Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN HISPRUNG


Budi Artini, S.Kep.Ns., M.Kep.
Definisi
Penyakit hisprung disebut juga congenital
aganglionosis atau megacolon (aganglionic
megacolon) yaitu tidak adanya sel ganglion
dalam rectum dan sebagian tidak ada dalam
colon ( Suriadi, 2001 ).
Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai
dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai
persarafan (ganglion), maka terjadi
“kelumpuhan” usus besar dalam menjalanakan
fungsinya sehingga usus menjadi membesar
(megakolon).
Etiologi
Penyakit hisprung tidak memiliki plexus
myenteric sehingga bagian usus yang
bersangkutan tidak dapat mengembang.
Biasanya terjadi pada bayi aterm dan
jarang pada bayi prematur.
Dimana insiden keseluruhan 1 : 5000
kelahiran hidup.
Laki-laki lebih banyak dibandingkan
perempuan (4:1)
Penyakit ini sering terjadi pada anak
dengan down syndrom. kelainan
kardiovaskuler dan kegagalan sel neural
pada masa embrio dalam dinding usus,
gagal eksistensi kraniokaudal pada
myenterik dan submukosa dinding plexus.
Macam-macam Hisprung
Berdasarkan segmen yg terkena:
1. Segmen pendek
Anus hingga sigmoid
2. Segmen panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid bahkan
bisa hingga ke usus halus
Manifestasi Klinis
1) Kegagalan mengeluarkan mekonium dalam
waktu 24 jam setelah lahir.
2) Muntah berwarna hijau
3) Konstipasi kronik mulai bulan pertama
kelahiran dengan terlihat tinja seperti pita.
4) Obstruksi usus dalam periode neonatal.
5) Nyeri abdomen dan distensi.
6) Gangguan pertumbuhan.
Gejala masa neonatal
Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48
jam setelah lahir.
Muntah berisi empedu.
Enggan minum.
Distensi abdomen.
Masa bayi dan anak-anak
Konstipasi
Diare berulang
Tinja seperti pita, berbau busuk
Distensi abdomen
Gagal tumbuh
(Betz, 2002 : 197)
Patofisiologi
Congenital aganglionic mega colon 
adanya kerusakan primer dg tidak adanya
sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal  menimbulkan
keabnormalan atau tdk adanya gerakan
tenaga pendorong  feses tidak dapat
keluar secara normal - akumulasi pada
usus dan distensi pd saluran cerna.
Komplikasi
1)Obstruksi usus
2) Ketidakseimbangan cairan dan elektolit
3) Konstipasi
(Suriadi, 2001)
Lanjutan….

1. Gawat pernapasan (akut)


2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pasca bedah)
4. Inkontinensia (jangka panjang)
(Betz, 2002 : 197)
Pmx diagnostik
Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan
submukosa dengan alat penghisap and mencari sel
ganglion pada daerah submukosa.
Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot
rectum, dilakukan dibawah narkos. Pemeriksaan ini
bersifat traumatic.
Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil
biopsy asap. Pada penyakit ini klhas terdapat
peningkatan aktivitas enzim asetikolin enterase.
Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan
biopsy usus. (Ngatsiyah, 1997)
Lanjutan….
Foto abdomen ; untuk mengetahui adanya
penyumbatan pada kolon.
Enema barium ; untuk mengetahui adanya
penyumbatan pada kolon.
Biopsi rectal ; untuk mendeteksi ada tidaknya
sel ganglion.
Manometri anorektal ; untuk mencatat respons
refleks sfingter interna dan eksterna.
(Betz, 2002)
Penatalaksanaan
Pembedahan dilakukan 2 tahap: dilakukan kolostomi
loop (3-4 bln), lalu dilanjutkan 1 dari 3 prosedur
berikut:
Prosedur Duhamel            :Penarikan kolon normal
kearah bawah dan menganastomosiskannya
dibelakang usus aganglionik.
Prosedur Swenson            : Dilakukan anastomosis
end to end pada kolon berganglion dengan saluran
anal yang dibatasi.
Prosedur saave      : Dinding otot dari segmen
rektum dibiarkan tetap utuh. Kolon yang bersaraf
normal ditarik sampai ke anus.
Persiapan preoperasi

◦ Lavase kolon
◦ Antibiotika
◦ Infuse intravena
◦ Tuba nasogastrik
◦ Perawatan prabedah rutin
Penatalaksanaan post operasi
- Perawatan luka kolostomi
- Perawatan kolostomi
- Observasi distensi abdomen,
fungsi kolostomi, peritonitis dan
peningkatan suhu
- Dukungan orangtua
Asuhan Keperawatan
Pengakajian
1. Biodata
2. Keluhan utama: sulit BAB, distensi abdomen,
kembung, muntah
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan masa lalu
5. Riwayat kesehatan keluargaiwayat tumbang
6. Riwayat kebiasaan sehari-hari
7. Pmx fisik
Diagnosis Keperawatan
Preoperasi:
Gangguan eliminasi BAB : obstipasi
berhubungan dengan spastis usus dan tidak
adanya daya dorong.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang inadekuat.
Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah
dan diare.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
adanya distensi abdomen.
Post Operasi
Gangguan integritas kulit b/d kolostomi
dan perbaikan pembedahan
Nyeri b/d insisi pembedahan
Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan
irigasi, pembedahan dan perawatan
kolostomi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai