Anda di halaman 1dari 30

DEMAM TIFOID

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
a

Demam Tifoid merupakan


infeksi akut yang disebabkan
oleh Salmonella Typhi

Menurut World Health Organization


jumlah kasus di seluruh dunia
diperkirakan mencapai 21 juta kasus
Salmonella Typhi bentuk batang sekitar 128.000 sampai 161.000
gram negatif, tidak berspora, penduduk mengalami kematian setiap
bergerak dengan flagel peritrik, tahunnya. Kasus demam tifoid terbanyak
bersifat intraseluler fakultatif berada di Asia Selatan dan Asia Tenggara
dan anaerob fakultatif
(WHO, 2018).

Sumber :
Masuk melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi, Voetsch AC, Van Gilder TJ, Angulo FJ, et al. (2016). Gastrointestinal
Infections and Enterotoxigenic Poisonings. In DiPiro., J., T., Talbert.,
kualitas sumber air yang buruk, R., L.,M., Yee., G.,C., Matzke., G., R., Wells., B., G., Posey., L.,M.,
sanitasi yang tidak memadai, (Ed.), Pharmachotraphy A Pathophysiologic Approach (Tenth). New
higiene perorangan yang buruk York.
World Health Organization. (2018). Weekly Epidemiological Record.
Geneva : WHO.
Port’ d entry infeksi S.Typhi adalah melalui oral, sehingga penetrasi terhadap
barrier mukosa intestinal merupakan tahapan yang penting dalam patogenesis
S.Typhi. Kemampuan melekat pada sel target pada usus halus dan melakukan
penetrasi ke dalam Sel M yang terletak di Peyer’s patches, kemudian segera
berinteraksi dengan makrofag yang letaknya di bawah sel M (Dougan and Baker,
2014). Pada saat bakteri mencapai permukaan sel hospes harus mampu
melekatkan diri pada sel hospes untuk mengadakan kolonisasi. Proses ini sangat
penting terutama pada area mulut, usus halus dan kandung kemih
Bhutta AZ. (2011). Enteric fever. In Kliegman RM, Stanton BF, Joseph W, Schor NF, Behrman RE (Ed.), Nelson textbook of pediatrics (19th ed.). Philadelphia: WB Saunders.
Salmonella Typhi masuk melalui makanan dan minuman. Masuk ke sistem digestif

menuju ileum, kemudian ke dalam submukosa melalui invasi ke dalam sel M.

Mengalami multiplikasi di dalam sel fagosit mononuclear (makrofag) dan

menyebar ke seluruh tubuh. Bakterimia pertama: asimptomatik, karena bakteri

berada dalam makrofag tidak hiperaktif. Di dalam sel liver dan limpa bakteri terus

berkembangbiak dan dilepas ke aliran darah untuk yang kedua kalinya dalam

jumlah banyak. Bakterimia yang kedua: bakteri dalam makrofag memicu

makrofag menjadi hiperaktif ( bahan mediator atau sitokin al :prostaglandin,TNF)

menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi sistemik. Gejala sistemik demam tifoid

disebabkan oleh pengaruh endotoksin dan mediator yang dikeluarkan oleh

makrofag tersebut (Richens J,2004).


Manifestasi Klinis

Gangguan Kesadaran
Demam

Gangguan Saluran Hepatosplenomegali


Pencernaan

Kemenkes RI. (2006). Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.


https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KEPMENKES_364_2006.pdf
Komplikasi

Tifoid Ensefalopati

Syok Septik

Perdarahan usus dan


Perforasi Usus

Peritonitis

Hepatitis Tifosa dan


Pankreatitis tifosa

Kemenkes RI. (2006). Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Pneumonia


https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KEPMENKES_364_2006.pdf
Permenkes RI. (2014). Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan Primer. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2008(879), 2004–2006.
Penatalaksanaan Demam Tifoid

Non Farmakologi
Farmakologi

Tirah Baring Antipiretik

Diet Antiemetik

Menjaga
Kebersihan Antibiotik
PROFIL PASIEN
No. RMK 1817XXX
Nama Nn. KM
Usia/Jenis Kelamin 21 tahun/Perempuan
BB/TB 45 kg / 150 cm
Alamat Mlg
Status Penjaminan Umum
Tanggal MRS 25 September 2018
Tanggal KRS 28 September 2018
Keluhan Utama Demam mulai kemarin malam jam 21.00, mual (+), muntah (+) 5x, pusing
(+), badan terasa lemas (+), makan minum menurun sedikit (+), BAB (+),
BAK (+), tampak pucat (+), pasien haid hari ke-6
Riwayat Penyakit Infeksi Lambung
Riwayat Pengobatan -
Diagnosa Demam Tifoid + Infeksi Saluran Kemih + Anemia
Kondisi Klinis KRS Suhu : 36,5˚C ; Nadi : 90x/menit ; RR : 20x/menit ; TD : 110/70mmHg
Kondisi KRS Membaik
S.O.A.P
Subjective (Subjektif),
Objective (Objektif),
Assesment (Penilaian), dan
Plan (Perencanaan)
Subjective

