OLEH:
RETNO GUSTIA SARI
1941012046
KELAS B
Definisi
1. Batu Kalsium
Batu yang paling sering terjadi pada kasus batu ginjal. Kandungan batu jenis
ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur
tersebut.
Faktor-faktor terbentuknya batu kalsium adalah:
a. Hiperkalsiuri: Terbagi menjadi hiperkalsiuri absorbtif, hiperkalsiuri renal, dan
hiperkasiuri resorptif. Hiperkalsiuri absorbtif terjadi karena adanya peningkatan
absorbsi kalsium melalui usus, hiperkalsiuri renal terjadi akibat adanya
gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium melalu tubulus ginjal dan
hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium
tulang.
b. Hiperoksaluri: Merupakan eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram perhari.
c. Hiperurikosuria: Kadar asam urat di dalam urin yang melebihi 850mg/24 jam.
d. Hipositraturia: Sitrat yang berfungsi untuk menghalangi ikatan kalsium dengan
oksalat atau fosfat sedikit.
e. Hipomagnesuria: Magnesium yang bertindak sebagai penghambat timbulnya
batu kalsium kadarnya sedikit dalam tubuh. Penyebab tersering
hipomagnesuria adalah penyakit inflamasi usus yang diikuti dengan
gangguan malabsorbsi.
2. Batu Struvit
Batu yang terbentuk akibat adanya infeksi saluran kemih.
3. Batu Asam Urat
Biasanya diderita pada pasien-pasien penyakit gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi anti kanker, dan
yang banyak menggunakan obat urikosurik seperti sulfinpirazon,
thiazid, dan salisilat.
4. Batu Jenis Lain
Batu sistin, batu xanthine, batu triamteran, dan batu silikat sangat
jarang dijumpai.
Dua proses yang terlibat dalam batu ginjal
Laboratorium rutin
Sampel dan air kemih
- Pemeriksaan pH
- Berat jenis air kemih
- Sedimen air kemih untuk menentukan hematuria
- Leukosituria
- Kristaluria
Tatalaksana
Komplikasi Akut
Kematian, kehilangan fungsi ginjal, kebutuhan transfusi dan tambahan
invensi sekunder yang tidak direncanakan.
Komplikasi Jangka Panjang
Striktura, obstruksi, hidronefrotis, berlanjut dangan atau tanpa
pionefrosis, dan berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena.
Identitas Pasien
Nama: Tn. DR
Alamat: Busur
Umur: 40 tahun
Agama: Islam
Pasien
seorang
Kontrol di Poli
wiraswasta,
Jantung dan
Jantung bekerja di Asma -
pernah di
bengkel,
rawat
aktivitas
sedang
Data Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Keterangan
Hb (g/dL) 13-16 g/dl 14,5 Normal
13.900
Leukosit 5000-10000/uL Tinggi
uL
40-48% (P)
Hematokrit (%) 44% Normal
37-43% (W)
235.000
Trombosit 150-400.103/ uL
/µL Normal
Pemeriksaan Kimia Klinik
Gula darah 97
<200 mg/dl Normal
sewaktu mg/dl
Pemeriksaan Urine
Makroskopis
Mera
Warna
h
Kekeruhan
+
BJ 1003-1030
1.025
pH 4,6-8,5
6,5
Mikroskopis
<5 LPB 10-15 LPB
Leukosit
<5 LPB >20 LPB
Eritrosit
- +
Nitrit
Kimia +2
-
Protein -
-
Glukosa -
-
Bilirubin Norm
<1,0
Urobilinogen al
-
Benda Keton -
-
Tes darah samar +3
DIAGNOSA PENYAKIT
Tekanan darah
1 120/90 130/80 120/90 130/80 125/80 -
(mmHg)
- -
2 Nadi (kali/menit) 102 - - -
- -
Laju napas
3 24 - - -
(kali/menit)
- -
4 Suhu (0C) 36,5 - - -
5 Nyeri 3 2 2 1 - -
Terapi Farmakologis
Saat di IGD
Pronalges supp 2
Natrium bicarbonate 3x1 tab
• Saat di Bangsal
Penyimpanan Obat Simpan obat di tempat sejuk dan hindari paparan sinar matahari langsung dan jauhi dari
jangkauan anak-anak
Urinter • Diminum saat perut kosong/ 1 atau 2 jam sebelum makan
• Obat diminum setiap 12 jam
• Jangan mengonsumsi dengan susu, teh, dan lain-lain
Ranitidin • Dapat diminum dengan atau tanpa makan
• Efek samping heartburn mirip dengan gejala serangan jantung, caribantuan medis jika
ditemui gejalatersebut
Na bikarbonat • Jangan minum obat ini jika sedang diet rendah garam
• Campurkan dengan segelas air sebelum diminum
• Jika sudah tercampur dengan air, sebaiknya segera diminum sebelum 30 menit
• Hindari penggunaan setelah kemasan sudah dibuka selama 1 bulan
• Jangan meminum obat bersama dengan susu atau produk susu