Anda di halaman 1dari 66

KONSEPSI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pada penulisan makalah ini, kami mengangkat tema Kesehatan Reproduksi
& KB dengan judul Konsepsi sebagai topik dari pembahasan pada makalah ini.
Pemilihan konsepsi sebagai judul makalah ini karena kami ingin mengulas tentang
informasi mengenai konsepsi yang kami ketahui.
Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian
konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma. Peristiwa
konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus
menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap
untuk dibuahi.
Pada saat coitus, 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior,
dengan jumlah spermatozoon sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks
terus melintasi uterus menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur
akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan
dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah
dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh
menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan tuba
disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini, kami menyusun beberapa pertanyaan sebagai
rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1.         Apa definisi dari konsepsi dan bagaimana proses terjadinya konsepsi?
2.         Bagaimana definisi singkat tentang jenis-jenis konsepsi?
3.         Bagaimana perubahan fisiologi pada masa kehamilan?
4.         Apa saja kelainan yang dapat mengganggu saat konsepsi terjadi?
Agar dapat memahami beberapa rumusan masalah yang telah kami sebutkan
di atas, kami akan membahas masalah tersebut pada bagian pembahasan.

C.    TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kami pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi & KB di kampus Akademi
Kebidanan Abdi Husada Semarang. Selain itu, penulisan dari makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan sedikit informasi yang kami ketahui kepada pembaca
mengenai konsepsi atau yang sering disebut dengan pembuahan.

D.     
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Definisi Konsepsi dan Proses Konsepsi


Pada pembahasan kali ini, kami akan membahas masalah yang telah kami
pilih sebagai rumusan masalah. Kami akan memberikan sedikit informasi
mengenai konsepsi yang kami ketahui, berikut penjelasannya.
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel sperma dengan sel telur
di dalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang
dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona
pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Konsepsi
dapat terjadi jika beberapa kriteria berikut terpenuhi:
a.       Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat
b.      Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi
c.       Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi
d.      Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan
akhirnya membuahi ovum
Konsepsi memiliki kemungkinan paling berhasil jika hubungan seksual
berlangsung tepat sebelum ovulasi. Sperma dapat hidup selama 3-4 hari di dalam
saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada di dalam tuba falopi saat
ovulasi terjadi karena ovum hanya bisa hidup selama 12-24 jam. Wanita dapat
memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya,
sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah
satu indikator ovulasi yang paling kuat adalah status lendir serviks yang menjadi
transparan, licin dan banyak (Flynn, 1992). Lendir tersebut juga dapat
direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lendir
kembali menjadi kental, lengket dan jumlahnya menurun (Norman, 1986).
Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu
tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0.2°C segera setelah ovulasi. Sebelum
sebuah sperma mampu mempenetrasi dan membuahi sebuah ovum, sperma harus
menjalani sebuah proses yang disebut kapasitasi (berlangsung kurang lebih 7 jam).
Pada proses ini membran sperma menjadi rapuh (fragile) dan melepaskan enzim
hidrolitik dan akrosom (lapisan seperti helm yang menutupi kepala sperma). Enzim
ini (hialuronidase dan proteinase) harus mencerna korona radiate dan zona pelusida
sebelum dapat mencapai membran ovum. Walau pun banyak sperma terlibat dalam
proses cerna ini, hanya satu sperma yang dibiarkan mempenetrasi ovum.
Segera setelah satu sperma memasuki ovum, perubahan kimia terjadi.
Perubahan kimia ini mula-mula mencegah sperma lain berfusi lebih jauh dengan
membran ovum dan pada akhirnya semua sperma yang tersisa dikeluarkan dari
ovum. Begitu sperma telah memasuki ovum, sperma sementara berada di dalam
sitoplasma perifer, sementara nukleus wanita menjadi matur dan jumlah kromosom
wanita menurun dari 46 menjadi 23. Nukleus sperma menjadi membengkak dam
saling mendekat sebagai pronukleus pria dan wanita saat terbentuk suatu
“kumparan” di antara kedua nukleus.
Proses konsepsi merupakan proses awal terbentuknya janin. Saat
berhubungan intim, seorang suami akan mengeluarkan sperma sebanyak 3 cc, dan
setiap 1 cc sperma normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah
sel sperma. Setelah sperma ini terpancar atau ejakulasi ke dalam rahim istri, jutaan
sel sperma akan berlarian melintasi rongga rahim untuk mencapai sel telur matang
yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. Dari sekian juta sel sperma yang
berenang, hanya 1 sel sperma yang diterima oleh sel telur dan diijinkan membuahi.
Setelah 1 sel sperma yang berhasil membuahi sel telur, maka terjadilah perubahan
pada permukaan sel telur hingga tak bisa lagi dimasuki oleh sel sperma lainnya.
Sehingga jutaan sel sperma lainnya akan mati dengan sendirinya.
Proses pembuahan ini terjadi di dalam tuba falopi, yaitu saluran kecil yang
menghubungkan antara kandung telur dengan rongga rahim. Kandung telur dan
rahim ini terletak pada suatu tempat yang terpisah dan saluran tuba ini
menghubungkan antara keduanya. Ketika masa subur, sel telur matang yang akan
keluar dari kandung telur memang mampu bergerak menuju ke dalam lubang
saluran tuba untuk selanjutnya menunggu kedatangan sel sperma. Umur sperma
bisa bertahan antara 1-3 hari dalam alat kandungan istri setelah dipancarkan. Tidak
seperti sel telur matang yang hanya mampu hidup beberapa jam setelah ovulasi.
Mengingat lamanya umur sperma ini, maka hubungan suami istri yang dilakukan
pada 3 hari sebelum masa ovulasi pun masih berpeluang untuk kehamilan.
Ketika sel telur dibuahi, di dalam inti sel telur akan terjadi reaksi
persenyawaan antara sifat-sifat atau kromosom dari sel telur dengan sifat yang
dibawa oleh sperma. Hasil persenyawaan sifat yang berasal dari sebuah sel sperma
dan sel telur ini menetukan sifat yang akan dimiliki oleh calon janin. Dengan
demikian kelak akan terwujud anak yang memiliki sebagian sifat ayah dan
sebagian sifat dari ibu. Pada saat pembuahan pun jenis kelamin sudah ditentukan,
namun bukan oleh sel telur tapi ditentukan oleh jenis sel sperma. Di dalam air mani
terdapat 2 jenis sperma, yaitu sel sperma X sebagai pembawa sifat kelamin
perempuan dan sel sperma Y sebagai pembawa sifat kelamin laki-laki.
Bila yang berhasil membuahi sel telur adalah sperma jenis X maka kelak
akan menjadi anak perempuan. Sedangkan sebaliknya bila yang membuahi
adalah sel sperma jenis Y maka anaknya kelak adalah laki-laki. Jadi penentuan
jenis kelamin ini bergantung pada persaingan di antara kedua jenis sperma ini
dalam mencapai sel telur ketika pembuahan. Dengan demikian secara teoritis
untuk mengharapkan jenis kelamin anak yang diinginkan kelak lahir, bisa
diusahakan berdasarkan karakteristik sel-sel sperma. Prinsipnya yaitu dengan
memberikan kesempatan prioritas membuahi pada salah satu jenis sperma
apakah sperma X ataukah Y sesuai yang diharapkan.
Dalam keadaan normal, setelah sel telur ini dibuahi oleh sel sperma di
saluran tuba, selanjutnya calon janin ini akan bergerak melalui saluran tersebut
menuju ke dalam rahim. Sesampainya di rongga rahim kemudian hasil
pembuahan ini menempel dan tertanam pada lapisan permukaan dinding rongga
di dalam rahim. Pada sekitar hari ke-6 setelah pembuahan, calon janin ini
biasanya sudah berhasil menempel dan tertanam di dalam rongga rahim.
Selanjutnya buah kehamilan ini akan terus tumbuh dan berkembang mengisi
rongga rahim serta mendapatkan berbagai sumber makanan, oksigen, dll dari
tubuh ibu melalui tali pusat dan ari-ari (plasenta). Pada kehamilan 4 bulan,
seluruh organ tubuh janin sudah terbentuk sempurna. Setelah itu, janin akan
bertambah besar dan matang sampai akhirnya menjadi bayi yang siap untuk
dilahirkan. Seperti itulah proses pembuahan pada manusia. Berikut ini adalah
gambar mengenai proses terjadinya konsepsi:

B.        Jenis-jenis Konsepsi
1.         Kehamilan di Luar Kandungan
Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan, artinya bahwa sel
telur yang sudah dibuahi oleh sperma tidak menempel di dalam rahim. Sel telur
yang sudah dibuahi bisa menempel di tuba falopi, ovarium, perut atau leher rahim.
Apabila konsepsi menempel pada salah satu organ-organ itu, konsepsi tidak bisa
berkembang menjadi embrio karena organ tersebut tidak cukup memiliki ruang
ataupun jaringan yang bersifat melindungi seperti rahim. Jika embrio sampai
tumbuh, calon ibu beresiko mengalami perdarahan dan terancam. Janin kehamilan
ektopik hamper tidak pernah lahir hidup, bahkan biasanya gugur pada 8 minggu
pertama.
Gejalanya adalah mual, muntah, pusing, lemah dan rasa sakit pada salah satu
bagian di perut bawah serta disertai perdarahan ringan. Jika tuba falopi pecah, akan
terjadi perdarahan dalam yang sangat serius serta timbul rasa sakit sampai calon
ibu bisa pingsan.
Tindakan untuk mengatasi masalah tergantung pada lokasi dan usia
kehamilan. Bila masalah ini terdiagnosa pada awal kehamilan, anda akan disuntik
methotrexate untuk menggugurkan konsepsi tersebut. Jika kehamilan sudah
beberapa minggu, anda perlu dioperasi untuk mengangkat konsepsi itu keluar.
Konsepsi bisa juga dikeluarkan melalui laporoskopi, operasi dengan invasi
minimal terhadap tubuh. Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik masih
bisa hamil normal dan sehat pada kehamilan berikutnya.
2.         Kehamilan dengan Kista
Kista adalah kantung berisi cairan yang muncul secara tidak normal dalam
jaringan tubuh. Kista dapat muncul di berbagai organ tubuh. Salah satunya pada
indung telur. Kista yang muncul di dalam indung telur bisa sebesar kacang atau
bahkan besar sekali, lebih besar dari ukuran bayi. Kebanyakan jenis ini tidak
berbahaya dan sering ditemukan pada wanita usia subur. Beberapa dapat
menyebabkan perdarahan dan rasa sakit. Ada pula kista yang berupa karsinoma
(bibit kanker). Bila kista ini merupakan bibit kanker, anda perlu berkonsultasi pada
dokter onkologi.
Gejalanya adalah rasa sakit pada perut bawah, otot pelvis, vagina, paha, dan
punggung bawah. Rasa sakit ini bisa terasa terus-menerus atau hilang timbul.
Gejala lainnya adalah rasa mual, muntah, pertambahan berat badan, kelelahan,
pertumbuhan rambut di tubuh dan wajah meningkat. Timbulnya kista jenis ini
dapat berpengaruh pada siklus menstruasi dan timbulnya rasa sakit sebelum atau
pada masa menstruasi.
Tindakan untuk mengatasi kista tergantung pada ukuran, gejala, dan jenis
keganasan kista tersebut. Kista ada berbagai macam. Dokter anda akan
menentukan perawatan setelah pemeriksaan menyeluruh. Bila kista timbul tanpa
rasa ketidaknyamanan, anda hanya perlu pemeriksaan teratur ke Ginekolog. Bila
kista ada rasa sakit, diatasi obat seperti ibuprofen atau acetaminophen. Bila kista
lebih dari 5 cm, baik anda dalam keadaan hamilatau tidak, maka kista tersebut
harus diangkat melalui operasi. Operasi pengangkatan kista pada wanita hamil
harus menunggu sampai janin berusia 4 bulan. Pada beberapa kasus, kista bisa
hancur dengan sendirinya. Kalaupun kista tidak hancur, janin tetap bisa berpeluang
lahir selamat.
3.         Kehamilan Anggur
Kehamilan anggur adalah kehamilan dengan plasenta yang tidak normal
karena masalah yang muncul pada saat sel telur dan sperma bergabung. Masalah
ini disebabkan oleh ketidaksempurnaan genetik pada saat pembuahan, sehingga
ada pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim.kehamilan anggur jarang
menghasilkan embrio yang berkembang. Yang lebih cepat tumbuh justru bahan-
bahan pendukung janin ketimbang janin itu sendiri. Bahan-bahan ini adalah sel-sel
yang berbentuk seperti kumpulan angggur sehingga kehamilan ini populer disebut
sebagai hamil anggur. Kehamilan anggur bisa terjadi tanpa janin sama sekali. Hal
ini terjadi ketika sperma membuahi telur yang kosong sehingga tidak ada embrio
tetapi hanya ada plasenta di dalam rahim. Plasenta tumbuh dan memproduksi
hormon kehamilan sehingga muncul tanda positif pada test pack anda.
Gejalanya adalah pembesaran rahim lebih cepat dari yang semestinya,
peningkatan tekanan darah, mual, muntah, vlek, dan perdarahan, serta dapat
memiliki gejala sakit tiroid. Periksakan leher rahim untuk mengetahui tanda-tanda
yang lain seperti rahim membesar atau mengecil, ovarium yang membesar, serta
mendeteksi kadar hormon hCG yang abnormal. Kehamilan anggur dapat terlihat
melalui USG.
Tindakan untuk mengatasinya adalah kuretase. Anda yang pernah
mengalami kehamilan anggur perlu menunggu satu tahun sebelum mulai hamil
kembali. Bila anda pernah hamil anggur, sebaiknya tidak menggunakan IUD
sebagai alat kontrasepsi.

