Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI I

MODUL 3

TBC (Tuberkulosis)

Di susun Oleh :

Nama : Alfiah Umy Hamidah

NIM : K100170057

KELAS :E

FAKULTAS FARMASI
LABORATORIUM FARMAKOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 1


LABORATORIUM FARMAKOTERAPI Nama :ALFIAH UMY HAMIDAH
FAKULTAS FARMASI NIM :K100170057
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Kelas : E
SURAKARTA

KASUS KEL 3. TBC

Tn. NG (55th, BB 48 TB 148 cm) sejak sekitar 1 bulan yang lalu (Februari 2020) didiagnosa TBC
paru dan menjalani pengobatan tahap intensif dengan :
Pyrazinamid 500 mg p.o 3xsehari 1 tablet
Rifampicin 450 mg p.o 1xsehari 1 tablet
Izoniazid 300 mg p.o 1xsehari 1 tablet
Etambutol 250 mg p.o 3xsehari 1 tablet

Hari ini, Tn. NG diantar ke rumah sakit oleh keluarganya karena mengalami keluhan merasa
kesemutan, bingung, mual muntah dan sakit pada perut disertai warna kulit Tn.NG menguning.
Keluhan ini dirasakan setelah mengkonsumsi obat yang di resepkan dokter. RR : 20 x menit
HR : 60 x menit
Suhu : 38,5  C
TD : 110/80 mmHg
Diketahui pasien tidak merokok, tidak suka minum kopi, dan rajin berolahraga

Hasil pemeriksaan fisik :

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan NilaiRujukan
20/3/2020
Natrium mmol/L 134 – 145 144 N
Klorid mmol/L 94 – 111 100 N
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 4.78 N
SaturasiOksigen (SaO2) % 95-99 95 N
TekananParsialOksigen 75-100 80 N
mmHg
(PaO2)
TekananParsial CO2 35-45 46
mmHg
(PaCO2)
pH - 7,35-7,45 7.4 N
CO2 mEq/L 22-32 22 N
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17 15 N
Eritrosit 4,0 – 5,0 (P) 3.02
Juta/µL
(SelDarahMerah) 4,5 – 5,5 (L)
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 2
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P) 11.02
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P) 38.7 N
%
45 – 55 (L)
Leukosit 13
103/µL 5,0 – 10,0
(SelDarahPutih)
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0 0.5
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25 2
ALT (SGPT) < 23 (P) 94
U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P) 80
U/L
< 25 (L)
BUN mg/dL 8-25 10
sCr mg/dL 0,6-1,5 0,8

A. EPIDEMIOLOGI.
Secara global, sekitar 2 miliar orang terinfeksi oleh M. tuberculosis, dan sekitar
1,5 juta orang meninggal akibat TB aktif setiap tahun meskipun fakta bahwa itu dapat
disembuhkan.Di Amerika Serikat, diperkirakan 9 juta orang baru-baru ini terinfeksi M.
tuberculosis , yang berarti bahwa mereka saat ini tidak sakit tetapi bahwa mereka dapat jatuh
sakit dengan TB kapan saja. Pada tahun 2014, 9.412 kasus TB baru dilaporkan di Amerika
Serikat, yang 2,2% lebih rendah dari pada tahun 2013.2 Kejadian tahunan TB di Amerika
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 3
Serikat menurun sekitar 5% per tahun dari tahun 1953 hingga 1983. Pada tahun 1984,
penurunan ini melambat, dan kemudian kejadian TB meningkat dari tahun 1988 mencapai
puncaknya pada tahun 1992 (Gambar 112-1). Sejak 1993, praktik pengendalian infeksi dan
protokol pengobatan yang lebih efektif telah mengurangi tingkat TB secara signifikan
seperti yang disebutkan di atas. Terlepas dari kabar baik ini, pemberantasan TB dari
Amerika Serikat tetap sulit. Salah satu alasannya adalah bahwa TB di antara imigran ke
Amerika Serikat dari negara-negara yang berpotensi. (DiPiro, JT, et al. 2017 :4947).

