Anda di halaman 1dari 48

Dasar-Dasar Penyakit

KONSEP DASAR PENYAKIT


Pengertian Penyakit
Penyakit adalah suatu kondisi di mana terdapat keadaan tubuh yang abnormal, yang menyebabkan
hilangnya kondisi normal yang sehat.
Setiap nama penyakit yang terpisah ditandai secara spesifik oleh seperangkat gambaran yang jelas
(sebab, tanda dan gejala, perubahan morfologi dan fungsi). Berbagai penyakit mempunyai gambaran
umum yang sama sehingga mereka dikelompokkan bersama-sama pada system klasifikasi penyakit.
Penyakit merupakan manifestasi klinis melalui tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan
abnormalitas yang mendasarinya.

Karakteristik Penyakit
Masing-masing penyakit mempunyai seperangkat gambaran yang khas, yang memungkinkan untuk lebih
dimengerti, dikelompokkan dan didiagnosis. Karakteristik penyakit meliputi :
 Etiologi (sebab)
 Pathogenesis (mekanisme)
 Perubahan patologis dan klinis (manifestasi)
 Komplikasi dan cacat (efeknya)
 Prognosis
 Epidemiologi (insiden)
Keterangan :
a. Etiologi
Etiologi suatu penyakit adalah penyebab penyakit itu sendiri yang merupakan inisiator serangkaian
peristiwa yang menyebabkan sakitnya penderita. Atau, etiologi adalah suatu gambaran mengenai
penyebab penyakit yang meliputi identifikasi factor-faktor yang menimbulkan penyakit tertentu. Agen
penyebab penyakit secara umum adalah :
• Kelainan genetic
• Agen infeksi; bakteri, virus, parasit, jamur
• Bahan kimia
• Radiasi
• Trauma mekanik
Beberapa penyakit dapat disebabkan oleh campuran beberapa factor, misalnya factor genetic dan agen
infeksi. Penyakit seperti ini dikenal sebagai penyakit yang mempunyai sebab multifactor.
Kadang penyebab penyakit tidak diketahui, tapi penyakit tersebut diketahui lebih sering berjangkit pada
manusia yang mempunyai bentuk tubuh tertentu, pekerjaan, kebiasaan atau tempat tinggal, yang
kesemuanya dikenal dengan factor resiko. Factor-faktor ini mungkin memberikan arahan pada penyebab
yang tidak teridentifikasi.
Contoh etiologi, TBC disebabkan oleh basil tuberculosis dengan factor penyebab lain adalah usia, status
gizi, pekerjaan.

b. Patogenesis
Pathogenesis penyakit adalah suatu mekanisme di mana melalui proses ini penyebab sakit bekerja, yang
kemudian menghasilkan tanda dan gejala klinis maupun patologis. Atau dengan kata lain, pathogenesis
menunjukkan perkembangan atau evolusi penyakit. Yang termasuk dalam pathogenesis penyakit adalah
;
• Proses radang
Suatu respon terhadap berbagai mikroorganisme dan berbagai jenis bahan yang merugikan dan
menyebabkan kerusakan jaringan
• Degenerasi
Kemunduran sel atau jaringan yang merupakan respon atau kegagalan dari penyesuaian terhadap
berbagai agen
• Karsinogenesis
Mekanisme di mana bahan karsinogen menyebabkan terjadinya kanker
• Reaksi immune
Suatu efek/reaksi system immune tubuh yang tidak diinginkan
Contohnya adalah pathogenesis TBC meliputi mekanisme invasi basilus tuberculosis ke dalam tubuh
yang akhirnya menimbulkan kelainan. Hal ini berkaitan dengan proliferasi dan penyebaran basil
tuberculosis sehingga menimbulkan respon peradangan, pertahanan tubuh imunologik dan rusaknya sel-
sel dan jaringan yang akhirnya menimbulkan gejala kelainan.

c. Manifestasi Bentuk dan Fungsi


Bahan/agen etiologic (sebab) bekerja melalui jalan patogenetik (mekanisme) untuk menghasilkan suatu
manifestasi penyakit yang dipaparkan sebagai tanda dan gejala klinis, misalnya turunnya berat badan,
nafas pendek dan gambaran yang abnormal di mana tanda dan gejala klinis dapat dipaparkan.
1) Kelainan Bentuk
Kelainan bentuk umum yang sering menyebabkan sakit adalah :
o Lesi-lesi yang mengisi ruang (misalnya tumor) menghancurkan, memindah atau menekan jaringan
sehat di dekatnya
o Penimbunan yang berlebihan atau materi abnormal dalam organ (misalnya amiloid)
o Letak jaringan yang abnormal (misalnya tumor heterotopy) akibat invasi, metastasis atau pertumbuhan
yang abnormal
o Hilangnya jaringan sehat dari permukaan (misalnya ulserasi) atau dari dalam organ solid (misalnya
infark)
o Obstruksi aliran normal dalam saluran, misalnya asma, oklusi vaskuler
o Rupture dari ruang viskus, misalnya aneurisma, perforasi usus

2) Kelainan Fungsi
Kelainan fungsi yang mengakibatkan sakit adalah :
 Sekresi yang berlebihan dari produksi sel, misalnya mucus hidung pada influenza, hormone dengan
efek yang jauh
 Sekresi yang tidak mencukupi dari produk sel, misalnya tidak ada insulin pada diabetes mellitus
 Gangguan konduksi saraf
 Gangguan kontraktilitas struktur otot

Rasa sakit biasanya diakibatkan satu atau campuran gejala yang biasa :
• Nyeri
• Demam
• Mual
• Lemas

3) Lesi
Lesi merupakan kelainan struktur atau fungsi yang bertanggung jawab terhadap kondisi sehat-sakit.
Misalnya seorang penderita infark myocard, infark atau jalan menuju kematian myocard merupakan suatu
lesi.
Tidak semua penyakit mempunyai lesi yang dapat dilihat yang berkaitan dengan sakitnya, misalnya
depresi, schizophrenia.

4) Kelainan yang patognomonik


Bentuk yang patognomonik mempunyai arti hanya dipunyai untuk satu jenis penyakit atau kategori suatu
penyakit. Tanpa bentuk patognomonik ini, diagnosis tidak mungkin ditegakkan atau menjadi ragu.
Contohnya, adanya mycobacterium tuberculosis, patognomonik pada penyakit TBC.
Secara klinis, bentuk patognomonik sangat berguna, sebab dapat merupakan diagnose pasti.
Kehadirannya tidak akan meragukan untuk menetapkan diagnosis. Tetapi, ada beberapa penyakit yang
mempunyai bentuk campuran di mana tidak satu diantara bentuk campuran tersebut dapat merupakan
alat diagnostic yang mutlak. Diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya bentuk campuran.
Penyakit yang mempunyai bentuk campuran tersebut disebut syndrome.

d. Komplikasi dan Cacat


Penyakit mungkin sekali mempunyai efek yang diperpanjang, sekunder atau jauh. Misalnya penyebaran
organism penyakit infeksi dari tempat asal masuknya kuman, pada tempat itu terjadi rangsangan reaksi
radang, yang menyebar ke tempat lain dari dari tubuh manusia, di mana reaksi yang serupa akan terjadi.
Keadaan serupa juga ditemukan pada tumor ganas, yang permulaannya timbul pada satu organ sebagai
tumor primer, kemudian sel kanker melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe menyebar ke organ lain
dan menimbulkan tumor sekunder atau metastasis. Jalannya penyakit mungkin diperpanjang dan
menimbulkan komplikasi jika kemampuan pertahanan tubuh, perbaikan atau regenerasinya berkurang.

e. Prognosis
Prognosis merupakan perkiraan terhadap apa yang telah diketahui atau terhadap perjalanan suatu
penyaki, yang dapat disebut sebagai kemungkinan yang akan dihadapi oleh penderita. Atau dapat
dinyatakan lebih terarah/spesifik karena adanya informasi yang lengkap tentang penderita dan
penyakitnya sehingga memungkinkan untuk memberikan perkiraan yang lebih tepat. Misalnya pada
penderita kanker paru yang telah menyebar sampai hati, tulang dan otak, sangat mungkin hidupnya
hanya sampai 6 bulan lagi.
Prognosis setiap penyakit merupakan perjalanan penyakit yang dipengaruhi oleh tindakan medis atau
bedah. Jadi harus diketahui dan dibedakan antara prognosis suatu penyakit yang sesuai dengan
perjalanan alamiah penyakit dengan prognosis penyakit yang sama pada sekelompok penderita, yang
telah mendapat pengobatan yang tepat.
Dalam menilai prognosis yang mencakup kurun waktu lama dari suatu penyakit kronis/menahun, sangat
penting untuk membandingkan keberhasilan hidup sekelompok penderita dengan data actual terhadap
populasi yang bebas dari penyakit tersebut.