C.       Perubahan Fisiologi pada Masa Kehamilan


1.      Perubahan pada Alat Eksterna dan Interna
a.       Vagina dan Vulva
  Vaskularisasi vagina meningkat sampai terjadi warna kebiru-biruan (tanda
chadwicks)
  Jaringan ikat vagina mengalami restensi air dan elektrolit sehingga longgar
  Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk mengalami
peregangan pada waktu persalinan
  Mukosa vagina makin menebal
  Otot polos hipertropi

b.      Serviks
Karena vaskularisasi darah pelvis meningkat saat hamil, maka terjadi:
  Edema, hyperplasia dan hipertropi kelenjar serviks
  Vaskularisasi meningkat, sampai terjadi perubahan warna menjadi kebiruan
  Kanalis serviks tertutup oleh plak mukosa sehingga tidak terjadi infeksi asendens
dari vagina
  Pada akhir kehamilan terjadi kenaikan hormon sehingga pelunakan pada serviks
disebut tanda Goodell
c.       Uterus
  Letak
Awal kehamilan = antefleksi/retrofleksi, 12 minggu = vertical, 4 bulan dalam
rongga pelvis, lebih dari 4 bulan naik memasuki abdomen dapat mencapaibatas
hati, condong ke kanan. Setelah 36 minggu turun ke dalam pelvis. Bagian uterus
yang mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah lebih besar dari
bagian lainnya sehingga menyebabkan uterus tidak rata disebut tanda Piscasek.
  Bentuk
Awal = seperti buah alpukat, 2 bulan = telur bebek, 3 bulan = telur angsa, 4
bulan = bulat, 5 bulan = teraba berisi cairan ketuban. Dinding rahim terasa tipis,
bagian-bagian janin dapat diraba. Akhir = bujur telur.
  Ukuran
Aterm = panjang 30 cm, lebar 23 cm, tebal 20 cm.
d.      Endometrium
Akan menjadi lebih tebal dan lebih vaskuler (kaya pembuluh darah) setelah
hasil konsepsi tertanam, dibandingkan dengan endometrium yang tidak hamil.
e.       Miometrium
Dinding otot uterus menjadi lebih tipis, karena peregangan uterus.
Peningkatan kadar estrogen akan merangsang kontraksi miometrium terjadi dari
minggu ke-8 sampai minggu berikutnya (kontraksi Braxton Hicks).
f.       Peritoneum
Bertumbuh dengan kecepatan yang sesuai dengan pertambahan besar uterus
dan tetap melapisi uterus tersebut secara halus dan merata.
g.      Ovarium
Korpus luteum dipertahankan selama kehamilan sampai umur 16 minggu.
Puncak fungsi luteum pada minggu ke 6-7 dan selanjutnya menurun. Hilangnya
korpus luteum sebelum minggu ke-7 menyebabkan abortus spontan. Fertilisasi dan
implantasi membuat berhentinya maturasi folikel dan ovulasi. Dalam perjalanan
kehamilan terjadi perubahan fungsi plasenta meningkat dan fungsi ovarium
menurun.
h.      Tuba Fallopi
  Mengalami hipertropi
  Selnya mendatar, seolah-olah membentuk desidua karena pengaruh estrogen dan
progesteron

2.      Perubahan pada Payudara


  Mamae membesar
  Hiperpigmentasi areola mamae
  Tampak glandula mantgomeri
  Putting susu makin menonjol
  ASI belum keluar dikarenakan prolaktin belum berfungsi
  Terjadi hambatan PHI (Prolaktin Inhibitning Hormone)
  Setelah persalinan tidak ada hambatan PHI
  Terjadi pembuatan ASI

D.       Kelainan pada Saat Konsepsi


1.      Hiperemesis Gravidarum
“Morning sickness” dengan muntah terus menerus, makan kurang dapat
menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari. Dalam situasi demikian
disebut Hiperemesis Gravidarum. Pada tingkat ringan, sebaiknya memeriksakan
diri dengan gejala muntah berlebihan, keadaan lemas dan lemah, sakit pada ulu
hati (perut bagian atas), tidak mau makan, berat badan turun, turgor (kekenyalan)
kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, kecepatan nadi meningkat, dan tekanan
darah menurun.
Hiperemesis sulit dirawat dengan pengobatan biasa dan perlu dirawat di
rumah sakit untuk mendapatkan cairan pengganti sehingga sirkulasi darah segera
kembali, serta meningkatkan metabolisme tubuh. Pada tingkat ringan belum terjadi
gangguan metabolisme dan merupakan waktu yang tepat untuk mendapat
pengobatan yang adekuat. Dengan makin meningkatnya muntah keadaan ibu
semakin bertambah buruk.
2.      Varises
Wanita hamil sering mengeluh tentang pelebaran pembuluh darah yang
terjadi pada tungkai, vagina, vulva, dan terjadi wasir. Selain tampak kurang estetik,
pelebaran pembuluh darah ini dapat merupakan sumber perdarahan potensial pada
waktu hamil maupun saat persalinan. Kejadian varises ini makin meningkat pada
kehamilan makin tua dan segera akan menghilang atau berkurang setelah
persalinan.
Penyebab varises adalah faktor herediter dan dirangsang oleh meningkatnya
hormon estrogen dan progesterone atau faktor lainnya. Varises yang terdapat di
tungkai dapat diatasi dengan cara tidak terlalu banyak berdiri, saat tidur kaki
ditinggikan atau memakai stoking. Varises yang pecah pada waktu hamil dapat
diatasi dengan cara menjahit kembali sehingga perdarahan berhenti. Kesulitan
yang mungkin dijumpai adalah saat persalinandengan varises vulva yang besar
sehingga saat episiotomy dapat terjadi perdarahan.
Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises vagina dan vulva
yang besar dapat dianjurkan persalinan dengan resiko caesaria. Wanita hamil
dengan keluhan wasir untuk sementara diatasi dengan pengobatan sampai
persalinan berlangsung. Setelah persalinan berakhir keluhan wasir berkurang
sampai menghilang dan tidak memerlukan tindakan lagi.
3.      Fistula
Kejadian fistula ini sudah jarang dijumpai karena persalinan kasep yang
makin jarang terjadi. Fistula terjadi karena tekanan langsung jaringan lunak antara
kepala janin yang telah berada di dasar panggul dan jalan lahir. Oleh karena itu
setelah melakukan pertolongan persalinan kasep perlu dilakukan eksplorasi untuk
mencari kemungkinan robekan jalan lahir yang dapat menjadi fistula.
Untuk menghindari terjadinya fistula postpartum selalu dipasang kateter
menetap sehingga faskularisasi jaringan yang tertekan membaik dan terhindar dari
nekrosis dan fistula. Operasi rekonstruksi fistula sulit dan keberhasilannya belum
memuaskan. Untuk mengurangi kejadian fistula maka persalinan harus telah
dirujuk pada saat mencapai garis waspada sehingga dapat dilakukan tindakan tepat
dan cepat untuk dapat menurunkan morbiditas dan moralitas. Pada kasus ibu hamil
yang pernah menjalani operasi rekonstruksi fistula, persalinan selalu dilakukan
dengan tindakan operasi secio caesaria.
4.      Hematoma
Pecahnya pembuluh darah vena yang menyebabkan perdarahan dapat terjadi
pada saat kehamilan berlangsung atau yang lebih sering pada saat persalinan.
Hematoma vulva dan vagina dapat besar disertai bekuan darah bahkan perdarahan
yang masih aktif. Pada hematoma yang besar harus dilakukan eksisi untuk
mengeluarkan bekuan darah dan mengikat pembuluh darah yang pecah.
Hematoma yang terjadi pada pertolongan persalinan saat ini sudah jarang
terjadi apalagi kehamilan grandemultipara hematoma sebaiknya mengirimkan
penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang adekuat.

BAB III
PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa konsepsi adalah


suatu peristiwa penyatuan antara sel sperma dengan sel telur di dalam tuba falopi.
Selain itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya konsepsi, jenis-
jenis konsepsi, serta kelainan yang dapat terjadi pada saat

MAKALAH KONSEPSI
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
        Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua
organisme betina dalam mencapai kehamilan, merupakan kejadian luar
biasa yang menakjubkan. Fertilisasi merupakan suatu proses awal
terbentuknya suatu kehamilan. Proses ini berlanjut dengan pembelahan
sampai terjadinya implantasi.
      Seseorang dapat dinyatakan hamil apabila hasil konsepsi tertanam
di dalam rahim ibu, yang biasa disebut kehamilan intra uterin. Jikan hasil
konsepsi tertanam diluar rahim hal itu disebut kehamilan ekstra uterin.
Apabila fertilisasi tidak berlangsung dengan baik, hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya abortus atau kelainan pada bayi. Sehingga
fertilisasi merupakan tonggak awal penciptaan manusia.
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam
satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu
terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan , perubahan endokrin sebagai
persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan
untuk memelihara bayi.
B.    Rumusan Masalah
a.    Apa itu Konsepsi dan bagaimana Proses Konsepsi ?
b.    Apa itu kehamilan ?
c.    Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi ?
d.    Bagaimana perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan ?
e.    Apa Itu Kelahiran ?
f.     Bagaimana tanda – tanda persalinan ?
C.    Tujuan
a.    Tujuan Umum
Tujuan Umum dari makalah ini adalah agar kami sebagai penyusun dan
pembaca dapat mengetahui proses konsepsi, kehamilan dan melahirkan.
b.    Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari makalah ini adalah :
a.    Untuk mengetahui konsepsi dan proses terjadinya konsepsi
b.    Untuk mengetahui tentang kehamilan
c.    Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
d.    Untuk engetahui perubahan fisik yang terjadi selama hamil
e.    Untuk mengetahui tentang kelahiran
f.     Untuk mengetahu tanda – tanda persalinan

