Anda di halaman 1dari 8

RESUME KDP

NYERI AKUT PADA NY.D DI RUANG AZZARA 2 RSI JEMURSARI

OLEH:

LINGGA ANATASYA 1120023050

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
NYERI AKUT

Nama Klien : Ny. D


Usia : 49 tahun
No. RM : 431xxxx
Diagnosa Medis. : Abses Pedis (Post Op)
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut

Riwayat Penyakit
1. Pengkajian
Keluhan utama: Pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan setelah operasi
P: Post operasi Q: Berdenyut R: kaki kanan S: 3 T: Sering
a. Breathing : Tidak ada masalah
b. Bleeding : Tidak ada masalah, suara jantung normal
c. Brain : Composmentis, GCS: E:4 V:5 M:6
d. Bladder : Tidak ada masalah
e. Bowel : Tidak ada pembengkakan, mukosa bibir baik, tidak ada lesi
Mulut dan tenggorok : Mukosa bibir baik, tidak ada pembengkakan pada
tenggorokan Abdomen (IAPP) :
I : Bentuk simetris
A : Bising usus normal 26×/ menit
P : Timpani
P : Tidak ada edema
Rectum : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada ambeien
BAB : Konsistensi padat, tidak ada diare, tidak menggunakan pampres
f. Bone : Sendi dapat bergerak dengan bebas, warna kulit kemerahan, akral hangat,
turgor baik.
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium
Nama : Ny. D
Tanggal. : 17 September 2023
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 17 September 2023
Parameter Nilai Nilai Normal
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0,97% 0–1
Neutrofil 54,00% 39,3 – 73,7
Limfosit 31,33% 25 – 40
Monosit 8,21% 2–8
Eosinofil 5,49% 2–4
Darah Lengkap
Eritrosit 4,57 juta/uL 4,40 – 5,90
Hemoglobin 14,32 juta/dL 13,2 – 17,3
Hematokrit 43,6% 40 – 52
RDW-CV 12,1% 11,5 – 14,5
Trombosit 294 ribu/uL 150 – 440
MPV 7,523 fL 7,2 – 11,1
Lekosit 7,56 ribu/uL 3,80 – 10,6
Index Eritrosit
MCV 95,5 fL 80 – 100
MHC 31,4 pg 26,0 – 34,0
MCHC 32,8 % 32 – 36
MCV 95,5 fL 80 – 100
Hematologi
PPT / KPTT
PPT 12,7 detik 11,8 – 15,1
KPTT 52,0 detik 25,0 – 38,4
Glukosa Darah
BS Acak 64 mg/dL < 145
Immuno Serologi
HBS Ag Rapid Non Reaktif Non Reaktif
Anti HIV Rapid Pre Op Non Reaktif Non Reaktif

Terapi Farmakologi
Injeksi ampicillin 350mg 3 × sehari
Injeksi ceftriaxone 1g 3 × sehari
Cairan RL 500 Ml / 12 Jam
Injeksi Ranitidin 2 x sehari
2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b/d agen pencedera fisik d/d mengeluh nyeri
3. Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan selama 2 × 24 Manajemen Nyeri (I.08238)
jam diharapkan nyeri akut teratasi, dengan Observasi
Definisi: Pengalaman kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik. Durasi,
sensorik atau emosional Tingkat Nyeri (L.08066) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2.
yang berkaitan dengan 1. Keluhan nyeri dari skala 2 (cukup Identifikasi skala nyeri
kerusakan jaringan actual meningkat) menjadi skala 4 (cukup Terapeutik
dan fungsional, dengan menurun) 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
onset mendadak atau 2. Meringis dari skala 2 (cukup mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
lambat dan berintensitas meningkat) menjadi skala 4 (cukup hypnosis, akupresure, terapi music,
ringan hingga berat yang menurun) biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
berlangsung kurang dari 3. Sikap protektif dari skala 2 (cukup teknik imajinasi terbimbing, kompres
3 bulan meningkat) menjadi skala 4 (cukup hangat/dingin, terapi bermain)
menurun) Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
4. Implementasi
a. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, dan durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
P/Px mengatakan nyeri nyeri pada kaki sebelah kanan, nyeri seperti
berdenyut, dengan skala nyeri 3, nyeri Sering
b. Mengidentifikasi skala nyeri
R/Px mengatakan nyeri dengan skala 3
c. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
R/Px mengatakan lebih rileks ketika diputarkan musik
d. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
R/Px mengatakan penyebab dari nyeri karena infeksi pada kaki kirinya, nyeri
hilang timbul, pemicu nyeri pada saat berpindah posisi

5. SOP (Standar Operasional Prosedur)


SOP Nyeri Akut
a. Pengertian
Nyeri merupakan pengalamn sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman kerusakan
jaringan b. Tujuan
1) Menjamin rasa nyaman dan aman bagi pasien
2) Memberikan analgesic/bebas nyeri pada pasien
3) Mempermudah dan mengurangi lama perawatan
4) Mempertahankan kondisi optimal pasien
5) Memperbaiki kualitas hidup pasien
c. Prosedur
1) Lakukan penilaiandan tentukan derajat nyeri (ringan, sedang, berat)
berdasarkan persepsi dan pengalaman subyektif pasien dengan
menggunakan metode yang sesuai
2) Lakukan edukasi nyeri dan siapkan informed consent tentang tindakan
atau terapi yang akan diberikan, prosedur tindakan, efek samping dan
rsiko yang mungkin terjadi, alternatif tindakan atau tindakan lanjutan bila
terapiu yang diberikan tidak atau kurang efektif
3) Lakukan tindakan terapi non farmakologi, seperti imobilisasi bagian
tubuh yang cidera, kompres es atau hangat elevasi, tindakan psikologi
untuk mengurangi kecemasan, distraksi dan berikan suasana tenang bagi
pasien
4) Berikan paracetamo, aspirin
5) Aestaminofen atau obat anti inflamasi non-steroid yang lain dengan atau
tanpa obat tambahan untuk nyeri ringan, selama tidak ada kontraindikasi
6) Tambahkan opioid lemah: tramadol, codeine, hydrocodone atau
oxycodone untuk nyeri ringan
7) Berikan opioid kuat: morfine, fentanyl, metadon, hidromorfon untuk nyeri
berat
8) Monitoring keadaan umum dan tanda vital sebelum, selama dan setelah
pengobatan. Nilai ulang respon secara berkala setiap 5-15 menit pada
nyeri berat dan setiap 30-60 menit pada nyeri sedang atau ringan. Untuk
menilai efektif pengobatan dan efek samping yang mungkin terjadi. d.
Unit terkait
1) Unit rawat inap
2) Unit rawat jalan
3) IGD
4) OK
6. Kompetensi yang dicapai
Pemberian teknik non farmakologi untuk meredakan nyeri pada px post operasi
7. Evaluasi diri
Menjelaskan obat yang diberikan apa saja dan juga lupa untuk melakukan ekg
terlebih dahulu setelah operasi.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, T. P. (2018 ). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia . Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia .
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia . Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia .
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia . Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia .

Anda mungkin juga menyukai