Demam mulai kemarin Mual, muntah 5x Pusing


malam jam 21.00

Badan terasa
lemas

Tampak pucat BAB, BAK Makan minum menurun


Objective

Data Klinik Nilai Normal Tanggal/Bulan/Tahun


25/09/2018 26/09/2018 27/09/2018 28/09/2018
Suhu Tubuh 36,5-37,5ºC 37,7 37,0 36,0 36,5
RR 16-20x/menit 20 20 20 20
Nadi 60-100x/menit 90 80 80 90

TD 120/80mmHg 110/60 110/60 100/60 110/80


GCS 456 456 456 456 456
KU Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
Mual/Muntah + +
Pusing + +
Lemas + +
Demam +
Objective

Data Laboratorium Nilai Normal Hasil


26/09/2018

Hematologi
Hb L : 14,0-18,0gr/dL 7,1
P : 12,0-18,0gr/dL
Leukosit (WBC) 4.800-10.800µL 6,890
Trombosit (PLT) 150.000-400.000 µL 288.000
Hematokrit (Hct) L : 42-52% 23,0
P : 37-47%
Eritrosit (RBC) 3.000000-6.000000 µL 3.390000
MCV 80,0-93,0 67,8
MCH 27,0-31,0 pg 20,9
MCHC 32,0-36,0 g/dL 30,9
Tes Widal
Salmonella Typhi O Negatif +1/320
Objective

Terapi Obat Rute Regimen Profil Pengobatan pada Saat MRS


Pemberian Dosis 25/09/2018 26/09/2018 27/09/2018 28/09/2018

Infus Asering i.v 20tpm 


Ceftriaxone i.v 2x1g    
Omeprazole dalam NS 100 i.v drip 2x40mg    
Parasetamol i.v drip 3x1g k/p 
Maltofer p.o 2x1tablet    
Mengandung :
-iron(III)-hydroxide
polymaltose complex 100mg
Levofloxacin p.o 2x500mg    
Assassment

Tanggal Terapi Obat Regimen Rute Indikasi pada Pemantauan Komentar dan Alasan
Pemberian Dosis Pemberian Pasien Kefarmasian
Obat
25/09/2018 Infus Asering 20tpm Intravena Terapi cairan Mual, muntah, Infus asering diberikan untuk menjaga
buang air besar, hidrasi dan keseimbangan cairan elektrolit
lemas dalam tubuh. Pasien demam tifoid harus
mendapatkan cairan yang cukup dimana
mengandung elektrolit dan kalori yang
optimal.
25/09/2018 Parasetamol 3x1g k/p Intravena drip Analgesik dan Demam , pusing Parasetamol merupakan turunan
antipiretik paraaminofenol yang memiliki sifat analgesik
dan antipiretik dengan cara kerja
menghambat sintesis prostaglandin.
Prostaglandin merupakan mediator nyeri,
demam dan anti inflamasi. Parasetamol tidak
menimbulkan ketergantungan dan efek
samping yang merugikan.
Assassment

Tanggal Terapi Obat Regimen Rute Indikasi pada Pemantauan Komentar dan Alasan
Pemberian Dosis Pemberian Pasien Kefarmasian
Obat
25/09/2018 Levofloxacin 2x500mg Peroral Pada tanggal 25/09/2018 sampai 28/09/2018
sampai pasien diberikan terapi antibiotik kombinasi
28/09/2018 Antibiotik demam tifoid, Levofloxacin dan Ceftriaxone untuk
infeksi saluran mengatasi terjadinya infeksi bakteri
25/09/2018 Ceftriaxone 2x1g Intravena
kemih Salmonella Typhi dan infeksi saluran kemih.
sampai
Levofloxacin bekerja dengan menghambat
28/09/2018
DNA gyrase dan topoisomerase IV.
Ceftriaxone bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding sel bakteri
yang menyebabkan kematian sel.
Penggunaan antibiotik kombinasi bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas antibiotik pada
infeksi, memperlambat serta mengurangi
risiko timbulnya bakteri resisten.
Assassment