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Konsepsi
1.    Pengertian Konsepsi
Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian
konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dengan sel sperma.
Pembuahan atau konsepsi merupakan awal dari kehamilan , dimana
satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Ovulasi (Pelepasan sel telur)
adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi
sekitar 14 hari sebelum menstruasi . Sel telur yang dilepaskan bergerak ke
ujung tuba fallopi (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan
tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan , sel telur akan
mengalami kemunduran  (degenerasi) dan dibuang melalui vagina
bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan maka sel
telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian
pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).
2.    Persiapan Ovum Untuk Konsepsi
Proses penghasil telur terjadi di dalam ovarium, khususnya folikel
ovarium. Setiap bulan 1 ovum matang menjadi matur dengan sebuah
penjamu yang mengelilingi sel pendukung.
Saat ovulasi , ovum keluuar dari folikel ovarium yang pecah karena
kadar estrogen yang tinggi mengakibatkan meningkatnya gerakan silia
tuba tersebut untuk dapat menangkap ovum dan menggerakkannya
sepanjang tuba , menuju rongga rahim (kavum uteri).
Ada 2 lapisan pelindung yang mengelilingi ovum yaitu lapisan
pertama berupa membran tebal tidak berbentuk yang disebut zona
pellusida, lingkaran luar disebut corona radiatayang terdiri dari sel – sel
oval yang disatukan oleh asam hialuronidase.
Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak
difertilisasi oleh sperma ovum akan berdegenerasi dan direabsorbsi.
3.    Persiapan Sperma untuk konsepsi
Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal
mengakibatkan pengeluaran semen yang mengandung 200 – 500 juta
sperma ke dalam vagina. Sperma bergerak den gan gerakan flagel pada
ekornya. Beberapa sperma dapat mencapai tempat fertilisasi dalam lima
menit tetapi rata – rata waktu yang dibutuhkan ialah 4 – 6 jam.
Sperma akan tetapa hidup dalam sistem reproduksi wanita selama 2
– 3 hari. Kebanyakan sperma akan hilang divagina di dalam lendir serviks,
diendometrium atau sperma memasuki saluran yang tidak memiliki ovum.
Sewaktu sperma berjalan melalui tuba uterine , enzim – enzim yang
dihasilkan disana akan membantu kapasitas sperma.
Kapasitas adalah perubahan fisiologis yang membuat lapisan
pelindung lepas dari kepala sperma (akrosom) sehingga terbentuk lubang
kecil di akrosom yang memungkinkan enzim seperti hialuronidase keluar.
Enzim hialuronidase dibutuhkan agar sperma dapat menembus
lapisan pelindung ovum (corona radiata) sebelum fertilisasi.
4.    Proses fertilisasi
 Fertilisasi berlangsung diampulla tuba.
 Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi
ovum, baik sperma maupun ovum akan berada dalam membran dan
membran tidak lagi dapat ditembus olehy sperma lain yang diseb ut reaksi
zona.
 Pembelahan meosis kedua oosit selesai dan nucleus ovum menjadi
pronukleus ovum, kemudian kepala sperma membesar dan menjadi
pronukleus pria sedangkan ekornya berdegenerasi.
 Nucleus akan menyatu dan kromosom bergabung sehingga dicapai jumlah
yang diploid (46) dengan demikian konsepsi berlangsung  maka
terbentuklah zigot (ovum) dibuahi sperma/sel pertama individu baru.
 Replikasi sel mitosis yang disebut pembelahan dimulai saat zigot berjalan
sepanjang tuba uterine menuju uterus , perjalanan membutuhkan waktu 3-
4 hari karena telur yang difertilisasi membelah dengan sangat cepat
sedangkan ukurannya tidak bertambah kemudian terbentuk sel – sel kecil
yang dinamakan blastomer yang terbentuk pada tiap pembelahan.
 Morula terdiri atas 16 sel , berupa bola sel padat yang dihasilkan selama
dalam 3 hari. Morula masih dikelilingi oleh lapisan pelindung zona
pellusida.
1 sel         2 sel       4 sel  sampai 16 Sel       Morula
 Perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu morula mengapung bebas
didalam uterus sehingga cairan masuk ke dalam zona pellusida dan
menyusup ke dalam ruang interseluler di antara blastomer selanjutnya
terbentuk ruang di dalam masa sel karena ruangan interseluler itu menyatu
dan terbentuklah struktur yang disebut blastosit.
 Pembentukan blastosit menandai diferensiasi utama pertama embrio.
 Masa sel padat sel bagian dalam berkembang menjadi embrio dan
membran embrio disebut amnion.
 Lapisan sel luar yang mengelilingi rongga disebut trofoblas akan
berkembang menjadi membran embrio lain yaitu korion, bagian embrionik
plasenta.
5.    Nidasi / Implantasi
            Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim , yaitu
pada tempatnya tertanam.
Zona pellusida berdegenerasi dan trofoblas melekatkan dirinya pada
endometrium rahim  biasanya pada daerah fundus anterior atau posterior .
antara 7 – 10 hari setelah konsepsi trofoblas mensekresi enzim yang
membantunya membenamkan diri ke dalam endometrium sampai seluruh
bagian blastosis tertutup , proses ini dikenal sebagai nidasi. Pembuluh
darah endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami
pendarahan ringan akibat nidasi (bercak darah).
6.    Plasentani
Setelah implantasi endometrium disebut desidua. Desidua terdiri atas
desidua basalis, desidua kapsularis, dan desidua vera.
            Desidua basalis adalah bagian yang langsung berada di bawah
blastosit tempat villi korion mengetuk pembuluh darah disebut juga sebagai
tempat plasentasi atau terletak antara hasil konsepsi dan dinding rahim.
            Desidua Kapsularis adalah bagian yang menutupi blastosis atau
meliputi hasilm konsepsi ke arah rongga rahim, lama – kelamaan bersatu
dengan desidua vera.
            Desidua vera meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya atau
bagian yang melapisi sisa uterus.
B. Kehamilan
1.    Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam
tubuh wanita, yang sebelumnya di awali dengan proses pembuahan dan
kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.
Kehamilan adalah dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari HPHT (Saifuddin, 2008).
2.    Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
       Setelah terjadi pembuahan akibat bersatunya sel telur dengan sel
sperma , kemudian diikuti oleh beberapa proses, pembelahan, dan
selanjutnya hasil konsepsi melakukan nidasi atau implantasi, maka
selanjutnya hasil konsepsi mengalami pertumbuhan dan perkembangan
antara lain :
Pertumbuhan dan perkembangan embrio
  Minggu ke o
Sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi membagi menjadi dua,
empat, delapan sampai 16 setelah menjadi morula masuk untuk
menempel/berimplantasi kurang lebih 11 hari setelah konsepsi.
  Minggu ke 4 / bulan ke 1
Dari embrio, bagian tubuh pertama muncul adalah tulang belakang,
otak dan saraf, jantung sirkulasi darah dan pencernaan terbentuk.
  Minggu ke 8 / bulan ke 2
Perkembangan embrio lebih cepat, jantung mulai memompa darah.
  Minggu ke 12 / bulan ke 3
Embrio berubah menjadi janin, Denyut Jantung Dapat dilihat dengan
pemeriksaan USG, berbentuk manusia, gerakan pertama dimulai , jenis
kelamin sudah bisa ditentukan, ginjal sudah memproduksi urine.
  Minggu ke 16 Bulan ke 4
System musculosceletal matang, sistem saraf terkontrol , pembuluh
darah berkembang cepat, DJJ terdengar lewat doppler, pancreas
memproduksi insulin.
  Minggu ke 20 / Bulan ke 5
Verniks melindungi tubuh , lanugo  menutupi tubuh , janin membuat
jadwal untuk tidur , menelan dan menendang.
  Minggu ke 24 / bulan ke 6 :
Kerangka berkembang cepat , perkembangan pernafasan di mulai.
  Minggu ke 28 / bulan ke 7
Janin bernafas, menelan dan mengatur suhu, surfaktan mulai
terbentuk di paru – paru, mata mulai buka dan tutup, bentuk janin 2/3
bentuk saat lahir.
  Minggu  ke 32  / bulan ke 8
Lemak cokelat berkembang dibawah kulit , mulai simpan zat besi,
kalsium dan fosfor.
  Minggu ke 38 / bulan ke 9
Seluruh uterus digunakan bayi sehingga tidak bisa bergerak banyak ,
antibody ibu ditransfer ke bayi untuk mencapai kekebalan untuk 6 bulan
pertama sampai kekebalan tubuh bayi bekerja sendiri.
3.    Menentukan Usia Kehamilan
Secara konvensional , kehamilan dihitung dalam minggu , dimulai
dari hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu
sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah
ovulasi , karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda
daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan
usia kehamilan. Dengan kata lain , seorang wanita yang hamil 4 minggu
sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu.
Jika menstruasinya tidak teratur , maka perbedaan yang pasti bisa
lebih atau kurang dari 2 minggu. Untuk praktisnya jika seorang wanita
menstruasinya terlambat 2 minggu dikatakan telah hamil 6 minggu.
Kehamilan berlangsung rata – rata selama 266 hari (38 minggu) dari
masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan
perhitungan berikut :
  Tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
  Bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
  Tahun menstruasi terakhir ditambah 1
Hanya 10 % wanita hamil melahirkan tepat pada tanggal perkiraan
persalinan , 50% melahirkan dalam waktu 1 miggu dan hampir 90% yang
melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau sesudah tanggal
perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun
sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal.
Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan , yang disebut sebagai :
  Trimester pertama (Minggu 1 – 12)
  Trimester kedua  (minggu 13 - 24)
  Trimester ketiga (minggu 25 - persalinan)
4.    Mendeteksi Kehamilan
Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang
teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil.
Pada awal kehamilan wanita hamil bisa mengalami pembengkakan
payudara dan mual, kadang disertai muntah. Pembengkakan payudara
terjadi akibat bbertambahnya kadar hormon wanita (tertuma estrogen dan
juga progesteron). Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadotropin). Kedua hormon ini membantu
memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10
hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan banyak wanita yang
merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung. Jika
seorang wanita hamil , serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak
dan membesar. Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai
ungu, karen pembuluhnya terisi darah.
Peruabahan – perubahan ini terlihat pada pemeriksaan panggul
Biasanya untuk menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada air
kemih , bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG melalui air
kemih.
Cara lain untuk mendeteksi kehamilan :
1.         Mendengarkan Denyut Jantung Janin
2.         Merasakan Pergerakan Janin
3.         Memeriksa rahim dengan USG
5. PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh,
kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan.
         Jantung dan pembuluh darah.
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%.
Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung
meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningka (dalam
keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90  kali/menit). Setelah mencapai
kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang
membesar menekanvena yang membawa darh dari tungkai ke jantung.
Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah
persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan,
lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi
karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus
tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.
                        Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh
darah ibu.Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung,
denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil.
         Ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah
yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya
terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan
(pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim
yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika
berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada
saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih
ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan,
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang
tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang
membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang
selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
         Paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan
meningkatnya pembentukan hormon progesterone menyebabkan paru-
paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan
lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya
danuntuk janin.
Lingkar dada wanita hamil agak membesar.Lapisan saluran
pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat
oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan
mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas
suara wanita hamil agak berubah.
         Sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus
bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin
berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesteron. Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di
dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama
berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan
bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke
kerongkongan. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan
jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik
karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
         Kulit
Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan
yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di
sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya
tampak garis gelap. Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi
gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas
pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding
tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
         Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam
mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta
adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang
pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk
mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar
tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan
denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat
berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi
pembesaran kelenjar tiroid. Tetapihipertiroidisme (overaktivitas kelenjar
tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan. Plasenta juga
menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit
berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan
kadar hormon adrenal di dalam darah.
Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan tanda
peregangan berwarna pingk pada kulit perut. Selama kehamilan diperlukan
lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu
penderita diabetesyang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang
lebih buruk.
6.PERAWATAN SELAMA KEHAMILAN
Pemeriksaan pada usia kehamilan mencapai 6 dan 8 minggu sangat
penting untuk memperkirakan umur kehamilan dan tanggal perkiraan
persalinan. Pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan biasanya
meliputi berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kemudian dilakukan
pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, payudara, perut, lengan dan tungkai.
Dengan bantuan stetoskop, dilakukan pemeriksaan terhadap jantung dan
paru-paru; sedangkan pemeriksaan bagian belakang mata dilakukan
dengan bantuanoftalmoskop. Juga dilakukan pemeriksaan panggul dan
rektum guna mengetahui ukuran danposisi rahim dan kelaian pada
panggul. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah
untuk sifilis,hepatitis, gonore, infeksi klamidia dan penyakit menular
seksual lainnya.
Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat guna
memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Biasanyadiberikan tambahan zat besi.
Pemberian zat besi bisa menyebabkan gangguan lambung yang ringan
dan sembelit.
     Mual dan muntah bisa dikurangi dengan merubah pola makan, yaitu:
- Minum dan makan dalam porsi kecil tetapi sering
- Makan sebelum lapar
- Makanan lunak.
C. Melahirkan
Tanda – Tanda Persalinan
 Merasakan nyeri pada punggung, sakit perut atau kram selayaknya masa
pramenstruasi.
    Sulit untuk tidur.
  Frekuensi buang air kecil meningkat. Beberapa pekan atau jam sebelum
persalinan, bayi akan turun ke tulang panggul Anda. Kondisi ini membuat
rahim bersandar lebih sering pada kandung kemih sehingga frekuensi
buang air kecil menjadi makin meningkat dibandingkan biasanya.
  Keluar lendir kental bercampur darah dari vagina. Selama hamil, serviks
Anda ditutupi oleh lendir yang kental. Namun ketika mendekati persalinan,
serviks Anda akan membesar dan membuat jalan lendir itu keluar melalui
vagina. Warnanya bisa bening, merah muda, atau sedikit berdarah. Namun
lendir bercampur darah tidak selalu menjadi tanda awal bahwa Anda akan
melahirkan. Lendir ini bisa keluar juga ketika Anda berhubungan seks pada
saat sedang hamil atau melakukan pemeriksaan vagina.
  Merasakan kontraksi palsu. Kontraksi ini biasa disebut Braxton Hicks atau
terjadi pengencangan perut yang datang dan pergi. Namun
pengencangannya tidak sekuat kontraksi sungguhan ketika melahirkan.
Biasanya kontraksi ini berlangsung 30 hingga 120 detik.       Berbeda
dengan kontraksi sungguhan, kontraksi Braxton Hicks dapat hilang ketika
Anda berpindah posisi atau relaks. Kontraksi ini akan Anda rasakan
sebelum mengalami kontraksi sungguhan. Perbedaan lain kontraksi ini
dengan kontraksi sungguhan, yaitu kontraksi Braxton Hicks hanya terasa di
daerah perut atau panggul, sementara kontraksi sungguhan biasanya
terasa di bagian bawah punggung kemudian berpindah ke bagian depan
perut.
  Perubahan pada serviks. Jaringan pada serviks Anda akan melunak atau
menjadi elastis. Jika Anda sudah pernah melahirkan, serviks Anda akan
lebih mudah membesar sekitar satu atau dua sentimeter sebelum
persalinan dimulai. Namun jika Anda baru pertama kali mengalami masa-
masa ini, pembukaan serviks sebesar satu sentimeter tidak bisa menjadi
jaminan Anda akan segera melahirkan.
  Air ketuban pecah. Tanda melahirkan paling umum yang diketahui oleh
kebanyakan orang adalah pecahnya air ketuban. Kebanyakan wanita lebih
dulu merasakan kontraksi sebelum air ketuban pecah, tapi ada juga yang
mengawalinya dengan pecahnya ketuban. Ketika hal ini terjadi, biasanya
persalinan akan menyusul dengan segera. Namun bahayanya, jika air
ketuban sudah pecah, tapi Anda tidak juga mengalami kontraksi, maka
bayi Anda akan lebih mudah terserang infeksi. Hal itu dikarenakan cairan
yang selalu melindungi bayi dari kuman selama berada di kandungan ini
telah habis. Jika hal ini terjadi, proses induksi akan dilakukan untuk
keselamatan bayi Anda. Jika Anda sudah mengalami pecah ketuban,
bergegaslah ke rumah sakit. Biasanya persalinan akan terjadi sekitar 24
jam setelah ketuban pecah.
Sementara dari segi emosional, Anda bisa merasa mudah marah atau
moody selayaknya masa-masa pramenstruasi.
Mendekati Masa Persalinan
           Umumnya proses melahirkan terjadi pada usia hamil 9 bulan atau
40 minggu. Pada usia tersebut fisik bayi telah siap untuk menjalani
kehidupan di luar rahim Anda. Namun tidak semua wanita melahirkan pada
kisaran waktu tersebut.

BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
a.    Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian
konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dengan sel sperma.
Jika terjadi pembuahan maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini
akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio
(bakal janin).
b.    Kehamilan adalah dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari HPHT (Saifuddin, 2008).
Sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi membagi menjadi dua,
empat, delapan sampai 16 setelah menjadi morula masuk untuk
menempel/berimplantasi kurang lebih 11 hari setelah konsepsi.
c.    Minggu ke 4 / bulan ke 1
Dari embrio, bagian tubuh pertama muncul adalah tulang belakang,
otak dan saraf, jantung sirkulasi darah dan pencernaan terbentuk.
d.    Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan
perubahan ini akan menghilang setelah persalinan.Perubahan perubahan
yang terjadi antara lain Jantung dan pembuluh darah, ginjal, paru , kulit dan
hormon.
e.    Tanda – Tanda Persalinan : Merasakan nyeri pada punggung, sakit perut
atau kram selayaknya masa pramenstruasi,Sulit untuk tidur, Frekuensi
buang air kecil meningkat. Beberapa pekan atau jam sebelum persalinan,
bayi akan turun ke tulang panggul Anda.
f.             Saran
Proses konsepsi, kehamilan dan melahirkan merupakan hal yang
sangat penting untuk diketahui, oleh karena itu diharapkan kepada para
pembaca untuk meningkatkan pemahaman mengenai proses terjadinya
konsepsi, kehamilan hingga kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah,Nurul.2012.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.    Andi   
Offset.Yogyakarta.
Rukiah,Yeyeh.dkk. 2012. Asuhan Kebidanan I  - Kehamilan. Trans Info  
Medika.Jakarta.

Prawirohardjo,Sarwono. 2012. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina   


Pustaka Sarwono Prawirohardjo. EGC;
www.katalogibu.com. Proses Kehamilan Mulai Awal Hamil Hingga
Melahirkan. Diakses Tanggal 16 Juli 2016.

MAKALAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

                                                                   OLEH 

Disusun Oleh :
Nama : Mellyana Simarmata
STIKES SANTA ELISABETH-MEDAN
D-III KEBIDANAN
2015/2016

KATA PENGANTAR

                                               

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahpraktek klinik IV tentang
“ASUHAN PERSALINAN NORMAL”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah praktek klinik kebidanan yang berjudul
“ASUHAN PERSALINAN NORMAL” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, Oktober 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara berkembang terutama disebabkan
oleh perdarahan persalinan, eklamsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar
penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui upaya
pencegahan yang efektif. Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus kepada :
keluarga berencana untuk lebih mensejahterakan anggota masyarakat. Asuhan neonatal terfokus
untuk memantau perkembangan kehamilan mengenai gejala dan tanda bahaya, menyediakan
persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa
asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk
mencegah kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama
dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu
diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang
pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana
pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya
akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu hamil. Tidak
sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat
terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak.
Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu selama persalinan
karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin
untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi
selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud
membuat makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas PKK IV dandapat membantu para ibu
dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.
B.   Tujuan penulisan
1.    Agar mahasiswa dapat engetahui apa sebenarnya Asuhan Persalinan Normal.
2.    Agar mahasiswa mampu melakukan Asuhan Persalinan Normal dengan baik sesuai dengan
prosedur.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri ) yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir (Mochtar R ,1998).
Persalinan adalah suatu proses membuka dan menipisnya serviks dan janin serta ketuban di
dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin AB ,2002).
Persalinan adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-kurangnya 28 minggu
atau lebih atau kalau bayi yang di lahirkan beratnya 1000 gram lebih (sumapraja s)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro H,2002).
Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada umur aterm / 37 minggu - 42 minggu,
letak memanjang, PBK, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri dalam waktu kurang dari 24
jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan, dan tanpa komplikasi (Sumapraja S,Persalinan
Normal, hal:47).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang di mulai secara spontan, beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selam proses persalinan, bayi dilahirkan
secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37- 42 minggu
lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik (Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal Paduan Peserta, hal:13)
Jadi kesimpulan persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama
37 – 42 minggu, presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah sympisis melalui jalan
lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan
kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa
selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses
melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang
sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010).
B.  Bentuk – Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
Ø  Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi pada PBK dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung < 24
jam.
Ø  Persalina buatan / persalinan abnormal atau distosia, bila persalinan berlangsung dengan
bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan pervaginam (ekstraksi porceps / cunam,
ekstraksi vakum dll) dan perabdomen (SC).
Ø  Persalinan anjuran atau induksi persalinan bila persalinan mulai tidak dengan sendirinya tetapi
berlangsung setelah pemberian oksitosin atau prostaglandin atau setelah pemecahan ketuban.
Ø  Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.
C.  Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa
teori yang berlaku berkaitan dengan mulainya terjadi kekuatan his. Ada dua hormon yang
dominan mempengaruhi  kehamilan, yaitu :
v  Estrogen
·         Meningkatnya sensitipitas otot rahim
·         Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanik.
v  Progesteron
·         Menurunnya sensitifitas otot rahim
·         Memudahkan  rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanik.
·         Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan:
v  Teori keregangan
·         otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
·         Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimilai.
·         Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga
menimbulkan proses persalinan.
v  Teori penurunan progesteron
·         proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggi, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan.
·         Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap
oksitosin.
·         Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu.
v  Teori oksitosin internal
·         Perubahan keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat mangubah sensitifitas
otot rahim sehingga terjadi kontraksi Broxton hicks.
·         Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
v  Teori prostaglandin
·         Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan.
·         Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konspsi dikeluarkan.
·         Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
v  Teori hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis
·         Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi kelambatan
persalinan karena tidak terhipotalamus.teori ini dikemukakan (linggin tahun 1973).
·         Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,induksi mulainya
persalinan. (Manuaba, 2005).
D.  Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :
(1)  Terjadinya His Persalinan
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. His
persalinan mempunyai sifat pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,
mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah.
(2)  Pengeluaran Lendir dan Darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan pendataran tanpa
pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan
karena kapiler pembulu darah pecah.
(3)  Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian
besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsug dalam waktu 24 jam.
(4)  Perubahan Serviks
Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti pelunakan serviks, pendataran
serviks dan pembukaan serviks (Manuaba, 2005).