Remisi dan Kambuh


Tidak semua penyakit kronis berjalan dengan sakit terus-menerus. Beberapa mengalami periode tenang
dan penderita menikmati kondisi hidup yang relative sehat. Remisi merupakan proses perkembangan
dari kondisi aktif menjadi kondisi yang tenang. Jika tanda dan gejala timbul kembali, proses ini dikenal
sebagai kambuh (relapse).
Beberapa penyakit mungkin berjalan melalui beberapa siklus remisi dan kambuh, sebelum penderitanya
sembuh atau mati karena penyakitnya. Kecenderungan dari beberapa penyakit untuk masuk dalam siklus
remisi dan kambuh, mempersulit untuk menetapkan prognosis pada setiap penderita.

f. Morbiditas dan Mortalitas


Morbidity/ kesakitan dari suatu penyakit ialah jumlah semua pengaruh penyakit pada penderita.
Kesakitan pada suatu penyakit tidak selalu berakhir dengan berkurangnya kemampuan/ disability
penderita. Contohnya, pada penderita infark myocard yang tidak fatal meninggalkan daerah parut pada
myocardium, yang akan mengganggu kontraksi otot dan merupakan factor predisposisi terjadinya
kegagalan jantung. Keadaan ini merupakan kesakitan/morbidity pada penderita yang bersangkutan.
Kegagalan jantung dipaparkan dalam bentuk nafas yang pendek, aktivitas penderita yang terbatas,
kedua hal ini menunjukkan berkurangnya kemampuan penderita (disability).
Mortalitas suatu penyakit merupakan suatu kemungkinan di mana kematian merupakan hasil akhir dari
suatu penyakit. Mortalitas biasanya diformulasikan sebagai persentase seluruh penderita pada suatu
penyakit. Contohnya, angka kematian/mortality rate dari infark myocard dinyatakan sebesar 50% pada
kondisi tertentu.

g. Epidemiologi
Epidemiologi merupakan studi terhadap penyakit pada populasi. Epidemiologi juga untuk mengidentifikasi
sebab dan perjalanan penyakit. Kegiatan epidemiologi meliputi perekaman dan analisis data penyakit
dalam sekelompok manusia dan bukan hanya pada satu individu.
Pengetahuan tentang insiden penyakit sangat penting untuk :
 Penyediaan petunjuk etiologic
 Perencanaan upaya pencegahan
 Penyediaan fasilitas kedokteran yang mencukupi
 Penentuan kelompok yang relevan untuk program skrining
Epidemiologi kadang-kadang dimaksudkan sebagai patologi populasi, sering menyediakan petunjuk
penting terhadap sebab-sebab penyakit. Contohnya, pada daerah tertentu atau kelompok individu insiden
actual suatu penyakit melampaui insiden yang diperkirakan, ini member arahan bahwa penyakit dapat
diakibatkan oleh ;
o Predisposisi genetic lebih prevalen pada populasi tersebut
o Sebab lingkungan lebih prevalen pada populasi tersebut
o Kombinasi genetic dan factor lingkungan
Insiden penyakit, prevalensi, remisi dan mortalitas merupakan data numeric tentang pengaruh penyakit
pada populasi :
• Incidence rate adalah jumlah kasus-kasus baru dari suatu penyakit pada populasi tertentu yang
diketahui dalam periode tertentu
• Prevalence rate adalah jumlah kasus suatu penyakit yang ditemukan pada populasi tertentu yang
diketahui dalam periode tertentu
• Remission rate adalah jumlah kasus suatu penyakit yang sembuh secara proporsional
• Mortality rate adalah jumlah atau prosentase kematian suatu penyakit dalam populasi tertentu yang
diketahui

Sistem Pemberian Nama Penyakit


Tujuan system pemberian nama penyakit adalah :
• Kesamaan pemberian nama member fasilitas berkomunikasi
• Memungkinkan studi epidemiologi yang akurat
Jenis system pemberian nama penyakit :
a. Primer dan Sekunder
Pada ppemberian nama penyakit, kata primer dan sekunder digunakan untuk 2 maksud yaitu :
 Digunakan untuk menjelaskan penyebab suatu penyakit
Primer pada lingkup ini mempunyai arti bahwa penyakit tanpa diketahui secara jelas penyebabnya. Kata
lain yang mempunyai istilah yang sama adalah esensial, idiopatik, kriptogenik. Contohnya, hipertensi
primer mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi tanpa sebab yang jelas.
Sekunder mempunyai arti bahwa penyakit merupakan komplikasi atau manifestasi beberapa lesi.
Contohnya, hipertensi sekunder mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi sebagai akibat atau
komplikasi penyakit lain.
 Digunakan untuk mengetahui/membedakan antara permulaan dengan stadium lanjut penyakit,
terutama pada penyakit kanker. Contohnya, tumor primer ialah tumor permulaan, darimana sel-sel kanker
yang disebarluaskan akan menyebabkan terjadinya tumor sekunder dalam tubuh manusia.

b. Akut dan Kronis


Merupakan terminology yang digunakan untuk menerangkan perkembangan penyakit. Kondisi akut
mempunyai perjalanan yang cepat, sering tapi tidak selalu diikuti dengan resolusi yang cepat. Kondisi
kronis dapat diikuti proses akut, tapi yang sering ialah proses yang tersembunyi dan berlangsung lama
sampai berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.
Dalam hal ini, kondisi subakut yang merupakan kondisi antara akut dan kronis jarang digunakan.
Terminology subakut sering digunakan untuk menilai kualitas alamiah proses radang. Walaupun
demikian, subakut dapat digunakan untuk menerangkan dinamika suatu penyakit.
Secara klinis, terminology di atas sering digunakan penderita untuk menggambarkan gejala penyakitnya,
misalnya sakit yang akut mempunyai maksud berat atau jelas.

c. Jinak dan Ganas


Jinak dan ganas merupakan terminology yang digunakan untuk klasifikasi penyakit tertentu, sesuai
dengan hasil keluarannya. Misalnya, tumor jinak menggambarkan proses pada jaringan asal dan sangat
jarang mematikan, kecuali jika mendesak organ vital (misalnya otak). Sedangkan tumor ganas
mengadakan infiltrasi dan menyebar dari tempat asalnya dan sering mematikan. Contoh lain, hipertensi
benigna menggambarkan peningkatan tekanan darah yang relative ringan, yang berkembang pelan dan
bertahap serta menyebabkan kerusakan tersembunyi pada organ tubuh. Keadaan ini berbeda dengan
hipertensi maligna, di mana kenaikan tekanan darah berlangsung cepat dan memberikan gejala dan
kerusakan jaringan yang berat, misalnya sakit kepala, penglihatan kabur, kegagalan ginjal, perdarahan
otak.

Istilah-istilah dalam nama penyakit


a. Tambahan awalan
Tambahan awalan yang sering digunakan dan artinya adalah :
 Ana- : tidak ada/abses, misalnya anafilaksis
 Dis- : kelainan/penyimpangan, misalnya dysplasia
 Hiper- : kelebihan di atas normal, misalnya hipertyroid
 Hipo- : kekurangan di bawah normal, misalnya hipotyroid
 Meta- : perubahan dari satu bentuk ke bentuk lain, misalnya metaplasia

b. Tambahan akhiran
Tambahan akhiran yang sering digunakan dan artinya adalah :
 -itis : proses radang, misalnya apendiksitis
 -oma : tumor, misalnya karsinoma
 - osis : keadaan atau kondisi yang tidak selalu patologis, misalnya osteoarthritis
 -oid : kemiripan pada sesuatu, misalnya penyakit rheumatoid
 -penia : tidak adanya, misalnya trombositopenia
 -sitosis : naiknya jumlah sel, biasanya dalam darah, misalnya leukositosis
 -ektasis : dilatasi, misalnya bronkiektasi
 -plasia : kelainan pertumbuhan, misalnya hiperflasia
 -opati : bentuk abnormal yang kehilangan karakteristiknya, misalnya limfadenopati

c. Nama eponimosa
Penyakit atau lesi epinimous adalah pemberian nama yang berkaitan dengan seseorang atau tempat.
Nama ini biasanya digunakan jika asal atau penyebab penyakit tidak diketahui atau ketika telah lama
digunakan sesuai hasil pemberian nama sebagai bagian dari bahasa kedokteran atau untuk mengingat
seseorang yang pertama kali menggambarkan keadaan penyakit tersebut. Contohnya adalah ;
 Penyakit graves : tirotoksikosis primer
 Penyakit paget putting susu : infiltrasi kulit putting susu oleh sel kanker jaringan payudara
 Penyakit chron : radang kronis usus yang mengenai ileum terminalis dan menyebabkan penyempitan
lumen
 Penyakit Hodgkin : neoplasma kelenjar limfe yang ditandai adanya sel reed-sternberg
 Sel reed-sternberg : sel yang besar, mengandung 2 inti dengan nucleoli yang prominen yang
merupakan dasar diagnosis penyakit Hodgkin

d. Sindroma
Sindroma adalah kumpulan tanda dan gejala atau kombinasi suatu lesi. Tanpa hal ini, penyakit tidak
dapat diketahui atau didiagnosis. Sindroma selalu mempunyai nama epinomous. Contohnya :
 Sindroma chusing : hiperaktivitas korteks adrenal yang menyebabkan kegemukan, hirsutisme,
hipertensi, dsb.
 Sindrom nefrotik : albuminuria, hipoalbuminemia, edema

