PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gejala awal yang timbul pada penyakit maag yaitu rasa mual, muntah,
kembung, dan nyeri pada lambung. Selain itu, adanya luka dan peradangan
(dyspepsia) didefinisikan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di sekitar uluh
hati. Dyspepsia yang paling dikenal adalah radang lambung (gastritis). Gastritis
gejala yang khas pada gastritis berupa nyeri atau perih pada uluh hati meskipun
baru saja makan. Peradangan pada lambung tidak hanya disebabkan oleh
konsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung, tetapi juga
dapat dikarenakan infeksi sejumlah bakteri. Jika kondisinya sudah parah maka
infeksi bakteri akan menyebabkan borok-borok pada lambung atau tukak lambung
Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah maag yaitu antasida.
aktivitas enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam, sehingga rasa nyeri
ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin dapat berkurang. Antasida
merupakan salah satu golongan obat yang bekerja mengurangi keasaman cairan
lambung di dalam rongga lambung yang diberikan secara oral dan selain itu dapat
pula menetralkan asam lambung secara lokal. Ada tiga cara antasida mengurangi
1
2
lambung, kedua dengan berlaku sebagai buffer terhadap asam lambung yang pada
terhadap saraf sensoris dan melindungi mukosa lambung terhadap perusakan oleh
tablet. Namun kedua sediaan ini dinilai kurang praktis dan efisien dalam
penggunaannya maka dibuat dalam bentuk sediaan tablet kunyah. Hal ini
dikarenakan bentuk sediaan tablet kunyah lebih mudah digunakan, praktis. Tablet
kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah dalam mulut dengan
mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
(Ansel, 2005). Sediaan tablet kunyah antasida diproduksi dan digunakan sebagai
obat untuk menetralkan asam lambung. Pada saat masuk ke dalam lambung akan
cepat bereaksi dengan asam lambung yang disekresikan berlebihan akan lebih
mulut dan diharapkan mempunyai rasa yang enak setelah hancur. Sehingga, dalam
pembuatannya dipilih bahan pengisi yang mempunyai rasa yang manis sehingga
dapat membantu dalam menutupi rasa bahan obat yang tidak enak. Manitol
merupakan salah satu bahan pengisi yang sering digunakan dalam pembuatan
tablet kunyah. Manitol memberikan rasa enak, manis yang ringan dan rasa lembut
kristal putih memiliki sifat-sifat yang diinginkan sebagai pembawa pada tablet
kunyah, digunakan secara luas sebagai bahan pembantu dalam pembuatan tablet
Jenis bahan pengisi untuk sediaan ini juga agak berbeda dengan tablet
pada umumnya. Sediaan tablet kunyah bahan pengisi dituntut untuk dapat
menutup rasa bahan obat yang kurang menyenangkan. Tablet biasa hal ini tidak
kontak antara tablet dengan indera perasa sangat singkat (Ansel, 2005).
Pertimbangan formulasi yang penting untuk tablet kunyah ialah rasa sediaan
tersebut. Konsumen cenderung peka dalam memilih rasa. Bahan pengisi yang
banyak digunakan untuk tablet kunyah antara lain manitol, sorbitol dan bahan
lain yang mempunyai rasa enak. Perlu diperhatikan yaitu bahwa bahan-bahan
tersebut relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan bahan pengisi tablet biasa.
Hal ini menyebabkan harga tablet kunyah menjadi relatif lebih mahal, dan secara
(Lachman dkk, 1994). Sebagai contoh, manitol dikombinasi dengan bahan lain
yang lebih murah namun tetap menghasilkan tablet yang baik dan memenuhi
syarat. Penggunaan campuran bahan pengisi akan mempengaruhi sifat fisik dan
rasa dari tablet kunyah yang dihasilkan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian
dari segi rasa yang khas yang diharapkan dapat menutupi rasa yang kurang enak
4
dari zat aktif. Kemudian dikombinasikan dengan dekstrosa yang diharapkan dapat
memberikan sifat alir yang baik dengan dikombinasikan manitol (Siregar, 2010).
error tidak efektif dan efisien karena memerlukan banyak waktu, tenaga, serta
materi. Pada penelitian ini dilakukan optimasi dengan metode Simplex Lattice
Design. Untuk memperoleh sediaan tablet dengan sifat fisik yang diinginkan
dalam desainnya jumlah total bagian komponen campuran dibuat tetap yaitu sama
dengan satu bagian (Bolton dan Bon, 2004). Optimasi menggunakan Simplex
Lattice Design merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk optimasi
formula. Metode ini sangat efektif dan efisien karena dengan beberapa percobaan
akan didapatkan data percobaan berupa profil sifat fisik granul dan tablet dalam
berbagai komposisi bahan pengisi. Melalui profil ini, maka proporsi manitol-
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh data yang menunjang
penentuan formulasi yang sebenarnya dari tablet kunyah antasida. Tablet kunyah
yang dihasilkan dapat dipasarkan dengan harga yang lebih ekonomis dan dengan
B. Rumusan Masalah
pembuatan tablet kunyah antasida terhadap sifat fisik dan rasa dari tablet
kunyah antasida?
C. Tujuan Penelitian
pada pembuatan tablet kunyah antasida terhadap sifat fisik dan rasa dari
D. Manfaat Penelitian
manitol-dekstrosa terhadap sifat fisik dan rasa pada pembuatan tablet kunyah
6
Lattice Design.
E. Tinjauan Pustaka
1. Tablet Kunyah
memiliki dosis yang akurat dan dapat digunakan sendiri tanpa adanya rasa sakit.
Bentuk sediaan padat yang umum adalah tablet dan kapsul, bentuk sediaan ini
bagi beberapa pasien sulit untuk ditelan. Pasien harus minum air untuk dapat
menelan bentuk sediaan tersebut. Pasien sering sekali merasa kesulitan dan tidak
nyaman dalam menelan tablet konvensional (Parmar dkk, 2009). Tablet kunyah
dikatakan sebagai tablet spesial yang digigit hingga hancur dan ditelan. Sediaan
penghancur dan lebih disukai oleh pasien yang mempunyai kesulitan dalam
menelan obat (Voigt, 1984). Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan
suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak
atau orang tua yang mungkin sukar menelan obat utuh (Banker dan Anderson,
1994). Karakteristik tablet kunyah apabila dikunyah akan membentuk massa yang
halus, mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak (Ansel dkk., 2005). Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya
bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa
Diantara jenis produk yang dibuat tablet kunyah adalah antasida, vitamin,
analgesik, dan antibiotik yang dimaksudkan untuk pasien anak-anak dan orang-
perjalanan, misalnya pada pasien lanjut usia (Daruwala, 1980). Tablet kunyah
diformulasikan agar mempunyai rasa yang enak dan dapat diterima oleh
pemakai. Oleh karena itu perlu diperhatikan kemampuan bahan pengisi untuk
menutupi rasa bahan obat yang tidak enak dengan penambahan bahan penambah
f. Rasa yang enak dimulut sehingga dapat mengurangi persepsi bahwa obat
itu pahit untuk anak anak dan dengan rasa yang enak tersebut dapat pula
yang menyenangkan
a. Rasa zat aktif yang buruk dan zat aktif yang mempunyai tingkat
b. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak dimulut jika tidak
dengan bahan pengisi dan bahan tambahan lain. Cara-cara untuk menutupi atau
mengurangi ketidakenakan rasa bahan obat menurut Daruwala (1980) antara lain
sebagai berikut:
a. Mikroenkapsulasi
droplet cair obat dengan suatu polimer yang sesuai, sehingga dapat menutup rasa
yang tidak enak dan membentuk mikrokapsul yang free flowing dengan ukuran
partikel antara 5-500 m. Keuntungan lain dari penggunaan metode ini adalah
yang lain maupun dengan bahan tambahan kecil. Jenis bahan penyalut yang
umum digunakan antara lain adalah: karboksimetil selulosa, selulosa asetat ftalat,
b. Adsorpsi
obat dengan jalan mencegah terjadinya stimulasi indra perasa oleh bahan obat.