E.  Mekanisme Persalinan
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong
janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his sudah cukup kuat,kepala akan turun dan mulai
masuk ke dalam rongga panggul.
Mekanisme jalan lahir menurut (Ujiningtyh, 2009) di antaranya adalah :
1.   Penurunan (Kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap sacrum, linea inominata,
ramus superiorost pubis dan pinggir atas simpisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam
sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.dapat juga
terjadi keadaan :
Ø Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut lancip kepan dengan pintu
atas panggul.
Ø Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat studut lancip kebelakang dengan
pintu atas panggul.
2.   Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah dari ubun-ubun
besar.kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil (diameter
suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.
3.   Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah
depan.kombinasi elastisitas dipragma pelvis dan tekanan intrauterin oleh his yang berulang-ulang
mengadakan rotasi ubun-ubun kecil berputar kearah depan di bawah simpisis.
4.   Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis (sebagai
hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya
dagu.
5.   Putar paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala
dengan punggung anak.
6.   Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring dan menyesuikan
dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam
posisi depan belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang. mekanisme
persalinan fisiologis penting di pahami, bila ada penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan
sehingga tindakan operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar,2002).
F.   Tanda-Tanda Persalinan
Gejala inpartu menurut (Mochtar, 2000 ), yaitu:
a)   Kekuatan his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek.
b)   Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir bercampur darah.
c)   Dapat disertai pecah ketuban
d)   Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu: perlunakan serviks, pendataran
serviks, dan terjadi pembukaan serviks.
G.  Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
ü  Power ( Kekuatan )
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus
dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah gerakan memendek dan
menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian
syaraf simpatik. Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah
adanya kontraksi.
His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama bertambah
kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian berangsur-angsur menurun menjadi
lemah. His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses
persalinan sampai anak dilahirkan.
His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim,
kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya
seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak
dapat diatur oleh parturient.
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam persalinan,
tenaga ini digunakan pada saat kala II dan untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini
berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu
dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.
Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan his dan tenaga
meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri.
ü  Passanger (Muatan)
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin
yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar,
90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan
bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak
muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak
sungsang.
ü  Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar
panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggil hampir berbentuk bundar,
sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica
tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran
muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium) ialah 10-11 cm,
ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul) 12-14 cm, diameter oblique
(ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-
10,5 cm.
Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan hambatan persalinan
apabila : panggul sempit seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul seperti
corong, ada tumor dalam panggul.
Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk dapat dilalui bayi dengan
mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada
jaringan, maka otot-otot ini akan mudah ruptur.
Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang kaku (pada primi tua
primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar,
namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema
serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara kepala dan jalan
lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina.
ü  Psyche (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his
menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar.
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan
rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks
sehingga persalinan menjadi lama.
ü  Penolong
Memilih Penolong persalian yang berkompeten, seperti: bidan, dokter, perawat atau tenaga
kesehatan yang terlatih.
ü  Posisi Saat Bersalin
Posisi yang paling baik dalam bersalin adalah posisi semi fowler.
H.  Prosedur pelaksanaan Persalinan kala I, II, III dan IV
I.       Persalinan Kala I
                 

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga pasien dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 6
-18 jam (rata-rata 13 jam) sedangkan multigravida sekitar 2-10 jam (rata-rata 7 jam).
Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan (Manuaba, 1998).
Ø  Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm.
Ø  Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi
menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam sedang pada multigravida 7 jam. Pembukaan primigravida 1 cm
tiap jam dan multigravida 2 cm tiap 2 jam.
               II.       Persalinan Kala II

Persalinan kala II adalah kala pengeluaran yang di mulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala pengeluaran terjadi berkat kekuatan his
dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung :
Ø  1 – 2 jam pada primigravida
Ø  ½ - 1 jam pada multigravida
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan:
v  Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi
v  Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal
v   Perineum terlihat menonjol
v  Vulva vagina dan sfinger ani membuka
v  Peningkatan pengeluaran lendir & darah
Kepemimpinan, ada aturan main, ada hukumnya, ada tatakramanya dan ada waktu untuk
memimpin, semua ini disebut dengan memimpin persalinan”Keseluruhan 60 standar dan langkah
asuhan persalinan normal yang mempunyai arti, maksud dan tujuan, dan harus dikuasai seorang
bidan tersebut adalah :
1)     Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua
v  Dor-an
v  Tek-nus
v  Per-jol
v  Vul-ka
2)     Memastikan kelengkapan alat, bahan, serta obatan-obatan esensial pertolongan persalinan
termasuk mematahkan ampul oksitosin & membuka spoid kemudian memasukan spoid
disposable  sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3)     Memakai celemek partus dari bahan yang tidak tembus cairan.
4)     Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, kemudian mencuci tangan
dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih.
5)     Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
6)     Mengambil spoid dengan tangan yang bersarung tangan,kemudian isap oksitosin dengan
teknik satu tangan dan letakan kembali kedalam bak partus.
7)     Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8)     Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah.
9)     Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10)  Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam batas
normal (120 – 160 x/menit).
11)  Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu
untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12)  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13)  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14)  menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15)  Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16)  Meletakan duk steril yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17)  Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18)  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19)  Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, maka lindungilah perineum
dengan satu tangan yang di lapisi kain dan tangan yang lain menahan belakang kepala agar tidak
terjadi defleksi.
20)  Memeriksa  kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21)  Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22)  Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu anterior kemudian gerakan ke arah atas
untuk melahirkan bahu posterior.
23)  Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas.
24)  Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telinjuk tangan kiri diantara kedua
lutut janin).
25)  Melakukan penilaian sepintas : Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan? Dan Apakah bayi bergerak aktif?.
26)  Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Membiarkan bayi atas perut ibu.
27)  Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28)  Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29)  Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30)  Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem pertama kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat dengan klem
kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama.
31)  Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Kemudian mengikat tali pusat dengan benang
DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
32)  Meletakan bayi tengkurap di atas dada untuk melakukan IMD. Menyelimuti ibu dan bayi
dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
                 III.    Persalinan Kala III

33)  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
34)  Meletakan satu tangan diatas fundus untuk mendeteksi kontraksi dan tangan yang lain
memegang tali pusat.
35)  Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan
kiri mendorong uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 –
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur.
36)  Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
37)  Setelah plasenta muncul pada introitus vagina, jemput plasenta dengan kedua tangan
kemudian putar searah jarum jam hingga plasenta dan selaput ketuban terlepas.
38)  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
39)  Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong
plastik yang tersedia.
40)  Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum, dan lakukan penjahitan
bila ada robekan.
                IV.    Persalinan Kala IV

41)  Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
42)  Celupkan tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5 %.
43)  Pastikan kandung kemih kosong.
44)  Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.
45)  Mengajarkan ibu dan keluarga cara mesase dan menilai kontraksi.
46)  Memeriksa TTV dan memastikan bahwa keadaan umum ibu baik.
47)  Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernapas dengan baik (30-60 x/i).
48)  Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5 % untuk dekontaminasi
selama 10 menit.cuci dan bilas alat setelah di dekontaminasi.
49)  Buanglah bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai.
50)  Bersihkan ibu dengan cairan DTT dan bantu ibu memakai pakaian yang bersih.
51)  Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI dan anjurkan keluarga untuk
memberikan makanan dan minuman yang di inginkan ibu.
52)  Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %.
53)   Celupkan handscoon dan lepaskan secara terbalik kemudian rendam selam 10 menit dalam
larutan clorin 0,5 %.
54)  Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir,lalu keringkan dengan handuk
bersih.
55)  Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
56)  Dalam waktu 1 jam pertama lakukan penimbangan dan pengukuran pada bayi, berikan
tetes/salep mata antibiotik profilaksis dan injeksi vit.k 1mg IM dipaha kiri anterolateral.
57)  Setelah satu jam pemberian vit.k, berikan suntikan imunisasi hepatitis B dip aha kanan
anterolateral.
58)  Lepaskan sarung tangan secara terbalik kemudian rendam secara terbalik selama 10 menit
dalam larutan clorin 0,5 %.
59)  Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir, lalu keringkan dengan handuk
bersih.
60)  Lengkapih partograf.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama 37 – 42 minggu,
presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah sympisis melalui jalan lahir biasa,
keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang
dari 24 jam. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan
kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa
selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses
melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang
sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010).
B.  Saran
1.    Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada ibu yang bersalin
normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan.
2.    Diharapkan  mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA

Saadong Djuhadiah.2010.Asuhan Kebidanan Persalinan Normal: Makassar


http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-  persalinan.html.
http://anakamak07.blogspot.com/2010/07/bab-i-pendahuluan-i.html.

 TUGAS MAKALAH PKK IV

ASUHAN PERSALINAN NORMAL


OLEH
KELOMPOK II
KELAS C 11

RAHIMA NONE : 11.1301.164


ROMANA BEKA : 11.1301.166
ANTONIA GOIT : 11.1301.178

PROGRAM DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR

                                               

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahpraktek klinik IV tentang
“ASUHAN PERSALINAN NORMAL”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah praktek klinik kebidanan yang berjudul
“ASUHAN PERSALINAN NORMAL” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, Oktober 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara berkembang terutama disebabkan
oleh perdarahan persalinan, eklamsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar
penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui upaya
pencegahan yang efektif. Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus kepada :
keluarga berencana untuk lebih mensejahterakan anggota masyarakat. Asuhan neonatal terfokus
untuk memantau perkembangan kehamilan mengenai gejala dan tanda bahaya, menyediakan
persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa
asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk
mencegah kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama
dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu
diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang
pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana
pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya
akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu hamil. Tidak
sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat
terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak.
Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu selama persalinan
karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin
untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi
selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud
membuat makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas PKK IV dandapat membantu para ibu
dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.
B.   Tujuan penulisan
1.    Agar mahasiswa dapat engetahui apa sebenarnya Asuhan Persalinan Normal.
2.    Agar mahasiswa mampu melakukan Asuhan Persalinan Normal dengan baik sesuai dengan
prosedur.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri ) yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir (Mochtar R ,1998).
Persalinan adalah suatu proses membuka dan menipisnya serviks dan janin serta ketuban di
dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin AB ,2002).
Persalinan adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-kurangnya 28 minggu
atau lebih atau kalau bayi yang di lahirkan beratnya 1000 gram lebih (sumapraja s)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro H,2002).
Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada umur aterm / 37 minggu - 42 minggu,
letak memanjang, PBK, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri dalam waktu kurang dari 24
jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan, dan tanpa komplikasi (Sumapraja S,Persalinan
Normal, hal:47).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang di mulai secara spontan, beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selam proses persalinan, bayi dilahirkan
secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37- 42 minggu
lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik (Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal Paduan Peserta, hal:13)
Jadi kesimpulan persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama
37 – 42 minggu, presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah sympisis melalui jalan
lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan
kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa
selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses
melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang
sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010).
B.  Bentuk – Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
Ø  Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi pada PBK dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung < 24
jam.
Ø  Persalina buatan / persalinan abnormal atau distosia, bila persalinan berlangsung dengan
bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan pervaginam (ekstraksi porceps / cunam,
ekstraksi vakum dll) dan perabdomen (SC).
Ø  Persalinan anjuran atau induksi persalinan bila persalinan mulai tidak dengan sendirinya tetapi
berlangsung setelah pemberian oksitosin atau prostaglandin atau setelah pemecahan ketuban.
Ø  Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.
C.  Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa
teori yang berlaku berkaitan dengan mulainya terjadi kekuatan his. Ada dua hormon yang
dominan mempengaruhi  kehamilan, yaitu :
v  Estrogen
·         Meningkatnya sensitipitas otot rahim
·         Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanik.
v  Progesteron
·         Menurunnya sensitifitas otot rahim
·         Memudahkan  rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanik.
·         Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan:
v  Teori keregangan
·         otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
·         Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimilai.
·         Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga
menimbulkan proses persalinan.
v  Teori penurunan progesteron
·         proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggi, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan.
·         Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap
oksitosin.
·         Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu.
v  Teori oksitosin internal
·         Perubahan keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat mangubah sensitifitas
otot rahim sehingga terjadi kontraksi Broxton hicks.
·         Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
v  Teori prostaglandin
·         Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan.
·         Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konspsi dikeluarkan.
·         Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
v  Teori hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis
·         Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi kelambatan
persalinan karena tidak terhipotalamus.teori ini dikemukakan (linggin tahun 1973).
·         Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,induksi mulainya
persalinan. (Manuaba, 2005).
D.  Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :
(1)  Terjadinya His Persalinan
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. His
persalinan mempunyai sifat pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,
mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah.
(2)  Pengeluaran Lendir dan Darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan pendataran tanpa
pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan
karena kapiler pembulu darah pecah.
(3)  Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian
besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsug dalam waktu 24 jam.
(4)  Perubahan Serviks
Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti pelunakan serviks, pendataran
serviks dan pembukaan serviks (Manuaba, 2005).