Prinsip-prinsip Klasifikasi Penyakit


Klasifikasi berguna dalam diagnosis yang memungkinkan suatu nama digunakan untuk keadaan sakit
tertentu. Klasifikasi penyakit merupakan tingkat kategori yang relative kasar yang kelihatannya akan
berubah secara cepat. Karenanya semakin terperinci klasifikasi suatu penyakit, semakin cenderung untuk
berubah sejalan dengan peningkatan ilmu kedokteran.
Penggunaan klasifikasi penyakit secara umum dan luas, yang paling utama didasarkan pada
pathogenesis atau mekanisme penyakit. Sebagian besar penyakit dapat dikelompokkan dan
diklasifikasikan sebagai berikut :
 Congenital
 Genetic
 Non genetic
 Didapat
 Radang
 Vaskuler
 Gangguan pertumbuhan
 Kerusakan dan perbaikan
 Gangguan metabolic dan degenerative
Keterangan :
a. Penyakit congenital
Penyakit congenital (kelainan genetic/kromosom dan malformasi) terjadi sekitar 5% dari kelahiran di
Inggris, yang terdiri atas :
o Malformasi 3,5%
Malformasi yang sering ditemukan adalah defek jantung congenital, spina bifida, deformitas tungkai.
o Defek gen tunggal 1%
Contohnya fenilketonuria, fibrosis kistik
o Penyimpangan kromosom 0,5%
Contohnya sindrom turner (XO kromosom seks), sindrom down (trisomi 21)
Penyakit congenital dimulai sebelum lahir, tapi sebagian baru memberikan tanda dan gejala klinis setelah
dewasa. Penyakit congenital mungkin disebabkan defek genetic, baik diturunkan dari kedua orangtuanya
maupun mutasi genetic sebelum lahir atau factor luar yang mengganggu pertumbuhan embrio atau
fetus.
Contoh defek genetic adalah sistik fibrosis yang merupakan gangguan transport membrane sel yang
diturunkan sebagai kelainan autosomal resesif dari gen orangtuanya. Contoh defek non genetic adalah
penyakit congenital hilangnya pendengaran dan kelainan jantung sebagai akibat infeksi fetus pada ibu
yang menderita rubella pada waktu mengandung.

b. Penyakit yang didapat


Penyakit yang didapat disebabkan oleh factor lingkungan. Penyakit ini dikelompokkan sesuai dengan
patogenesisnya.
1) Penyakit radang
Radang merupakan respon fisiologik jaringan yang hidup terhadap rangsanng yang merugikan.
Pemberian nama biasanya berdasarkan jenis organ yang terkena ditambah akhiran “-itis”. Contohnya :
• Tonsillitis : di tonsil
• Apendiksitis : apendiks
• Dermatitis : di kulit
• Arthritis : di sendi
Tapi ada juga pemberian nama di luar konsep tersebut, misalnya tuberculosis, sifilis, leprosy yang
merupakan penyakit infeksi dengan reaksi radang yang khas.
Setiap kelompok penyakit radang mempunyai bentuk tersendiri yang tergantung pada :
 Penyebab
 Respon tubuh penderita yang tepat
 Organ yang terkena
2) Gangguan vaskuler
Gangguan vaskuler merupakan keadaan sebagai hasil dari gangguan dari aliran darah, baik dari, ke,
maupun di dalam organ. Pembuluh darah merupakan saluran yang penting. Segala pengurangan aliran
darah akan menyebabkan terjadinya iskemia pada jaringan yang bersangkutan. Jika iskemia tetap terjadi
untuk waktu yang lama, akan terjadi kematian jaringan yang disebut infark. Di Negara yang telah
berkembang, gangguan vaskuler merupakan masalah kesehatan yang besar, seperti :
• Infark myocard
• Infark otak
• Gangrene tungkai
• Syok dan kegagalan sirkulasi
3) Gangguan pertumbuhan
Merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal termasuk penyesuaian terhadap
perubahan lingkungan, misalnya :
o Pembesaran jantung pada penderita tekanan darah tinggi
o Pada penderita penyakit kelenjar pituitary yang menyebabkan berkurangnya produksi ACTH akan
mengakibatkan pelisutan kelenjar adrenal
o Neoplasma atau tumor
4) Rudapaksa dan perbaikan
Rudapaksa mekanik atau trauma dapat langsung menyebabkan penyakit, di mana kelainan yang terjadi
tergantung dari sifat dan besarnya rudapaksa. Secara khusus, mekanisme perbaikan kurang efektif pada
lanjut usia, malnutrisi, mobilitas tinggi, adanya benda asing dan infeksi.
5) Gangguan metabolic dan degenerative
Gangguan metabolic dan degenerative sangat banyak dan beragam. Beberapa gangguan metabolic
merupakan kelainan congenital (kesalahan metabolism waktu lahir) dan diturunkan melalui gen yang
rusak dari orangtuanya. Gangguan metabolic yang didapat contohnya diabetes mellitus, gout, walaupun
ada bagian dari predisposisi genetic, dan sebagian merupakan kelainan sekunder akibat penyakit lain
seperti hiperkalsemia.
Gangguan degenerative ditandai oleh hilangnya struktur dan fungsi jaringan.

Klasifikasi Penyakit
a. Penyakit herediter/familial
Disebabkan oleh kelainan herediter dalam kromosom atau gen pada satu atau kedua orangtua yang
diturunkan pada keturunannya. Kromosom atau gen yang berubah dapat menyebabkan dihasilkannya
protein abnormal yang mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh yang penting.
Contohnya :
 Sindrom down akibat jumlah kromosom abnormal pada posisi 21
 Hemofili akibat gen-gen resesif yang mengakibatkan defisiensi factor VIII
b. Penyakit congenital
Terdapat pada saat lahir, beberapa diturunkan sedangkan yang lain dapat disebabkan oleh cacat
perkembangan yang asalnya diketahui atau tidak diketahui. Tidak semua penyakit herediter adalah
congenital dan tidak semua penyakit congenital adalah herediter.
c. Penyakit toksik
Disebabkan oleh ingesti racun. Contohnya inhalasi karbonmonoksida dari buangan kenderaan bermotor
dalam garasi yang tertutup dapat menyebabkan hipoksia jaringan dan kematian.
d. Penyakit infeksi
Diakibatkan oleh invasi organism pathogen hidup, misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing
e. Penyakit traumatic
Disebabkan oleh cedera fisik; cedera mekanik kasar, panas atau dingin yang ekstrem, listrik, radiasi
merupakan contoh agen fisik yang dapat menyebabkan trauma pada tubuh.
f. Penyakit degenerative
Berkaitan dengan proses penuaan normal dan semakin sering dengan meningkatnya rentang kehidupan.
Contohnya osteoarttritis, arteriosklerosis.
g. Penyakit imunologik
System immune secara normal bereaksi melindungi terhadap invasi antigen asing dan kanker. Jadi
penyakit ini berkaitan dengan reaksi system immune dalam tubuh. Hipersensitivitas/alergi, autoimmune,
imunodefisiensi merupakan tipe reaksi immune.

h. Penyakit neoplastik
Ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang menyebabkan berbagai jenis tumor jinak dan ganas.
i. Penyakit yang berhubungan dengan gizi
j. Penyakit metabolic
Diakibatkan oleh gangguan pada beberapa proses metabolic penting dalam tubuh. Contohnya, diabetes
melitus
k. Penyakit molekuler
Diakibatkan oleh kelainan molekul tunggal yang menyebabkan abnormalitas produk molekuler pada
aktivitas seluler. Contohnya, anemia sel sabit akibat kelainan pada urutan 2 asam amino dalam molekul
hemoglobin sehingga menyebabkan bentuk abnormal dari sel darah merah

l. Penyakit psikogenik
Dimulai dalam pikiran, berasal dari emosional atau psikologik dalam kaitannya dengan suatu gejala.
Contohnya, scizofrenia, dementia
m. Penyakit iatrogenic
Suatu oenyakit atau gangguan yang ditimbulkan secara tidak sengaja sebagai akibat pengobatan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk beberapa gangguan lain. Dengan kata lain, efek-efek tersebut
dapat dihindari dengan perawatan yang benar dan tepat. Contohnya, efek samping diuretic tiazid adalah
hipokalemia yang dapat menyebabkan disritmia jantung serius. Upaya untuk menghindarinya dapat
dilakukan dengan pemantauan kadar kalium serum yang seksama dan menyediakan makanan yang
tinggi kalium.
n. Penyakit idiopatik
Penyakit yang penyebabnya tidak diketahui. Contohnya hipertensi esensial/idiopatik.