9
Pada metode ini, obat teradsorpsi oleh bahan pengadsopsi selama berada di mulut
dan baru dilepaskan jika telah mencapai lambung atau usus. Salah satu
absorbat yaitu campuran antara bahan obat dengan bahan pengadsorpsi, berupa
c. Pertukaran ion
Metode ini mirip dengan metode adsorbsi di mana suatu resin yang secara
alamiah bermuatan, digunakan untuk mengikat ion yang berlawanan dari bahan
obat. Dengan adanya ikatan antara ion resin dengan ion obat, terjadilah hambatan
samping mengurangi ketidakenakan rasa bahan obat, metode ini dapat digunakan
untuk meningkatkan kestabilan bahan aktif. Contoh aplikasi dari metode ini
adalah perbaikan rasa vitamin B12 pada tablet multivitamin. (Swarbrick dan
Boylan, 1995).
proses penyemprotan beku terhadap bahan obat yang melibatkan pendinginan zat
pada jarak yang jauh pada proses penyemprotan yang diatur pada temperatur di
bawah titik beku zat tersebut. Contoh penerapan metode ini adalah pada
Metode ini merupakan cara perbaikan rasa bahan obat yang kurang enak
dengan menggantikan jenis garam dari bahan obat atau mengubah menjadi
turunannya yang mempunyai rasa yang lebih diterima. (Swarbrick dan Boylan,
1995).
Metode ini merupakan metode penutupan rasa bahan obat yang kurang
enak dengan melakukan penyalutan bahan obat secara granulasi basah. Dalam
hal ini digunakan bahan pengikat dari polimer-polimer seperti povidon, derivat
selulosa, PEG 4000, PEG 6000, dan gelatin. Untuk mendapatkan efek penutupan
rasa yang memadai, maka bahan pengikat digunakan pada konsentrasi yang
garam asam amino. Sarkosin, alanin, taurin, asam glutamat, dan glisin
terhadap produk tablet kunyah ini. Pemilihan rasa buah segar yang
dikombinasikan dengan pewarna yang sesuai akan sangat berarti, terlebih lagi
jika rasa obat sedemikian buruk sehingga tetap tidak dapat tertutup oleh bahan
tertentu sangat diperlukan agar didapatkan tablet kunyah yang baik dan
asam stearat, kalsium stearat, steroteks digunakan untuk tujuan ini. Glidan
diperlukan apabila jumlah bahan pengisi terlalu banyak atau berdasarkan pada
pertimbangan lain seperti menurunkan harga tablet atau untuk memenuhi ukuran
tinggi. Penggunaan bahan penambah rasa dan aroma (flavouring agent) juga
12
(Daruwala, 1980).
2. Pembuatan Tablet
granulasi basah, metode granulasi kering, dan metode kempa langsung (Ansel
dkk., 2005).
Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling
diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini dapat
tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi
tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras, dan tidak rapuh.
2) Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis tinggi harus dibuat
4) Zat aktif yang larut dalam air dalam dosis kecil, maka distribusi dan
keseragaman zat aktif akan lebih baik dicampurkan dengan larutan bahan
pengikat.
kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara cairan pelarut yang cocok
berharga terutama pada keadaan dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa
kelembaban atau keduanya (Banker dan Anderson, 1994). Metode ini khususnya
untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah,
karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringnya diperlukan
Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir
Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka terhadap
lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat operasi granulasi, dapat
Penghancuran
Pengayakan
Pengayakan
Pengeringan
Penambahan fase
Pengayakan
luar
Penambahan fase
Penabletan
luar
Penabletan
Gambar 1. Perbedaan Metode Granulasi Basah, Granulasi Kering, dan Kempa Langsung
15
tablet yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan kualitas, menurut Gunsel dan
a. Binding
Binding yaitu keadaan yang terjadi perlekatan antara tablet dengan dinding
ruang cetak pada saat pengeluaran tablet. Binding disebabkan kurangnya zat
pelicin. Masalah ini dapat diatasi dengan penambahan zat pelicin, penggunaan
pelicin yang tepat, menjaga kebersihan punch dan die, dan melakukan proses
b. Sticking
disebabkan karena pemberian pelicin yang kurang tepat atau campuran kurang
kelembaban dan kandungan air dengan pengeringan dan dapat juga dengan
Capping yaitu kerusakan yang terjadi pada bagian atas atau pinggir atas,
tablet retak di seputar tepi tablet, atau bahkan sudah terpisah dari bagian yang lain.
laminating dapat menyebabkan jumlah fines pada granul menjadi banyak. Untuk
menambah bahan pengikat. Keadaan ini dapat disebabkan oleh adanya udara yang
ikut dikempa.