E.  Mekanisme Persalinan
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong
janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his sudah cukup kuat,kepala akan turun dan mulai
masuk ke dalam rongga panggul.
Mekanisme jalan lahir menurut (Ujiningtyh, 2009) di antaranya adalah :
1.   Penurunan (Kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap sacrum, linea inominata,
ramus superiorost pubis dan pinggir atas simpisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam
sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.dapat juga
terjadi keadaan :
Ø Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut lancip kepan dengan pintu
atas panggul.
Ø Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat studut lancip kebelakang dengan
pintu atas panggul.
2.   Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah dari ubun-ubun
besar.kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil (diameter
suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.
3.   Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah
depan.kombinasi elastisitas dipragma pelvis dan tekanan intrauterin oleh his yang berulang-ulang
mengadakan rotasi ubun-ubun kecil berputar kearah depan di bawah simpisis.
4.   Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis (sebagai
hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya
dagu.
5.   Putar paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala
dengan punggung anak.
6.   Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring dan menyesuikan
dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam
posisi depan belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang. mekanisme
persalinan fisiologis penting di pahami, bila ada penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan
sehingga tindakan operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar,2002).
F.   Tanda-Tanda Persalinan
Gejala inpartu menurut (Mochtar, 2000 ), yaitu:
a)   Kekuatan his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek.
b)   Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir bercampur darah.
c)   Dapat disertai pecah ketuban
d)   Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu: perlunakan serviks, pendataran
serviks, dan terjadi pembukaan serviks.
G.  Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
ü  Power ( Kekuatan )
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus
dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah gerakan memendek dan
menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian
syaraf simpatik. Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah
adanya kontraksi.
His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama bertambah
kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian berangsur-angsur menurun menjadi
lemah. His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses
persalinan sampai anak dilahirkan.
His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim,
kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya
seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak
dapat diatur oleh parturient.
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam persalinan,
tenaga ini digunakan pada saat kala II dan untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini
berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu
dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.
Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan his dan tenaga
meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri.
ü  Passanger (Muatan)
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin
yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar,
90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan
bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak
muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak
sungsang.
ü  Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar
panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggil hampir berbentuk bundar,
sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica
tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran
muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium) ialah 10-11 cm,
ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul) 12-14 cm, diameter oblique
(ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-
10,5 cm.
Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan hambatan persalinan
apabila : panggul sempit seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul seperti
corong, ada tumor dalam panggul.
Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk dapat dilalui bayi dengan
mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada
jaringan, maka otot-otot ini akan mudah ruptur.
Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang kaku (pada primi tua
primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar,
namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema
serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara kepala dan jalan
lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina.
ü  Psyche (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his
menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar.
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan
rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks
sehingga persalinan menjadi lama.

ü  Penolong
Memilih Penolong persalian yang berkompeten, seperti: bidan, dokter, perawat atau tenaga
kesehatan yang terlatih.
ü  Posisi Saat Bersalin
Posisi yang paling baik dalam bersalin adalah posisi semi fowler.
H.  Prosedur pelaksanaan Persalinan kala I, II, III dan IV
I.       Persalinan Kala I
                 

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga pasien dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 6
-18 jam (rata-rata 13 jam) sedangkan multigravida sekitar 2-10 jam (rata-rata 7 jam).
Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan (Manuaba, 1998).
Ø  Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm.
Ø  Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi
menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam sedang pada multigravida 7 jam. Pembukaan primigravida 1 cm
tiap jam dan multigravida 2 cm tiap 2 jam.
               II.       Persalinan Kala II

Persalinan kala II adalah kala pengeluaran yang di mulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala pengeluaran terjadi berkat kekuatan his
dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung :
Ø  1 – 2 jam pada primigravida
Ø  ½ - 1 jam pada multigravida
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan:
v  Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi
v  Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal
v   Perineum terlihat menonjol
v  Vulva vagina dan sfinger ani membuka
v  Peningkatan pengeluaran lendir & darah
Kepemimpinan, ada aturan main, ada hukumnya, ada tatakramanya dan ada waktu untuk
memimpin, semua ini disebut dengan memimpin persalinan”Keseluruhan 60 standar dan langkah
asuhan persalinan normal yang mempunyai arti, maksud dan tujuan, dan harus dikuasai seorang
bidan tersebut adalah :
1)     Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua
v  Dor-an
v  Tek-nus
v  Per-jol
v  Vul-ka
2)     Memastikan kelengkapan alat, bahan, serta obatan-obatan esensial pertolongan persalinan
termasuk mematahkan ampul oksitosin & membuka spoid kemudian memasukan spoid
disposable  sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3)     Memakai celemek partus dari bahan yang tidak tembus cairan.
4)     Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, kemudian mencuci tangan
dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih.
5)     Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
6)     Mengambil spoid dengan tangan yang bersarung tangan,kemudian isap oksitosin dengan
teknik satu tangan dan letakan kembali kedalam bak partus.
7)     Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8)     Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah.
9)     Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10)  Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam batas
normal (120 – 160 x/menit).
11)  Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu
untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12)  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13)  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14)  menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15)  Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16)  Meletakan duk steril yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17)  Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18)  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19)  Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, maka lindungilah perineum
dengan satu tangan yang di lapisi kain dan tangan yang lain menahan belakang kepala agar tidak
terjadi defleksi.
20)  Memeriksa  kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21)  Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22)  Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu anterior kemudian gerakan ke arah atas
untuk melahirkan bahu posterior.
23)  Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas.
24)  Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telinjuk tangan kiri diantara kedua
lutut janin).
25)  Melakukan penilaian sepintas : Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan? Dan Apakah bayi bergerak aktif?.
26)  Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Membiarkan bayi atas perut ibu.
27)  Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28)  Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29)  Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30)  Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem pertama kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat dengan klem
kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama.
31)  Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Kemudian mengikat tali pusat dengan benang
DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
32)  Meletakan bayi tengkurap di atas dada untuk melakukan IMD. Menyelimuti ibu dan bayi
dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
                 III.    Persalinan Kala III

33)  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
34)  Meletakan satu tangan diatas fundus untuk mendeteksi kontraksi dan tangan yang lain
memegang tali pusat.
35)  Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan
kiri mendorong uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 –
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur.
36)  Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
37)  Setelah plasenta muncul pada introitus vagina, jemput plasenta dengan kedua tangan
kemudian putar searah jarum jam hingga plasenta dan selaput ketuban terlepas.
38)  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
39)  Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong
plastik yang tersedia.
40)  Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum, dan lakukan penjahitan
bila ada robekan.
                IV.    Persalinan Kala IV

41)  Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
42)  Celupkan tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5 %.
43)  Pastikan kandung kemih kosong.
44)  Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.
45)  Mengajarkan ibu dan keluarga cara mesase dan menilai kontraksi.
46)  Memeriksa TTV dan memastikan bahwa keadaan umum ibu baik.
47)  Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernapas dengan baik (30-60 x/i).
48)  Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5 % untuk dekontaminasi
selama 10 menit.cuci dan bilas alat setelah di dekontaminasi.
49)  Buanglah bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai.
50)  Bersihkan ibu dengan cairan DTT dan bantu ibu memakai pakaian yang bersih.
51)  Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI dan anjurkan keluarga untuk
memberikan makanan dan minuman yang di inginkan ibu.
52)  Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %.
53)   Celupkan handscoon dan lepaskan secara terbalik kemudian rendam selam 10 menit dalam
larutan clorin 0,5 %.
54)  Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir,lalu keringkan dengan handuk
bersih.
55)  Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
56)  Dalam waktu 1 jam pertama lakukan penimbangan dan pengukuran pada bayi, berikan
tetes/salep mata antibiotik profilaksis dan injeksi vit.k 1mg IM dipaha kiri anterolateral.
57)  Setelah satu jam pemberian vit.k, berikan suntikan imunisasi hepatitis B dip aha kanan
anterolateral.
58)  Lepaskan sarung tangan secara terbalik kemudian rendam secara terbalik selama 10 menit
dalam larutan clorin 0,5 %.
59)  Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir, lalu keringkan dengan handuk
bersih.
60)  Lengkapih partograf.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama 37 – 42 minggu,
presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah sympisis melalui jalan lahir biasa,
keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang
dari 24 jam. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan
kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa
selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses
melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang
sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010).
B.  Saran
1.    Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada ibu yang bersalin
normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan.
2.    Diharapkan  mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

1. status gizi ibu hamil


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Pada
kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu harus sehat
dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil. Agar kehamilan berjalan sukses,
keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil
mendapatkan tambahan protein, minimal seperti zat besi dan kalsium, vitamin, asam folat dan
energi. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu,
janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan
pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan
kesehatan pada masa hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi
daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin
yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu
sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain. Agar ibu hamil
lebih tahu dan mengerti tentang pentingnya gizi seimbang serta menu seimbang saat kehamilan
maka dengan demikian dibuatnya makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip gizi bagi ibu hamil ?
2. Apa saja pengaruh kondisi ibu terhadap perkembangan janin ?
3. Bagaimana Pengaruh Ibu Yang Kekurangan Gizi Terhadap Janin ?
4. Apa saja Zat Gizi Yang Harus Dipenuhi oleh Ibu hamil ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Gizi Untuk Ibu Hamil
Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang dapat membuat keluarga menjadi bahagia.
Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama kehamilan. Masa kehamilan ini sangat penting
untuk menentukan kualitas anak. Oleh karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang
bergizi. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janinnya maupun aktivitas ibu.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu.
Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi
gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang dengan
perkembangan masa kehamilan. Trimester I, pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhan
gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar, tetapi ibu mengalami ketidaknyamanan seperti
ngidam, mual dan muntah. Trimester II dan III, pertumbuhan janin berlangsung dengan cepat
sehingga perlu memperhatikan kebutuhan gizinya.

B. Pengaruh Kondisi Ibu Terhadap Perkembangan Janin


1. Gizi Ibu
Gizi makanan ibu berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pengaturan gizi yang baik akan
berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif. Pengaruh ini tampak
jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan besarnya. Panjang dan besarnya bayi dalam
keadaan normal bila gizi juga baik. Gizi yang berlebihan mengakibatkan bayi terlalu panjang dan
terlalu besar. Bayi yang terlalu panjang dan terlalu besar bisa menyulitkan proses kelahiran.
Sedangkan ibu yang kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil, dan kondisi kesehatannya kurang baik.
Menu protein tinggi dibutuhkan oleh ibu hamil. Protein diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang
dikandungnya. Kelahiran premature lebih banyak terjadi pada ibu yang kekurangan gizi. Bayi
premature umumnya berat badannya kurang, cenderung mengalami hambatan dalam
perkembangannya, bak hambatan pertumbuhan fisik, hambatan perkembangan gerak, maupun
hambatan perkembangan mental. Faktor penyebab utama kekuangan gizi pada ibu hamil adalah
kondisi social ekonomi yang rendah.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
a. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan
operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
2. Aktifitas Fisik
Pada saat hamil ibu tetap perlu melakukan aktiftas fisik, Tetapi terbatas pada aktifitas ringan.
Aktifitas fisik yang berat bisa menyebabkan keguguran kandungan, apalagi bila dilakukan pada
bulan-bulan awal kehamilan. Aktifitas fisik yang berat bisa mengakibatkan kelelahan. Ibu hamil yang
terlalu sering mengalami kelelahan fisik, besarnya janin akan menyusut atau berkembangnnya tidak
baik.
3. Kondisi Emosional
Kondisi emosional ibu hamil yang tidak stabil misalnya sering marah-marah atau selalu sedih, bisa
berakibat tidak baik terhadap perkembangan kejiwaan bayi yang akan dilahirkan. Dalam
perkembangnnya, bayi bisa menjadi cengeng atau terlalu perasa.
Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung,
tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain.
Trauma, stres, atau tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu,
mudah marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.
Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis dan sebaliknya, maka
mudah bagi ibu hamil untuk mengalami trauma. Menurut Shinto, trauma ini ternyata dapat dirasakan
juga oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar
tubuh ibunya. Sementara dalam masa perkembangan janin, ada masa-masa yang dianggap kritis
yang menyangkut pembentukan organ tubuh. Oleh karena itu, mau tidak mau ibu hamil harus
menjaga kondisi fisik maupun psikisnya agar bayinya dapat tumbuh sehat.
4. Penyakit yang diidap Ibu
Penyakit yang diderita ibu pada saat hamil bias berakibat negative kepada janin yang dikandung.
Akibat negatif yang bias ditimbulkan adalah kematian pada saat di dalam kandungan atau
terbentuknya organ-organ tubuh jari yang tidak sempurna atau cacat.
Penyakit ibu yang bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan antara lain : kolera,
malaria, influenza, dan sipilis. Sipilis juga mengakibatkan kebutaan atau kecacatan fisik yang lain
pada bayi yang dilahirkan.