Tanggal Terapi Obat Regimen Rute Indikasi pada Pemantauan Komentar dan Alasan
Pemberian Dosis Pemberian Pasien Kefarmasian
Obat
25/09/2018 Omeprazole 2x40mg Intravena drip Antiulserasi Mual/muntah Pasien diberikan terapi Omeprazole 1 vial
sampai dalam NS 100 dalam NS 100cc. Omeprazole merupakan
28/09/2018 golongan proton pump inhibitor yang memiliki
mekanisme kerja untuk mengontrol atau
menghambat sekresi asam lambung dengan
cara menghambat hidrogen kalium adenosin
trifosfatase yang ditemukan pada permukaan
sekresi sel parietal lambung.
25/09/2018 Maltofer 2x1tablet Peroral Antianemia Hb, Hct, MCV, Pasien mengalami anemia mikrositik hipokrom
sampai Mengandung : MCH, MCHC dengan kecurigaan defisiensi zat besi.
28/09/2018 Iron (III)- menurun Sehingga diberikan koreksi Hb dengan
Hydroxide menggunakan preparat besi oral yaitu
Polymaltose Maltofer. Dosis Maltofer yang dapat diberikan
Complex yaitu 200mg setiap harinya, dengan durasi 6-
100mg 12 bulan. Hal ini disebabkan, selain untuk
melakukan perbaikan kadar Hb, juga untuk
menyediakan cadangan zat besi sejumlah 0,5-
1 gram.
Planning

Usul kepada dokter untuk pemberian Asering infus


diperpanjang sampai pasien KRS, agar konsentrasi
cairan elektrolit tetap seimbang

Rekomendasi : terapi tirah baring dan


terapi nutrisi adekuat yaitu diet lunak rendah serat

Mengonsumsi obat Maltofer sebaiknya sebelum makan,


karena makanan dapat menghambat absorpsi besi

Monitoring efek samping dari pemberian zat besi secara oral yaitu nyeri
perut, mual, muntah, atau konstipasi

Rekomendasi : terapi Maltofer, bila pemberian terapi secara peroral


tidak berhasil, maka dapat diganti dengan terapi zat besi secara
parenteral
Kasus 1

PROFIL PASIEN
No. RMK 1824XXX
Nama Nn. AH
Usia/Jenis Kelamin 19 tahun/Perempuan
BB/TB 42 kg / 153 cm
Alamat Mlg
Status Penjaminan BPJS Kesehatan
Tanggal MRS 26 Desember 2018
Tanggal KRS 31 Desember 2018
Keluhan Utama Demam naik turun kurang lebih 2 minggu, demam biasanya malam hari, mual, batuk
Riwayat Penyakit -
Riwayat Pengobatan -
Diagnosa Demam tifoid + gastritis kronis
Kondisi Klinis KRS Suhu : 36,0˚C ; TD : 100/70mmHg ; Nadi : 79x/menit ; RR : 19x/menit
Terapi yang dibawa pulang Levofloxacin (1x500mg) p.o, Omeprazole (1x40mg) p.o, Asetylsistein (2x200mg) p.o,
Prohepar (2x1kapsul) p.o
Kondisi KRS Membaik
S.O.A.P
Subjective (Subjektif),
Objective (Objektif),
Assesment (Penilaian), dan
Plan (Perencanaan)
Subjective

Mual
Demam naik turun kurang lebih
2 minggu, demam biasanya
malam hari

Batuk
Objective

Data Klinik Nilai Normal Tanggal/Bulan/Tahun


26/12/2018 27/12/2018 28/12/2018 29/12/2018 30/12/2018 31/12/2018
Suhu Tubuh 36,5-37,5ºC 36,2 36,2 37 37 36,0 36,6
RR 16-20x/menit 20 20 20 20 20 20
Nadi 60-100x/menit 82 83 74 82 79 84
TD 120/80mmHg 90/70 100/70 100/70 100/70 100/70 100/60
GCS 456 456 456 456 456 456 456
KU Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mual + + Mual
Menurun
Batuk + + Dahak Sulit
Keluar
Nyeri Perut +
Objective

Terapi Obat Rute Regimen Profil Pengobatan pada Saat MRS


Pemberian Dosis 26/12/2018 27/12/2018 28/12/2018 29/12/2018 30/12/2018 31/12/2018