B. ETIOLOGI.
Tuberkulosis penyakit yang di sebabkan oleh M. tuberculosis suatu kuman basil
ramping dengan lapisan luar berlilin. Panjangnya 1 hingga 4 μm, dan di bawah mikroskop,
bentuknya lurus atau sedikit melengkung.Tidak bernoda baik dengan pewarnaan Gram,
sehingga pewarnaan Ziehl-Neelsen atau pewarnaan fluorochrome harus digunakan sebagai
gantinya.Setelah pewarnaan Ziehl-Neelsen dengan carbol-fuchsin, mikobakteri
mempertahankan warna merah meskipun mencuci asam-alkohol. Oleh karena itu, mereka
disebut basil tahan asam (AFB) . Pada kultur, M. tuberculosis tumbuh lambat, dua kali lipat
setiap 20 jam. Ini lambat dibandingkan dengan bakteri gram positif dan gram negatif, yang
berlipat ganda setiap 30 menit (DiPiro, JT, et al. 2017 :4947).

C. PATOFISIOLOGI.
Dalam kondisi tubuh yang data berpengaruh pada tingkat infeksi TBC adalah
Respons limfosit T sangat penting untuk mengendalikan infeksi M. Tuberculosis. Dalam
kedua kasus penelitian yang dilakukan oleh tikus , limfosit T mengaktifkan makrofagdengan
menelan dan membunuh mikobakteri. Limfosit T juga menghancurkan makrofag imatur
yang mengandung M. tuberculosis tetapi tidak mampu membunuh penjajah. Sel CD4 +
adalah sel T utama yang terlibat, dengan kontribusi oleh γ δ sel T dan sel CD8 + T.14 Sel
CD4 + T menghasilkan interferon γ (INF-γ) dan sitokin lain, termasuk IL-2 dan IL-10, yang
mengoordinasikan tanggapan kekebalan terhadap TB.14 Karena sel CD4 + berkurang pada
pasien yang terinfeksi HIV, pasien TBC tidak dapat meningkatkan pertahanan yang
memadai terhadap TB. (DiPiro, JT, et al. 2017 :4948)
Faktor Tumor nekrosis faktor-α (TNF-α) dan INF -γ adalah sitokin penting yang terlibat
dalam mengkoordinasikan respons yang dimediasi sel inang. Pasien artritis reumatoid yang
diobati dengan inhibitor TNF-α (seperti infliximab) memiliki tingkat reaktivasi TB yang
tinggi. Oleh karena itu, pasien yang diketahui kekurangan aktivitas TNF-α atau INF-γ harus

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 4


diskrining untuk infeksi TB dan menawarkan pengobatan yang sesuai. . (DiPiro, JT, et al.
2017 :4947).

OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI


FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien :Tn .NG


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 5
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang : K2A
Umur : 55th,
BB/TB : BB 48 TB 148 cm
Tanggal MRS : 20 maret 2020
Diagnosa : TBC paru
Alergi : Tidak Memiliki Alergi

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
Keluhan merasa kesemutan, bingung, mual muntah dan sakit pada perut disertai warna
kulit Tn.NG menguning. Keluhan ini dirasakan setelah mengkonsumsi obat yang di
resepkan dokter.

II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)

Keluhan merasa kesemutan, bingung, mual muntah dan sakit pada perut disertai warna
kulit Tn.NG menguning. Keluhan ini dirasakan setelah mengkonsumsi obat yang di
resepkan dokter.

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)

-TBC paru
II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)

Tidak ada Riwayat penyakit Keluarga

II.5 Riwayat Sosial (Social History)


Menjalanai pengobatan tahap intensif,suka berolahraga,tidak merokok,tidak suka minum
kopi.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 6