Cracking adalah chipping yang terjadi pada pusat bagian atas tablet. Hal ini terjadi
karena faktor mesin tablet dan dapat diatasi dengan mengganti punch atau
e. Mottling
Mottling yaitu proses terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan
tablet yang disebabkan karena perbedaan warna obat atau hasil uraiannya dengan
bahan tambahan, terjadinya migrasi obat selama pengeringan, atau adanya bahan
3. Antasida
lambung dan usus (Tjay dan Rahardja, 2007). Antasida yang merupakan
ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Kombinasi
yaitu saling menghilangkan dampak negatif dari kedua senyawa tersebut. Efek
yakni efek konstipasi dari aluminium hidroksida, dalam saluran cerna yang
menyebabkan rasa kembung berkurang. Saat diminum, obat akan segera bereaksi
dengan asam yang ada di lambung, sehingga terbentuk senyawa yang relatif
aluminium dan bismuth, natrium kabrobat, dan kalsium karbonat, hidrotalsit. Zat-
zat ini mengikat secara kimia dari asam klorida yang berada dalam jumlah
Pada preparat antasida, selain berisi bahan obat yang berfungsi sebagai
antasida, umumnya juga ditambahkan bahan obat yang berfungsi sebagai anti-
flatulen. Yang berfungsi untuk pengobatan simptomatik pada saluran cerna yang
disebabkan oleh gas yang terkurung, obat ini mengurangi tegangan gelembung
semburan atau kentut (flatus). Selain itu juga ditambahkan alkaloid yang
rasa perih yang menggigit pada saluran cerna dan terjadi kekejangan pada otot-
yang baik dan berkualitas. Evaluasi ini dilakukan sebelum proses penabletan,
yang meliputi pemeriksaan sifat fisik granul dan campuran yang akan digranul.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui sifat alir, sudut diam dan
indeks pengetapan dari granul maupun campuran serbuk sehingga nantinya dapat
mengalir dengan baik selama proses penabletan. Granul atau campuran serbuk
yang mempunyai sifat fisik baik akan mudah mengalir dan mudah dikempa
sehingga dapat dihasilkan tablet dengan variasi bobot dan kekerasan yang lebih
(die) pada saat dilakukan penabletan. Sifat alir yang baik akan menghasilkan
variasi bobot tablet yang relatif kecil sehingga kadar zat aktif antar tablet relatif
sama dan akan menghasilkan tablet dengan efek terapeutik yang sama pula.
Jumlah bahan pengikat, waktu, dan kecepatan yang digunakan dalam proses
granulasi juga dapat mempengaruhi sifat alir granul karena hal ini berkaitan
dengan bentuk dan ukuran granul yang dihasilkan dari proses granulasi. Sifat alir
granul dapat dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, kerapatan jenis, porositas, gaya
pengukuran. Waktu alir yang baik untuk pencetakan tablet dengan cara uji
kecepatan alir adalah kurang dari 10 detik untuk 100 g granul (FDA, 2006)
adalah:
19
a. Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir
dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat dipakai untuk menilai efektivitas bahan
pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu granulat
(Voigt, 1984).
kecilnya ukuran granul akan menaikkan daya kohesi sehingga granul menggumpal
Manitol mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang kurang baik, oleh
karena itu formula dengan konsentrasi dengan manitol lebih besar, waktu alirnya
b. Sudut diam
Sudut diam adalah sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk
kerucut dengan bidang horizontal jika sejumlah serbuk atau granul dituang ke
dalam alat pengukur. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran
dan kelembaban granul. Granul akan mengalir dengan baik jika mempunyai sudut
...(1)
c. Pengetapan
volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur ke
atas dan ke bawah dengan bantuan motor penggerak. Serbuk memiliki sifat alir
baik jika indeks pemampatannya kurang dari 20 % (Fasshihi dan Kanfer, 1986).