MAKALAH DASAR-DASAR PENYAKIT


Desember 14, 2016

MAKALAH
DASAR-DASAR PENYAKIT

MAKALAH
OLEH :
RINA
XII KEPERAWATAN
32

SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG


2016

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahirobil’alamin

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-
Nya yang senantiasa tercurah kepada segenap hambanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah “Dasar Dasar Penyakit” ini tanpa ada halangan satupun. Makalah ini disusun
sebagai salah satu syarat memenuhi nilai tugas semester ganjil mata pelajaran Produktif kelas XII.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bpk. Sodikin, S.T, M.Pd Selaku kepala SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG, yang telah memberikan
kesempatan serta memberikan fasilitas sehingga makalah ini dapat diselsesai dengan baik

2. Ibu Leni Rohyani, A.Md., Kep selaku Ka.Program Keperawatan dan guru produktif

3. Ibu Siwi Niko Wisudawati, S.Kep selaku guru Produktif yang telah sabar membimbing dan membantu
kami sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik

4. Ibu Tri Menik Cahyawati, S.Pd selaku wali kelas XII Keperawatan yang telah banyak membantu
menyusun makalah ini

5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang tulus dan sempurna, doa, motivasi,
dukungan, perhatian, serta materi yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik

6. Mas Rahmat Sidik dan keluarga yang selalu memotivasi dan memberi dukungan materi sehingga penulis
dapat menyelesaaikan makalah ini

7. Teman-teman satu kelas dan seangkatan penulis

8. Pada semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa
kritikan dan saran yang membangun, khususnya dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan, serta wawasan
bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Wassalamu’alikum wr.wb

Ajibarang, 24 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................ i
Kata Pengantar....................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................ iii
Sistem Gastrointestinal
a). Hemoroid.................................................................
b). Obesitas...................................................................
Sistem Reproduksi
a). Kanker payudara.....................................................
b) Herpes genetalis........................................................
Sistem Neurologi
a). Cedera Medulla Spinalis..........................................
b). Epilepsi....................................................................
Sistem Respirstori
a). Kanker Laring..........................................................
b). Influenza..................................................................
Sistem Kardiovaskular
a). Syok Kardiogenik....................................................
b). Miokarditis..............................................................
Sistem Integumen
a). Luka Bakar..............................................................
b). Urtikaria..................................................................
Daftar Pustaka........................................................................

I. SISTEM GASTROINTESTINAL

A. HEMOROID (WASIR)

a. Definisi

a) Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis (Muttaqin, 2011).

b) Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis dengan penonjolan membrane mukosa
yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011).

b. Etiologi

a) Terlalu banyak duduk

b) Berdiri terlalu lama

c) Kurang minum

d) Kurang serat

e) Diare menahun

f) Faktor keturunan jika ada keluarga yang menderita wasir


g) Mengangkat beban terlalu berat

h) Kurang olah raga

i) Susah BAB tapi dipaksakan untuk mengeden

j) Kehamilan, berhubungan dengan banyak masalah anorektal

c. Manifestasi klinis

a) Mengeluarkan darah saat buang air besar

b) Muncul benjolan disekitar anus yang di dalamnya terdapat pembulih darah vena, otot, jaringan ikat
elastis

c) Nyeri dan rasa tidak nyaman akibat pembengkakan rektum

d) Basah, gatal dan hygine yang kurang di anus

d. Penatalaksanaan

a) Untuk meringankan wasir, rendamlah dengan air hangat yang rutin

b) Kompres dengan air dingin atau es jika terjadi pembengkakan

c) Kompres dengan kemiri yang dihancurkan dan dicampur dengan air hangat

d) Menjaga kondisi anus supaya tetap bersih dan kering

e) Jangan gunakan tisu toilet yang kering

f) Perbanyak asupan makanan serat

g) Obat pelunak tinja atau psilium

h) Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita yang mengalami pendarahan

e. Diagnosa keperawatan

a) Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen injuri fisik

b) Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan sekunder

B. OBESITAS

a. Definisi
Obesitas adalah kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 25 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis
kelamin, dan tinggi badan.

b. Etiologi

a) Faktor genetik

b) Faktor psikologis ( gangguan emosi)

c) Faktor neurogenik ( ganggua hormon)

d) Faktor nutrisi

e) Faktor aktivitas fisik

c. Manifestasi kinis

a) Anak terlihat sangat gemuk dan lebih tinggi

b) Dagu terlihat berganda

c) Buah dada seolah-olah berkembang

d) Perut membuncit

e) Dinding perut berlipat

f) Kedua tungkai berbentuk X

g) Pada anak laki-laki penis terlihat lebih kecil

h) Timbul gangguan pernafasan

i) Kelainan kulit

d. Penatalaksanaan

a) Pengaturan makanan

- Kalori

- Diet seimbang

- Pembagian kalori harus seimbang

- Baentuk dan jenis makanan


b) Latihan jasmani yang lebih intensif

e. Diagnosa keperawatan

a) Perubahan nutrisi

b) Kurang pengetahuan

I. SISTEM REPRODUKSIA. KANKER PAYUDARA

a. Definisi

Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari

epitel duktus maupun lobulusnya.

b. Etiologi

a) Kelahiran anak pertama setelah usia 30 tahun.

b) Obesitas, kontrasepsi oral, terapi penggantian hormon, masuknya alkohol, kemungkinan diit tinggi
lemak.

c) Resiko penyakit payudara jinak.

d) Pemajanan terhadap radiasi pengionan setelah pubertas sebelum 30 tahun.

e) Riwayat derajat satu meningkat 2-3 kali.

c. Manifestasi klinis

a) Nyeri biasanya tidak terdapat kecuali pada tahap akhir

b) Umumnya lesi tidak nyeri tekan, terikat, dan keras dengan perbatasan takteratur

c) Mayoritas terjadi pada kuadran luar atas

d) Lebih sering pada payudara atas

e) Tanpa deteksi dan pengobatan kulit berwarna orange, asimetris, peninggian payudara yang terkena,
retraksi puting susu, payudara sedikit terikat pada dinding dada.
d. Penatalaksanaan

e. Diagnosa keperawatan

a) Ketakutan dan ketidakefektifan koping

b) Nyeri dan ketidaknyamanan

B. HERPES GENITALIS

a. Definisi

Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau tipe 2.

b. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau 2.

c. Manifestasi klinis

a) Timbul gelembung kecil berwarna bening diskitar mulut kelamin atau rektum.

b) Gelembung bisa pecah dan dapat menimbulkan bekas seperti sariawan.

c) Rasa nyeri akibat gelembung

d) Kesulitan berkemih

e) Mengeluarkan cairan dari vagina atau penis

f) Gejala lain seperti flu, demam, sakit seluruh badan dan pembengkakan kelenjar getah bening disekitar
area luka.

d. Penatalaksanaan

a) Pemberian antiviral

b) Pemberian terapi supresif (misalnya penggunaan harian antiviral)

e. Diagnosa keperawatan

a) Nyeri akut

b) Gangguan rasa nyaman


I. SISTEM NEUROLOGI

A. CEDERA MEDULLA SPINALIS

a. Definisi

Cedera medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan seringkali oleh
kecelakaan lalu lintas.

b. Etiologi

a) Kecelakaan bermotor

b) Terjatuh

c) Berolahraga

d) Kecelakaan industrial

e) Tembakan peluru

c. Manifestasi klinis

a) Tingkat neurologis

- paralisis sensorik dan motorik total dibawah tingkat neurologis.

- kehilangan kontrol kandung kemih dan usus.

- kehilangan kemampuan berkeringat dan tonus vasomotor dibawah tingkt neurologis.

- reduksi tekanan darah yang sangat terlihat akibat kehilangan tahan vaskular perifer.

b) Masalah pernafasan

- Yang berhubungan dengan gangguan fungsi pernafasan.