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 7
2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Nama Lama
No Nama Obat Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Generik Penggunaan
1. Pyrazinamid Pyrazinamide Terapi Tuberkulosis dengan p.o 500 mg 3xsehari 1 Sejak 1 bulan Terjadi keluahn setelah
kombinasi agent tablet mengonsumsi obat
antituberkulosis lainya :kesemutan, bingung,
(DIH,ed 17) mual muntah dan sakit
pada perut disertai warna
kulit kuning
2. Rifampicin Rifampicin Tuberculosis dengan agent p.o 450 mg 1xsehari 1 Sejak 1 bulan Terjadi keluahn setelah
yang lain. tablet mengonsumsi obat
(DIH ed 17) :kesemutan, bingung,
mual muntah dan sakit
pada perut disertai warna
kulit kuning
3. Izoniazid Izoniazid tuberculosis infections; terapi p.o 300 mg 1xsehari 1 Sejak 1 bulan Terjadi keluahn setelah
latent tuberculosis infection tablet mengonsumsi obat
(LTBI) :kesemutan, bingung,
mual muntah dan sakit
pada perut disertai warna
kulit kuning
4. Etambutol Etambutol Terapi tuberculosis dan p.o 250 mg 3xsehari 1 Sejak 1 bulan kesemutan, bingung, mual
micobakterial lainya, tablet muntah dan sakit pada

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 8


kombinasi dengan agent yang perut disertai warna kulit
lain kuning
(DIH ed 17)

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 24 April 2020
TD
110/80 mmHg

Suhu 38,5  C

Nadi 60 x menit

RR 20 x menit

3. 2. Kondisi Klinis
24 April
Kondisi Klinis
2020
Kesemutan +

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 9


Mual ++
Muntah ++
Kulit berarna kuning

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 10


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
24
Parameter Satuan Nilai Rujukan
maret
2020
Eritrosit 4,0 – 5,0 (P) 3,02
Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P) 11,02
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P) 38,7
%
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0
Monosit % 2,0 – 8,0
Retikulosist % 0,5-2
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P)
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit 13
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih)
MCH/HER Pg/sel 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
3
Trombosit 10 /µL 150 – 400
Prothrombin time/PT Detik 10-15
Activated Partial Thromboplastin
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24
Fibrinogen mg/dl 200-450
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5
International Normalized
0,8-1,2
Ratio/INR

b. Fungsi Hati
Parameter Satuan Nilai Rujukan Tanggal Pemeriksaan
24
maret

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 11


2020
ALT (SGPT) < 23 (P) 94
U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P) 80
U/L
< 25 (L)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0 0,5
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25 2
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52

c. Elektrolit

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan 24 maret
2020
Kreatinin U/L 60 – 150 (P)
70 – 160 (L)
SCr Mg/dL 0,6-1,5 0,8
Natrium mmol/L 134 – 145 144
Klorid mmol/L 94 – 111 100
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 4,78
BUN mg/dL 8 - 25 10
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
2+
Mg mg/dl 1,7-2,3

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan 20 maret
2020
Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99 95
Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100 80
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45 46
pH - 7,35-7,45 7,4
CO2 mEq/L 22-32 22
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17 15

d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
20 maret

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12


2020
Kolesterol Total mg/dL 150 – 200
HDL 45 – 65 (P)
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130
Trigliserid mg/dL 120 – 190

e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200
Amilase U/L 30 – 130

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13


IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
24/3/2020
Pyrazinamid p.o 500 mg 3xsehari 1 v
tablet

Rifampicin p.o 450 mg 1xsehari 1 v


tablet
Izoniazid p.o 300 mg 1xsehari 1 v
tablet
Etambutol p.o 250 mg 3xsehari 1 v
tablet

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
OBAT sebelumnya
1. Pyrazinamid 500 mg p.o 3xsehari 1 tablet
Mekanisme : konversi menjadi asam pirazinoat dalam galur Mycobacterium yang rentan yang menurunkan pH lingkungan; mekanisme aksi
yang tepat belum dijelaskan
(DIH ed 17)

2. Rifampicin 450 mg p.o 1xsehari 1 tablet


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 14
Menghambat sintesis RNA bakteri dengan mengikat subunit beta RNA polimerase yang tergantung-DNA, menghalangi transkripsi RNA
(DIH ed 17).
Sanagt aktif terhadap sel yang sedang tumbuh,menghambat DNA-dependent RNA Polymerase dari mikobakteri dan mikobakteri lain dngan
menekan mula terbentuknya (baukan pemanjangan) rantai dalam sintesis RNA.inti RNA sebagai sel eukariotik tidak mengikat rifampisin
dan sinteis RNA nya tidak dipengaruhi (Gunawan ,Sulistia Gan.2007 : 616)