.................................................................................(2)
atau
............................................................................(3)
dimana:
tap = indeks pengetapan (%)
= tapped density = massa/volume konstan (M/V2)
= bulk density= massa/volume awal (M/V1)
Granul yang dikempa menjadi tablet kunyah perlu dievaluasi sifat fisiknya
untuk mengetahui tablet kunyah tersebut dapat diterima sebagai tablet yang baik.
dengan maksud dalam satu bets produksi ada keseragaman bobot sehingga zat
aktif yang terkandung sama dan menimbulkan efek yang sama. Keseragaman
bobot untuk tablet tidak bersalut diuji dengan cara menghitung persen dari jumlah
tertera pada etiket dan nilai penerimaan masing-masing tablet dari 10 tablet.
2014).
kekerasan granul, serta macam dan jumlah bahan pengikat yang digunakan.
Kekerasan tablet yang baik yaitu berkisar antara 4-8 kg. Kekerasan tablet yang
dibuat dengan metode granulasi dipengaruhi oleh ikatan yang terjadi antar partikel
relatif lebih tinggi daripada tablet biasa, yaitu antara 7-14 kg (Daruwala, 1980).
c. Uji kerapuhan
melawan pengikisan dan goncangan. Menurut Gunsel dan Kanig (1976), nilai
kerapuhan tablet tidak boleh lebih dari 0,8%. Nilai kerapuhan yang baik adalah
kurang dari 1%. Kehilangan berat tidak boleh lebih 1% (Agoes, 2012). Dua puluh
22
tablet acak dari tiap formulasi dimasukkan ke dalam abrasion tester dan diputar
selama 4 menit. Seluruh tablet yang telah dibebas debukan ditimbang sebelum dan
Atom (SSA). Metode ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel
dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara
ini mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm),
2007).
Jika pada populasi atom yang berada pada tingkat dasar dilewatkan suatu
berkas radiasi maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh atom-atom
tersebut. Spektroskopi serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh
23
atom-atom netral, dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau ultraviolet.
Simplex Lattice Design adalah suatu metode untuk optimasi formula pada
bagian. Simplex Lattice Design merupakan salah satu metode optimasi, yaitu
secara matematis (Bolton dan Bon, 2004). Simplex Lattice Design digunakan
bahan yang jumlah totalnya dibuat sama (Bolton dan Bon, 2004).
9. Monografi Bahan
a. Aluminium Hidroksida
setara tidak kurang dari 76,5% Al(OH)3 dan dapat mengandung aluminium
serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak larut dalam asam alkali
b. Magnesium Hidroksida
lebih dari 100,5% Mg(OH)2 yang telah dikeringkan pada suhu 105o selama 2 jam.
24
adalah praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol, dan larut dalam asam encer
c. Manitol
Manitol tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 101,5% C 6H14O6,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Berupa serbuk hablur atau granul
mengalir bebas, putih, tidak berbau, dan rasa manis. Manitol mudah larut dalam
air, larut dalam basa, sukar larut dalam piridina, sangat sukar larut dalam etanol,
dan praktis tidak larut dalam eter (Departemen Kesehatan RI, 2014). Manitol
adalah senyawa alkohol heksa hidrat yang berbentuk kristal putih, memiliki sifat-
sifat yang diinginkan sebagai bahan tambahan pada formulasi tablet kunyah.
Manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya gula dengan rasa dingin dimulut,
memiliki kelarutan cukup dalam air, dan merupakan salah satu bagian pengisi
d. Dekstrosa
mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Dekstrosa berupa hablur tidak
berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau dan rasa manis.
Dekstrosa mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut
dalam etanol mendidih, sukar larut dalam etanol (Departemen Kesehatan RI,
2014).
25
e. Oleum menthae
Minyak permen adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap
dari bagian diatas tanah tanaman berbunga Mentha piperita Linne (Familia
Labiatae) yang segar, dimurnikan dengan cara destilasi dan tidak dimentolisasi
pucat; bau khas kuat menusuk; rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup
melalui mulut. Kelarutannya dalam etanol 70% satu bagian volume dilarutkan
dalam 3 bagian volume etanol 70%: tidak terjadi opalesensi. Mengandung tidak
kurang dari 5,0% ester dihitung sebagai mentil asetat (C 12H22O2) , dan tidak
kurang dari 50,0% mentol total (C10H20O) sebagai mentol bebas dan sebagai ester.
f. Amilum manihot
Amilum berupa serbuk yang berwana putih, tidak berbau dan tidak berasa.
