The Transmission and Diagnosis of 2019 Novel
Coronavirus Infection Disease (COVID‐19): A Chinese perspective. dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7228390/ diunduh 01
Maret 2022 pukul 14.30.

Haryani, S., Astuti, A. P., & Minardo, J, 2021. Pengetahuan Dan Perilaku
Mencuci Tangan Pada Siswa Smk Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19.
Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol.10
No.1. Kudus.

Kemenkes RI. (2020). Kesipan Kementrian Kesehatan RI dalam Menghadapi


Outbreak Novel Coronavirus. In Kemenkes RI. Retrieved from
https://www.papdi.or.id/pdfs/817dr Siti Nadia-Kemenkes RI.pdf

Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2021. 5 M Di Masa Pandemi COVID-


19 di Indonesia.

Kemenkes RI. (2020) Buletin data dan Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia.

Ma’rifah, A., Krisdian, A. (2015). Hubungan Penyuluhan Cuci Tangan Dengan


Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Kelas 1 di SD Negeri
Centong Desa Centong Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Jurnal
keperawatan sehat, 12(02).

Maryunani, A. (2017). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Trans Media

Natsir, M. F. 2018. Pengaruh Penyuluhan Ctps Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Siswa Sdn 169 Bonto Parang Kabupaten Jeneponto. Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan (Jnik) Vol.1 No.2. Sulawesi.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka.


Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Nurhidayati, N., & Yuliastanti, T. 2021. Hubungan Pengetahuan Dengan


Kepatuhan Masyarakat Menerapkan 3 M (Memakai Masker, Menjaga Jarak
Dan Mencuci Tangan) Dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid 19.
Jurnal Kebidanan, Vol.13 No.1. Jawa Tengah.

Nurmaliza, N., et.al. 2021. Cuci Tangan yang Benar Mencegah Penyebaran
COVID-19 di RT01/RW01 Desa Sungai Segajah Jaya Kabupaten Rokan
Hilir. Indonesia Berdaya, Vol.2 No.1. Pekan Baru.

Paisal, Zain. 2013. Manfaat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). dari


http://www.catatandokter.com/2013/01/manfaat-cuci-tangan-pakai-sabun-
ctps.html. diunduh 01 Maret 2022 pukul 14.30.
60

Priyoto. (2015). Perubahan dalam perilaku kesehatan konsep dan aplikasi.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryaningtyas, Nadia Maretta. Kajian cuci tangan pakai sabun pada penjamah


makanan di warung makan kompk wisata Candi Prambanan pada tahun
2019. Diss. Poltekkes kemenkes Yogyakarta, 2019.

Syakurah, R. A., & Moudy, J. (2020). Pengetahuan terkait usaha pencegahan


Coronavirus Disease (COVID-19) di Indonesia. HIGEIA (Journal of Public
Health Research and Development), 4(3), 333-346.

Trossman, S. (2016). Respirator or procedure mask Resource available to help


nurses, patients stay safe. Retrieved May 10, 2016, from
http://www.theamericannurse.org/index.php/2016/03/16/respirator-
orprocedure-mask

Wahdaniar, 2021. Perilaku cuci tangan mahasiswa keperawatan berbasis teori


Dorothy E Jhonson dalam upaya pencegahan Covid-19. Skripsi, Universitas.
Alauddin. Makassar.

Wardhani et al, 2020, Edukasi Kesehatan untuk Isolasi Mandiri dalam Upaya
Penanganan Covid-19, Jurnal Abdidas Vol.1 No.3, Kanagarian Koto Baru.

World Health Organization, W. (2020). Anjuran mengenai penggunaan masker


dalam konteks COVID-19. World Health Organization, April, 1–17.
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-
mengenai-penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june-20.pdf?
sfvrsn=d1327a85_2

WHO. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19) situation report-94. WHO

Yanti, N. P. E. D., et al. "Gambaran pengetahuan masyarakat tentang covid-19


dan perilaku masyarakat di masa pandemi covid-19." Jurnal Keperawatan
Jiwa 8.3 (2020): 485-490.

Anda mungkin juga menyukai