3. Izoniazid 300 mg p.o 1xsehari 1 tablet


 dapat mencakup penghambatan sintesis asam mikolik yang mengakibatkan terganggunya dinding sel bakteri (DIH ed 17)
 Menghambat biosintesis asam mikolat yang merupakan unsur penting dalam dinding sel mikobakterium. Kadar rendah dapat mencegah
perpanjangan rantai asam lemak yang sngat panjang yang merupakan bentuk awal asam mikolat, isoniazid menghilangkan sifat tahan asam
dan menurunkan jumlah lemak yang terekstraksi oleh methanol dari mikobakterium (Gunawan ,Sulistia Gan.2007 : 614)
4. Etambutol 250 mg p.o 3xsehari 1 tablet
 Action Menekan multiplikasi mikobakteri dengan mengganggu sintesis RNA (DIH ed 17)

4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 15


4.3.1.Problem Medik
Problem Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Medik Obyektif
TBC Subyektif :  Izonia Tepat Indikasi : TEPAT Tidak Obat INH tidak di  Dilakukan pemriksaan LFT(Liver
(Tubercul kesemutan, zid Isoniazid/INH diinidkasikan sebgai tepat lanjutkan Function Test) tiapbulan.(dipiro
osis) bingung, mual 300 terapi Infeksi Tuberculosis(DIH ed Pasien ed 10).
muntah dan mg 17)  Untuk penatalaksaan ESO dari
sakit pada perut p.o INH Beri vitamin B6 (piridoxin)
disertai warna 1xseh Tepat Pasien :TIDAK TEPAT 50 – 75 mg per hari.
kulit kuning. ari 1 PASIEN (Kemenkes,2014).
tablet INH terdapat ESO dan
Obyektif : Kontraindikaasi untuk pasien pada  ESO :Cardiovascular:

-Leukosit hematologic  anemia,pada Hypertension, palpitation,

103/µL (5,0 – Hepatik  Jaundice,Tn.NG tachycardia, vasculitis,

10,0) 13 mengalami keduanya,nyeri sendi Gastrointestinal: Anorexia,

- ALT (SGPT) (DIH ed 17) nausea, stomach pain, vomiting

(< 30 (L)) = 94 (DIH,2017)

U/L. Tepat Obat : TEPAT


Lini pertama dalam TBC
-AST (SGOT)
(Kemenkes,.2014,21)
(< 25 (L))= 80
INH Salah satu obat yang penting
U/L
dalam TBC,Memiliki spesifikasi

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 16


yang tinggi terhadap mikobakteri
(Dipiro ed 10 :4970)

Tepat Dosis : TEPAT


Dosis INH 5mg/kg (300mg)/hari
sudah tepat ,namun pada Tn NG
(5mg/48kg=240 mg) kurang
efektif.
(dipiro ed 10 :)

300 mg 1 x1 hari untuk pengobata


intensis (Kemenkes,2014 :26)

 Pyrazi Tepat indikasi : TEPAT Tidak Obat Pyrazinaid


namid Digunakan dlaam terapi Tepat tidak di lanjutkan -Serum Asam urat,LFT
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17
500 tuberculosis dengan kombinasi Pasien (Dipiro 2016)
mg agent antiTBC lain -OAT diminum
p.o (DIH ed17) malam sebelum -ESO :Central nervous, system:Malaise
3xseh tidur. Apabila Gastrointestinal: Anorexia, nausea,
ari 1 Tepat Pasien : TIDAK TEPAT keluhan tetap ada, vomiting Neuromuscular & skeletal:
tablet. PASIEN OAT diminum Arthralgia, myalgia , gout, hepatotoxicity,
ESO :salah satunya hepatotoksik, dengan sedikit interstitial nephritis, itching,
gejala GI sperti mual-muntah,akut makanan Apabila photosensitivity, porphyria, rash,
gout artritis ( Dipiro J.T,2016) keluhan semakin sideroblastic anemia, thrombocytopenia,
Gangguan fungsi hati pada hebat disertai urticarial,( (DIH ed 17)
penderita, penggunaan Pirazynamid muntah, waspada
)
tidak boleh di gunakan efek samping berat
(Kemenkes,2005 :38) dan segera rujuk ke
dokter..
Tepat Obat :TEPAT
Pyrazinamide salah satu obat -Gout yang
golongan lini pertama dengan sifat disevbabkan oleh
abkterisid. (Kemenkes,.2014.) penggunaan
Pyraznamid dapat
menimbulkan nyeri
maka dapat -Perlu diperhatikan terhadap interaksi
Tepat dosis :TEPAT(namun diberikan Aspirin Obat (Dipiro ,2016)
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 18
belum optimal karena belum (Kemenkes,2014)
baru pemakaian 1 bulan) : Oral: 325-650 mg -Interaksi obat yang dapat meingkatkan
Untuk berat badan 38-54 kg every 4-6 hours up metabolisme obat yang digunaakan
pengobatan intensif 3tablet. Tablet to 4 g/day bersamaan dengan rifampicin,diantaranya
pyrazinamide 500mg 3 X sehari (DIH,2017) : Amiodarone, Antidiabetic Agents
(pengobatan intensif). (Thiazolidinedione): Angiotensin II
(Kemenkes,2014) - jumlah hari Receptor Blockers, Antiemetics (5HT3
/menelan obat 56 Antagonists).rifampicin dapat menurnkan
hari konsentras /metabolism obta laincontoh
(Kemenkes,2014) pada penggunaan : Atazanavi,
Caspofungin.
(DIH,ed 2017)

 Rifam Tepat Indikasi :TEPAT Tidak -Obat tidak di


picin Terapi untuk Tuberkulosis dengan Tepat lanjutkan -Monitoring Ethambutol;tes tiap bulan
450 kombinasi oabt lain. Pasien mengenai ketajaman Visual Maupun
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 19
mg (DIH ed 17) gangguan lainya.
p.o ((Dipiro ,2016 :1155)
1xseh Tepat Pasien : TIDAK TEPAT
ari 1 Eso dari Rifampicin yaitu -ESO : apabila digunakan secara terus
tablet. mengalamai menerus akan bberakibat efek samping
mual,muntah,hepatotoksik.(Dipiro gangguan penglihatan (Kemenkes,2014)
2016)Tn NG terdapat keluhan
Demikian yang memengaruhi
keadaan patofisiologi pasien.

Urin berarna merah namun tidak


berbahaya cukup menjelaskan
kepada pasien. (Kemenkes,2014)

Tepat Obat :TEPAT.


Rifampicin slaah satu obat AntiTB
Lini pertama (Kemenkes,2014

Tepat Dosis : TEPAT


Dosis harian intensif 450mg 1 X
sehari (Kemenkes,2014:38)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 20


Dosis Harian tidak lebih dari
Adults: Based on IBW: 40–55
kg( 1000 mg) ,56–75 kg (1500 mg),
76–90 kg: (2000 mg) (Dipiro ,
2016)

 Etam Tepat Indikasi : TEPAT. Tidak ada Obat Etambutol


butol sebagai management TerapiTB DRP dilanjutkan. -ESO :Retrobulbar neuritis, neuritis
250 yang di kombinasikan dengan agent untuk -Ethambutol perifer, reaksi kulit
mg yang lain (DIH 2017). Obat dihentikan jikalau -Pengujian bulanan ketajaman visual
p.o Etambuhto terjadi ESO yang dasar dan pengujian warna.
3xseh Tepat pasien : TEPAT. l menganggu
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 21
ari 1 Kontraindikasi optic neuritis,anak- gangguan (DiPiro, JT, et al. 2017 :4979 )
tablet anak,hipersensitif (DIH ed 2017) penglihatan.
ESO :gangguan penglihatan,buta (Kemenkes,2014. :
arna 50)
(Kemenkes,2014:35) pasien tidak
mengalami gejala dan gangguan -Jumlah hari
patofisiologi dari Obat ethambutol. /menelan obat 56
hari
Tepat Obat:TEPAT. (Kemenkes,2014:3
Ethambutol slaah satu obat AntiTB 8)
Lini pertama (Kemenkes,2014:35)

Tepat Dosis :TEPAT.