Amilum berfungsi sebagai glidant, bahan pengisi, untuk tablet dan kapsul, bahan
penghancur tablet dan kapsul serta bahan pengikat tablet (Galichet, 2006).
g. Magnesium Stearat
asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari
Pemeriannya, serbuk halus, putih dan voluminus; bau lemah khas; mudah melekat
dikulit; bebas dari butiran. Kelarutannya tidak larut dalam air, dalam etanol, dan
dalam eter. Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih
h. Talk
sedikit aluminium silikat. Talk berfungsi sebagai bahan pelicin. Pemerian berupa
serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada
kulit dan bebas dari butiran. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik (Anonim,
F. Landasan Teori
formulasi tablet kunyah. Manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya gula
dengan rasa dingin dimulut, memiliki kelarutan cukup dalam air, dan merupakan
salah satu bagian pengisi yang biasa digunakan dalam tablet kunyah, karena
mempunyai higroskopistas yang rendah (Ansel dkk., 2005). Manitol bersifat tidak
bahan pengisi tablet (Banker dan Anderson, 1994). Harga manitol yang dijual di
2016). Manitol mempunyai sifat alir yang buruk, sehingga memerlukan lubrikan
dalam jumlah yang besar agar dapat dikempa dengan mudah. Manitol juga dapat
menghasilkan tablet dengan rentang kekerasan yang lebar (Swarbrick dan Boylan,
pengisi manitol berpengaruh terhadap sifat alir granul tablet antasida. Semakin
mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak
(Ansel dkk., 2005). Sehingga memerlukan teknik formulasi agar didapatkan tablet
kunyah dengan rasa yang enak. Salah satu teknik yang bisa dilakukan yaitu
dengan memformulasi bahan pengisi. Karena bahan pengisi pada tablet kunyah
dapat sekaligus berfungsi sebagai bahan pemanis. Dalam formula tablet kunyah
ini digunakan manitol sebagai bahan pengisi. Manitol digunakan sebagai salah
satu bahan pengisi pilihan untuk tablet kunyah karena mempunyai sifat yang
kurang higroskopis dan rasanya mampu bercampur dengan rasa bahan lainnya
(Daruwala, 1980). Manitol merupakan gula yang biasa digunakan sebagai pengisi
tablet, mempunyai rasa yang manis dan dingin dimulut, tetapi kelarutannya
lambat, dan relatif tidak higroskopis. Formula dengan manitol mempunyai sifat
alir yang kurang baik. Selain itu juga manitol merupakan gula yang paling mahal,
(Lachman dkk, 1994). Sehingga perlu dilakukan proses kombinasi dengan bahan
lain agar lebih efisien dari sisi biaya. Bahan pengisi lain yang dapat
dikombinasikan yaitu dekstrosa. Dekstrosa memiliki rasa manis dan harga yang
lebih murah dibandingkan dengan manitol. Harga dekstrosa yang dijual di industri
bahan kimia kurang lebih berkisar pada harga Rp 7.000,00- Rp. 8.400,00/kg
(Alibaba, 2016). Harga dekstrosa ini lebih murah daripada harga manitol.
Dekstrosa merupakan bahan pengisi yang tingkat kemanisannya adalah 70% dari
28
manisnya sukrosa dan juga terasa dingin bila di mulut serta mempunyai sifat alir
digunakan sebagai bahan pengisi untuk tablet dan kapsul, pengatur tonisitas, dan
sweetening agent. Dekstrosa digunakan sebagai bahan pengisi dan bahan pengikat
pada granulasi basah dan kempa langsung, terutama untuk tablet kunyah. Tablet
fisik tablet kunyah yang optimum. Hasil penelitian Aprilya (2011) terhadap
tinggi, semakin tinggi pula kekerasan tablet. Penambahan pengisi manitol juga
berpengaruh terhadap sifat alir granul tablet antasida. Semakin besar konsentrasi
manitol, waktu alir granul semakin lama. Perlu dilakukan suatu teknik optimasi
yaitu dengan metode Simplex Lattice Design dengan software Design Expert
untuk mengetahui proporsi bahan pengisi yang memberikan sifat fisik optimum
G. Hipotesis
kunyah antasida mempengaruhi sifat alir granul, sifat fisik dan rasa dari