- Gagal nafas akut.

d. Penatalaksanaan

a) Farmakoterapi
Memberikan steroid dosis tinggi (metilpredisolon) untuk melawan edema medulla

b) Tindakan respiratori

c) Reduksi dan traksi skeletal

e. Diagnosa keperawatan

a) Ketidakefktifan pola bernafas

b) Kerusakan mobilitas fisik

c) Resiko terhadap kerusakan kulit

d) Ketidakmampuan berkemih

B. EPILEPSI

a. Definisi

Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi denagan ciri-ciri timbulnya
serangan paroksisimal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan
dengan berbagai tanda dan gejala dan laboratoris.

b. Etiologi

a) Trauma lahir , asphyxial neonatorum

b) Cedera kepala, infeksi sistem syaraf

c) Keracunan CO, intoksikasi obat atau alkohol

d) Demam, gangguan metabolik ( hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)

e) Tumor otak

f) Kelainan pembuluh darah

c. Manifestasi klinis

a) Kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan pengindraan.

b) Kelainan gangguan EEG


c) Tergantung lokasi dan sifat fokus epileptogen

d) Sakit kepala

e) Mengalami aura suatu sensasi (perasaan tidak enak)

d. Penatalaksanaan

a) Medik

- Pengobatan kausal

- Pengobatan rumat

- Pemberian obat pada semua penderita (fenobarbital, diazepam, diamox, dilantin, mysolin)

b) Keperawatan

e. Diagnosa keperaatan

a) Rsiko jalan nafas tidak efektif

b) Resiko luka berhubungan dengan aktivitas kejanag

c) Isolasi sosial berhubungan dengan rendah diri

II. SISTEM RESPIRATORI

A. INFLUENZA

a. Definisi

Influenza merupakan infeksi saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti
pasien pada semua usia

b. Etiologi

Virus haemophillus influenza (tipe A, B, dan C)

c. Manifestasi klinis

a) Nyeri kepala hebat

b) Nyeri otot

c) Demam dan menggigil


d) Anoreksia

e) Fantigue dan weakness

f) Sakit tenggorokan

g) Batuk,bersin dan hidung tersumbat

d. Penatalaksanaan

a) Memberikan obat yang bersifat simptomatik karena antibiotik tidak efektif untuk infeksi virus

b) Menyarankan pasien untuk bedrest

c) Meningkatkan intake cairan jika tidak ada kontra indikasi

d) Memberikan obat kumur untuk menurunkan nyeri tenggorokan

e) Menurunkan anti histamin untuk menurunkan rinorrhea

f) Memberi vitamin C

g) Memberi vaksinasi

e. Diagnosa keperawatan

a) Jalan nafas tidak efektif

b) Hipertermi

B. KANKER LARING

a. Definisi

Kanker laring adalah tumor yang tumbuh pada jaringan kotak suara (laring). Laring merupakan
bagian dari tenggorokan yang memiliki fungsi penting dalam membantu proses bernapas dan bicara
kita.

b. Etiologi

a) Tembakau ( perokok atau perokok pasif)

b) Alkohol dan efek kombinsinya

c) Ketegangan vokal
d) Laringitis kronis

e) Defisiensi nutrisi

f) Predisposisi keluarga

g) Pemajanan industrial terhadap karsinogen

c. Manifestasi klinis

a) Serak terjadi di awal-awal area glotis

b) Nyeri dan rasa tebakar di tenggorokan ketika minum jus jeruk dan cairan panas.

c) Teraba benjolan dileher.

d) Muncul disfagia, dispnea, serak, dan napas bau.

e) Nyeri yang menjalar ke telinga menandakan adanya metastasis.

d. Penatalaksanaan

a) Pemeriksaan gigi lengkap untuk menyingkirkan penyakit gigi.

b) Masalah-masalah gigi harus dibereskan sebelum penjadwalan pembedahan.

c) Laringektomi parsial dianjurkan pada tahap ini, terutama pada kanker laring intrinsik.

d) Laringektomi supraglotik (horizontal) digunakan untuk beberapa tumor ekstrinsik.

e) Laringektomi hemivertikal dilakukan jika tumor sudah menjalar melebihi pita suara tetapi kurang dari 1
cm dari area subglotis.

f) Laringektomi total untuk kanker ekstrinsi ( menjalar melibihi pita suara).

e. Diagnosa keperawatan

a) Kurang pengetahuan tentang prosedur pembedahan

b) Ansietas

c) Kerusakan komunikasi verbal


III. SISTEM URINARIA

A. SINDROM NEFROTIK

a. Definisi

Sindrom nefrotik merupakan kompleks gejala dengan karakteristik proteinuria, hipoalbuminemia,


hiperlipidemia, gangguan imunitas dan edema

b. Etiologi

a) MCNS (Minimal Change Nephrotic Syndrome) merupakan penyebab idiopatik

b) Sindrom nefrotik sekunder biasanya terjadi setelah kerusakan glomelurus dengan penyebab yang
diketahui.

c) Sindrom nefrotik kongenital disebabkan oleh gen resesif autosomal.

c. Manifestasi klinis

a) Anoreksia

b) Keletihan

c) Pucat

d) Diare

e) Nyeri abdomen

f) Kulit mengilt dengan vena menonjol

g) Penurunan tekanan darah

h) Rentan terhadap infeksi, terutama pneumonia

i) Edema pedal dan pratibial sampai seluruh tubuh, berat badan meningkat, asite dan efusi pleura.
d. Penatalaksanaa

a) Kaji defisit volume cairan dengan memantau peningkatan edema dan mengukur lingkar abdomen

b) Pantau tanda-tanda infeksi dan cegah infeksi

c) Beri obat-obatan (kortikosteroid, preparat alkilator oral, loop diuretic berkombinasi dengan metolazone)

d) Tingkatkan integritas kulit

e) Tingkatkan asupan nutrisi

f) Kurangi pengerahan energi

g) Bantu meningkatkan konsep diri

h) Beri penyuluhan anak dan keluarga

i) Beri keluarga dukungan

e. Diagnosa keperawatan

a) Kelebihan volume cairan

b) Intoleransi aktivitas

c) Resiko kerusakan integritas kulit

B. ENURESIS

a. Definisi

a) Enuresis merupakan urinasi berulang secara involunter pada anak yang seharusnya sudah
mengendalikan kandug kemih ( biasanya usia 2 sampai 5 ahun).

b) Enuresis primer merupakan istilah yang digunakan untuk ngompol yang terjadi pada anak-anak yang
sering tampak basah.

c) Enuresis sekunder merupakan istilah untuk ngompol pada anak-anak yang mengalami kontinensia urine.

b. Etiologi

a) Faktor genetis
b) Durasi tidur yang panjang selama bayi

c) Riwayat keluarga positif

d) Laju perkembangan fisik yang lambat

c. Manifestasi klinis

a) Ngompol di tempat tidur pada malam hari

b) Urgensi urine

c) Disuria

d) Ketidakberdayaan

e) Frekuensi berkemih

d. Penatalaksanaa

a) Tingkatkan kondisi anak tetap kering

- Membiasakan anak terbangun untuk berkemih

- Latihan kontrol retensi

- Pembuatan jadwal bangun tidur

- Terapi obat (impiramin, desmopressin nasal spray)

b) Tingkatkan harga diri yang sehat

- Beri dukungan emosional

- Menghindari sikap menyalahkan atau membiarkan anak.

e. Diagosa keperawatan

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan


IV. SISTEM KARDIOVASKULAR

A. SYOK KARDIOGENIK

a. Definisi

Syok kardiogenik adalah syndrom klinis yang kompleks yang mencakup sekelompok keadaan yang
disebabkan oleh perfusi jaringan.

b. Etiologi

a) Kehilangan daya kontraksi pada infrak

b) Penurunan daya kontraksi karena gagal jantung

c) Aritmia

d) Perforasi septal ventrikular

e) Penyakit katup jantung tamponade

f) Pneumotoraks ventrikel

g) Peninggian kontraksi ventrikular afterload pada ventrikel kanan.

c. Manifestasi klinis

a) Gangguan fungsi sistolik dan diastolik

b) Takikardia

c) Vasokonstriksi

d) retensi cairan dan garam,

e) melepaskan hormon-hormon tertentu.

d. Penatalaksanaan

a) Terapi oksigen

b) Terapi farmakologi

c) Pemantauan enzim dan EKG


e. Diagnosa keperawatan

a) Gangguan pertukaran gas

B. MIOKARDITIS

a. Definisi

Adalah suatu kondisi medis yang disertai dengan peradangan pada otak jantung yang terletak dilapisan
tengah dinding jantung (miokardium).

b. Etiologi

a) Virus (adenovirus, enterovirus)

b) Bakteri (brucella, chlamydia)

c) Obat-obatan (aminofilin, kokain)

d) Lingkungan

c. Manifestasi klinis

a) Berkurangnya produksi air seni

b) Kelelahan, demam

c) Denyut jantung abnormal

d) Rasa sakit di dada

e) Sesak nafas

d. Penatalaksanaan

a) Tirah baring/ pembatasan aktivitas

b) Pemberian antibiotik

c) Pemberian obat kortikosteroid

d) Pemberian diuretik jika berkembang menjadi gagal jantung

e) Terapi komplikasi

e. Diagnosa
a) Nyeri

b) Resiko penurunan curah jantung

c) Gangguan perfusi jantung

V. SISTEM INTEGUMEN

A. LUKA BAKAR

a. Definisi

a) Luka bakar adalah terauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001).

b) Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (moenajat, 2001).

b. Etiologi

a) Luka bakar suhu tinggi (thermal burn)

- Gas.