-Dosis 250mg 3xsehari pada
pengobatan intensif sudah tepat
Ditjen (Kemenkes,2014:38)

-40–55 kg: 800 mg Dosis


harian,dengan 250 3xsehari tidak
melebihi 800mg.( Dipiro ,2016 :
1155)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 22


Problem Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Medik Obyektif

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 23


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 24
4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis? ✓
medis
Adakah masalah medis yang tidak diobati ✓ Keluhan nyeri yang
(Correlation between drug
diduga nyeri sendi
therapy & medical
PCT,aspirin,OAI
problem)
NS.
( Kemenkes,2014
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ ✓ Keluhan yang
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan dirasa dapat
(therapeutic outcome)? disebabkan karena
efek samping dari
tiap-tiap obat TB
Apakah obat yang digunakan ✓ Pyrazinamide
dikontraindikasikan untuk pasien? ;beberapa yang
mengalami
keruskan hati.
(DIH ,2017)tn NG
kulit menguning
(jaundice)
Apakah obat yang digunakan merupakan P,R,Z,H merupakan
drug of choice ? ✓ obat lini pertma.
Apakah terapi non-obat diperlukan? ✓ -menggunakan alat
pelindung diri,
termasuk respirator
yang dipasang
dengan benar
(Dipiro ed 10).

Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk ✓


pasien?
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? ✓

Apakah lama pemberian obat sudah ✓ Pasien baru

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 25


tepat? didiagnosa TBC 1
bulan yang lalu,
dan mengalami
keluhan belum
memberikan hsil
optimal .
Sedangkan
pengobatn TBC
intensif selama 56
hari
(Kemenkes,2014:3
8)

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? ✓

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang ✓ Hamper semua
disebabkan oleh obat? keluhan yang
dirasakan
merupakan ESO
yang di minum saat
ini.
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak ✓
klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg ✓
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan ✓
laboratorium yang berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi ✓ Pasien Tn NG tidak
terhadap obat ? mengalami keluhan
alergi ;dermatitis
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien ✓
terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/ ✓
kesulitan dalam penggunaan obat?

V. KESIMPULAN REKOMENDASI

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 26


- Terapi pyrazinamide, rifampicin, isoniazid dihentikan karena kontraindikasi
dengan pasien dengan gangguan fungsi hati.
- Terapi etambutol 250mg 3 x sehari secara peroral dilanjutkan Terapi etambutol
250mg 3 x sehari secara peroral dilanjutkan selama 2 bulan (Kemenkes,2014)
- Terapi tambahan streptomycin 15-20 mg/kg/day secara I V (Dipiro 10 th edition :
4965)
- Untuk menghilangkan kesemutan di gunakan pyridoxine 50 – 75 mg per hari.
(Kemenkes, 2014 :35)

VI. KONSELING

 Menggunakan alat pelindung diri, termasuk respirator yang dipasang dengan


benar (Dipiro ed 10).--> menggunaakan Masker
 Edukasi pasien tentang efek penggunaan rifampisin yaitu warna urin, keringat,
dan air mata berwarna merah  Tidak berbahaya. (Kemenkes RI, 2014:35).
 Menghimbau pasien untuk patuh terhadap penggunaan obat
 Penularan penyakit dapat melalui udara dan air liur. Sehingga untuk mencegah
penularan pasien diharapkan :
- Menggunakan masker bila keluar rumah.
- Memakai alat makan dan alat mandi tersendiri.
- Menjaga kebersihan lingkunga tempat tinggal.
- Mengatur sirkulasi udara didalam rumah.
- Menjaga kesehatan dengan olahraga yang teratur.