Infus Asering i.v 20tpm 


Omeprazole i.v 2x40mg      
Ondansetron 4mg i.v 3x4mg   k/p
Parasetamol i.v drip 2x1g k/p  
Ceftriaxone i.v 2x1g   
Levofloxacin i.v 1x500mg   
Plantacid Sirup p.o 3x15ml     
Vitamin B6 p.o 2x10mg  
Acetylsistein p.o 2x200mg      
Prohepar p.o 2x1kapsul     
Curcuma p.o 3x20mg     
Kasus 2
PROFIL PASIEN
No. RMK 1836XXX
Nama Tn. MN
Usia/Jenis Kelamin 33 tahun/laki-laki
BB/TB 60 kg / 170 cm
Alamat Mlg
Status Penjaminan Umum
Tanggal MRS 16 Mei 2019
Tanggal KRS 24 Mei 2019
Keluhan Utama Demam 4 hari terutama malam hari, menggigil, mual, muntah, batuk, makan minum
menurun, nyeri ulu hati, badan terasa nyeri semua
Riwayat Penyakit -
Riwayat Pengobatan Parasetamol
Diagnosa Demam Tifoid
Kondisi Klinis KRS TD : 110/80mmHg ; Nadi : 80x/menit ; Suhu : 36,0˚C
Terapi yang dibawa pulang Levofloxacin (1x500mg) p.o, Lansoprazole (2x30mg) p.o, Neurodex (2x1tablet) p.o,
Plantacid Sirup (3x15ml) p.o
Kondisi KRS Membaik
S.O.A.P
Subjective (Subjektif),
Objective (Objektif),
Assesment (Penilaian), dan
Plan (Perencanaan)
Subjective

Demam 4 hari terutama Menggigil


malam hari Mual, Muntah

Batuk

Badan terasa nyeri semua Nyeri ulu hati Makan minum menurun
Objective

Data Klinik Nilai Normal Tanggal/Bulan/Tahun


16/05/19 17/05/19 18/05/19 19/05/19 20/05/19 21/05/19 22/05/19 23/05/19 24/05/19
Suhu Tubuh 36,5-37,5ºC 39,2 36,0 36,0 36,9 35,5 36,6 36,1 36,0 36,2
RR 16-20x/menit 22 21 20 20 20 20 20 20 20
Nadi 60-100x/menit 118 70 80 82 82 72 87 67 67
TD 120/80mmHg 100/80 110/80 110/80 110/80 110/70 120/80 120/80 120/70 120/70
GCS 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456
KU Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mual/Muntah + Mual
Batuk +
Makan/Minum +
Menurun
Badan terasa + + + + +
nyeri
Pusing + + + + +
Demam +
Meriang +
Lemas + + + + + +
Data Laboratorium Nilai Normal Hasil
Objective 16/05/2019 17/05/2019

Hematologi
17,7
Hb L : 14,0-18,0gr/dL
P : 12,0-18,0gr/dL
2.600
Leukosit (WBC) 4.800-10.800µL
221.000
Trombosit (PLT) 150.000-400.000 µL
50,1
Hematokrit (Hct) L : 42-52%
P : 37-47%
6.170000
Eritrosit (RBC) 3.000000-6.000000 µL
81,2
MCV 80,0-93,0
28,7
MCH 27,0-31,0 pg
35,3
MCHC 32,0-36,0 g/dL
SGOT L : <35 U/L 18
P : <31 U/L
SGPT L : <41 U/L 9
P : <31 U/L
Na 136-145 mmol/L 137
K 3,5-5,0 mmol/L 3,3
Tes Widal
Salmonella Typhi O Negatif +1/320
Paratyphi A-O Negatif +1/160
Paratyphi B-O Negatif +1/160
Salmonella Typhi H Negatif +1/320
Objective

Terapi Obat Rute Regimen Profil Pengobatan pada Saat MRS


Pemberian Dosis 16/05/19 17/05/19 18/05/19 19/05/19 20/05/19 21/05/19 22/05/19 23/05/19 24/05/19

Infus Asering i.v 20tpm 


Infus Asering i.v 24tpm 
Metamizole i.v 1x1g  
Ondansetron 4mg i.v 3x4mg  k/p
Ceftriaxone i.v 2x1g    
Omeprazole i.v 1x40mg         
Parasetamol i.v drip 3x1g  k/p
Mecobalamin i.v drip 1x500mcg        
Levofloxacin i.v 1x750mg      
Methylprednisolon i.v 2x62,5mg   
Levofloxacin i.v 1x500mg 
Plantacid Sirup p.o 3x15ml      
Analsik p.o 3x1kaplet        
TUGAS :
SATU KELAS DIBAGI MENJADI 8 KELOMPOK
KEL I DAN II : Mengerjakan studi kasus Demam
Tifoid
Kel III dan IV : Mengerjakan studi kasus infeksi ssp
Kel V dan VI : Mengerjakan studi kasus sepsis dan
shock sepsis
Kel VII dan VIII : Mengerjakan studi kasus HIV dan
AIDS

Anda mungkin juga menyukai