- Cairan.

- Bahan padat (solid).

b) Luka bakar bahan kimia (chemical burn).

c) Luka bakar sengatan listrik (electrical burn).

d) Luka bakar radiasi (radiasi luka).

c. Manifestasi klinis

a) Sesak nafas.

b) Takiepnea.
c) Stridor.

d) Suara serak.

e) Dahak berwrna gelap (jelaga).

f) Mekanisme kerusakan saluran nafas.

- Trauma panas langsung.

- Keracunan asap yang toksik.

- Intoksikasi karbon monoksida.

d. Penatalaksanaan

a) Tanpa distres pernapasan

- Intubasi/pipa endoktrakeal.

- Pemberian oksigen 2-4 liter/menit.

- Penghisapan secret secara berkala.

- Humidifikasi dengan nebulizer.

- Pemberian bronkodilator (ventolin inhalasi).

- Pemantauan gejala dan tanda distres pernapasan.

b) Dengan distres pernapasan

- Lakukan trakeostonomi dengan lokal ansietas.

- Pemberian oksigen 2-4 liter melalui trakeostonomi.

- Pemberian secret saluran pernapasan secara berkala.

- Humidifikasi dengan nebulizer.

- Pemberian bronkodilator (ventolin inhalasi) setiap 6 jam.

- Pemantauan tanda dan gejala distres pernapasan.

- Pemeriksaan radiologik.

- Di rawat di bed observasi dengan posisi duduk atau setengah duduk.


- Pelaksanaan di ruang resusitasi.

e. Diagnosa keperawatan

a) Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakeabronkial.

b) Pertukaran gas inefektif berhubungan dengan cedera inhalasi.

c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute abnormal.

B. URTIKARIA

a. Definisi

Urtikaria adalah lesi kulit yang menimbul (wheals), berwarna merah, pucat bila
ditekan, berbatas tegas, gatal.

b. Etiologi

a) Adanya mediator vasoaktif seperti histamin, leukotrien, dan prostaglandin yang


lepas dari sel mast.

b) infeksi (48,6%)

c) obat (5,4%)

d) alergi makanan (2,7%).

c. Manifestasi klinis

a) Dermografisme : bilur-bilur tampak sesudah adanya bekas-bekas garukan.

b) Penekanan (timbulnya belakangan) : bilur-bilur timbul dalam waktu sampai 24 jam sesudah terjadinya
penekanan

c) Urtikaria kolinergik : yang diserang adalah laki-laki muda ; kulit yang berkeringat disertai oleh adanya
bilur-bilur kecil berwarna putih dengan lingkaran berwarna merah pada badan bagian atas.

d. Penatalaksanaan

Pemberian obat anthihistamin, epinefrin, Siproheptadin (Periactin).

e. Diagnosa keperawatan

a) Resiko kerusakan kulit


b) Perubahan rasa nyaman

Memahami Dasar Penyakit Sederhana di Masyarakat

Memahami Dasar Penyakit


Sederhana di Masyarakat

I. PENDAHULUAN

Penyakitmakinberkembang/mengalamievolusi di masyarakat.Penisilinmerupakanpenemuan
yang paling berpengaruh di abad ke-18.Sejakditemukannyapenisilin,
berbagaipenyakitinfeksiberhasildisembuhkan.Namunselainperkembanganobat-obatan,
beberapapenyakittelahmengalamievolusi.Misalnyapenyakit influenza yang
telahmenimbulkanbeberapa kali wabah di berbagaibelahanduniaakibatadanyamutasi virus
influenza
ini.Upayamempertahankandanmeningkatkanderajatkesehatanmerupakantanggungjawabbersa
maantaraindividu, masyarakat, pihakswastamaupunpemerintah.

Dan perantenagakesehatansangatlahpentingdalampencegahan primer,


sekunderdantersierdalamupayapemeliharankesehatan.Perantenagakesehatandalampencegaha
n primer adalahpreventifdanpromotif, pencegahansekunderadalahdeteksidinidanpengobatan
yang tepat, danpencegahantersieradalahrehabilitasimedis.

Sebagaitenagavokasional, siswa SMK KesehatanPerludiperkenalkanbeberapapenyakitdasar


yang
umumdimasyarakatgunamembantumerekadalammelaksanakantugaskeperawatan.Beberapape
nyakitdasar yang diperkenalkanakandijelaskanmulaidaripengertiandandefinisioperasionalnya,
gejalaumumdanspesifik, pemeriksaanfisik yang ditemukan, cara diagnosis,
penatalaksanaandanbeberapapenyakit yang merupakan diagnosis banding.

Pembahasanakandibagimenjadi 3 semester
II. KOMPETENSI

A. STANDAR KOMPETENSI

Pesertadidikdiharapkanmampumemahamidasar-dasarpenyakitsederhana yang umum di


masyarakat

B. KOMPETENSI DASAR
Setelahmempelajaribagianinipesertadidikdapat :
a. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem integumen sederhana yang umum dimasyarakat;
b. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem gastro intestinal sederhana yang umum dimasyarakat;
c. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito urinaria sederhana yang umum dimasyarakat;
d. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem respiratori sederhana yang umum dimasyarakat;
e. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem kardiovaskuler sederhana yang umum dimasyarakat;
f. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem persyarafan sederhana yang umum dimasyarakat;
g. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem reproduksi sederhana yang umum dimasyarakat;

C. ALOKASI WAKTU
AlokasiWaktu : 12 X @ 45 menit

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

A. PokokBahasan
1. Penyakit-penyakit sistem respirasi sederhana yang umum di masyarakat
2. Penyakit- penyakit sistem gastro intestinal sederhana yang umum di masyarakat
B. Sub PokokBahasan
1. Penyakit sistem Respirasi
a. ISPA
i. Tonsilitis
ii. Rhinitis
iii. faringitis
b. Sesak nafas
i. Pneumonia
ii. Asma
c. Tuberculosis
2. Penyakit sistem Gastro intestinal
a. Gastritis
b. Diare
i. Diare dengan dehidrasi
ii. Disentri
iii. Keracunan makanan
c. Penyakit lain pada saluran cerna
i. Demam tifoid
ii. apendisitis
iii. konstipasi

IV. BAHAN PEMBELAJARAN

BAHAN PEMBELAJARAN 1
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) sangat sering dijumpai di masyarakat. Menurut data
yang tercatat di sebagian besar pusat pelayanan kesehatan menerima kasus ISPA lebih banyak
dibandingkan dengan kasus-kasus yang lain. Gejala ISPA yang paling banyak ditemukan adalah
batuk dan pilek. Beberapa ISPA yang sederhana adalah penyakit rhinitis, faringitis, dan
tonsilitis. Sedangkan untuk penyakit ISPA yang berat seperti sinusitis tidak akan dibahas pada
materi pembelajaran ini.

1. RHINITIS
a. PENGERTIAN
Merupakan radang pada mukosa hidung. Dapat disebabkan oleh infeksi maupun non infeksi
(alergi)
b. GEJALA DAN TANDA
i. Dapat disertai panas atau tidak
ii. Bersin-bersin
iii. Pilek (runny nose)
iv. Kemerahan pada mukosa hidung dan konka
c. DIAGNOSIS
Ditemukannya gejala-gejala tersebut di atas tanpa adanya gejala infeksi pada tempat lain
d. PENATALAKSANAAN
i. Terapi medikamentosa yang bersifat simptomatik sesuai gejala
1. Penurun panas
2. Dekongestan
3. Obat batuk dan pilek
ii. Terapi medikamentosa untuk mengatasi penyebab: antibiotika
iii. Terapi penunjang
1. Minum air hangat lebih banyak
2. Istirahat yang cukup

2. FARINGITIS
a. PENGERTIAN
Keradangan pada faring yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
b. GEJALA DAN TANDA
i. Tanda-tanda radang pada faring (kemerahan, granulasi, lendir)
ii. Batuk berdahak dan atau tanpa dahak
iii. Nyeri menelan
iv. Sesak

c. DIAGNOSIS
Ditemukannya tanda dan gejala adanya peradangan pada faring tanpa adanya infeksi ditempat
lain.

d. PENATALAKSANAAN
i. Terapi medikamentosa yang bersifat simptomatik sesuai gejala
1. Penurun panas atau penghilang rasa nyeri
2. Dekongestan
3. Obat batuk (pengencer dahak) dan pilek
ii. Terapi medikamentosa untuk mengatasi penyebab: antibiotika
iii. Terapi penunjang
1. Minum air hangat lebih banyak
2. Istirahat yang cukup
3. Makan makanan yang kurang “merangsang” (tidak berbumbu, tidak pedas, tidak berminyak)

3. TONSILITIS
a. PENGERTIAN
Peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau non infeksi
yang lain
b. GEJALA DAN TANDA
i. Adanya peningkatan suhu tubuh atau tidak
ii. Ditemukannya tanda radang pada tonsil (kemerahan, pembengkakan)
iii. Terlihat dendritus pada tonsil. Dendritus adalah adanya bintik-bintik putih pada tonsil akibat adanya
bendungan pada saluran-saluran pembuangan pada tonsil karena sisa makanan, PUS.
iv. Nyeri menelan
v. Batuk tanpa atau dengan dahak
vi. Gejala-gejala umum lainnya (tidak nafsu makan, badan lemas)

c. DIAGNOSIS
Bila ditemukan gejala dan tanda tersebut di atas tanpa ditemukan adanya infeksi di tempat lain

d. PENATALAKSANAAN
i. Terapi medikamentosa yang bersifat simptomatik sesuai gejala:
1. Penurun panas
2. Penghilang rasa nyeri
3. Dekongestan
4. Obat batuk (pengencer dahak) dan pilek
ii. Terapi medikamentosa untuk mengatasi penyebab: antibiotika
iii. Terapi penunjang
1. Minum air hangat lebih banyak
2. Istirahat yang cukup
3. Makan makanan yang kurang “merangsang” (tidak berbumbu, tidak pedas, tidak berminyak)
BAHAN PEMBELAJARAN 3
SESAK

1. PENDAHULUAN
Sesak nafas merupakan keluhan yang perlu mendapatkan perhatian jika ada pasien yang datang
dengan keluhan tersebut. sesak nafas dapat disebabkan oleh gagal pernafasan akibat kelainan
jantung, asma bronkiale, pneumonia, sesak nafas akibat kelainan hati atau ginjal dini, gagal ginjal,
sesak akibat koma diabetikum atau kelainan di otak. Ketidaktepatan penanganan dapat
berakibat fatal bagi pasien dengan sesak nafas. Tenaga kesehatan, perawat maupun bidan
harus mampu memperhatikan adanya sianosis, pembekakan pada tungkai. Pengukuran tekanan
darah dan nadi perlu dilakukan demikian juga bau nafas perlu diperhatikan.

Sesak napas merupakan kesulitan pernapasan bernapas dan rasa tidak nyaman saat
bernapas. Frekuensi napas meningkat atau malah menurun dan kadang dijumpai suara stridor
saat menarik napas. Gangguan pada pernapasan dapat menyebabkan:
 Wheezing/mengi adalah suara yang timbul akibat aliran turbulen di saluran napas yang dapat
terjadi pada orang normal. Namun tanda ini lebih sering terjadi akibat adanya sumbatan jalan
napas, misalnya pada pasien asma.

Sesak bisa disebabkan karena asma, pneumonia, PPOK, atau keluhan penyakit jantung paru
lainnya. Namun yang termasuk penyakit ringan sederhana yang akan dibahas adalah asma dan
pneumoni

2. ASMA
2.1. PENGERTIAN
Asma bronkiale adalah penyakit kambuhan yang disebabkan mengecilnya saluran napas. Ini
biasanya disebabkan mengecilkannya saluran napas. Ini biasanya disebabkan karena spasme
dari otot-otot halus yang mengelilingi dinding bronkus. Asma biasanya dipicu allergen, bau harum
yang kuat, gas yang mengiritasi, rokok atau perubahan cuaca.

2.2. GEJALA DAN TANDA

Asma : Batuk, wheezing/mengik, sesak napas, gelisah sulit tidur karena batuk. Sianosis tanpa
disertai panas

2.3. DIAGNOSIS
2.3.1. Gejala-gejala tersebut di atas
1. Batuk dapat disertai dan atau tanpa dahak
2. Wheezing/mengi
3. Sesak napas
4. Gelisah, sulit tidur karena batuk
5. sianosis
2.3.2. Pemeriksaan fisik:
2.3.2.1. Peningkatan suara napas
2.3.2.2. Pemanjangan fase ekspirasi
2.3.2.3. Terdengar suara paru wheezing
2.3.2.4. Tidak ada panas
2.4. PENATALAKSANAAN
2.4.1. Medikamentosa: GG 3x1 tab ( dewasa)
2.4.2. Pencegahan dengan cara menghindari faktor pencetus/alergen

3. PNEUMONIA
3.1. GEJALA DAN TANDA
Pneumonia merupakan peradangan pada dinding alveolus yang dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri maupun virus. Penyakit ini merupakan penyakit yang berbahaya terutama pada bayi
dan anak-anak karena belum sempurnanya sistem pernapasan mereka. Pada kasus pneumonia
timbul eksudat (dahak) yang purulen (infeksius) didalam alveolus. Pada bayi dan anak-anak
eksudat ini tidak mampu dikeluarkan sehingga menyumbat saluran pernapasan dan
menyebabkan beberapa kondisi sebagai berikut:
 Hipoksia merupakan kondisi dimana hantaran oksigen berkurang di jaringan tubuh
 Sianosis merupakan tanda kekurangan oksigen pada jaringan tubuh(hipoksia) yang ditandai
dengan adanya warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir. Sianosis mudah terlihat pada lidah,
daun telinga, dan kuku jari
 Akibat berkurang supply oksigen ke organ-organ penting terutama otak, timbul gejala berupa
kesadaran menurun dan akhirnya timbul gagal napas.
Kondisi tersebut di atas merupakan penyebab tingginya kematian pada bayi dan anak-anak
akibat pneumonia. Selain patofisiologi penyakit yang memang berbahaya, keterlambatan dalam
diagnosis dini menyebabkan pasien pneumonia datang pada keadaan yang sudah parah
sehingga sulit untuk ditangani.

Gejala utama pneumonia adalah batuk yang produktif (disertai dahak), sesak napas, ronkhi,
gelisah dan sulit tidur karena batuk, sianosis, disertai panas, napas cuping hidung, nyeri dada.

3.2. DIAGNOSIS
1. Pneumonia berat
a. Adanya tanda bahaya umum
i. Bayi/anak tidak mau minum
ii. Selalu memuntahkan apa yang dimakan/minum
iii. Kejang
iv. Kesadaran menurun
b. Adanya retraksi/tarikan dinding dada ke dalam
c. stridor
2. Pneumonia
a. Napas cepat
i. 2 bulan – 12 bulan : frekuensi napas lebih dari 50 kali/menit
ii. 1 tahun – 5 tahun: frekuensi napas lebih dari 40 kali/menit
iii. Tidak ditemukannya tanda bahaya umum

3.3. PENATALAKSANAAN
1. Pneumonia berat: segera rujuk dengan memberikan infus RL dan NaCl dan Oksigen 2 Lt/menit
2. Pneumoni ringan/sedang:
a. Antibiotik yang tepat
b. Penurun panas
c. Pengencer dahak/obat batuk yang aman
d. Vitamin penambah nafsu makan
e. Bila sakit berlanjut lebih dari 3 hari atau timbul gejala tidak sadarkan diri, sianosis/kebiruan pada
ujung jari/ujung hidung ----- segera rujuk dengan sebelumnya diberikan

BAHAN PEMBELAJARAN 4

TUBERCULOSIS (TB)

1. PENDAHULUAN
Penyakit TB merupakan penyakit yang sering dijumpai di berbagai belahan dunia, termasuk
Indonesia. Jumlah kasus mulai meningkat (re-emerging disease), dan jumlah kematian juga
meningkat.
Indonesia peringkat ke---3---- sebagai negara dengan jumlah penderita terbanyak di dunia
setelah cina dan ????. di Indonesia, kasus terbanyak dijumpai di -----

2. GEJALA DAN TANDA


Batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 2 minggu, malaise, keringat malam, gejala seperti flu,
nyeri dada, sianosis, batuk darah atau sesak nafas

3. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan dahak menunjukkan adanya gambaran batang-batang tahan asam (BTA)
2. Gambaran Ro menunjukkan adanya perubahan struktur anatomi paru
3. Gejala klinisnya

4. PENATALAKSANAAN
1. OAT (obat anti tuberkulosis) yang merupakan pengobatan paling tepat dan efisien untuk TB
2. Diminum setiap hari selama 2 bulan dan dilanjutkan dengan minum obat 3xseminggu selama 4
bulan
3. Bila kasus sudah berat, pengobatan bisa hingga 9 bulan dan ditambahkan dengan menyuntikkan
streptomycin setiap hari selama 9 bulan
4. Upaya untuk mengurangi penyebaran penyakit adalah yang paling penting dengan cara:
a. PMO (pengawas minum obat)
b. Ruangan yang berventilasi baik
c. Tidak batuk dan membuang dahak sembarangan

BAHAN PEMBELAJARAN 6
GASTRITIS
1. PENDAHULUAN
.