VII. NOTULENSI DISKUSI

KELOMPOK 3 TBC
ANGGOTA ISMI AZIZ NURARIFAH K100170056
ALFIAH UMY HAMIDAH K100170057
SHAFIRA RIZKY R K100170058

PRESENTATOR ALFIAH UMY H K100170057

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 27


NO PENANYA PENJAWAB
1. Nobellia Rahmanda Imanni / Alfiah Umy Hamidah /
K100170051 K100170057

ijin mau bertanya , menurut buku Baik terimakasih Nobel...


pednas tbc 2014 obat tbc itu minimal
Perlunya Menghentikan pengobatan
digunakan 4 obat untuk mencegah
dengan OAT sampai hasil
resistensi. lalu pada rekomendasi
pemeriksaan fungsi hati kembali
kalian obat pirazinamid, rifampisin,
normal dan keluhan (mual, sakit
isoniazid dihentikan karena menurut
perut dsb.) Namun juga pemastian
analisis drp tidak tepat pasien. boleh
OAT yang menyebabkanya dengan
dijelaskan bagaimana seharusnya
periksa ke dokter. Apabila
terapi yang diterapkan? apakah boleh
Rifampicin sebagai penyebab,
hanya menggunakan etambutol saja?
dianjurkan pemberian: 2HES/10HE.
Apabila INH sebagai penyebab,
dapat diberikan : 6-9 RZE. Apabila
Pyrazinamid , dihentikan total lama
pengobatan dengan INH dan
Rifampicin dapat diberikan sampai
9 bulan.

Apabila INH maupun Rifampicin


tidak dapat diberikan, paduan
pengobatan OAT non hepatotoksik
terdiri dari : Streptomicin dan
Etambutol

(Kemenkes RI,2014 :37)

2. Dyah Nur Risnania R / K100170054 Alfiah Umy Hamidah /


K100170057
Saya ingin bertanya, Pada
rekomendasi terapi tambahannya Karena Streptomicin termasuk juga
yaitu streptomycin, Kenapa OAT lini pertama dan bersifat non

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 28


merekomendasikan obat tersebut ? hepatotoksik , obat streptomicin ini
dan bagaimana mekanisme bekeerja sebagai aksi baktericidal
streptomycin? Terimakasih (membunuh bakteri) menurut
Kemenkes RI,2014 :21

Shafira Rizky Ramadhan /


K100170058

izin menambahkan, diberikan obat


non hepatotoksik karena pasien
diduga mengalami kelainan fungsi
hati disebabkan efek samping obat
sebelumnya

3. Mega Dwi Kurniawati / Alfiah Umy Hamidah /


K100160038 K100170057

saya ijin bertanya, kenapa pada karena kesemutan pada pasien


penggunaan obat yang disarankan merupakan salah satu efek samping
dokter bisa menyebabkan kesemutan? OAT yaitu obat isoniazid. Pada efek
obat mana yang menyebabkan samping ringan ini dapat diatasi
kesemutan? dan mengapa itu bisa dengan penambahan pengobatan
terjadi? untuk menghilangkan keluhanya
dengan piridoxin 50-75 mg/hari
(kemenkes RI,2014)

JAWAB : Alfiah Umy Hamidah /


K100170057

baik bu, mencoba menjawab


Ibu Widia Ristiana (Dosen
kemabali
Pembimbing Praktikum) : Mungkin
bisa jelaskan dek, bagaimana kesemutan yang terjadi pada INH
isoniazid dapat menyebabkan karena terjadinya kerusakan pada
kesemutan. neuropati perifer--> salah satunya

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 29


terjadi kesemutan

4. Ajeng Mardlatillah Kirana D / Alfiah Umy Hamidah /


K100170061 K100170057

Izin bertanya. Pada ppt di bagian tabel Terapi non-obat = non farmakologi.
DPR tertulis bahwa dibutuhkannya
Menurut dipiro ed10 ,dapat
terapi non-obat. Dapatkah dijelaskan
dilakukan dengan memperbaiki
terapi non-obat yang seperti apa?
kebutuhan Gizi pasien, ketika
Terimakasih kelompok 3
memungkinkan dari dokter dapat di
lakukan pembedahan lesi jaringan
Ibu Widia Ristiana : pembedahan paru yang rusak
dilakukan jika memang kasusnya
sudah parah ya dek.