5. Pengaruh Obat-obatan, narkoba, dan rokok


Seperti halnya penyakit, beberapa macam obat-obatan yang diminum atau disuntikkan bisa
mengakibatkan pertumbuhan organ-organ tubuh yang tidak sempurna. Pengaruh ini terutama bisa
terejadi pada saat awal kehamilan. Obat-obatan yang bisa berpengaruh negatif tersebut antara lain
aspirin dan obat-obat malaria.
Penggunaan obat-obatan narkotika, misalnya : heroin, kokain, atau morfin juga berpengaruh tidak
baik terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh ini terbawa sampai lahir. Pengaruh Narkotika seperti
yang dialami oleh ibunya tertular pada bayinya.
Ibu hamil yang perokok juga berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandung. Besarnya
pengaruh tergantung pada banyak sedikitnya rokok yang dihisap setiap harinya. Pengaruhnya
adalah terhadap pertumbuhan janin, yang tampak pada kurangnya berat bai yang dilahirkan.

C. Pengaruh Ibu Yang Kekurangan Gizi Terhadap Janin


Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain
memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan
mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada
trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran
LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK),
sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemai gizi.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan,
dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik,
system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil
maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia

D. Zat Gizi Yang Harus Dipenuhi


Ibu hamil disebut memiliki gizi sempurna apabila setiap hari ia mengonsumsi makanan yang
mengandung seluruh zat gizi dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.
Berikut zat gizi yang dibutuhkan :
1. Air
Tubuh yang kekurangan air atau dehidrasi dapat berakibat fatal, karena bisa menyebabkan ibu
hamil dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu sebaiknya Anda minum minimal 10 gelas air putih
setiap hari. Sebagai variasi, Anda dapat mengganti air putih dengan jus buah atau yogurt.
2. Asam folat dan seng
Apabila kekurangan kedua jenis zat gizi ini dapat menyebabkan gagalnya pembentukan otak yang
sempurna, sehingga menimbulkan cacat bawaan pada susunan saraf pusat dan otak calon bayi.
3. Kalori
Kalori yang tidak cukup dapat mengganggu proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan
dalam tubuh ibu. Selain itu, konsumsi kalori (karbohidrat dan lemak) yang rendah akan
menyebabkan banyak protein terbuang sebagai sumber energi.
4. Protein
Zat protein diperlukan untuk pembangunan sel-sel baru janin dan untuk pembentukan semua bahan
pengatur, seperti hormon ibu dan janin. Protein juga menjadi struktur dasar bagi pembentukan
organ-organ dalam tubuh. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi extra protein sebanyak
12 gram sehari atau setara dengan dua butir telur ukuran besar setiap hari.
5. Kalsium
Bila ibu hamil kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, janin akan mengambil
persediaan kalsium yang ada dalam tulang ibu. Akibatnya ibu akan menderita kerapuhan tulang
(osteoporosis).
6. Zat besi
Persediaan zat besi yang cukup sangat diperlukan, karena volume darah Ibu selama hamil akan
meningkat sampai 30 persen. Jadi, jika kekurangan zat besi, maka ibu hamil dapat menderita
anemia. Bukan hanya itu, proses melahirkan pun akan terganggu.
7. Serat
Kekurangan serat akan menyebabkan Ibu hamil mengalami sembelit atau sukar buang air besar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gizi makanan ibu berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pengaturan gizi yang baik akan
berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif. Pengaruh ini tampak
jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan besarnya. Panjang dan besarnya bayi dalam
keadaan normal bila gizi juga baik. Gizi yang berlebihan mengakibatkan bayi terlalu panjang dan
terlalu besar. Bayi yang terlalu panjang dan terlalu besar bisa menyulitkan proses kelahiran.
Sedangkan ibu yang kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil, dan kondisi kesehatannya kurang baik.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
B. Saran
Selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi. Kecukupan gizi selama kehamilan
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu. Makanan ibu
hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang dengan perkembangan masa
kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Francin,P.2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC : Jakarta


Gizikuseimbang.blogspot.com/2009.03/gizi-seimbang-bagi-wanita-hamil
Lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/17/gizi-seimbang-ibu-hamil/
Scribd.com/doc/6223587/kebutuhan-zat-gizi-sepanjang-daur-kehidupan-manusia
Sophia,E.2009.Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.medicastore.com/artikel/kebutuhan_gizi_ibu_hamil
Arisman. 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan. Palembang : Jakarta
http://modulkesehatan.blogspot.com/

Posted 5th July 2013 by tuty astuty

  

Add a comment
2.
JUL

makalah persalinan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Persalinan adalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun tidak
jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut. Oleh karena itu, mereka
memerlukan penolong yang dapat dipercaya, yang data memberikan bimbingan dan semangat
selalu siap di depan dalam mengatasi kesukaran.

Persalinan adalah terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau post matur) mempunyai
onset yang spontan (tidak diinduksi) selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama) mempunyai janin (tunggal) dengan
presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis terlaksana tanpa
bantuan artificial (seperti forseps) tidak mencakup komplikasi (seperti pendarahan hebat)
mencakup pelahiran plasenta yang normal. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai
proses kelahiran

1.2   Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses kelahiran bayi ?


2. apa saja yang di lalui saat proses melahirkan?
1.3    Tujuan

3. mengidentifikasi persalinan normal


4. Mengetahui proses melahirkan/persalinan
5. mengetahui tahap-tahap proses kelahiran normal.
1.4   Manfaat

6. Untuk memberitahukan proses persalinan


7. Sebagai pengetahuan
1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       Pengertian

Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau
postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam
dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi,
plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalanlain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi
pada letak  belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.Persalinan dimulai
(inpartu) pada Saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka
dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta

Pengertian persalinan

Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat
kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat (Barbara, 2009).

Persalinan adalah klimaks dari kehamilan dimana berbagai sistem yang nampaknya tidak saling
berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi. (Manuaba, 2008).

Persalinan dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
selama 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Saifudin, 2001).

Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada
awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi

dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia kehamilan antara 37 hingga
42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi
dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak
saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.

2.2            Bentuk-Bentuk Persalinan

a)      Persalinan spontan

Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b)      Persalinan Bantuan

Proses persalinan yang di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep atau
dilakukan operasi seksio caesaria.

c)      Persalinan Anjuran

Pada umumnya persalinan terjadi bila sudah besar untuk hidup di luar, tetapi sedemikian
besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan, kadang-kadang persalinan tidak
di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitocin atau prostaglandin.

2.3            Persiapan persalinan

Pada trisemester akhir menjelang kelahiran sang bayi, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan. Terutama barang – barang keperluan ibu dan sang bayi yang nantinya akan
dibawa ke rumah sakit.

1. Membuat rencana persalinan, meliputi :


  Tempat persalinan
3

2.  Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut


3.  Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut
4.  Memilih tenaga kesehatan terlatih
5.  Siapa yang akan menemani persalinan
6. Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya
7.  Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
8. Membuat rencana pembuatan keputusan jika gawat darurat pada saat pembuat keputusan
utama tidak ada
9. Mempersiapkan transportasi jika terjadi gawat darurat
1. Dimana ibu akan melahirkan
2. Bagaimana cara menjangkaunya
3. Kemana ibu mau dirujuk
4. Bagaimana cara mendapatkan dana
1. Membuat rencana atau pola menabung
Tabungan ibu bersalin (tabulin )

2. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan


Kain panjang 4 buah

Pembalut wanita

Handuk, waslap, alat mandi,

Pakaian terbuka depan, gurita ibu, bh

Pakaian bayi lengkap, minyak telon

Tas plastik/  kresek

3. Hindari kepanikan dan ketakutan


Siapkan diri ibu, ingat bahwa setelah semua ini ibu akan mendapatkan buah hati yang
didambakan.

Simpan tenaga anda untuk melahirkan, tenaga anda akan terkuras jika berteriak- teriak dan
bersikap gelisah

Dengan bersikap tenang, ibu dapat melalui saat persalinan dengan baik dan lebih siap

      Dukungan dari orang – orang terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu
memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan.

Persalinan ditentukan oleh 3 faktor “P” utama

4. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolic ibu.

5. Passage
Keadaan jalan lahir

6. Passanger
Keadaan janin ( letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomic mayor).

2.4            Tanda – Tanda Melahirkan

Gejala paling sering menjelang persalinan adalah rasa mulas. Perut terasa seperti kram, mirip
saat menstruasi. Ada juga yang merasa mual, kembung, dan nyeri punggung. Bahkan ada yang
diare atau pusing.Menjelang persalinan, sistem pencernaan Ibu akan melambat. Lebih baik Ibu
makan makanan ringan saja seperti sup, sereal, atau roti dan banyak minum air putih.

Tanda tanda lainya seperti :

Terasa nyeri di selangkangan.

Anda akan merasakan nyeri di bagian selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat posisi
kepala janin sudah turun ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin menekan
kandung kemih, ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Anda juga merasakan sakit pada
perut, mulas, sering buang air besar, dan buang angin.

Sakit pada panggul dan tulang belakang.

Anda akan merasakan sakit berlebihan pada panggul dan bagian tulang belakang.

Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang
belakang

Flek

Saat otot rahim mengerut, ukuran rahim akan mengecil, sehingga kepala janin  terdorong ke
arah jalan lahir. Bersamaan dengan itu, mulut rahim sedikit demi sedikit mulai membuka.pada
awal pembukaan mulut rahim, sumbat lendir itu terbuka dan lendir yang berwarna merah muda
keluar melalui vagina. Kita biasa menyebutnya flek.

      Ketuban Pecah

Pecah ketuban juga tanda umum menjelang persalinan. Ini lumayan bikin panik. Apalagi kalau
keluarnya seperti semburan yang sulit ditahan.Air ketuban adalah cairan amniotik yang
mengelilingi bayi selama kehamilan. Ketika saat melahirkan tiba, kantung ketuban pecah dan
airnya keluar melalui vagina.Kalau ketuban pecah, hati-hati terhadap bahaya infeksi. Jaga
kebersihan area vagina dan hubungi dokter untuk memastikan apa sudah saatnya Ibu
melahirkan.

Kontraksi

Walau tidak nyaman, kontraksi adalah panduan untuk mengetahui kapan bayi Ibu akan
lahir.Normalnya, di minggu ke 38-40 kehamilan, kepala janin sudah mulai turun ke rongga
panggul. Bersamaan dengan itu, otot-otot rahim pun mulai melakukan gerakan mengerut dan
meregang secara bergantian, terus-menerus secara teratur.Menjelang persalinan, kontraksi
makin kuat dan frekuensinya makin sering. Biasanya kondisi ini secara alami merangsang Ibu 
mengejan untuk mendorong bayi keluar.

      Jalan lahir membuka

Sejak terjadinya kehamilan, secara alami mulut rahim tertutup oleh semacam sumbat berupa
lendir kental. Sumbat lendir ini bertugas menjaga agar kehamilan bisa terus berjalan sekaligus
melindungi janin dari kuman.