2. GEJALA DAN TANDA


Rasa tidak nyaman pada daerah ulu hati, mual dan muntah, anoreksia, sakit kepala
3. DIAGNOSIS
4. PENATALAKSANAAN
1. Antasida 3 x 1 tab/hr, 1 jam sebelum makan
2. Vitamin B6 1 tablet bila mual
3. Hindari makanan pedas/asam
4. Hindari stress
5. Makan teratur dalam porsi

BAHAN PEMBELAJARAN 7
DIARE

1. PENDAHULUAN

Yang dimaksud dengan diare adalah perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari padat
menjadi cair. Penyakit ini penting untuk dibahas karena angka kesakitan diare masih cukup
besar, mencapai 423 kasus per 1000 balita. Diare yang tidak tertangani dengan tepat dapat
menyebabkan kematian akibat dehidrasi dan apabila kejadian ini berlangsung dalam jangka
waktu yang lama, dapat menyebabkan kondisi kekurangan nutrisi atau yang disebut sebagai
malnutrisi.

Diare patut dipahami oleh siapa saja termasuk tenaga kesehatan yang berasal dari smk, karena
kejadiannya yang cukup luas. Beberapa yang patut diperhatikan adalah diare penyebab utama
kematian bayi di Indonesia. Apapun penyebab diare, yang paling penting adalah upaya
pencegahan maupun penanganan komplikasi diare,yaitu dehidrasi.

2. DIARE
2.1. PENYEBAB DIARE
Penyebab diare:
1. Infeksi (virus, bakteri, jamur)
2. Non-infeksi (alergi susu sapi, keracunan makanan)

2.2. KLASIFIKASI DIARE


1. Diare tanpa dehidrasi
Tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang

2. Diare Ringan/Sedang
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut:
1. Gelisah, rewel/mudah marah
2. Mata cekung
3. Haus, minum dengan lahap
4. Turgor/cubitan perut kembali lambat
3. Diare berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut:
1. Apatis atau tidak sadar,
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum atau malas minu
4. Turgor/cubitan perut kembali sangat lambat

2.3. DIAGNOSIS
Diare dapat dibedakan berdasarkan lamanya diare:
 Diare akut terjadi kurang dari 14 hari dengan adanya perubahan pada konsistensi dan frekuensi
pada fesesnya. Apabila konsistensi menjadi lembek atau cair dan atau terjadi peningkatan
frekuensi BAB lebih dari 3xsehari dapat dikategorikan sebagai diare akut.
 Diare persisten adalah kejadian diare yang lebih dari 14 hari. Kondisi ini dapat menimbulkan
dehidrasi ringan/sedang atau berat. Diare persisten biasanya mengakibatkan bayi/balita menjadi
kurang gizi (malnutrisi)

2.4. PENATALAKSANAAN
Apapun penyebab diare, penanganan paling utama dan terpenting adalah upaya penggantian
cairan yang hilang melalui pengeluaran feses. Upaya penggantian cairan ini paling baik
dilakukan per oral, namun apabila tidak memungkinkan bisa dilakukan menggunakan NGT atau
intra venous
1. Diare tanpa dehidrasi
a. Berikan cairan yang tersedia di rumah seperti kuah sop, air tajin, air putih, susu
b. Bila ada berikan oralit
c. Makanan/ASI diteruskan
d. Berikan tablet Zinc selama 10 hari meskipun sudah tidak diare
2. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
a. Oralit sesuaikan dengan berat badan
b. Terutama bila tidak bisa minum atau diare bertambah berat segera rujuk ke pusat pelayanan
terdekat/puskesmas/rumah sakit
3. Diare dengan dehidrasi berat
a. Atasi dehidrasi dengan pemasangan infus (IV) Ringer Laktat/NaCl
b. Segera rujuk ke pusat pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas, rumah sakit, klinik)
3. KOLERA
3.1. GEJALA DAN TANDA
Dimulai dengan diare yang encer dan berbau busuk maupun amis. Warna khas putih seperti air
cucian beras, mual dan muntah
3.2. DIAGNOSIS
1. Biasanya diare dengan dehidrasi berat
2. Konsistensi feses sangat khas yaitu diare yang encer, berwarna putih seperti air cucian beras,
berbau busuk
3. Tanda-tanda dehidrasi berat
a. Letargis/tidak sadar
b. Mata cekung
c. Tidak bisa minum atau malas minum
d. Turgor kembali sangat lambat

3.3. PENATALAKSANAAN
 Pertolongan pertama adalah dengan memberikan cairan oralit
 Bila tidak bisa makan dan minum segera pasang infus dan rujuk ke Puskesmas
 Berikan Antibiotik

4. DISENTRI
4.1. GEJALA DAN TANDA
Disentri merupakan bentuk lain dari diare dimana selain terjadi perubahan frekuensi dan
konsistensi dari feses, ditemukan darah dan lendir yang bercampur dengan feses/tinja. Gejala
ini merupakan penanda adanya infeksi pada saluran cerna akibat dari kuman disentri. Gejala
lainnya adalah perus mulas, demam, mual dan muntah, nyeri perut

4.2. DIAGNOSIS
 Adanya perubahan konsistensi dan frekuensi dari feses (tinja menjadi lembek/cair dan frekuensi
lebih dari 3x/hari)
 Adanya tanda-tanda dehidrasi

4.3. PENATALAKSANAAN
 Pertolongan pertama adalah dengan memberikan cairan/oralit sebagai upaya
pencegahan/penanganan dehidrasi
 Bila tidak bisa makan dan minum segera pasang infus dan rujuk ke Puskesmas
 Berikan Antibiotik (kotrimoksasol sesuai berat badan)

BAHAN PEMBELAJARAN 8

PENYAKIT LAIN PADA SALURAN CERNA

PENDAHULUAN

1. DEMAM TIFOID
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi pada saluran cerna akibat kuman salmonella
typhosa.

1.1. GEJALA DAN TANDA


1. Demam kurang dari 5 hari dengan pola yang khas
2. Pasien cepat lelah
3. Malaise
4. Lidah kotor (berwarna keabu-abuan)
5. Anoreksia
6. Sakit kepala
7. Perasaan tidak enak di perut
8. konstipasi

1.2. DIAGNOSIS
1. Gejala klinis: adanya gejala gangguan pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan,
diare, konstipasi, sakit kepala, cepat lelah
2. Pemeriksaan fisik: ditemukannya peningkatan suhu tubuh yang khas (stepladder type), lidah
kotor (thypoid tongue), takikardia relative.
3. Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan widal menunjukkan adanya infeksi salmonella atau
tidak.

1.3. PENATALAKSANAAN
1. Penurun panas
2. Antibiotika
3. Makanan rendah serat
4. Minum yang cukup
5.

Istirahat

2. APPENDICITIS
2.1. GEJALA DAN TANDA
Nyeri perut kanan bawah, anoreksia, mual, muntah, konstipasi, demam
2.2. DIAGNOSIS
Ditemukannya nyeri kanan bawah, dengan adanya gangguan pencernaan dan gangguan kondisi
umum
2.3. PENATALAKSANAAN
1. Antibiotik yang tepat
2. Penurun panas
3. Segera rujuk dengan sebelumnya diberikan infus RL dan NaCl dan Oksigen 2 Lt/menit
4. Operasi appendectomy

3. KONSTIPASI
Adalah kondisi dimana feses menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan. Penyebabnya antara
lain konsumsi rendah serat, kurang cairan, immobilisasi yang lama, penyakit-penyakit lain yang
menyebabkan gangguan peristaltik usus (kanker usus, kanker rahim, usus buntu, dll)

3.1. GEJALA DAN TANDA


1. Anoreksia
2. Perasaan tidak enak di perut
3. konstipasi

3.2. DIAGNOSIS
1. Gejala klinis
2. Pemeriksaan fisik

3.3. PENATALAKSANAAN
1. laxatif
2. Makanan rendah serat
3. Minum yang cukup
4. Olah raga/beraktivita

Anda mungkin juga menyukai