Ya, memang betul ketika pasien


menderita TBC yang pertama kali
dilihat adalah status gizi pasien,
karena sangat berpengaruh pada
kualitas hidup pasien.

5. R.A Parwitasari Putri A / Alfiah Umy Hamidah /


K100170059 K100170057

Saya ingin bertanya, pada table drp terimaksih putri..


bagian interaksi obat , dituliskan
mencoba menjawab interaksi obat
bahwa terdapat interaksi obat-obat
yang diresepkan terjadi pada INH
yang berdampak klinis. Boloh tolong
dan Etambuthol, dimana terjadinya
dijelaskan interaksi obat apa dan apa
neurophati optik oleh penggunaan
dampak klinisnya? Terimakasih :)
obat ethambutol dapat ditingkatkan
oleh INH (stockly)

Alfiah Umy Hamidah /


Ibu Widia Ristiana : Lalu bagaimana

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 30


penanganan interaksi tersebut? K100170057

apabila terjadi neuropati optik


setelah penggunaan yang
disebabkan oleh etambuthol ,maka
obat harus dihentikan (stockely)

dan segera konsul ke dokter terkait


pemeriksaan selanjutnya untuk
mengetahui tingkat keparahan.

6. Mita Kusuma Wardani / Alfiah Umy Hamidah /


K100170062 K100170057

Izin bertanya untuk kelompok 3. baik mencoba menjawab ...


Dalam slide 24, disebutkan
penggunaan ethambutol dalam
monitoring untuk penggunaak
waktu lebih dua bulan dapat
etambutol itu salah satunya adalah:
mneyebabkan gangguan penglihatan
Pengujian bulanan ketajaman visual secara visual dan gangguan melihat
dasar dan pengujian warna. warna warna, apabila ini terjadi
maka perlu dihentikan.
Tolong dijelaskan bagaimana
pengujian tersebut, dan parameter jika pengujian dapat di lakukan secara
kondisi yang normal dan tidak normal berkala setiap bulan nya, dengan tes
itu seperti apa dari pengujian buta warna atau pemeriksaan optik
tersebut?. Terimakasih. kepada dokter , pengalaman saya
untuk tes buta warna yang
dilakukan oleh dokter mata dengan
beberapa gambar pola yang di
berikan oleh dokter, kemudian
menjelaskan warna apa saja yang
dilihat--> dokter akan melihat
apakah warna yang kita tunjuk
benar sesuai yang kita sampaikan.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 31


VIII. DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J.A., Lacy, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook 17th Edition, American Pharmacist Association.

Depkes RI, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis, Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,, Depkes RI, Jakarta.

Dipiro J.T., 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice, Mc Graw-Hill Companies,


New York

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 32


Gunawan ,Sulistia Gan.2007.Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen Farmakologi
dan Terapeutik FK UI

Kemenkes.2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat


Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI.

Surakarta, ……………………………………

Praktikan Dosen Pembimbing

(……………………………………………) (……………………………………………)

LAMPIRAN REFERENSI
1. Interval dan durasi penggunann obat TBC (Dipiro ed 10 :4957)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 33


2. Klinikal tingggi aktif TBC DIPIRO ED 17 :4960)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 34


3. Penfggunaa obat untu, TBC dosis ,frekuesnsi,dll

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 35


4.

5. Fisrt line TB DRUG

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 36


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 37
5. ESO INH (DIH ED 17)

6. INH

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 38


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 39
7.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 40


8. INH monitoring,eso,dll.

Dipiro principle

6. Eso OAT

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 41


7. Ajuan dosis pengobatan intensif

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 42


8. ESO BERAT OAT

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 43


9. INH +RIFAMPISN  PRODUK bagus untuk brsamaan

10. (P2 dan PL.2014 :46).konsleing kapada Pasien dengan memiliki penyakit hati

11. TATALKSANA ESO RINGAN DAN BERAT


(P2 dan PL.2014 :47).

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 44


9. PYRAZINAMID KI DNGN JAUNDICE DIH,2017

10. DOSIS ASPIRIN

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 45


11.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 46

Anda mungkin juga menyukai