Mulut rahim yang semula hanya membuka sedikit, seiring dengan datangnya kontraksi yang
semakin kuat, akan terus melunak dan terbuka semakin lebar. Lama kelamaan, mulut rahim
akan terlihat semakin datar dan menyatu dengan rahim bagian bawah.Pembukaan mulut rahim
biasanya dihitung dengan satuan sentimeter (cm). bila dokter mengatakan mulut rahim anda
sudah pembukaan 8 artinya jalan lahir sudah membuka sepanjang 8 cm.

Lamanya tahap pembukaan jalan lahir dari awal hingga sempurna, bervariasi pada setiap
kehamilan. Bila mulut rahim sudah membuka sempurna, artinya anda sudah melewati tahap
pertama dari proses persalinan, dan siap menuju tahap kedua yaitu kelahiran bayi.

Siap Lahir

Pada tahap ini, kepala janin yang memang sudah tepat berada di mulut rahim akan terus
mendesak. Bersamaan dengan itu, secara alamiah, rahim dan vagina akan membuka semacam
cekungan yang menjadi jalur untuk dilewati bayi. Saat ini, anda akan merasakan tekanan yang
sangat kuat di daerah perineum (daerah antara vagina dan anus).

Saat kepala janin sudah di ambang pintu dan siap keluar, lendir dan darah yang keluar dari
vagina semakin bertambah. Selain itu, desakan kuat kepala janin akan menyebabkan kantong
ketuban pembungkus janin pecah lebih awal atau saat pembukaan lengkap sehingga cairan
ketuban keluar membasahi vagina . cairan ini sekaligus membuat jalan lahir semakin  licin yang
justru memudahkan bayi meluncur keluar dengan mulus. Setelah pembukaan benar – benar
lengkap dan kepala bayi sudah terlihat di pintu lahir, saat inilah anda diijinkan mengejan.

Sebab terjadinya Proses Persalinan

7. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesterone dan estrogen menurun mendadak, nutrisi
janin dari plasenta berkurang.
8. Tekanan pada ganglion servikale dari frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi
kontraksi otot polos uterus
7

9. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi
10. Peningkatan beban/stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktivitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan.
Faktor yang memegang peranan penting sehingga menyebabkan persalinan.

Beberapa teori yang dikemukakan adalah :

11. Penurunan kadar estrogen dan progesteron


Gesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon estrogen meninggikan
kerentanan otot-otot rahim.selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron
dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga
timbul his.

12. Teori oksitosin


Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan, kadar
oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih sering berkontraksi.

13. Teori distansia rahim


Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena
isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.demikian dengan rahim,
maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

14.  Pengaruh janin


Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus
kehamilan sering lebih lama dari biasa.

15. Teori prostaglandin


Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan
persalinan.

16. Teori plasenta menjadi tua


Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.

17. Teori iritasi mekanik


Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi.

2.5            Kala dalam persalinan

1. 1.       Kala 1 (dari pembukaan 1 sampai lengkap).


Dimulai bila timbul his dan wanita mengeluarkan lendir yang bercampur darah (blood show)
sampai dengan pembuakaan lengkap (10cm)

Proses ini terbagi menjadi 2 fase , yaitu :

2. 1.      Fase laten
Berlangsung selama 8 jam , serviks membuka sampai 3 cm.

1. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap.
2. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
3.  Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
1. 2.      Fase aktif
1. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama
40 detik atau lebih).
2. Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau  lebih per jam
hingga penbukaan lengkap (10 cm)
9

3.  Terjadi penurunan bagian terbawah janin


4.  Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase, yaitu :
1. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 – 4 cm
2. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat , dari 4
– 9 cm
3. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi , dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9
cm menjadi lengkap
Faktor yang mempengaruhi membukanya serviks :

1. Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.


2. Waktu kontraksi, segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh
air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks.
3. Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas kanalis servikalis adalah yang
disebut ketuban, menonjol ke dalam kanalis servikalis dan membukanya.
1. 2.      Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir)
Kala II persalinan adalah masa pembukaan lengkap sampi dengan lahirnya bayi. Disebut juga
kala pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina.

Perubahan yang terjadi pada kala II :

a)     Kontraksi uterus

1. Lebih kuat , amplitudo 40 – 60 mmhg


2. Lebih lama , 50 – 60 detik untuk satu his
3. Lebih sering , lebih dari 3x dalam 10 menit
b)     Fetus

Penyaluran O2 pada palsenta akan berkurang dapat menyebabkan :

4. Hipoksia
5. Djj menjadi tidak teratur
6. Kepala masuk rongga , dasar panggul tertekan sehingga timbul reflek
mengedan.

10

c)      Otot penyokong kala II

Karena ibu mengedan , maka otot pada dinding perut akan berkontraksi.

Mengedan optimal dilakukan dengan cara :

7. Paha ditarik dekat lutut


8. Badan fleksi dagu menyentuh dada
9. Gigi bertemu gigi
10. Tidak mengeluarkan suara.
d)     Dasar panggul dan organ panggul
11. Vagina jadi tambah luas
12. Otot – otot dasar panggul merenggang
13. Kandung kemih terdorong kearah pubis
14. Uretra terenggang
15. Rectum tertekan
Tanda dan gejala Kala II Persalinan :

16. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi


17. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya
18. Perineum terlihat menonjol
19. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
20. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :

21. Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)


22. Biasanya ketuban pecah sendiri; bila pembukaan lengkap tapi ketuban masih positif,
maka dilakukan amniotomi
23. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
24. UUK biasanya akan memutar ke depan; pada primigravida kala II berlangsung rata-rata
1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam
Cara melahirkan bayi :

1.  Melahirkan kepala bayi


Pimpin ibu meneran saat kepala sudah tampak 5-6 cm depan vulva.

11

1. Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal.
2. Satu tangan lainnya menahan perineum agar tidak terjadi robekan.
3. Usap muka bayi dengan kasa / kain kering untuk membersihkan dari kotoran seperti
darah, lendir dan air ketuban.
4. Periksa apakah ada lilitan tali pusat, jika ada lilitan dan tali pusat panjang maka
longgarkan melewati kepala bayi, tapi jika tali pusat pendek, klem lalu potong.
1.   Melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya
1. Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya.
2. Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan lehar bayi (secara biparietal).
3. Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan,dan lakukan tarikan
lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
4. Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala
dan selipkan satu tangan lain ke punggung bayi untuk melahirkan bayi seluruhnya (dengan
sanggah susur)
5. Letakkan bayi di atas perut ibu dan keringkan bayi.
6. Klem dan potong tali pusat di antara kedua klem.
1. 3.       Kala III (dari bayi lahir hingga plasenta lahir).
Kala III berlangsung dari lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta secara lengkap dari dinding
uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6 – 15 menit setelah kelahiran bayi dan keluarnya
spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Peneluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah 100-200 cc.

Tanda-tanda pelepasan plasenta :

2. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.


Setelah bayi lahir, dan sebelum miometrium berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan
tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat.

3. Tali pusat memanjang (tanda Ahfeld)


4. Semburan darah tiba-tiba
12

Semburan darah yang tiba-tiba ini menandakan bahwa darah yang terkumpul di antara tempat
melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta ( darah retroplasenter), keluar melalui
tepi plasenta yang terlepas.

Tingkat pada Kelahiran Plasenta :

5. Melepas Plasenta dari implantasinya pada dinding uterus


6. Pengeluaran Plasenta dari dalam kavum uteri
1. Pelepasan dapat dimulai dari tengah (sentral, menurut Schultz)
2. Dari pinggir plasenta (marginal, menurut Mathew-Duncan)
3. Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
4. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml, jika lebih termasuk kasus patologi.
Untuk mengetahui pelepasan plasenta dipakai beberapa prasat yaitu :

5. Perasat Kustner
Tangan kanan meregang atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah simfisis ,
bila tali pusat inimasuk kembali kedalm vagina berarti palsenta belu lepas dari dinding
uterus. Bila tali pusat tidak masuk kembali kedalam vagina , berarti plasenta telah lepas dari
dinding uterus.

6. Persat Strassman
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetuk fundus
uteri.bila tersa getaran pada tali pusat , berarti tali pusat belum lepas dari tempat implantasi.
Bila tidak terasa getaran, berarti tali pusat telah terlepas dari tempat implantasinya.

7. Persat Klein
Ibu disuruh mengedan , bila tali pusat tampak turun kebawah saat mengedan dihentikan maka
plasenta telah lepas dari tempat implantasinya.

13

8. Perasat Crede
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar palsenta lepas dari dinding uterus.
Perasat ini hanya digunakan dalam keadaan terpaksa.

1. 4.       Kala IV (sampai dengan 2 jam plasenta lahir).


Adalah pemantauan melekat terhadap tanda – tanda vital dan jumlah perdarahan harus
dilakukan pada 1 – 2 jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan agar keadaan ibu
post partum dapat dipantau dan bahaya akibat perdarahan dapat dihindari.

Sebelum meninggalkan ibu post prtum, harus diperhatikan 7 yang penting, antara lain :

1)      Kontraksi uterus harus baik

2)      Tidak ada perdarahan baik dari vagina maupun dari alat genitalia lainnya

3)      Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap

4)      Kandung kemih harus kosong

5)      Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematoma

6)      Bayi dalam keadaan baik

7)      Ibu dalam keadaan baik , nadi dan TD normal tidak ada keluhan sakit kepala

Asuhan dan Pemantauan pada Kala IV


Setelah lahirnya Plasenta :

2. Periksa kelengkapan plasenta dengan teliti apakah lengkap atau tidak untuk menghindari
perdarahan.
3. Periksa kontraksi rahim, bila kontraksi rahim tidak bagus dan konsistensi uterus lembek
bisa mengakibatkan perdarahan.
4. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan penolong secara melintang antara
pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah.
5. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
14

6. Periksa perineum dari perdarahan aktif. Periksa luka laserasi atau episiotomi, apakah
terawat dengan baik dan tidak ada hematome.
7. Evaluasi kondisi ibu secara umum. Pastikan Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan Tekanan
Darah normal, tidak ada pengaduan sakit kepala tau enek.
8. Pastikan kondisi bayi dalam keadaan baik.
9. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan pada halaman
partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian.
15

BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN

Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau
postmatur),mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam
dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi,
plasenta lahir normal.Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya
bayi pada letak  belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.Bentuk-Bentuk
Persalinan:Persalinan spontan, Persalinan Bantuan, Persalinan Anjuran
menjelang kelahiran sang bayi, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Terutama barang –
barang keperluan ibu dan sang bayi yang nantinya akan dibawa ke rumah sakit.Tanda – Tanda
MelahirkanGejala paling sering menjelang persalinan adalah rasa mulas. Perut terasa seperti
kram, mirip saat menstruasi. Ada juga yang merasa mual, kembung, dan nyeri punggung.
Bahkan ada yang diare atau pusing.Menjelang persalinan, sistem pencernaan Ibu akan
melambat.Kala dalam persalinan : Kala 1 (dari pembukaan 1 sampai lengkap),Kala II (dari
pembukaan lengkap sampai bayi lahir),Kala III (dari bayi lahir hingga plasenta lahir).

16

DAFTAR PUSTAKA

Lutan, Delfi. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta – Buku Kedokteran EGC

Nolan, Mary. 2004. Kehamilan & Melahirkan. Jakarta – Arcan

Bagian Obstetri & Ginokelogi. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung – Eleman

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis  Obesentri (jilid 1). Jakarta-Buku Kedokteran

Pujiastuti. 2009.Ibu hamil dan Bayi.Jogyakarta-Tugu Publiser

Anton, Baskoro. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta. Banyumedia

Indonesia. Departemen Kesehatan Direktorat. 2004. Pelatihan Asuhan Persalinan


Normal. Jakarta. Departemen Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai